BAB I PENDAHULUAN. Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun adalah salah satu suku batak yang ada di Sumatera Utara. Sama seperti suku

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. T.A 2010/2011 s.d. T.A 2011/2012) berturut-turut di program studi Etnomusikologi,

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. Keyboard adalah instrumen dengan susunan kunci yang ditata secara

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB IV PENUTUP. Perkembangan Gordang Sambilan juga tidak lepas dari faktor pengaruh. dalam hal mempertahankan eksistensi, pertunjukan Gordang Sambilan

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat aspek mood dan emosi (Pautz, 2010). Lebih lanjut, Pautz

PERANAN GORDANG SAMBILAN DALAM KEGIATAN UPACARA HORJA GODANG DI KOTANOPAN MANDAILING NATAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan

STUDI DESKRIPTIF UPACARA SACAPME

BAB I PENDAHULUAN. pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas adalah Suku Batak Toba. Masyarakat di daerah ini datang dari daerahdaerah

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

PERANAN GORDANG SAMBILAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan budaya. Seluruh suku yang tersebar mulai dari sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yaitu melestarikan musiknya. setiap titik sudutnya adalah batu sebagaimana dalihan ( tungku).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BENTUK PENYAJIAN TARI TOR-TOR NAPOSO NAULI BULUNG PADA ADAT PERKAWINAN MANDAILING DI KELURAHAN PIDOLI DOLOK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. Kemajemukan bangsa Indonesia dikenal dengan banyaknya suku dan

KEBERADAAN ALAT MUSIK GORDANG SAMBILAN PADA MASYARAKAT MANDAILING DI KELURAHAN BANDAR SELAMAT KECAMATAN MEDAN TEMBUNG. Yose Helvin Sibuea

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau terdiri dari etnik - etnik yang memiliki kesenian

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai suku, bahasa, budaya ataupun adat istiadat serta agama. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu unsur kebudayaan dan sebagai salah satu perantara sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. spesifik akan memfokuskan pembahasan pada perubahan dan kontinuitas ritual

BAB I PENDAHULUAN. di zaman modern, mereka tetap melanjukan tradisi leluhurnya, seperti yang dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB II MUSIK TIUP PADA UPACARA ADAT KEMATIAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK. Halaman Persetujuan. Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Nusantara. Sebagai suku bangsa mereka mempunyai kebudayaan yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

KEBERADAAN MUSIK TRADISIONAL SIMALUNGUN DALAM PESTA MARSOMBUH SIHOL DI KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang

BAB II. umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf. dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Etnik Pesisir merupakan salah satu etnik yang mendiami daerah pesisir

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Samosir merupakan salah satu daerah pariwisata yang cukup

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

kebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

KEBERADAAN MUSIK TRADISIONAL SIMALUNGUN DALAM PESTAMARSOMBUH SIHOL DI KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN. Febi Andreas Manik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I. diperhitungkan berdasarkan garis keturunan laki-laki, artinya laki-lakilah yang. menjadi patokan dalam penghitungan garis keturunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

11. TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi di masyarakat yang. bersangkutan. Koentjaranigrat (1984: )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. disepakati oleh adat, tata nilai adat digunakan untuk mengatur kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh rangkaian upacara adat perkawinan dalam masyarakat Mandailing,jika perkawinan tersebut dikategorikan sebagai horja godang 1 Secara etimologi, kata panaek dalam bahasa Mandailing ialah menaikkan atau mendirikan sedangkan gondang ialah gendang atau drum. Maka panaek gondang ialah memukul atau memainkan gordang sambilan beserta alat musik pendukung lainnya yaitu sarune, ogung, mongmongan, talisasayak dan doal sebagai pertanda dibukanya gelanggang panortoran. Panaek gondang biasanya dilakukan sehari sebelum acara perkawinan adat. Panaek gondang merupakan satu hal yang sangat penting dilakukan, karena hal ini sangat terkait dengan adat. Sebab dalam masyarakat Mandailing adat merupakan salah satu atau merupakan tujuan hidup yang harus dilakukan oleh masyarakat Mandailing. Karena panaek gondang merupakan bagian acara dalam perkawinan adat Mandailing, upacara perkawinan mesti pula dideskripsikan. Hal apa yang membuat bahwa panaek gondang ini penting untuk dikaji karena budaya musikal panaek gondang ini merupakan satu eksistensi atau kepentingan yang sangat signifikan di dalam tradisi Mandailing. Oleh karena itu, melihat panaek gondang di 1 Berdasarkan materi dalan hal ini pangupa yang digunakan maka horja godang merupakan Pesta perkawinan yang paling besar dengan materi pangupanya berupa seekor kerbau.

