PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk terhadap tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah jenis tanah Aluvial di Bontonompo, Kabupaten Gowa-Sulsel, pada bulan April sampai Agustus 2011. Rancangan yang digunakan adalah petak terpisah dengan empat ulangan. Sebagai petak utama adalah 3 taraf pupuk majemuk NPK 20:10:10, yaitu: 1) 175 kg/ha, 2) 257,5 kgha, 3) 350 kg/ha Anak petak adalah konsentrasi pada NPK, yaitu: 1) 0% (tanpa asam humat), 2) 0,075%, dan 0,15%. Hasil penelitian menunjukan bahwa takaran pupuk NPK 20:10:10 yang dapat memberikan hasil optimal adalah 350 kg/ha. Penambahan asam humat 0,15% menurunkan penggunaan pupuk NPK 20:10:10 sebanyak 25% dari takaran optimal. Pemberian pupuk NPK 20:10:10 sebanyak 175 kg/ha yang dikombinasi dengan asam humat dengan konsentrasi 0,075% atau 0,15% akan meningkatkan hasil biji >5%. Kata kunci: zea mays, pupuk majemuk, asam humat PENDAHULUAN Sekitar 80% areal pertanaman jagung di lahan kering di Indonesia dipupuk dengan takaran sekitar 85 kg N, 25 Kg P 2 O 5, dan 8 kg K 2 O/ha tiap musim tanam (IFA 2002). Takaran N lebih dari 150 kg/ha adalah umum diberikan pada lahan sawah irigasi; bahkan pada beberapa tempat pertanaman jagung intensif, seperti di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan, memberi N dalam jumlah yang sangat banyak yakni sekitar 350 kg N/ha. Hasil penelitian Syafruddin et al. (2008) bahwa kebutuhan N tanaman jagung maksimal 225 kg N/ha. Penggunaan pupuk majemuk yang mengandung unsur P dan K, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi jagung. Di beberapa wilayah sentra pengembangan jagung sudah ada yang menggunakan pupuk P dan K dalam bentuk SP-36 dan KCl namun pada takaran yang masih rendah (bervariasi antara wilayah pengembangan dan musim tanam). Apabila pada wilayah pengembangan tersebut tersedia pupuk majemuk, maka petani tidak perlu mencampur berbagai jenis pupuk tunggal seperti yang dilakukan petani saat ini, sehingga akan lebih praktis. Penggunaan pupuk majemuk NPK 20:10:10 diharapkan akan memotivasi petani jagung untuk melakukan rasionalisasi penggunaan pupuk pada tanaman jagung, yang 291
Syafruddin: Pengaruh Pupuk NPK 20:10:10 dan pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas, efisiensi penggunaan pupuk dan pendapatan. Penggunaan pupuk anorganik melalui tanah tidak semua dapat diserap optimal oleh tanaman karena unsur hara tersebut mengalami pencucian, penguapan, atau terikat oleh tanah. Hal ini menyebabkan rendahnya efisiensi pemupukan, terjadi polusi, dan akumulasi residu pupuk akan mengakibatkan turunnya kualitas tanah baik dari sifat kimia, fisik, maupun biologinya. Karena bahan baku pembuatan pupuk P dan K dimpor, maka peningkatan penggunaan pupuk tersebut akan meningkatkan pengeluaran devisa negara untuk kebutuhan produksi kedua pupuk tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pupuk alternatif yang dapat mengurangi atau meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Pemberian asam humat dapat menghemat penggunaan pupuk Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui pengaruh pupuk NPK 20:10:10 dan asam humat terhadap tanaman jagung BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah jenis tanah Aluvial di Bontonompo, Kabupaten