KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, POWER OTOT LENGAN, DAN FLEKSIBILITAS PUNGGUNG TERHADAP HASIL JUMPING SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS (Studi Deskriptif pada Atlet Bulutangkis Pikiran Rakyat Kota Tasikmalaya) ELSA NUR OCTAVIANI 1) CUCU HIDAYAT 2) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya (elsoctavia24@gmail.com) 1) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya (cuhid68@yahoo.com) 2) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kontribusi power otot tungkai, power otot lengan, dan fleksibilitas punggung terhadap jumping smash dalam permainan bulutangkis pada Atlet Bulutangkis Pikiran Rakyat Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian adalah Pusdiklat Pikiran Rakyat Kota Tasikmalaya. Sebanyak 20 orang yang semuanya ditentukan sebagai sampel dengan menggunakan teknik total sampling. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji statistik, ternyata secara empirik terdapat kontribusi yang positif dan berarti antara power otot tungkai, power otot lengan, dan fleksibilitas punggung terhadap jumping smash pada permainan bulutangkis pada Atlet Bulutangkis Pikiran Rakyat Kota Tasikmalaya tahun 2013. Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang keolahragaan, khususnya dengan cabang olahraga bulutangkis, bahwa untuk menghasilkan hasil pukulan jumping smash yang baik, maka utamakan melatih power otot tungkai, power otot lengan, dan fleksibilitas punggung serta jangan lupakan latihan teknik. Kata kunci : power, fleksibilitas, jumping smash ABSTRACT The purpose of this study was to abtain information about the contribution of leg muscle power, arm muscle power, and back flexibility of jumping smash in badminton game for Pikiran Rakyat Tasikmalaya city Badminton Athletes. The research method is using the descriptive method. The studi population was Pikiran Rakyat Tasikmalaya City. 20 people who are determind as the sample with using a total sampling technique. Based on the result of data processing with statistical test, it turn out empirically that there is a positive contribution and that is mean that between a leg muscle power, arm muscle power, and back flexibility for jumping smash in badminton game on Pikiran Rakyat tasikmalaya Badminton Athlette in 2013. Based on the above result, the author suggest to the varios parties related to the field sport, especially for badminton, to produce a good jumping smash blow, you have 1
2 to priority the leg muscle power, arm muscle power, and back flexibility training and don t forget about technic exercise. Key word : power, flexibility, jumping smash PENDAHULUAN Olahraga di Indonesia dewasa ini telah berkembang dengan pesat seperti halnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari semua cabang olahraga yang berkembang di Indonesia, bulutangkis merupakan salah satu cabang yang telah menunjukkan prestasi terbaik hingga tingkat dunia. Dalam perkembangannya, cabang olahraga ini perlu terus dipertahankan dan bahkan ditingkatkan agar tetap eksis dalam percaturan olahraga internasional. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang digemari di Indonesia. Terbukti dari berbagai kalangan dan strata sosial di Indonesia dapat memainkan olahraga ini, entah hanya sebatas kegemaran atau demi satu target prestasi. Tak dapat dipungkiri bahwa harumnya nama Indonesia antara lain melalui olahraga bulutangkis, sehingga sudah sepantasnya jika bulutangkis dipelajari di lingkungan pendidikan, baik pendidikan formal, informal maupun non formal. Untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik, seorang pemain harus memiliki kondisi fisik yang baik, penguasaan teknik, taktik, serta mental. Keterampilan teknik dasar permainan bulutangkis yang perlu dipelajari, secara umum dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian yaitu; (1) cara memegang raket; (2) sikap berdiri (stance); (3) gerakan kaki (footwork); dan (4) pukulan (strokes). Untuk menghasilkan permainan bulutangkis yang baik, maka seluruh teknik dasar tersebut harus dikuasai dengan benar. Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai adalah pukulan (strokes). Jenis-jenis pukulan yang harus dikuasai adalah servis, lob, dropshot, smes, netting, underhand, dan drive. Kesemua jenis pukulan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan grip dan footwork yang benar serta dengan latihan-latihan yang teratur. Smash merupakan salah satu jenis pukulan yang harus dikuasai oleh seorang pemain bulutangkis. Smash adalah pukulan keras dan menukik yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan tanaga penuh. Tujuan utama pukulan smash adalah untuk mematikan lawan yang dapat dilakukan secara diam/berdiri atau sambil loncat (jumping smash). Smash sambil loncat (jumping smash) menjadi fokus penelitian yang dilakukan penulis saat ini.
