BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses ketercapaian ilmu dari berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memproduksi yaitu menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membentuk kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. edu-katif tergambarkan dengan adanya interaksi yang terjadi antar guru dengan

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beratkan pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. buruk pula perilakunya. Belajar berbahasa dengan baik dan benar sama halnya

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan pembelajaran yang terjadi. Seperti halnya seorang tenaga

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pengertian yang diutarakan oleh Chaer (2008:32), bahwasanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kriteria untuk mengetahui apakah kegiatan belajar mengajar itu berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi Berdasarkan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbolsimbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbiter, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang akan mudah untuk berkomunikasi secara baik dengan lawan bicaranya, dengan menggunakan bahasa juga orang dapat menyampaikan ide atau gagasan, dan perasaanya kepada orang lain. Sehingga bahasa dapat digunakan oleh semua kalangan masyarakat dari berbagai kalangan tanpa mengenal kedudukan atau jabatan. Menurut Tarigan (2015: 1), keterampilan berbahasa (atau language arts, language skills) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan tersebut merupakan suatu kesatuan, merupakan catur-tunggal dan memiliki hubungan yang sangat erat, seseorang dapat berbicara akibat proses menyimak atau mendengar, sedangkan seseorang dapat menulis akibat proses membaca. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Nurhadi (2008: 14) menyatakan bahwa, membaca adalah proses yang kompleks dan rumit, sebab faktor internal dan faktor eksternal saling bertautan dan berhubungan, membentuk semacam kordinasi yang rumit untuk menunjang 1

2 pemahaman terhadap bacaan. Hal senada diungkapkan oleh Tampubolon (1999:5) membaca adalah suatu kegiatan fisik atau mental, karena melalui membaca informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat diperoleh. Ada saatnya pada tahap membaca tertentu kemampuan intelektual dibutuhkan, dan pada saat yang lain dibutuhkan faktor pengetahuan, pengalaman, dan persepsi untuk menelaah, menyintesis, menilai, atau membantu berimajinasi. Penulis menyimpulkan bahwa kegiatan membaca berkaitan dengan kegiatan membandingkan bacaan, yang pada dasarnya dalam kegiatan membandingkan menyertakan kegiatan membaca didalamnya. Menurut Sugono, dkk (2008: 131) menyatakan bahwa, membandingkan adalah memadukan (menyamakan) dua benda (hal dsb) untuk mengetahui persamaan atau selisihnya. Berdasarkan pendapat di atas, bahwa kegiatan membandingkan teks itu memang terasa sulit. Hal ini dikarenakan dalam proses membandingkan siswa harus memahami suatu hal yang berbeda. Tetapi dalam belajar membandingkan siswa dapat mengetahui perbedaan dan persamaan antara suatu hal baik dari segi kelebihan dan kekurangan. Ketika siswa diinstruksikan oleh guru untuk mengungkapkan kembali isi dari teks yang dibacanya, banyak siswa yang merasa kesulitan melakukannya. Hal itu membuktikan, bahwa hanya sedikit siswa yang mampu memahami isi teks yang dibacanya (Tim Kemendikbud, 2013: vi). Menurut Wardisi dan Farika (2008: 75), membandingkan isi dua teks merupakan kegiatan membaca sekilas. Tarigan (2008:33) mendefinisikan, bahwa membaca sekilas atau skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita

3 bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi, penerangan. Menururt Tim Kemendikbud (2013: 167), siswa biasanya kesulitan menentukan langkah-langkah dalam membandingkan teks. Namun, untuk bisa mendapatkan hasil perbandingan teks yang objektif, diperlukan langkah-langkah yang tepat dalam membandingkannya. Menurut Kosasih (2014: 86) menyatakan bahwa, teks negosiasi merupakan proses penetapan keputusan secara bersama antara beberapa pihak yang memiliki kepentingan berbeda. Selain itu, negosiasi juga merupakan suatu cara dalam menetapkan keputusan yang dapat disepakati oleh dua pihak atau lebih untuk mencukupi kepuasan pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Semi (2007: 61) menyatakan bahwa, teks eksposisi diartikan sebagai tulisan yang bertujuan memberikan informasi, menjelaskan dan menjawab pertanyaan, apa, mengapa, kapan dan bagaimana. Berdasarkan hal tertentu dapat disimpulkan bahwa teks negosiasi dengan teks eksposisi mempunyai perbedaan dan persamaan. Negosiasi merupakan teks yang berisi kesepakatan yang memiliki tujuan yang berbeda sedangkan teks eksposisi merupakan teks yang dapat memberikan informasi kepada pembacanya. Suryosubroto (2009: 140) mengatakan, bahwa para pendidik (guru) selalu berusaha memilih metode pengajaran yang setepat-tepatnya, yang dipandang lebih efektif daripada metode-metode lainnya sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar-benar menjadi milik siswa. Dapat penulis simpulkan agar menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, guru harus dapat menggunakan metode yang bervariasi dan melibatkan

4 peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Guru harus mampu memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, maka dari itu dalam penelitian ini penulis menggunakan metode discovery learning. Cahyo (2013: 100) mengatakan bahwa, metode pembelajaran berbasis penemuan atau discovery learning adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, namun ditemukan sendiri. Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Membandingkan Teks Negosiasi dengan Teks Eksposisi Menggunakan Metode Discovery Learning pada Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Pada pembahasan sebelumnya, penulis telah menjabarkan tentang latar belakang masalah. Berdasarkan hal tersebut, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terdapat dalam pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi menggunakan metode discovery learning, yaitu sebagai berikut. a. Keterampilan membaca merupakan keterampilan yang kompleks, dan rumit untuk dikuasai siswa. b. Siswa biasanya kesulitan menentukan langkah-langkah dalam membandingkan teks.

5 c. Pemilihan metode pembelajaran yang efektif dapat memudahkan pemahaman siswa. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut. a. Dapatkah penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi menggunakan metode discovery learning pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung? b. Dapatkah siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi menggunakan metode discovery learning? c. Efektifkah model discovery learning diterapkan dalam membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung? 1.4 Batasan Masalah Agar memperoleh hasil penelitian yang baik dan mendalam, penulis membatasi masalah sebagai berikut. a. Kemampuan penulis yang diukur terbatas pada penyusunan perangkat pembelajaran (RPP, silabus, dan bahan ajar) penulis dapat merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi menggunakan metode discovery learning. b. Kemampuan siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung yang diukur adalah membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi menggunakan metode discovery learning.

6 c. Keefektifan penggunaan metode discovery learning diukur dari peningkatan kemampuan setelah dan sesudah diberi perlakuan. 1.5 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. untuk mengetahui kemampuan penulis dalam melaksanakan pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi menggunakan metode discovery learning; b. untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung dalam pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi menggunakan metode discovery learning; c. untuk mengetahui keefektifan metode discovery learning dalam pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi menggunakan metode discovery learning pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung. 1.6 Manfaat Penelitian Penulis berharap penelitian yang telah dilakukan bisa memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun objek yang ditelitinya. Manfaat yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Bagi Penulis Kegiatan penelitian ini merupakan pengalaman baru dan berharga dalam melakukan praktik penelitian pembelajaran bahasa dalam keterampilan membaca. Selain itu, dengan penelitian ini penulis dapat meningkatkan

7 kreatifitas dan kompetensi dalam mengajar. Dari hasil penelitian ini pula dapat menambah wawasan penulis mengenai penggunaan metode discovery learning dalam pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung. b. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Diharapkan dengan adanya metode discovery learning ini dapat memberikan variasi pengajaran dan mengoptimalkan kemampuan keterampilan membaca dan menulis dalam pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi. c. Bagi Siswa Hasil penelitian ini kiranya dapat meningkatkan keterampilan, sebagai pembelajaran yang menyenangkan, dan menambah minat siswa dalam pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi. d. Bagi Penulis Lanjutan Hasil peneliti ini dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya ke arah yang lebih baik. 1.7 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar alur logika berjalannya sebuah penelitian. Sugiyono (2013:91) mengatakan bahwa kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu, pada setiap penyusunan penelitian harus didasarkan pada kerangka berpikir. Dalam penelitian ini, penulis membuat kerangka pemikiran terlebih dahulu sebelum mengulas materi secara