Gowa-Sulsel, pada bulan April sampai Agustus 2011.Penelitian menggunakan rancangan Petak Terpisah dengan menggunakan 4 (empat) ulangan. Sebagai Petak utama adalah 3 taraf pupuk majemuk NPK 20:10:10, yaitu: 1). P1 = 175 kg 2). P2 = 257,5 kg, 3). P3 = 350 kg per ha. Anak petak adalah taraf konsentrasi asam humat pada NPK 20:10:10, yaitu : 1) HA0 = 0% (tanpa asam humat), 2). HA1 = 0.075% 3) HA2= 0.15%. Benih jagung yang digunakan adalah hibrida Pioner-21, dengan jarak 75 cm x 20 dengan 1 tanaman/rumpun. Ukuran petak tiap perlakuan adalah 6 m x 4 m. Pemupukan NPK 20:10:10 setiap plot sesuai dengan perlakuan dan pemberiannya pada saat 5 hst (sabagai pupuk dasar) dengan cara tugal di samping barisan tanaman, dan pupuk urea sebagai susulan diberikan pada umur 35 hst dengan cara tugal di samping barisan tanaman. Pengamatan: 1. Nilai klorofil diamati pada saat umur 35 hst (sebelum pemberian urea) dan fase VT (50% keluarnya bunga jantan) dengan mengambil 6 sampel (diukur pada daun ketiga dari atas yang telah terbuka sempurna) dari masing-masing plot percobaan. Nilai klorofil diukur dengan menggunakan Klorofilmeter Minolta 512. 292
2. Tinggi tanaman diukur pada umur 35 hst (sebelum pemberian urea) dan fase tasseling (50% keluarnya bunga jantan). Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai ujung batang keluarnya bunga. 3. Hasil biji dihitung dari petakan 6 m 2 yang dikonversi ke dalam kadar air 15.5%. Prosedur perhitungan hasil biji disesuaikan dengan petunjuk PHSL. 4. Jumlah baris per tongkol, jumlah biji, panjang dan diameter tongkol serta bobot 1000 biji diambil sebanyak 6 sampel setiap plot. HASIL DAN PEMBAHASAN Klorofil daun Pemberian pupuk NPK 20:10:10, penambahan asam humat, maupun kombinasi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap nilai klorofil daun umur 35 hst (Tabel 1). nilai klorofil daun jagung umur 35 hst dengan pemberian NPK 20:10:10 adalah 47.89 48.76 unit, sedangkan pemberian asam humat diperoleh nilai klorofil 47.62 49.20 unit. Tabel 1. Nilai klorofil daun tanaman jagung umur 35 hst pada pemberian pemupukan Klorofil (unit) HA0 48,01 a 49,38 a 50,21 a 49,20 p HA1 48,56 a 48,79 a 47,65 a 48,33 p HA2 47,10 a 48,10 a 47,67 a 47,62 p 47,89 x 48,76 x 48,51 x pengaruh asam humat, dan a-b interaksinya) Effendy et al. (2011) menyatakan bahwa titik kritis kecukupan hara N yang ditentukan berdasarkan nilai klorofil daun pada saat VT 12 (umur ± 35 hst) adalah 51 unit, sedangkan semua nilai klorofil daun jagung umur 35 hst dengan pemberian NPK 20:10:10 dan asam humat di bawah dari titik kritis, yakni 47.10 50.21 unit, ini menujukkan perlunya tambahan N (pupuk urea). Pemberian pupuk NPK 20:10:10 atau pemberian asam humat tidak berpengaruh nyata terhadap nilai klorofil daun pada saat berbunga. Tetapi kombinasi pemberian pupuk berpengaruh nyata terhadap nilai klorofil saat berbunga (Tabel 2). 293
Syafruddin: Pengaruh Pupuk NPK 20:10:10 dan Tabel 2. Nilai klorofil daun tanaman jagung saat berbunga pada pembeian pemupukan Klorofil (unit) HA0 53,95 ab 54,45 ab 54,11 ab 54,17 p HA1 54,44 ab 54,68 ab 55,27 a 54,80 p HA2 55,61 a 53,78 ab 52,65 b 54,01 p 54,67 x 54,30 x 54,01x nyata menurut DMRT taraf 5% (x-y adalah pengaruh pemupukan, p-q pengaruh asam humat, dan a-b interaksinya) nilai klorofil daun jagung pada saat berbunga yang dipupuk dengan NPK 20:10:10 adalah 54.01 54.67 unit, sedangkan dengan pemberian asam humat diperoleh nilai klorofil 54.01 54.80 unit. Nilai klorofil terjadi peningkatan dan di atas ambang kritis, yang berarti bahwa penambahan 100 kg urea pada umur 35 hst sudah mencukupi kebutuhan unsur N. Tinggi Tanaman Tinggi tanaman saat umur 35 hst dan saat berbunga tidak dipengaruhi secara nyata baik oleh pemberian pupuk NPK 20:10:10, asam humat maupun interaksi antar keduanya (Tabel 3 dan 4). tinggi tanaman saat umur 35 hst pada pemberian NPK 20:10:10 adalah 20.31 20.75 cm dan pada saat berbunga 107.32 113.31 cm. Selanjutnya dengan pemberian asam humat memberikan tinggi tanaman 20.20 20.83 cm pada umur 35 hst dan 108.99 110.24 cm saat berbunga. Tabel 3. Tinggi tanaman jagung umur 35 hst pada pemberian pupuk Tinggi tanaman (cm) HA0 21,04 a 20,50 a 20,96 a 20,83 a HA1 19,92 a 20,21 a 20,46 a 20,20 a HA2 19,96 a 20,83 a 20,83 a 20,54 a 20,31 x 20,51 x 20,75 x pengaruh asam humat, dan a-b interaksinya) 294
Tabel 4. Tinggi tanaman jagung saat berbunga pada pemberian pupuk Tinggi tanaman (cm) HA0 111,42 a 104,63 a 114,67 a 110,24 p HA1 102,25 a 110,46 a 116,33 a 109,68 p HA2 108,29 a 109,75 a 108,92 a 108,99 p 107,32 x 108,28 x 113,31 x nyata menurut DMRT taraf 5% (x-y adalah pengaruh pemupukan, p-q pengaruh asam humat, dan a-b interaksinya) Komponen hasil Rasio berat biji-tongkol (rendemen) dan bobot 1000 biji tidak dipengaruhi secara signifikan baik dengan pemberian pupuk NPK 20:10:10, asam humat maupun interaksi antar keduanya (Tabel 5 dan 9). Sedangkan diameter tongkol, jumlah biji per tongkol, dan panjang tongkol dipengaruhi secara signifikan pada pemberian NPK 20:10:10 dan kombinasi antara. Pemberian asam humat tidak berpengaruh nyata terhadap parameter pengamatan tersebut (Tabel 5, 6, 7, dan 8). Pemberian pupuk menghasilkan rendemen 76 79%. Bobot 1000 biji jagung pada pemberian NPK 20:10:10 adalah 2079,80 2100,76 g dan dengan pemberian asam humat sebesar 2085,05 2097,42 g (Tabel 5). Panjang dan diameter tongkol serta jumlah biji per tongkol akan menurun jika takaran pupuk NPK 20:10:10 dikurangi sampai 50% dari takaran standar 350 kg + 100 kg urea/ha. Untuk menghindari menurunnya panjang dan diameter tongkol serta jumlah biji per tongkol, maka formula yang tepat adalah kombinasi pemberian NPK 20:10:10 dengan takaran 75% dari rekomendasi standar (262,5 kg NPK 20:10:10/ha) dengan asam humat konsentrasi 0,15%. 295
Syafruddin: Pengaruh Pupuk NPK 20:10:10 dan Tabel 5. Ratio biji-tongkol jagung pada penelitian pemupukan Ratio berat biji-tongkol HA0 0,75 a 0,77 a 0,77 a 0,76 p HA1 0,78 a 0,80 a 0,78 a 0,79 p HA2 0,76 a 0,77 a 0,82 a 0,78 p 0,76 x 0,78 x 0,79 x pengaruh, dan a-b interaksinya) Tabel 6. Panjang tongkol jagung pada penelitian pemupukan Panjang tongkol (cm) HA0 14,64 bc 15,67 ab 15,85 a 15,39 p HA1 15,05 abc 15,30 abc 16,22 a 15,52 p HA2 14,44 c 15,55 abc 15,27 abc 15,09 p 14,71 y 15,51 x 15,78 x pengaruh, dan a-b interaksinya) Tabel 7. Diameter tongkol jagung pada penelitian pemupuan Diameter tongkol (cm) HA0 4,97 b 5,08 ab 5,16 b 5,07 p HA1 5,00 b 4,99 b 5,08 ab 5,02 p HA2 4,98 b 5,02 ab 4,99 b 5,00 p 4,98 y 5,03 xy 5,08 x pengaruh, dan a-b interaksinya) 296
Tabel 8. Jumlah biji/tongkol jagung pada penelitian pemupukan Jumlah biji/tongkol (butir) HA0 505,75 b 521,89 ab 561,08 a 529,57 p HA1 529,07 ab 512,69 ab 554,53 ab 532,10 p HA2 513,76 ab 533,03 ab 523,82 ab 523,54 p 516,19 y 522,54 xy 546,48 x pengaruh, dan a-b interaksinya) Tabel 9. Bobot 1000 biji jagung pada penelitian pemupuan Bobot 1000 biji (g) HA0 2072,63 a 2078,27 a 2104,25 a 2085,05 p HA1 2077,73 a 2108,26 a 2101,57 a 2095,85 p HA2 2089,05 a 2115,74 a 2087,48 a 2097,42 p 2079,80 x 2100,76 x 2097,77 x nyata menurut DMRT taraf 5% (x-y adalah pengaruh pemupukan, p-q pengaruh, dan a-b interaksinya) Hasil dan indeks panen Pemberian pupuk NPK 20:10:10, asam humat, maupun interaksi antar keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap hasil panen biji dan indeks panen (Tabel 10 dan 11). Pemberian pupuk NPK 20:10:10, rata-rata hasil panen biji sekitar 9,54 10,15 ton/ha, sedangkan pada perlakuan menggunakan asam humat memberikan hasil panen biji 9,55 10,11 ton/ha. Indeks panen pada pemberian NPK 20:10:10 adalah 0,36 0,37, sedangkan pada pemberian asam humat diperoleh indeks sebesar 0,37. 297
Syafruddin: Pengaruh Pupuk NPK 20:10:10 dan Tabel 10. Hasil biji jagung pada pemberian pupuk Hasil biji (ton/ha) HA0 8,78 a 9,72 a 10,14 a 9,55 p HA1 9,89 a 9,99 a 10,14 a 10,01 p H A2 9,95 a 10,21 a 10,18 a 10,11 p 9,54 x 9,97 x 10,15 x Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut DMRT taraf 5% (x-y adalah pengaruh pemupukan, p-q pengaruh, dan a-b interaksinya) Tabel 11. Indeks panen jagung pada pemberian pupuk Indeks Panen HA0 0.37 a 0.37 a 0.36 a 0.37 p HA1 0.35 a 0.39 a 0.37 a 0.37 p HA2 0.37 a 0.36 a 0.37 a 0.37 p 0.36 x 0.37 x 0.37 x Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut DMRT taraf 5% (x-y adalah pengaruh pemupukan, p-q pengaruh, dan a-b interaksinya) KESIMPULAN 1. Takaran pupuk NPK 20:10:10 pada tanaman jagung di lahan sawah Aluvial, Gowa yang dapat memberikan hasil optimal adalah 350 kg/ha. 2. Penambahan asam humat 0,15% menurunkan penggunaan pupuk NPK 20:10:10 sebanyak 25% dari takaran optimal, hal ini terlihat hasil yang diperoleh pada pemberian pupuk 257,5 kg NPK 20:10:10 per ha menghasilkan 10.21 t/ha, dibanding dengan pemberian pupuk 350 kg NPK/ha menghasilkan 10,14 t/ha. 3. Penambahan asam humat pada NPK 20:10:10 meningkatkan produksi 0,03 13,33%. Untuk hasil biji > 5%, maka takaran pupuk NPK 20:10:10 cukup 175 kg/ha dan dikombinasi dengan asam humat 0.075%/ atau 0.15%. 298
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertanian. 2006. Data Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung se- Indonesia.Jakarta. www.deptan.go.id IFA. 2002. Fertilizer use by crop, 5th edition. p.125.food and Agriculture Organization (FAO), Rome. Epinosa, L. 2011. Fertilization and Liming of Sorghum.(Media internet) Effendy R., Suwardi, dan Syafruddin. 2011. Penentuan Takaran Pupuk Nitrogen pada Tanaman Jagung Hibrida Berdasarkan Klorofilmeter dan Bagan Warna Daun.(Belum dipublikasikan). Syafruddin, S. Saenong dan Subandi. 2006. Penggunaan LCC untuk Pemupukan N pada Tanaman Jagung.Laporan Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) Kerjasama Balitsereal dengan Potash & Phosphate Institute (PPI), Potash and Phosphate Institute of Canada (PPIC).(Belum dipublikasikan). 299