3 Untuk dapat menghasilkan jumping smash yang diharapkan membutuhkan beberapa faktor penunjang fisik, sehingga hasil dari smash dapat dicapai sebaikbaiknya. Faktor penunjang yang dibutuhkan yaitu power otot tungkai karena hasil loncatan yang tinggi akan menghasilkan pukulan yang keras dan datangnya shuttlecock akan lebih menukik dan menyulitkan lawan, power otot lengan karena hasil pukulan dapat mencapai sasaran serta laju bola yang keras yang diharapkan apabila power otot lengan atlet baik. Kemudian selain dari power otot tungkai dan power otot lengan, fleksibilitas punggung juga membantu dan berpengaruh memberikan hasil yang baik dalam pukulan smash. Kelentukan seseorang khususnya fleksibilitas punggung dalam pukulan smash sangat dibutuhkan, hal ini disebabkan di mana seorang atlet yang akan melakukan pukulan smash harus melentingkan badan, karena posisi bola yang berada di atas kepala membutuhkan kelentukan punggung ketika akan melakukan pukulan smash dan apabila kelentukan pemain tersebut baik akan membantu kerasnya pukulan dengan dorongan badan dari lentingan tersebut. Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Pikiran Rakyat (PR) Tasikmalaya merupakan salah satu Pusdiklat di Jawa Barat yang masih aktif melakukan pembinaan. Atlet-atlet di Pusdiklat PR berlatih secara kontinu enam hari dalam satu minggu dan sering mengikuti kejuaraan-kejuaraan baik di daerah maupun nasional. Atlet-atlet Pusdiklat PR Tasikmalaya berdasarkan pengamatan penulis sudah begitu mahir melakukan pukulan smash di tempat maupun smash sambil meloncat (jumping smash). Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh fakta tentang kontribusi power otot tungkai, power otot lengan dan fleksibiltas punggung terhadap jumping smash permainan bulutangkis pada atlet Pusdiklat Pikiran Rakyat Kota Tasikmalaya Tahun 2013. Dengan mengetahui kontribusi komponen kondisi fisik di atas, maka akan diperoleh informasi tentang seberapa pentingnya komponen kondisi fisik tersebut di atas dalam menghasilkan pukulan jumping smash dan diharapkan akan dijadikan dasar dalam memberikan latihan oleh para pelatih atau guru penjasorkes. Penelitian yang penulis lakukan ini relevan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Adi Mirwan Farid mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2010. Penelitian yang dilakukan oleh Adi Mirwan Farid bertujuan untuk mengungkap informasi mengenai kontribusi power otot lengan,
4 fleksibilitas punggung dan power otot tungkai dengan keterampilan spike dalam permainan bolavoli. METODE PENELITIAN Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak terlepas dari metode apa yang digunakan dalam penelitian tersebut. Dengan demikian, seorang peneliti dituntut untuk terampil menemukan metode apa yang tepat dan sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti. Oleh karena itu merumuskan masalah yang diteliti serta menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian sangat menentukan terhadap metode penelitian yang digunakan. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi pada saat penelitian berlngsung dan menyajikannya apa adanya. Metode deskriptif ini cocok untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi penulis sekarang, yang dalam hal ini adalah menggali informasi mengenai kontribusi power otot tungkai, power otot lengan, dan fleksibilitas otot punggung terhadap jumping smash permainan bulutangkis. Variabel penelitian ada beberapa macam, akan tetapi dengan keterbatasan yang dimiliki, maka penulis memfokuskan hanya pada beberapa variabel saja yaitu pada variabel independen (variabel bebas) dan dependen (variabel terikat). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). Adapun variabelvariabel tersebut adalah: adalah Power Otot Tungkai (X 1 ), adalah Power Otot Lengan (X 2 ) dan Fleksibilitas Punggung (X 3 ) merupakan variabel bebas dan Jumping Smash Permainan Bulutangkis merupakan variabel terikat nya (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Pusdiklat Pikiran Rakyat Kota Tasikmalaya sebanyak 20 orang. Sedangkan jumlah sampel yang penulis gunakan sebanyak 20 orang sehingga teknik sampling yang penulis gunakan adalah total sampling. Langkah-langkah penelitian yang penulis lakukan dimulai dengan tahap persiapan melalui kegiatan oservasi dan pembuatan proposal, sampai ke seminar proposal. Langkah selanjutnya adalah tahap pelaksanaan yaitu melakukan proses pengambilan data dengan tes vertical jump untuk power otot tungkai, medice over head
5 throw untuk power otot lengan, bridge up untuk fleksibilitas punggung, dan jumping smash untuk hasil pukulan jumping smash. Langkah terakhir adalah melakukan pengolahan data sampai ujian skripsi. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji diterima atau ditolaknya hipotesis sesuai dengan taraf nyata atau tingkat kepercayaan yang diajukan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menghitung skor rata-rata (mean) dari masing-masing tes. 2. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku. 3. Menghitung koefisien antara variabel 4. Uji Hipotesis Korelasi 5. Mencari persentase dukungan ketiga variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus determinasi. PEMBAHASAN Deskripsi Data Agar data penelitian dapat memberi makna, maka data tersebut diolah dan di analisis dengan pendekatan statistika. Langkah-langkah pengolahan dan analisis data penelitian dapat diikuti paparan berikut ini : NO NAMA Skor Power Otot Tungkai (X 1 ) Tabel 1 Data Hasil Penelitian Skor Power Otot Lengan (X 2 ) Skor Fleksibilitas Punggung (X 3 ) Skor Hasil Jumping Smash (Y) 1 Gea 55 4,30 71 128 2 Aryo 50 4,35 77 108 3 Fikri 45 3,55 73 111 4 Dandi 40 3,59 69 104 5 Gugun 60 4,55 78 124 6 Aji 40 3,80 60 96 7 Reza 55 5,22 78 123 8 Aldi 48 4,40 70 108 9 Rizal 43 3,80 69 108 10 Bintang 50 3,50 75 92 11 Yudi 60 3,30 62 97 12 Randi 50 4,20 61 105
6 13 Novan 33 3,00 69 88 14 Ari 40 3,40 55 60 15 Ilmi 35 2,70 72 77 16 Anissa 35 2,75 58 90 17 Bayu 50 3,85 69 106 18 Indra 55 3,55 64 100 19 Rizki 50 4,48 58 104 20 Dani 53 3,40 60 71 Dari data hasil penelitian, setelah di hitung mengenai nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap butir tes yaitu : tes power otot tungkai, power otot lengan, fleksibilitas punggung, dan jumping smash. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2 Data Hasil Perhitungan Rata-rata dan Standar Deviasi dari Tiap-tiap Tes No Variasi Tes Rata-rata Standar Deviasi 1 2 3 4 Power Otot Tungkai Power Otot Lengan Fleksibilitas Punggung Jumping Smash 47,35 3,90 68,15 100 8,15 0,62 7,15 17,16 Untuk skor Jumping Smash, karena datanya ada dua buah yaitu skor hasil Jumping Smash dan waktu yang diperoleh saat perkenaan shuttlecock dengan raket sampai dengan shuttlecock mendarat di lantai atau sasaran, maka data dirubah dulu ke skor baku dengan menggunakan T-Skor. Hasil penggabungan data terserbut dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3 Data penghitungan T-Skor Jumping Smash (Y) N Jumlah NAMA Skor T.Skor Waktu T.Skor O T.Skor 1 Gea 28 75 4,37 54 128 2 Aryo 21 52 4,23 56 108 3 Fikri 21 52 4,05 59 111 4 Dandi 20 49 4,24 56 104 5 Gugun 26 68 4,21 56 124 6 Aji 18 42 4,36 54 96 7 Reza 25 65 4,06 59 123 8 Aldi 21 52 4,24 56 108 9 Rizal 20 49 4,01 59 108 10 Bintang 19 45 4,78 47 92
7 11 Yudi 18 42 4,29 55 97 12 Randi 21 52 4,40 53 105 13 Novan 17 39 4,62 50 88 14 Ucok 18 42 6,61 18 60 15 Ilmi 18 42 5,53 35 77 16 Anissa 18 42 4,75 48 90 17 Bayu 22 55 4,57 50 106 18 Indra 21 52 4,71 48 100 19 Rizki 21 52 4,44 53 104 20 Dani 16 35 5,48 36 71 Jumlah 409 91,95 Rata-rata 20,45 4,60 Simpangan 3,05 0,63 NO Tabel 4 Korelasi Power Otot Tungkai (X 1 ) dengan Jumping Smash (Y) NAMA POT (X 1 ) JS (Y) RX 1 RY b b 2 1 Gea 55 128 4 1 3 9 2 Aryo 50 108 9 6 3 9 3 Fikri 45 111 13 4 9 81 4 Dandi 40 104 16 10,5 5,5 30,25 5 Gugun 60 124 1,5 2 0,5 0,25 6 Aji 40 96 16 16 0 0 7 Reza 55 123 4 3 1 1 8 Aldi 48 108 12 6 6 36 9 Rizal 43 108 14 6 8 64 10 Bintang 50 92 9 15 6 36 11 Yudi 60 97 1,5 13 11,5 132,25 12 Randi 50 105 9 9 0 0 13 Novan 33 88 20 17 3 9 14 Ucok 40 60 16 20 4 16 15 Ilmi 35 77 18,5 18 0,5 0,25 16 Anissa 35 90 18,5 16 2,5 6,25 17 Bayu 50 106 9 8 1 1,00 18 Indra 55 100 4 12 8 64,00 19 Rizki 50 104 9 10,5 1,5 2,25 20 Dani 53 71 6 19 13 169,00 Jumlah x = 47,35 x = 100 S = 8,15 S = 17,16 667
8 6 b2 r = 1 n(n 2 1) 6 x 667 = 1 20(20 2 1) = 1 3999 20(399) = 1 3999 7980 = 1 0,50 = 0,50 (sedang) D = r 2 X 100 = 0,25 X 100 = 25% r n 2 t = 1 r 2 0,50 20 2 = 1 0,50 2 0,50. 18 = 1 0,25 = 2,12 0,87 = 2,44 t.tabel 0,975 (18) = 2,10 Signifikan Berdasarkan tabel 4 di atas, diperoleh hasil penghitungan rata-rata skor power otot tungkai adalah 47,35 dengan simpangan baku 8,15. Sedangkan rata-rata dan simpangan baku untuk skor jumping smash adalah 100 dan 17,16. Hasil penghitungan korelasi antara power otot tungkai dan jumping smash diperoleh korelasi 0,50 termasuk kategori sedang. Setelah diperoleh nilai korelasi maka selanjutnya dilakukan uji signifikansi dengan uji t dan diperoleh t hitung sebesar 2,44 dan t tabel dengan dk=n- 2=18 sebesar 2,10. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka hipotesis nol di tolak sehingga kesimpulannya korelasinya signifikan. Selanjutnya rata-rata skor power otot lengan sebesar 3,90 dengan simpangan baku 0,62. Sedangkan rata-rata dan simpangan baku untuk skor jumping smash adalah 100 dan 17,16. Hasil penghitungan korelasi antara power otot lengan dan jumping smash diperoleh korelasi 0,63 termasuk kategori sedang. Hasil uji signifikansi dengan uji t dan diperoleh t hitung sebesar 3,41 dan t tabel dengan dk=n-2=18 sebesar 2,10. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka hipotesis nol di tolak sehingga kesimpulannya korelasinya signifikan seperti yang terlihat pada tabel 5 di bawah ini. Tabel 5 Korelasi Power Otot Lengan (X 2 ) dengan Jumping Smash (Y) NO NAMA POL (X 2 ) JS (Y) RX 2 RY b b 2 1 Gea 4,30 128 7 1 6 36 2 Aryo 4,35 108 6 6 0 0 3 Fikri 3,55 111 13,5 4 9,5 90,25 4 Dandi 3,59 104 12 10,5 1,5 2,25 5 Gugun 4,55 124 3 2 1 1