8 lebih mendalam agar materi yang ditulis tidak melenceng dari pemikiran utama. Kerangka pemikiran yang penulis rumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut. Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran Penggunaan metode discovery learning diharapkan dapat menarik minat siswa SMK Negeri 3 Bandung kelas X. Metode discovery learning sebagai alat peraga dalam pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi dengan mengembangkan proses kreatif pada siswa. pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi menggunakan metode discovery learning pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung. Penelitian one-group pretest-posttes design Penggunaan metode discovery learning Keefektifan metode discovery learning

9 Dalam hal ini penulis beranggapan bahwa dalam melakukan sebuah penelitian, khususnya pada aspek kebahasaan (membaca) pada siswa kelas X SMK, dapat berjalan dan terencana sesuai dengan rancangan pembelajaran yang akan dibuat sebelum penulis melakukan tindakan pembelajaran. Melihat penelitian yang penulis buat, secara teoritis berpautan antara variabel yang akan diteliti, dalam hal ini peneliti akan melakukan tindakan satu kelas dalam melakukan penelitian, dikarenakan lebih mudah bagi penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi, untuk itu penulis mempergunakan metode penelitian sebagai cara yang digunakan dalam menyelesaikan masalah suatu penelitian yang tentunya dibuat secara terencana. Melihat rencana pembelajaran yang penulis buat di atas, penulis ingin mempergunakan model yang kreatif supaya dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik menjadi aktif dalam mengungkapkan hal-hal yang menarik dalam pikirannya dengan mempergunakan model discovery learning. Dalam hal ini penulis akan mengamati siswa untuk memahami lebih mendalam kemampuan membaca dalam membandingkan teks dengan rasa ingin keingintahuan siswa yang sangat tinggi, maka dari itu data yang diperoleh dari hasil siswa harus benar-benar sesuai dengan rencana dan keinginan penulis.

10 1.8 Asumsi dan Hipotesis 1.8.1 Asumsi Menurut Winarno dalam Arikunto (2013: 104) asumsi dapat disebut juga dengan tanggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik. Anggapan dasar yang penulis tetapkan sebagai berikut. a. Penulis beranggapan telah mampu mengajarkan bahasa, sastra Indonesia karena telah mengikuti perkuliahan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) di antaranya: Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama Islam, Peng Ling Sos Bud Tek, Intermediate English For Education; MPB (Mata Kuliah Perilaku Berkarya) di antaranya: Pengantar Pendidikan, Profesi Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran, serta Psikologi Pendidikan; MKK (Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan) di antaranya: Teori Sastra Indonesia, Teori dan Praktik Menyimak, Teori dan Praktik Kesulitan Membaca, SBM Bahasa Sastra dan Indonesia, Penelitian Pendidikan; MBB (Mata Kuliah Berkuliah Bermasyarakat) di antaranya: KPB, PPL 1 (Micro Teaching) sebanyak 148 SKS dan dinyatakan lulus. b. Membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi adalah salah satu pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 KD 3.2 yaitu Membandingkan teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan (Tim Kemendikbud, 2013: 43). c. Metode pembelajaran yang memunculkan keaktifan dan kekreatifitasan siswa salah satunya adalah metode pembelajaran discovery learning. Sesuai dengan

11 pernyataan Suryosubroto (2009: 193) Discovery adalah proses mental siswa mengasimilasi suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur dan sebagainya. 1.8.2 Hipotesis Sugiyono (2014: 96) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut. a. Penulis mampu melaksanakan pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi menggunakan metode discovery learning pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016. b. Siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung mampu mengikuti pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi menggunakan metode discovery learning. c. Metode discovery learning efektif digunakan dalam pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung.