berbagai sisi bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas bagaimana maksud falsafah hidup masyarakat Mandailing terutama di dalam adat perkawinan. Panaek gondang di sini bukan semata-mata merupakan suatu seni tetapi lebih dekat kepada suatu adat, oleh karena itu panaek gondang dapat dijadikan kajian yang bersifat ilmiah terutama dari segi etnomusikologi. Karena dengan demikian kita dapat melihat falsafah masyarakat Mandailing dalam menjalani kehidupan mereka.bagaimanapun musik yang dipertunjukakan dalam panaek gondang untuk melengkapi kronologis perkawinan sangat penting untuk dikaji. Alasan lain mengapa panaek gondang tersebut penting dibicarakan karena ada hal-hal yang harus diikuti secara kronologisyaitu pelaksanaan panaek gondang dari awal hingga akhir. 1.2.Pokok Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang di atas,maka pokok permasalahan yang menjadi perhatian dalam skripsi ini ialah bagaimana proses penyajian panaek gondang secara kronologis dalam melengkapi tahapan secara keseluruhan upacara perkawinan Mandailing, dimana kronologis yang dimaksud ialah proses penyajian panaek gondang dari awal hingga akhir,dimana dilaksanakan, peralatan apa saja yang digunakan, serta siapa-siapa saja sebagai unsur pendukung pelaksanaan panaek gondang tersebut. 2

1.3.Tujuan Penelitian Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran bagaimana proses panaek gondang di dalam upacara perkawinan adat Mandailing, dimana proses tersebut ialah pelaksanaan panaek gondang dari awal hingga akhir, 1.4.Manfaat Penelitian Selain sebagai skripsi,penelitian ini dimanfaatkan untuk mengetahui secara jelas bagaimana proses panaek gondang yang dikaitkan dengan adat bisa dimanfaatkan sebagai kajian banding dalam budaya musik terutama yang berhubungan dengan adat Mandailing. I.5.Konsep Konsep ialah pengertian abstrak dari sejumlah konsepsi-konsepsi atau pengertian, pendapat atau paham yang telah ada dalam pikiran (Bachtiar 1997:10). Konsep juga merupakan defenisi dari apa yang perlu diamati,dan merupakan penentuan antara variabelvariabel jika ingin menentukan adanya hubungan empiris. Untuk mendapatkan pengetahuan mendasar tentang objek penelitian maka diperlukan defenisi-defenisi terhadap terminologi yang menjadi pokok bahasan.defenisi ini merupakan kerangka konsep yang mendasari batasan-batasan makna terhadap topik-topik yang mejadi pokok penelitian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,kata deskripsi ialah menggambarkan apa adanya (1990:201).Secara etimologi kata panaek ialah menaikkan atau mendirikan,kata gondang ialah gendang atau drum dalam hal ini merupakan salah satu instrumen sebagai pendukung pelaksanaan upacara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia upacara ialah 1) tanda-tanda kebesaran, 2) peralatan (menurut adat istiadat), rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat kepada aturan-aturan tertentu menurut adat