9 6 Aji 4,70 96 2 14 12 144 7 Reza 5,22 123 1 3 2 4 8 Aldi 4,40 108 5 6 1 1 9 Rizal 3,80 108 11 6 5 25 10 Bintang 3,50 92 15 15 0 0 11 Yudi 3,30 97 18 13 5 25 12 Randi 4,20 105 8 9 1 1 13 Novan 3,00 88 19 17 2 4 14 Ucok 3,40 60 16,5 20 3,5 12,25 15 Ilmi 4,10 77 9 18 9 81 16 Anissa 2,75 90 20 16 4 16 17 Bayu 3,85 106 10 8 2 4 18 Indra 3,55 100 13,5 12 1,5 2,25 19 Rizki 4,48 104 4 10,5 6,5 42,25 20 Dani 3,40 71 16,5 19 2,5 6,25 Jumlah x = 3,90 x = 100 S = 0,62 S = 17,16 497,50 6 b2 r = 1 n(n 2 1) 6. 497,50 = 1 20(20 2 1) = 1 2985 20(399) = 1 2985 7.980 = 1 0,37 = 0,63 (sedang) D = r 2 X 100 = 0,39 X 100 = 39% r n 2 t = 1 r 2 0,63 20 2 = 1 0,63 2 0,79. 18 = 1 0,39 = 2,66 0,78 = 3,41 t.tabel 0,975 (18) = 2,10 Signifikan Tabel 6 Korelasi Fleksibilitas Punggung (X 3 ) dengan Jumping Smash (Y) NO NAMA FG (X 3 ) JS (Y) RX 1 RY b b 2 1 Gea 71 128 8 1 7 49 2 Aryo 77 108 3 6 3 9 3 Fikri 73 111 6 4 2 4 4 Dandi 69 104 11,5 10,5 1 1 5 Gugun 78 124 1,5 2 0,5 0,25 6 Aji 75 96 4,5 14 9,5 90,25 7 Reza 78 123 1,5 3 1,5 2,25 8 Aldi 70 108 9 6 3 9 9 Rizal 69 108 11,5 6 5,5 30,25 10 Bintang 75 92 4,5 15 10,5 110,25
10 11 Yudi 62 97 15 13 2 4 12 Randi 61 105 16 9 7 49 13 Novan 69 88 11,5 17 5,5 30,25 14 Ucok 55 60 20 20 0 0 15 Ilmi 72 77 7 18 11 121 16 Anissa 58 90 18,5 16 2,5 6,25 17 Bayu 69 106 11,5 8 3,5 12,25 18 Indra 64 100 14 12 2 4 19 Rizki 58 104 18,5 10,5 8 64 20 Dani 60 71 17 19 2 4 Jumlah x = 68,15 x = 100 S = 7,15 S = 17,6 600 r = 1 6 b2 n(n 2 1) 6. 600 = 1 20(20 2 1) = 1 3600 20(399) = 1 3600 7.980 = 1 0,45 = 0,55 (sedang) t = r n 2 1 r 2 0,55 20 2 = 1 0,55 2 0,30. 18 = 1 0,30 = 2,33 0,84 = 2,79 Signifikan t.tabel 0,975 (18) = 2,10 D = r 2 X 100 = 0,30 X 100 = 30% Berdasarkan tabel 6 di atas, diperoleh hasil penghitungan rata-rata skor fleksibilitas punggung adalah 68,15 dengan simpangan baku 7,15. Sedangkan rata-rata dan simpangan baku untuk skor jumping smash adalah 100 dan 17,16. Hasil penghitungan korelasi antara fleksibilitas punggung dan jumping smash diperoleh korelasi 0,55 termasuk kategori sedang. Hasil uji signifikansi dengan uji t dan diperoleh t hitung sebesar 2,79 dan t tabel dengan dk=n-2=18 sebesar 2,10. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka hipotesis nol di tolak sehingga kesimpulannya korelasinya signifikan. Pengujian Signifikasi Korelasi Untuk menguji nilai korelasi dari hasil pengetesan tersebut itu bermakna, maka perlu pengujian signifikasi korelasi ketiga butir tes dalam penelitian ini yaitu : power otot tungkai dengan hasil jumping smash, power otot lengan dengan hasil jumping
11 smash, fleksibilitas punggung dengan hasil jumping smash. Hasil perhitungan signifikasi korelasi dari ketiga variabel butir tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : NO 1 Butir Tes Power otot Tungkai dengan Jumping Smash Tabel 7 Data Hasil Uji Signifikasi Koefisien Korelasi 0,50 Kategori Korelasi Sedang Nilai t hitung 2,44 t.tabel 2,10 Kesimpulan Signifikan 2 Power Otot Lengan dengan Jumping Smash 0,63 Sedang 3,41 2,10 Signifikan 3 Fleksibilitas Punggung dengan Jumping Smash 0,55 Sedang 2,79 2,10 Signifikan Sesuai dengan perhitungan uji signifikan tersebut, maka dapat dikemukaka beberapa analisa data yaitu : hasil uji t-hitung variabel-variabel tersebut ternyata semuanya nilai korelasinya