12 1.9 Definisi Operasional Definisi operasional dalam hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan dalam judul dan masalah penelitian. Di bawah ini penulis menyampaikan definisi variabel dalam judul penelitian, sebagai berikut. a. Pembelajaran adalah suatu proses yang dialami oleh peserta didik untuk memperoleh suatu kompetensi tertentu sehingga mencapai suatu hasil belajar yang diinginkan. b. Membandingkan adalah melakukan perbandingan dua benda untuk mengetahui (selisih). Hal ini dilakukan agar tidak ada kesalahan dalam menentukan sebuah teks. c. Teks negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. d. Teks eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Berdasarkan definisi operasional di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran pembelajaran membandingkan teks eksposisi dengan menggunakan metode discovery learning adalah pembelajaran membandingkan kedua teks tersebut berusaha mengarahkan siswa untuk mampu menemukan persamaan dan perbedaan baik dari struktur isi maupun ciri bahasa kedua teks. Siswa pun dituntun agar lebih aktif dan kreatif, serta dalam kegiatan pembelajaran dapat melatih siswa dalam menerapkan wawasan dan keterampilannya dalam

13 mengembangkan suatu gagasan atau ide yang padu dan logis. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mencoba melaksanakan penelitian pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung. 1.10 Struktur Skripsi Dalam penyusunan skripsi yang berjudul pembelajaran membandingkan teks negosiasi dengan teks eksposisi menggunakan metode discovery learning ini, penulis memaparkan dalam 5 bab dengan ketentuan sebagai berikut. BAB I Dalam bab ini penulis memaparkan pendahuluan yang didalamnya berisi tentang latar belakang pelaksanaan penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran dan definisi operasional yang menyampaikan definisi setiap variabel yang digunakan oleh penulis. Dalam bab ini penulis berharap agar pembaca dapat memahami atau tergambarkan dalam pikiran pembaca mengenai penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis. BAB II Pada bab II berisikan tentang kajian teori dari berbagai sumber yang meyakinkan serta analisis pengembangan materi pelajaran yang diteliti. Di dalam bab ini penulis mengemukakan pendapat serta memberikan kutipan dari berbagai sumber terpercaya untuk menguatkan teorinya. Penulis menyusun dan merancang penyampaian teori dengan efektif agar tersampaikan dengan baik kepada pembaca.

14 Dengan adanya berbagai sumber yang digunakan dari para ahli akan diharapkan akan membantu penulis dalam menyampaikan materi dengan baik. Selain itu, dalam bab ini penulis mendapatkan banyak informasi dan wawasan akan objek penelitian yang sedang dilaksanakan. BAB III Bab III didalamnya berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, penulis menyampaikan persiapan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian di lapangan, adapun aspek-aspek yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Metode penelitian. b. Desain penelitian. c. Partisipan. d. Instrumen penelitian. e. Prosedur penelitian. f. Rancangan analisis data. Berdasarkan komponen di atas, penulis menggambarkan rencana dan persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian di lapangan. Sehingga data akan diperoleh dan dapat diolah pada bab selanjutnya. Dalam bab ini instrumen penelitian menjadi hal yang penting dalam pengumpulan data. Selain untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam instrumen penelitian terdapat penilaian terhadap pelaksanaan penelitian oleh penulis yang dilakukan oleh guru mata pelajaran di tempet penelitian.

15 BAB IV Pada bab IV penulis menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua hal utama yaitu: a. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pernyataan penelitian, hipotesis tujuan penelitian, dan b. Pembahasan atau analisis temuan. Dalam pengolahan atau analisis data penulis melakukan perhitungan secara statistika. Penulis mengolah data agar mendapatkan hasil yang kongkrit dari penelitian yang dilakukan. Setelah hasil didapatkan maka penulis dapat menyimpulkan keberhasilan penelitian yang dilakukan. BAB V Bab V ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Penulis menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Dalam bab ini penulis berharap pembaca dapat memanfaatkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan penulis. Selain itu penulis memberikan saran terkait penelitian yang dilakukan. Saran yang diberikan diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, pengajar, siswa maupun kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.