Simposium Nasional RAPI X1V- 2015FT UMS ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
Diseminasi Teknologi Pengupasan Kulit Ari Kacang Koro Pedang (Canavalia Ensiformis) Sistem Rotary Roller Belt di Desa Marmoyo Kecamatan Kabuh Jombang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, dan (6) Tempat dan Waktu Penelitian. (Canavalia ensiformis L.). Koro pedang (Canavalia ensiformis), secara luas

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam

I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein (Suherman, 2012). Koro pedang (Canavalia

PEMANFAATAN ENERGI SURYA DENGAN EFEK RUMAH KACA DALAM PERANCANGAN SISTEM PENGERING KERUPUK DAN IKAN DI DAERAH KENJERAN

BAB I PENDAHULUAN. atau yang memiliki nama ilmiah Arachis hypogeae adalah salah satu tanaman

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

(Canavalia ensiformis)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

PENGARUH PERLAKUAN PADA PROSES BLANCHING DAN KONSENTRASI NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP MUTU SUSU KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta

Deskripsi METODE PENURUN SIANIDA MENGGUNAKAN SISTEM SIRKULASI BERPENGADUK

STUDI PERLAKUAN PANAS PADA ALAT PENGUPAS KULIT GELONDONG UNTUK BIJI KOPI (Coffea sp.) Renny Eka Putri, Mislaini dan Andri Syaputra 1 1) ABSTRAK

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Tempe merupakan makanan tradisional khas Indonesia, sebagian besar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang


RANCANG BANGUN SISTEM PENGERING UNTUK PENGRAJIN KERUPUK IKAN DI KENJERAN

T E M P E 1. PENDAHULUAN

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

OLEH: YULFINA HAYATI

BAB I PENDAHULUAN. pertanian yang mampu menghasilkan devisa bagi Negara. Pada tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. UMKM dan penyerapan tenaga kerja yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai adalah makanan bergizi yang banyak mengandung protein. Kedelai

RANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS KULIT BIJI MELINJO UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI DESA MESOYI KECAMATAN TALUN KABUPATEN PEKALONGAN

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( )

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat

PENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan komoditas pertanian yang penting karena banyak

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

I PENDAHULUAN. [3 Desember 2009] 1 Konsumsi Tempe dan Tahu akan Membuat Massa Lebih Sehat dan Kuat.

I. PENDAHULUAN. minuman (Saparinto dan Hidayati, 2006). banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah sosis. Data survei independen yang

TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK

DIES NATALIS XXXIII Universitas Islam Batik Surakarta ISBN :

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

STIMULASI, PROMOSI, PRODUKSI DAN PEMASARAN TEMPE KORO PEDANG

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan, bahan baku makanan,

BAB 5 HASIL PERANCANGAN MESIN

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kedelai adalah salah satu jenis tanaman kacang-kacangan yang

BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

SEMINAR HASIL PROGRAM PPM UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) : 1. JUDUL

ALAT PENGADUK ADONAN WINGKO BABAT KAPASITAS 100 KG UNTUK USAHA PEMBUATAN WINGKO BABAT DI KOTA SEMARANG

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempe merupakan makanan yang terbuat dari biji kedelai atau beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia.

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu produk pertanian yang banyak manfaatnya,

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Magelang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menghasilkan kopi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan

PEMBUATAN MESIN EMPING MELINJO SISTEM ROLL BERMOTOR LISTRIK UNTUK USAHA KECIL DAN MENENGAH

PERANCANGAN MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG AGAM CHAIRUL ACHYAR

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Peluang Bisnis Susu Kedelai, Bisnis Sari Kedelai yang Menggiurkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perencanaan mesin adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap

TEKNIK PENGODOLAN KAPUK DARI BUAH RANDU DENGAN METODE ROTASI ROTOR 14 BATANG PENGODOL

I. PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, usaha kecil mikro, dan menengah adalah usaha

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008

Rancang Bangun Mesin Pelet Ikan Untuk Kelompok Usaha Tambak Ikan

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan oleh petani dan petani hutan. Umbi porang banyak tumbuh liar di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

PERANCANGAN ALAT PENANAM BENIH JAGUNG MULTI FUNGSI BAGI MASYARAKAT SINGOROJO KENDAL

Transkripsi:

ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG KORO PEDANG SECARA ELEKTRIK MEKANIK UNTUK PENINGKATAN PENGOLAHAN PASCA PANEN PETANI PINGGIR HUTAN di KECAMATAN MODO LAMONGAN Hadi Santosa 1, Yuliati 2 1 Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Widya Mandala Jl. Kalijudan 37 Surabaya 2 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Katolik Widya Mandala Jl. Kalijudan 37 Surabaya Email : hadi_santosa_27@yahoo.com Abstrak Kacang Koro Pedang (Canavalia Ensiformis ) merupakan salah satu jenis koro-koroan yang dapat digunakan sebagai bahan substutusi kacang kedelai yang saat ini harganya telah mulai merangkak naik. Biji kacang koro pedang merupakan sumber protein nabati setara dengan kacang kedelai. Namun, biji kacang koro juga mengandung zat Asam Sianida (HCN) yang berbahaya bagi kesehatan tubuh jika masuk ke dalam tubuh secara berlebihan. Kandungan Asam Cianida pada kacang koro dapat dikurangi melalui proses pengolahan yang benar meliputi pencucian, perendaman dan pengukusan untuk menghilangkan kandungan asam cianida nya. Kendala yang sering dijumpai dalam proses pengolahan biji kacang koro adalah sulitnya pengupasan kulit ari kacang koro yang tebal dan keras. Dewasa ini masih banyak digunakan metode pengupasan kulit koro secara manual yang memerlukan waktu lama serta menyebabkan kelelahan bagi pengguna. Berpijak pada permasalahan tersebut, muncul ide untuk membuat alat pengupas kulit ari kacang koro pedang secara elektrik mekanik. Operator dapat mengupas tanpa mengeluarkan tenaga yang besar karena alat ini didesain dengan menggunakan belt rotary sehingga mempermudah pengupasan kulit ari dengan tanpa memilah ketebalan kacang koro. Tinggi alat disesuaikan dengan kondisi operator saat menuang kacang koro sehingga memudahkan operator untuk mengoperasikannya. Kemampuan mengupas alat ini adalah 100 kg/jamnya, sedangkan secara manual dibutuhkan waktu 5 jam dengan kondisi berat yang sama.alat teknologi tepat guna diimplementasikan bagi masyarakat di Kecamatan Modo Lamongan Jawa Timur. Kata kunci: alat pengupas; koro pedang; kulit ari Pendahuluan Produk olahan berbahan dasar kacang kedelai yaitu tahu dan tempe telah dikonsumsi di semua lapisan masyarakat Indonesia mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Dengan konsumsi rata-rata per orang adalah 4,4 gr sampai dengan 20,0 gr tiap harinya. Konsumsi tempe di Indonesia adalah yang tertinggi di dunia sehingga berimbas dengan konsumsi kedelai tertinggi pula (Astuti et. al., 2000). Namun, tingginya konsumsi kedelai ini menimbulkan permasalahan tersediri, dimana terjadi ketidakseimbangan antara jumlah permintaan dan banyaknya persediaan kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe. Di pihak lain, beberapa tahun terakhir produksi kedelai di Indonesia kian menurun sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan bahkan harus menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara importir kedelai terbesar pula. Sebagai gambaran dari total kebutuhan kedelai sebesar 2,5 juta ton/tahun, produksi kedelai di tanah air hanya bisa mencukupi 700-800 ribu ton/tahun (http://finance.detik.com/). Data impor kedelai pada tahun 2013 sebesar 1,21 juta ton/tahun dan naik sebesar 31,15% pada tahun 2104 menjadi 1,58 juta ton. Kenaikan harga dasar kedelai juga menambah permasalahan ketersediaan bahan baku para pengrajin tempe. Pada Maret 2015 harga kedelai telah mencapai Rp. 11.300, /kg (http:// kemendag.go.id). Oleh sebab itu, untuk mengatasi kekurangan bahan baku pembuatan tempe maka perlu dicari bahan pangan alternatif lain yaitu pemanfaatan jenis kacang-kacangan lain selain kedelai. Salah satu jenis kacang-kacangan yang dapat dijadikan bahan dasar pembuatan tempe adalah kacang koro pedang (Canavalia ensiformis). Dari sekian banyak jenis kacang-kacangan yang dikenal selama ini seperti koro benguk, koro wedhus, koro komak dan sebagainya, koro pedang merupakan salah satu jenis kacang kacangan/polong-polongan dimana panjang satu buah/polong bisa lebih dari 30 cm dengan isi antara 15-20 biji I-136

Koro pedang merupakan sumber protein nabati dan karbohidrat yang sangat baik sebagai sumber bahan pangan karena mengandung juga asam amino yang seimbang, vitamin B1, sumber mineral, dan serat yang tinggi (Newman et al, 1987). Biji kacang koro pedang mempunyai kandungan karbohidrat 55% dan protein 23%-34% serta mengandung juga sumber Ca, Zn, P, Mg, Cu dan Ni. Kandungan protein kacang koro pedang sekitar 27,4 gr dan paling tinggi jika dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan yang lain seperti kacang hijau, kacang tanah dan kacang tolo, (Suciati, 2012). Di daerah Kecamatan Modo, Lamongan telah dikembangkan tanaman koro pedang. Tanaman koro pedang itu telah dikembangkan di lahan kering, terutama di kawasan hutan di wilayah selatan. Tanaman koro pedang bisa tumbuh di bawah pohon, termasuk di sela-sela tanaman jati yang memang banyak dibududayakan di daerah tersebut. Tanaman koro pedang yang masa tanamnya selama enam bulan itu, bisa menghasilkan berkisar 1-1,5 kilogram per pohon dengan masa panen tiga kali. Khusus pengrajin tempe yang berada di daerah Kecamatan Modo Lamongan telah memanfaatkan kacang koro pedang ini sebagai bahan baku pembuatan tempe sebagai bahan pengganti kedelai. Namun dari proses pengolahan kacang koro pedang ini masih terdapat kendala dan kekurangan. Kulit ari koro pedang yang keras dan masih terdapat kandungan senyawa toksik yaitu glukosida sianogen (HCN) sehingga apabila dikonsumsi secara langsung akan berefek negatif bagi tubuh. Batas kandungan HCN dalam tubuh tidak boleh lebih dari 0,5 mg/kg berat badan (Ekanayake et al., 2004). Perlakuan pemanasan, perendaman dan fermentasi akan meminimalkan senyawa tersebut dalam penyediaan bahan baku. Koro pedang direndam dalam air panas dengan larutan garam dapur (NaCl) dan didiamkan selama 24 jam, kemudian dikupas kulit arinya. Namun, besarnya biji koro pedang serta tebalnya kulit ari menyebabkan sulitnya pengupasan kulit ari kacang koro yang tebal dan keras. Saat ini masih banyak digunakan metode pengupasan kulit koro secara manual tradisional dengan mengupasnya satu demi satu sehingga memerlukan waktu lama serta menyebabkan kelelahan bagi manusia. Penelitian pendahuluan telah berhasil dibuat prototype alat pengupas kulit ari kacang koro pedang secara elektrik mekanik (Hadi Santosa, Yuliati, 2013). Survei pendahuluan sebagai awal mendapatkan data dan informasi ke khalayak masyarakat, analisis situasi dan adanya potensi petani dan para pengrajin usaha kecil tempe di daerah Kecamatan Modo Lamongan, maka pada kegiatan Ipteks bagi masyarakat ini telah dirancang dan dibuat ulang alat teknologi tepat guna pengupas kulit ari kacang koro pedang yang dimaksudkan untuk lingkup usaha kecil untuk kelompok petani koro pedang di dusun Yungyang Kecamatan Modo Lamongan guna mempercepat dan mempermudah proses pengupasan kulit ari koro pedang sehingga akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja petani, pedagang dan pengrajin usaha kecil. Alat pengupas kulit ari koro pedang ini dibuat sedemikian sehingga mudah pengoperasian dan pemeliharaannya. Rumusan Permasalahan Di daerah Kecamatan Modo Lamongan Jawa Timur merupakan wilayah kering yang banyak ditumbuhi pohon jati. Tanaman koro pedang dibudidayakan diantara sela-sela pohon jati. Tanaman koro pedang memiliki keunggulan bisa ditanam di lahan kering dan tidak terlalu membutuhkan air serta perawatannya mudah dan tidak memerlukan sinar matahari langsung. Tanaman koro pedang ini merupakan bahan pangan pengganti kedelai yang pasokan dan harganya seringkali tidak menentu serta kedelai merupakan komoditi impor dari negara lain. Di Lamongan pengembangan tanaman ini, dilakukan para petani pada musim kemarau. Tanaman koro pedang yang masa tanamnya selama enam bulan itu, bisa menghasilkan berkisar 1-1,5 kilogram per pohon dengan masa panen tiga kali. Selama tahapan awal proses pengolahan koro pedang hal yang paling mendasar adalah proses pengupasan kulit ari koro pedang yang memerlukan waktu proses yang relatif lama, karena masih menggunakan cara tradisional, volume pengupasan masih rendah sehingga tidak terjadi keseimbangan antara hasil panen dan pengolahan pasca panennya. Oleh sebab itu, memperhatikan informasi dari survei awal, analisa situasi, dan potensi hasil pertanian koro pedang di Dusun Gonjo Kecamatan Modo Lamongan dan potensi permintaan hasil olahan koro pedang maka dikembangkan alat pengupas kulit ari koro pedang untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja petani, pedagang dan pengrajin usaha kecil. Alat pengupas kulit ari koro pedang ini akan dibuat sedemikian sehingga mudah pengoperasian dan pemeliharaannya. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan dalam program Ipteks bagi masyarakat ini adalah : a. Pembuatan dan penerapan alat pengupas kulit ari koro pedang. b. Percepatan proses pengupasan kulit ari koro pedang. c. Peningkatan pengetahuan petani, pengrajin dan pedagang koro pedang dalam pengolahan koro pedang. d. Teknologi tepat guna ini akan disosialisasikan kepada masyarakat petani, pedagang, pengusaha kecil di dusun Gonjo Kecamatan Modo Lamongan dalam bentuk demo peralatan dan penyuluhan. Metode Pelaksanaan Kegiatan Metode pelaksanaan dalam kegiatan ipteks bagi masyarakat ini terbagi dua kegiatan yaitu : I-137

a. Tahap proses pembuatan alat pengupas kulit ari koro pedang Pelaksanaannya meliputi kegiatan sebagai berikut : i. Pekerjaan desain konstruksi alat pengupas kulit ari koro pedang diawali dengan pembuatan gambar teknik meliputi rancangan mekanik dan rancangan listriknya. ii. Penentuan bahan-bahan teknik pendukung alat pengupas. iii. Pengerjaan dan supervisi di bengkel serta perakitan peralatan pengering dan sistem electric wiring nya. iv. Mengadakan uji coba mesin & peralatan tsb. v. Setelah mesin selesai dikerjakan, untuk mengetahui performansi/ unjuk kerja mesin maka dilakukan uji coba mesin beserta peralatan pendukungnya. Spesifikasi mesin pengupas kulit ari kacang koro ini mampu mencapai 100kg/jam. vi. Penyempurnaan metoda & mesin / peralatan. Apabila pada point 4 masih dijumpai kekurangsempurnaan dari unjuk kerja mesin, maka dilakukan penyempurnaan mesin beserta pendukungnya. vii. Menjalankan mesin pengupas kulit kacang koro pedang dan mengukur parameter-nya. Parameter/ hasil diukur yaitu pengamatan secara visual hasil pengupasan kulit kacang koro pedang dan kapasitas lamanya waktu proses dalam satu kali produksi. b. Tahap implementasi dan penyuluhan kepada masyarakat cara pengupasan menggunakan alat pengupas kulit ari koro pedang i. Pembuatan modul bagi peserta penyuluhan yang berkaitan dengan kandungan nutrisi dan karakteristik jenis tanaman koro pedang, beberapa variasi pengolahan pasca panen koro pedang ii. Pembuatan modul cara pengoperasian alat pengupas serta pemeliharaannya iii. Demo alat di dusun Gonjo Kecamatan Modo Lamongan beserta masyarakat dusun dan wirausaha kecil. iv. Demo mengolah koro pedang untuk membuat berbagai jenis olahannya. v. Adapun skema gambar alat dapat ditunjukkan pada Gambar 1. Masuk koro pedang (1) Jendela kontrol (2) Motor listrik (3) Gambar 1. Susunan mesin pengupas kacang koro pedang Keterangan Gambar : 1. Penuangan koro pedang sebanyak 20kg/proses. Proses pengupasan akan berlangsung selama 30 menit. 2. Dimensi ruang proses alat pengupas kulit kacang koro adalah diameter = 50 cm, tinggi = 80 cm 3. Proses pengupasan menggunakan pasangan roller karet yang akan menekan koro pedang sehingga kulit ari terkelupas dan terpisah dari bijinya. Biji koro pedang kemudian dijemur/diangin-anginkan. 4. Kapasitas motor 1 HP. Hasil dan Pembahasan Spesifikasi alat pengupas kulit ari kacang koro pedang Dari desain alat yang telah dibuat, maka alat pengupas ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut : a. Daya Listrik yang diperlukan: 500 Watt b. Putaran Motor 1 phase : 1440 rpm c. Putaran Roller Pengupas I: 400 rpm d. Putaran Roller Pengupas II: 600 rpm e. Dimensi : panjang = 60cm, tinggi = 150cm, dan lebar = 60 cm f. Belt Rotary : Panjang =60 cm; Lebar = 25 cm g. Rangka dengan konstruksi bahan karbon steel, penampung kacang koro dan corong keluaran berbahan Stainless Steel. h. Impeler Rotary bahan Aluminium, belt rotary berbahan rubber belt dengan ketebalan 8 mm. I-138

Analisa ergonomi Aspek ergonomis dalam pembuatan alat pengupas ini tenaga yang dikeluarkan operator jauh lebih sedikit dibanding dengan mengupas secara manual. Tinggi alat disesuaikan dengan kondisi operator saat menuang kacang koro sehingga memudahkan operator untuk mengoperasikannya. Hasil kupasan langsung keluar lewat corong keluaran dan ditampung dalam nampan penampungan. Unjuk kerja alat Alat pengupas kulit ari kacang koro ini mempunyai kapasitas pengupasan 100 kg/jam. Penuangan kacang koro dapat langsung dituang ke bagian corong penampung bagian atas dan kacang koro akan ditarik oleh putaran roller pengupas. Adapun gambar alat pengupas kulit ari kacang koro pedang dapat ditunjukkan pada Gambar 2. 1 2 3 4 5 6 Keterangan gambar : 1. Corong penampung kacang koro pedang 2. Lever untuk mengatur system pengupasan 3. Ruang pengupasan 4. Ruang transmisi penggerak 5. Corong keluar kacang koro pedang hasil pengupasan 6. Motor penggerak Gambar 2. Alat pengupas kulit ari Hasil kegiatan Hasil kegiatan pelaksanaan Ipteks bagi Masyarakat yang telah dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pengoperasian alat relatif mudah b. Kapasitas alat mampu mengupas kulit ari koro pedang 100kg/jam sehingga mampu mempercepat pekerjaan pengupasan kulit ari koro pedang c. Energi yang digunakan relatif kecil d. Alat didesain ergonomis e. Hasil kupasan masih tercampur antara kulit ari dan hasil kupasan f. Proses penuangan harus dilakukan sedikit demi sedikit secara kontinyu g. Dibutuhkan re-engineering dalam pengembangannya serta biaya re-engineering dan percobaan lebih lanjut h. Desain alat ini baru dan belum ada di pasaran sehingga merupakan suatu kesempatan untuk di kembangkan dan dipatenkan i. Kendala yang dijumpai setelah tim pengabdian masyarakat melakukan kunjungan ke Kecamatan Modo Lamongan adalah petani di sana sudah tidak lagi menanam tanaman Koro Pedang dan beralih ke tanaman jagung dan tembakau. Hal ini disebabkan karena panenan koro pedang yang melimpah pada tahun 2013/2014 namun tidak ada yang membeli serta tidak adanya penyuluhan dan pelatihan bagaimana mengolah hasil panenan mereka. Sehingga hasil panen koro pedang dibuang saja dengan mendiamkan di ladang dan tidak I-139

dimanfaatkan. Padahal menurut para petani, hasil panen sangat bagus, proses tanam mudah, umur tanaman cukup pendek (90 Hari). j. Selanjutnya, kami tim pengabdian masyarakat melihat potensi bahwa di Kecamatan Modo banyak dijumpai pengrajin tempe kedelai. Namun cara pemrosesan pengupasan kulit ari kacang kedelai masih secara tradisional yaitu dengan cara setelah kedelai direndam, maka kulit ari dikupas dengan cara diinjak injak dengan kaki. Sehingga, Alat pengupas kulit ari kacang koro ini dirancang pula agar dapat dimanfaatkan untuk mengupas kulit ari kacang kedelai sebagai bahan baku utama proses pembuatan tempe yang juga banyak dijumpai di Dusun Gonjo berdekatan dengan dusun Yungyang Kecamatan Modo Lamongan. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Pelaksanaan kegiatan Ipteks bagi masyarakat yang sedang berlangsung, menghasilkan beberapa kesimpulan: a. Dengan adanya roller pengupas ini, maka proses pengupasan kulit ari kacang koro pedang menjadi lebih mudah dan cepat. Operator dapat mengupas tanpa mengeluarkan tenaga yang besar karena alat ini didesain dengan menggunakan belt rotary sehingga mempermudah pengupasan kulit ari dengan tanpa memilah ketebalan kacang koro. b. Operator mudah memasukkan kacang koro karena ketinggian alat disesuaikan dengan tinggi badan operator. c. Kemampuan mengupas alat ini adalah 100 kg/jamnya, sedangkan secara manual dibutuhkan waktu 5 jam dengan kondisi berat yang sama. d. Penyuluhan akan dilaksanakan untuk memberikan wawasan kepada pengrajin tempe tentang manfaat kacang koro pedang sebagai bahan baku pengganti kedelai untuk proses pembuatan tempe koro pedang. Saran Alat pengupas kulit ari kacang koro pedang ini dapat disempurnakan lagi. Alat dapat didesain lagi dengan penambahan blower sehingga antara hasil kupasan dan kulit ari nya dapat langsung terpisah. Daftar Pustaka Meriam J.L., L.G. Kraige, Engineering Mechanics: Vol 1: Statics, John Willey & Son, 2001. Hadi Santosa, Julius Mulyono, Desain Alat Otomatis Penuang Galon Air Minum Penelitian Dosen Muda, 2006. Vincensius, Yuliati, Hadi Santosa, Prototype Alat Pengupas Biji Mente Berbasis Mikrokontroler, 2007. Hadi Santosa, Yuliati, Alat pengupas kulit ari kacang koro pedang secara elektrik mekanik, 2013. http://kemendag.go.id/ http://enrekangkkp.wordpress.com/2012/01/09/pembudidayaan-kacang-koro-pedang/#more-24 Suciati A, Pengaruh Lama Perendaman dan Fermentasi Terhadap Kandungan HCN Pada Tempe Kacang Koro, 2012. http://tanamanpangan.deptan.go.id/doc_upload/manfaat%20aneka%20kacang.pdf I-140