lebih besar dari t-tabel, pada tingkat kepercayaan 0,975 (18). Hal ini bahwa t-hitung berada diluar batas penerimaan hipotesis, jadi hipotesis nol ditolak, maka korelasi power otot lengan, power otot tungkai dan fleksibilitas punggung dengan jumping smash signifikan (ada kontribusi berarti). Untuk mencari presentase dukungan power otot tungkai, power otot lengan, dan fleksibilitas punggung terhadap prestasi jumping smash digunakan rumus determinasi sebagai berikut : r 2 x 100% Power Otot Tungkai = (0,50) 2 x 100% = 0,25 X 100% = 25% Power Otot Lengan = (0,63) 2 x 100% = 0,39 X 100% = 39% Fleksibilitas Punggung = (0,55) 2 x 100% = 0,30 X 100% = 30% + Lainnya = 100% - 94% = 6% 94% Sedangkan untuk penafsiran besarnya koofisien korelasi, Surakhmad (1998:302) menjelaskan sebagai berikut : 0 sampai 0,20 : Korelasi yang rendah sekali 0,20 0,40 : Korelasi yang rendah tapi ada 0,40 0,70 : Korelasi yang sedang
12 0,70 0,90 : Korelasi yang tinggi 0,90 1,00 : Korelasi yang tinggi sekali Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi dan kontribusi antara power otot tungkai, power otot lengan, dan fleksibilitas punggung terhadap hasil jumping smash. Dari hasil perhitungan tersebut besarnya dukungan power otot tungkai dengan prestasi jumping smash yaitu sebesar 25% dan tingkat korelasinya termasuk kategori sedang yaitu 0,50. Hal ini terjadi karena power otot tungkai secara tidak langsung mempengaruhi hasil tes. Tes yang digunakan untuk mengukur hasil jumping smash tidak memperhatikan tinggi atau rendahnya loncatan yang dilakukan oleh pemain tetapi lebih kepada cepatnya pukulan yang dilakukan dan tepatnya pukulan terhadap sasaran. Oleh karena itu hal yang rasional jika kontribusi power otot tungkai terhadap hasil pukulan jumping smash rendah. Hasil pengolahan data yang kedua diperoleh dukungan power otot lengan dengan prestasi jumping smash yaitu sebesar 39% dan tingkat korelasinya termasuk kategori sedang yaitu 0,63. Hasil ini sangat rasional karena pukulan smash yang dilakukan dengan cepat dan kuat akan berpengaruh terhadap hasil tes. Oleh karena itu power otot lengan yang baik akan memberikan kontribusi yang baik pula terhadap hasil jumping smash. Korelasi positif ini menjelaskan bahwa semakin baik power otot lengan yang dimiliki oleh seorang atlet, maka semakin baik pula hasil pukulan jumping smash atlet tersebut khususnya terhadap hasil tes yang dilakukan. Dukungan fleksibilitas punggung dengan prestasi jumping smash yaitu sebesar 30% dan tingkat korelasinya termasuk kategori sedang yaitu 0,55. Hal ini juga hampir sama dengan kontribusi power otot tungkai terhadap hasil jumping smash yang termasuk pada kategori rendah. Fleksibilitas memang secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap hasil pukulan jumping smash karena dengan memiliki fleksibilitas punggung yang baik maka teknik jumping smash yang dilakukan gerakannya akan halus, menghemat energi dan meminimalisasi terjadinya cedera. Suatu derajat fleksibilitas yang tinggi dibutuhkan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan untuk mencegah terjadinya cedera pada otot maupun persendian. Seseorang pemain dapat bergerak lebih lincah apabila mempunyai kelentukan yang baik. Harsono (1988: 172) mengemukakan bahwa, Tanpa memiliki fleksibilitas orang tidak akan bisa bergerak lincah.