atau agama, 3) perbuatan atau perayaan yang dilakukan atau diadakan sehubungan dengan peristiwa penting(1990:994). Koentjaraningrat (1980:90) mengemukakan bahwa dipandang dari sudut kebudayaan manusia maka perkawinan merupakan pengatur kelakuan manusia yang bersangkut paut dengan kehidupan seksnya.karena menurut pengertian masyarakat,perkawinan menyebabkan seorang laki-laki tidak boleh melakukan hubungan seks dengan sembarangan wanita lain, tetapi hanya dengan satu atau beberapa wanita yang sudah disahkan sebagai istrinya. Pengertian masyarakat dapat dipahami sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi dan bertingkah laku menurut suatu system adapt tertentu yang bersifat kontinu, dimana setiap anggotanya terikat oleh satu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat 1986:160). Mayarakat Mandailing yang penulis maksud ialah mayarakat Mandailing yang telah bermigrasi dari Kabupaten Mandailing Natal dan menetap (termasuk juga lahir dan tumbuh) di Kecamatan Medan Tembung. Mengingat hal ini, perlu dipahami bahwa budaya Mandailing telah berinteraksi dengan budaya lain seperti Melayu, Toba, Karo dan sebagainya. I.6.Teori Teori dapat digunakan sebagai landasan kerangka berpikir dalam membahas permasalahan,untuk itu penulis mencoba mengambil beberapa teori yang dianggap perlu sebagai referensi atau acuan dalam penulsan skripsi ini.bachtiar (1997:10),endefenisikan teori sebagai ketentuan-ketentuan dasar saintifik yang akan diaplikasikan mdimana kebenarannya telah diuji dengan mengikuti disiplin tertentu oleh para pakarnya, Seeger (1954:1840) mengemukakan deskriptif ialah penyampaian suatu objek dengan menerangkannya terhadap pembaca secara tulisan ataupun lisan dengan sedetail-detailnya.dengan demikian deskriptif yang dimaksudkan ialah bersifat menyatakan dan menyampaikan sesuatu apa adanya

dengan menggambarkannya secara tulisan dan secara jelas mengenai kronologis panaek gondang dalam upacara perkawinan masyarakat Mandailing di kecamatan Medan Tembung. kotamadya Medan. Koentjaraningrat (1980:241) mengemukakan pengertian upacara adalah suatu kelakuan keagamaan yang dilaksanakan menurut tata kelakuan yang baku sesuai dengan komponen keagamaan.komponen keagamaan itu dapat dilihat dari ;tempat upacara, saat dan waktu upacaradilaksanakan, benda-benda atau alat upacara, dan orang yang melaksanakan dan memimpin upacara. Beliau juga mengemukakan bahwa dunia gaib bias dihadapi manusia dengan berbagai macam perasaan cinta, hormat, bakti tetapi juga takut, ngeri dan sebagainya.dengan berbagai macam perasaan itu mendorong manusia untuk melakukan suatu upacara keagamaan. Manusia selalu dihinggapi suatu emosi keagamaan yang dilaksanakan menurut tata laksana baku dari upacara keagamaan atau ritus (1980:234). Untuk mendukung pembahasan panaek gondang dari aspek musik diperlukan suatu transkripsi.bruno Netll mengemukakan transkripsi ialah proses menotasikan bunyi atau membuat bunyi menjadi symbol visual (1964:99).Dalam panaek gondang ada satu repertoar gondang yang dimainkan. Mengenai hubungan panaek gondang dengan upacara perkawinan penulis mengacu pada pendapat Alan P Meriam mengenai penggunaan dan fungsi musik yang mengatakan bahwa : use then refers to the situation in which is employed in human action : function concern to reason for its employment and particulary the broader purpose (1964:210) Dari kalimat di atas, dapat diartikan bahwa use (penggunaan) menitikberatkan pada masalah situasi atau cara yang bagaimana musik itu digunakan, sedangkan function (fungsi) menitikberatkan pada alasan penggunaan atau menyangkut tujuan pemakaian musik, terutama maksud yang lebih luas, sampai sejauh mana musik itu mampu memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri. Dalam mengkaji fungsi musik, tulisan ini berpedoman pada pendapat Meriam (1964:219-226) yang membagi fungsi musik ke dalam 10 (sepuluh) kategori fungsi, yaitu fungsi : 1) pengungkapan emosional,

2) penghayatan estetis, 3)hiburan, 4)komunikasi, 5) perlambangan, 6) reaksi jasmani, 7) berkaitan dengan norma-norma sosial 8) pengesahan lembaga social, 9) kesinambungan kebudayaan, 10)pengintegrasian masyarakat. Dari kesepuluh fungsi musik tersebut, panaek gondang pada upacara perkawinan masyarakat Mandailing termasuk dalam fungsi pengungkapan emosional, fungsi komunikasi, fungsi reaksi jasmani, fungsi hiburan, fungsi perlambangan, fungsi kesinambungan kebudayaan, dan fungsi pengintegrasian masyarakat. 1.7.Metode Penelitian Dalam hal metide penelitian penulis memakai metode penelitian kualitatif,yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penekanan kajian diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh (Bogdan 1975:5). Suatu penelitian kualitatif memungkinkan kita memahami masyarakat secara personal dan memandang mereka sendiri mengungkapkan pandangan dunianya (Bogdan 1975:4-5). Menurut Netll (1964:62-84) ada 2 (dua) hal yang esensial untuk melakukan aktifitas penellllitian dalam disiplin etnomusikologi yaitu : kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium (desk work). Kerja lapangan meliputi pemilihan infirman, pendekatan dan pengambilan data, pengumpulan dan perekaman data. Sedangkan kerja laboratorium meliiiputi pengolahan data, menganalisis dan membuat kesimpulan dari keseluruhan data-data yang diperoleh. Namun demikian, sebelum melakukan hal ini terlebih dahulu dilakukan studi kepustakaan yakni mendapatkan literatur atau sumber-sumber bacaan yang berkaitan dengan pokok permasalahan. 1.7.1.Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan sebagai landasan dalam hal penelitian,yakni dengan mengumpulkan literatur atau bacaan yang akan menjadi dasar dalam melakukan penelitian. Sumber-sumber bacaan ini dapat berupa buku, ensiklopedi, jurnal, bulletin, makalah, slripsi, dan lain-lain. Dengan melakukan studi kepustakaan ini penulis akan dapat melakukan secara efektif penelitian lapangan dan ienyusunan skripsi

ini.penellusuran kepustakaan dilakukan dalam rangka memperoleh pengetahuan awal mengenai apa yang akan diteliti. Dalam hal ini penulis mempelajari buku-buku tentang upacara adat perkawinan Mandailing yang telah ditulis oleh peneliti sebelumnya (Pandapotan Nasution, 2005).Studi kepustakaan juga dilakukan terhadap topik-topik lain yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini, seperti pengetahuan tentang etnografi, sejarah, musikologi, sosiologi, dan lain-lain. 1.7.2.Kerja Lapangan Dalam kerja lapanagn penulis melakukan pengamatan dan pengupulan data melalui perekaman dan mencatat jalannya upacara secara keseluruhan, serta melakukan berbagai wawancara dengan beberapa pakar adat dan juga informan lainnya. Teknik wawancara yang penulis lakukan ialah wawancara berfokus (focus interview) yaitu melakukan wawancara berupa pertanyaan selalu berfokus pada pokok permasalahan. Selain itu juga melakukan wawancara bebas (free interview) yaitu melakukan wawancara berupa pertanyaan yang tidak selalu berfokus pada pokok permasalahan tetapi pertanyaan dapat berkembang ke pokok permasalahan lainnya dengan tujuan untuk memperoleh data yang beraneka ragam namun tidak menylmpang dari pokok permasalahan. 1.7.3.Kerja Laboratorium Setelah semua data yang terkumpul dari lapangan maupun bahan dari studi kepustakaan terkumpul, selanjutnya dilakukan pembahasan dan penyusunan tulisan.pada akhirnya hasil dari pengolahan data dan penganalisaan disusun sistematis dengan mengikuti kerangka tulisan. 1.7.4.Lokasi Penelitian Lokasi penelitian penulis ialah di Kelurahan Bandar Selamat,Kecamatan Medan Tembung,Kotamadya Medan pada upacara perkawinan Siti Fatimah Nasution dan Burhanuddin Lubis.Alasan pemilihan lokasi tersebut di atas sebagai lokasi penelitian karena di daerah ini mayoritas penduduknya suku Mandailing yang masih sering melaksanakan perkawinan menurut adat

Mandailing.Dan sebagai bahan referensi penulis juga menyaksikan perkawinan Anggia Chairuddin Lubis dan di Jalan Dr Mansyur, tepatnya Pendop