13 Mengenai keuntungan seorang atlet mempunyai fleksibilitas yang baik, Harsono (1988: 163) mengemukakan bahwa, Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa perbaikan dalam kelentukan akan dapat : (1) mengurangi kemungkinan terjadinya cedera-cedera pada otot dan sendi, (2) membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi dan kelincahan (Agility), (3) membantu mengembangkan prestasi, (4) menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan-gerakan, dan (5) membantu memperbaiki sikap tubuh. Berdasarkan kutipan tersebut jelas bahwa kelentukan diperlukan oleh setiap manusia atau atlet dalam rangka efisiensi tugas geraknya, termasuk pada saat melakukan pukulan jumping smash. Power otot tungkai, power otot lengan, dan fleksibilitas punggung secara bersamaan mempunyai kontribusi yang cukup tinggi yaitu 65%. Artinya dengan demikian jelas bahwa dukungan dari ketiga komponen tersebut cukup besar kontribusinya terhadap hasil jumping smash. Power otot tungkai besar pengaruhnya terhadap hasil jumping smash dikarenakan dalam gerakan jumping smash power otot tungkai sangat dibutuhkan karena adanya loncatan. Selain power otot tungkai mempengaruhi jumping smash komponen lainnya adalah power otot lengan dan fleksibilitas punggung juga mempengaruhi terhadap hasil jumping smash tersebut. PENUTUP Simpulan Sesuai dengan perhitungan dan analisis data yang diperoleh dari tes power otot tungkai, power otot lengan, dan fleksibilitas punggung serta tes jumping smash, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat kontribusi yang berarti power otot tungkai terhadap hasil jumping smash pada Atlet Bulutangkis Pikiran Rakyat Kota Tasikmalaya Tahun 2013. 2. Terdapat kontribusi yang berarti power otot lengan terhadap hasil jumping smash pada Atlet Bulutangkis Pikiran Rakyat Kota Tasikmalaya Tahun 2013. 3. Terdapat kontribusi yang berarti fleksibilitas punggung terhadap hasil jumping smash pada Atlet Bulutangkis Pikiran Rakyat Kota Tasikmalaya Tahun 2013. 4. Terdapat kontribusi yang berarti secara bersama power otot tungkai, power otot lengan, dan fleksibilitas punggung terhadap hasil jumping smash pada Atlet Bulutangkis Pikiran Rakyat Kota Tasikmalaya Tahun 2013.
14 Kontribusi power otot tungkai, power otot lengan, dan fleksibilitas punggung terhadap hasil jumping smash, diperoleh 94%. Sedangkan kontribusi masing-masing komponen terhadap hasil jumping smash adalah sebesar 25% untuk power otot tungkai, 39% untuk power otot lengan, dan 30% untuk fleksibilitas punggung. Jadi dengan demikian dari hasil penelitian ini terbukti bahwa untuk menghasilkan prestasi jumping smash yang lebih baik di utamakan memberikan latihanlatihan power otot tungkai, power otot lengan, dan fleksibilitas punggung di samping faktor lainnya yakni faktor teknik dalam jumping smash. Saran Setelah penelitian dilakukan, maka penulis sampaikan saran-saran sebagai bahan pertimbangan dalam membina dan melaksanakan penelitian bulutangkis. Adapun saransaran yang dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Bagi pelatih, guru olahraga maupun para pelaku olahraga bulutangkis, untuk dapat menghasilkan prestasi jumping smash yang baik perlu diperhatikan latihan power otot tungkai, power otot lengan, dan fleksibilitas punggung,disamping latihan teknik. 2. Bagi mahasiswa atau pihak lain yang berminat meneliti lebih lanjut tentang korelasi dan kontribusi antara power otot tungkai, power otot lengan dan fleksibilitas punggung terhadap hasil jumping smash dengan kelompok usia yang berbeda, sampel yang lebih besar juga dipertimbangkan instrumen tes yang digunakan khususnya untuk tes jumping smash. DAFTAR PUSTAKA Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. CV. Alfabeta. Bandung. Surakhmad, Winarno. (1998). Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito.