SISTEM PAKAR DIAGNOSIS JENIS JERAWAT PADA WAJAH MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JENIS FOUNDATION TERHADAP HASIL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN BARAT PADA KULIT WAJAH BERMINYAK

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS DISMENORE MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN UNTUK MENENTUKAN MATA KULIAH YANG AKAN DIAMBIL ULANG (REMEDIAL) DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN TELEVISI BERWARNA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

1 BAB I PENDAHULUAN. Dibutuhkan mata yang berfungsi dengan baik agar aktivitas tidak terganggu.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR PENYAKIT KULIT PADA ANAK DENGAN METODE EXPERT SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING PADA APLIKASI SISTEM PAKAR MENDETEKSI JENIS KULIT WAJAH WANITA

SISTEM PAKAR ONLINE PENENTUAN FORMULASI PAKAN IKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Mulut dan Gigi dengan Metode Fuzzy Logic

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN SEPEDA MOTOR NON MATIC

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT SAPI BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB 1 PENDAHULUAN. internet. Kemampuan komputer dalam mengolah angka menjadi sebuah data

BAB I PENDAHULUAN. serta terkadang sulit untuk menemui seorang ahli/pakar dalam keadaan

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT CABAI PAPRIKA BERBASIS ANDROID

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT CABAI

APLIKASI K-MEANS UNTUK PENGELOMPOKKAN MAHASISWA BERDASARKAN NILAI BODY MASS INDEX (BMI) & UKURAN KERANGKA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Dan Manfaat

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT KELINCI BERBASIS VISUAL PROLOG

PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT SYARAF PADA WAJAH BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

Pengembangan Aplikasi Konsultasi Penyakit (Gloriane dan Ayub)

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

(hiperglisemia) yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Sedangkan terapi dalam bidang farmakologi kedokteran mempelajari bagaimana penggunaan

SISTEM PAKAR DALAM MENENTUKAN JENIS PERAWATAN WAJAH (STUDI KASUS RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi seperti otak manusia, sistem ini dapat mengambil keputusan layaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Asma

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR TES PSIKOMETRI KEPRIBADIAN MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

JURNAL. Detection of demage smartphone in fortuna cell

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengalami gangguan kesehatan, tanpa mengenal usia, jenis kelamin, pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari tulang, sendi, dan otot (TSO). Manusia dapat bergerak karena ada

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

BAB I PENDAHULUAN. (intelligent system) adalah sistem yang dibangun dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjalankan kegiatannya adalah bidang kesehatan.

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT BABI DENGAN METODE BACKWARD CHAINING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. oleh Job Carter, salah seorangt partner Andersen Consulting Incorporation yang

SISTEM PAKAR PENGOBATAN HERBAL

PERANCANGAN SYSTEM PAKAR GENERIC MENGGUNAKAN BINARY TREE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2009/2010

APLIKASI WEB PADA SISTEM PAKAR FORWARD CHAININGUNTUK DETEKSI KERUSAKAN PC (PERSONAL COMPUTER)

SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PERILAKU AUTISME PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2013

SISTEM PENENTU PASAL TINDAK PIDANA UNDANG- UNDANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS ATURAN SKRIPSI

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA FUZZY LOGIC SKRIPSI

SISTEM PAKAR PENYAKIT LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Penerapan Algoritma K-Means untuk Clustering

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT JERUK KEPROK GARUT

PENGELOMPOKAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

RANCANGAN SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN HETEROASSOCOATIVE MEMORY UNTUK MENDETEKSI TINGKAT DEPRESI SESEORANG

TAKARIR. : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya. dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk. kesimpulannya

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber. daya manusia (SDM). Gangguan gizi pada awal kehidupan

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK KEBUTUHAN GIZI IBU MENYUSUI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Kejiwaan Skizofrenia Menggunakan Metode Tsukamoto

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas

BAB 3 ANALISA SISTEM

APLIKASI PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS MOBILE

Transkripsi:

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS JENIS JERAWAT PADA WAJAH MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING Siti Hadianti 1, Helen Sastypratiwi, Anggi Srimurdianti Sukamto 3. 1,, 3 Program Studi Informatika Universitas Tanjungpura 1 dian.hadianti@gmail.com, helensastypratiwi@gmail.com, 3 anggidianti@gmail.com 1 Abstrak Jerawat merupakan salah satu gangguan penyakit kulit akibat dari kelebihan produksi kelenjar minyak yang menyebabkan terjadinya infeksi dan radang pada kulit manusia. Jerawat sering timbul pada bagian wajah, jerawat juga dapat menimbulkan jaringan parut dan meninggalkan bekas luka jika tidak diatasi. Pada umumnya, jerawat timbul pada masa pubertas dan dewasa muda. Jerawat memiliki berbagai macam jenis, yaitu blackhead, whitehead, papula, postula, nodul kista, conglobata dan fulminans. Berdasarkan dari jenis jerawat tersebut memiliki tingkat kelompoknya masing-masing, yaitu dari tingkat ringan, sedang dan parah. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang jenis jerawat tersebut. Bentuk dari pemanfaatan teknologi komputer dalam dunia medis adalah sistem pakar. Sistem pakar merupakan sebuah sistem yang dapat berperan seperti pakar dalam melakukan analisis dan konsultasi. Sehingga dapat digunakan untuk membantu dalam memperoleh informasi pengetahuan mengenai jenis dan tingkat jerawat kepada penderita jerawat atau pengguna sistem, berdasarkan dari gejala dan letak jerawat pengguna dapat melakukan konsultasi dengan sistem tersebut. Pengetahuan dari seorang pakar atau dokter akan di formulasikan ke dalam sistem menggunakan suatu metode. Metode yang dituangkan dalam sistem ini adalah metode K- means ing. Metode ini merupakan proses analisis data menjadi kelompok-kelompok dimana data pada satu kelompok memiliki karakteristik yang sama dan memiliki karakteristik yang berbeda dari kelompok lain. Berdasarkan hasil analisa, sistem ini dapat membantu proses konsultasi pengguna dengan tingkat keberhasilan 100% untuk menentukan jenis jerawat sesuai letaknya dan 90,56% untuk menentukan jenis jerawat pada wajah sesuai tingkat kelompoknya. Kata Kunci Jenis jerawat, tingkat kelompok jerawat, sistem pakar, k-means clustering J I. PENDAHULUAN erawat adalah gangguan kulit akibat dari kelebihan produksi kelenjar minyak yang menyebabkan terjadinya infeksi dan radang pada kulit manusia. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti, menemukan berberapa jenis jerawat, antara lain yaitu jerawat blackhead, whitehead, papula, pustula, nodul kista, conglobata dan fulminans. Berdasarkan dari jenis jerawat tersebut pula memiliki tingkat kelompoknya masing-masing, yaitu dari tingkat ringan, sedang hingga parah. Namun, kebanyakan penderita jerawat masih banyak yang belum mengetahui jenis-jenis jerawat tersebut, dan jika mengalami jenis jerawat dari tingkat ringan, yang tidak langsung ditangani akan berkembang menjadi parah, sehingga menyebabkan kerusakan pada kulit berupa jaringan parut dan meninggalkan bekas luka. Sedikitnya tingkat kesadaran bagi penderita jerawat disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang jerawat dan juga keterbatasan waktu maupun biaya untuk konsultasi ke dokter. Oleh sebab itu, perlu adanya sebuah media informasi kepada penderita jerawat yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai jenis jerawat, tingkat kelompok jerawat, saran mengatasi jerawat, dan informasi umum mengenai jerawat. Pengetahuan mengenai jenis jerawat dan tingkat kelompok jerawat dimiliki oleh dokter sebagai pakarnya. Semakin berkembangnya teknologi yang sangat pesat, hasil dari pemikiran dan pelatihan pakar dapat diadopsi dengan menggunakan teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence), khususnya sistem pakar. Komputer dapat bertindak sebagai konsultan yang cerdas dalam lingkungan keahlian tertentu sebagai hasil dari himpunan pengetahuan dari seorang pakar. Dengan adanya sistem pakar yang dapat berperan seperti pakar dalam melakukan konsultasi. Metode yang digunakan dalam kasus ini adalah metode K-means ing. Metode ini merupakan proses analisis data menjadi kelompok-kelompok dimana data pada satu kelompok memiliki karakteristik yang sama dan memiliki karakteristik yang berbeda dari kelompok lain. Data sampel yang digunakan dalam metode ini yaitu berdasarkan gejala dan letak jerawat dari hasil penelitian yang sudah ditentukan jenis dan tingkat jerawat terlebih dahulu oleh dokter. Data sampel dari hasil penelitian tersebut selanjutnya digunakan dalam proses perhitungan untuk penentuan tingkat jerawat penderita atau disebut user di dalam sistem pakar. Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan pembuatan sistem pakar diagnosis jenis jerawat pada wajah, dan menentukan tingkat kelompok jerawat pada wajah menggunakan metode K-Means ing berbasis web. Sehingga mudah digunakan serta memiliki tingkat keakuratan hasil analisa yang tinggi. Sistem yang dibangun tidak hanya menampilkan hasil diagnosis jenis jerawat dan tingkat jerawat saja, tetapi juga memberikan saran mengatasi jerawat sesuai hasil diagnosis tingkat jerawat pada wajah user. II. URAIAN PENELITIAN A. Sistem Pakar Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) adalah bagian dari ilmu komputer yang mempelajari tentang bagaimana sebuah komputer bisa dibuat dengan sedemikian rupa agar dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Kecerdasan buatan adalah suatu sistem komputer yang terbentuk untuk mengetahui dan memodelkan proses-proses berfikir manusia dan mendesain

agar dapat menirukan perilaku manusia. sistem pakar adalah salah satu bidang dari sekian banyak bidang yang dimiliki kecerdasan buatan yang merupakan penyelesaian pendekatan yang sangat bagus untuk permasalahan kecerdasan buatan klasik dari pemrograman intelligent (cerdas). Pengertian sistem pakar adalah salah satu cabang dari kecerdasan buatan yang membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah tingkat manusia pakar. Sistem pakar merupakan sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli, yang dimaksudkan pakar di sini adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. Terdapat pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan, yaitu pelacakan ke depan (forward chaining) yang sering disebut sebagai runut maju (bottom-up). Forward chaining mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF-THEN. [] B. Metode K-Means ing ing adalah proses pengelompokkan kumpulan data menjadi beberapa kelompok sehingga objek di dalam satu kelompok memiliki banyak kesamaan dan memiliki banyak perbedaan dengan objek dikelompok lain. Perbedaan dan persamaannya biasanya berdasarkan nilai atribut dari objek tersebut dan dapat juga berupa perhitungan jarak. ing sendiri juga disebut Unsupervised Classification, karena clustering lebih bersifat untuk dipelajari dan diperhatikan. ing dipakai ketika tidak diketahuinya bagaimana data harus dikelompokkan. ing juga dikenal sebagai unsupervised learning yang membagi data menjadi kelompok-kelompok atau clusters berdasarkan suatu kemiripan atribut-atribut diantara data tersebut. K-Means merupakan algoritma dari metode clustering yang paling sederhana dan umum. Hal ini dikarenakan K- Means mempunyai kemampuan mengelompokkan data dalam jumlah yang cukup besar dengan waktu komputasi yang cepat dan efisien. K-Means merupakan salah satu metode data clustering non hirarki yang berusaha mempartisi data yang ada ke dalam bentuk satu atau lebih kelompok. Metode ini mempartisi data ke dalam cluster sehingga data yang memiliki karakteristik yang sama dikelompokkan ke dalam satu cluster yang sama dan data yang mempunyai karakteristik yang berbeda dikelompokkan ke dalam kelompok yang lain. [1] Persamaan (1)merupakanrumus menentukan jumlah kluster, sebagai berikut: k n / (1) Adapun Persamaan () merupakan rumus perhitungan jarak lainnya didefinisikan sebagai berikut: d( x, y) ( xi yi) ( xi yi) () Keterangan : d = titik dokumen x = data record y = data centroid Jarak yang terpendek antara centroid dengan dokumen menentukan posisi cluster suatu dokumen. Misalnya dokumen Amempunyai jarak yang paling pendek ke centroid 1dibanding ke yang lain, maka dokumen Amasuk ke group 1. Hitung kembaliposisi centroid baru untuk tiaptiap centroiddengan mengambil rata-rata dokumenyang masuk pada cluster awal. Iterasi dilakukan terus hingga posisi group tidakberubah.berikut persamaan (3) untuk rumus dari penentuan centroid. x1 x x... x... C( i) (3) x Keterangan : x1 = nilai data record ke-1 x = nilai data record ke- Σx = jumlah data record Tahap proses algoritma K-Means sebagai berikut: 1. Tentukan jumlah cluster.. Alokasikan data kedalam cluster secara random. 3. Hitung centroid atau rata-rata dari data yang ada di masing-masing cluster. 4. Alokasikan masing-masing data ke centroid/ rata-rata terdekat 5. Kembali langkah ketiga, apabila masih ada data yang berpindah cluster. C. Jerawat Sjarif M. Wasitaatmadja (1990) mengemukakan bahwa jerawat adalah gangguan kulit akibat dari kelebihan produksi kelenjar minyak yang menyebabkan terjadinya infeksi dan radang pada kulit manusia. Pengertian lain yaitu situasi dimana pori-pori kulit mengalami suatu penyumbatan yang mengakibatkan minyak yang diproduksi di dalam tubuh terhalang dan tidak bisa keluar. Jenis-jenis jerawat berdasarkan tingkat berat ringannya penyakit terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu: 1. Kelompok jenis jerawat ringan yaitu berupa komedo yang terdiri darijerawat whitehead dan blackhead. Kelompok jenis jerawat sedang terdiri dari jerawat papula dan postula 3. Kelompok jenis jerawat berat/parah terdiri dari jerawat nodul kista, conglobata, dan fulminans. [4] III. PENELITIAN DAN A. Metodologi Penelitian Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1: TIDAK Gambar 1. Diagram Alir Penelitian MULAI STUDI LITERATUR PENGUMPULAN DATA ARSITEKTUR SISTEM KONSEPTUAL KONSEP SISTEM SESUAI? YA SISTEM PEMBUATAN APLIKASI PENGUJIAN DAN VALIDASI SISTEM SESUAI? YA ANALISIS HASIL PENGUJIAN PENARIKAN KESIMPULAN Selesai TIDAK

3 B. Proses K-Means ing Proses untuk menentukan tingkat kelompok ringan, sedang dan parah jerawat dalam sistem dirumuskan menggunakan perhitungan metode k-means clustering dari data penelitian. Dalam menentukan kelompok jenis jerawat memerlukan 30 data sampel yang telah diteliti berdasarkan dari gejala dan letak jerawat user. Sehingga dari letak pada wajah yang memiliki gejala jerawat dapat dihitung jumlah gejalanya, dan dari jumlah tersebut didapat nilai untuk proses perhitungan. Dalam penelitian ini menggunakan 4 cluster untuk menentukan kelompok jenis jerawat, dengan keterangan bahwa cluster 0 adalah kelompok yang tidak mempunyai tingkat, cluster 1 adalah kelompok jenis jerawat ringan, cluster adalah kelompok jenis jerawat sedang, dan cluster 3 adalah kelompok jenis jerawat parah. Kemudian, untuk langkah pertama menentukan nilai untuk 4 pusat cluster awal secara acak yang diambil dari data sampel, yaitu pusat cluster 1 (0:0), pusat cluster (:1), pusat cluster 3 (4:1), dan pusat cluster 4 (7:1). Salah satu contoh kasus untuk perhitunganmenentukan tingkat kelompok jenis jerawat pada wajah yaitu bagian pipi kiri yang memiliki 5 jumlah gejala jerawat dan 1 jumlah letak jerawat. Langkah kedua yaitu mengalokasikan data ke dalam cluster, kemudian menghitung jarak setiap pusat cluster dengan menggunakan rumus perhitungan jarak yaitu persamaan (). Rumus tersebut digunakan untuk menghitung jarak setiap cluster dari semua data sehingga menghasilkan iterasi ke-1, dari perhitungan jarak tersebut maka dapat dilihat perbandingannya untuk menentukan cluster yang dilihat dari nilai yang paling terkecil antara C0, C1, C dan C3. Berikut tabel 1 hasil perhitungan untuk semua data yang dilakukan dari kedua fitur (jumlah gejala dan jumlah letak jerawat): No Sampel Jumlah Gejala Tabel 1. Tabel Jarak Pusat Ke (Iterasi Ke-1 Bagian Pipi Kiri) Jumlah Letak C0 C1 C C3 Iterasi ke-1 1 1 1 1.414 1 3 6 1 7 1 7.071 5 3 0 3 3 0 0 0.36 4.13 7.071 0 4 1 1 1.414 1 3 6 1 5 5 1 5.099 3 1 6 7 1 7.071 5 3 0 3 7 9 1 9.055 7 5 3 8 0 0 0.36 4.13 7.071 0 9 1.36 0 5 1 10 4 1 4.13 0 3 11 5 1 5.099 3 1 1 10 1 10.049 8 6 3 3 13 4 1 4.13 0 3 14 0 0 0.36 4.13 7.071 0 15 5 1 5.099 3 1 16 7 1 7.071 5 3 0 3 17 1.36 0 5 1 18 10 1 10.049 8 6 3 3 19 1 1 1.414 1 3 6 1 0 0 0 0.36 4.13 7.071 0 1 0 0 0.36 4.13 7.071 0 4 1 4.13 0 3 3 7 1 7.071 5 3 0 3 4 1 1 1.041 10 8 5 3 5 1 1 1.414 1 3 6 1 6 1 1 1.414 1 3 6 1 7 1 1 1.414 1 3 6 1 8 0 0 0.36 4.13 7.071 0 9 7 1 7.071 5 3 0 3 30 4 1 4.13 0 3 31 5 1 5.099 3 1 *Keterangan: data sampel ke-1 sampai ke-30 merupakan data penelitian dan data sampel ke-31 merupakan sampel untuk contoh kasus cluster dan dibagi dengan total jumlah anggota clustersesuai dengan rumus persamaan (3). Sehingga didapat nilai pusat cluster baru, yaitu pusat cluster 1 (0:0), pusat cluster (5:1), pusat cluster 3 (4,5:1), dan pusat cluster 4 (8,1:1) yang digunakan untuk mendapatkan nilai iterasi ke-. Proses perhitungan diulang seperti langkah ke- menggunakan rumus persamaan () perhitungan jarak berdasarkan nilai pusat cluster terbaru, sehingga anggota pada kumpulan cluster tersebut tidak berubah. Berdasarkan rumus perhitungan jarak tersebut maka dapat dilihat perbandingannya dan untuk menentukan jarak terpendek dilihat dari nilai yang paling terkecil antara cluster. Berikut tabel jarak pusat ke cluster (iterasi ke-), hasil perhitungan cluster baru untuk semua data yang dilakukan dari kedua fitur (jumlah gejala dan jumlah letak jerawat): No Sampel Tabel. Tabel Jarak Pusat Ke (Iterasi Ke- Bagian Pipi Kiri) C0 C1 C C3 Iterasi ke- Iterasi ke-1 1 1.41414 0.5 3.5 7.44 1 1 7.071068 5.75.5 1.44 3 3 3 0 1.600781 4.60977 8.499035 0 0 4 1.41414 0.5 3.5 7.44 1 1 5 5.0990 3.75 0.5 3.44 6 7.071068 5.75.5 1.44 3 3 7 9.055385 7.75 4.5 0.56 3 3 8 0 1.600781 4.60977 8.499035 0 0 9.36068 0.75.5 6.44 1 1 10 4.13106.75 0.5 4.44 11 5.0990 3.75 0.5 3.44 1 10.04988 8.75 5.5 1.56 3 3 13 4.13106.75 0.5 4.44 14 0 1.600781 4.60977 8.499035 0 0 15 5.0990 3.75 0.5 3.44 16 7.071068 5.75.5 1.44 3 3 17.36068 0.75.5 6.44 1 1 18 10.04988 8.75 5.5 1.56 3 3 19 1.41414 0.5 3.5 7.44 1 1 0 0 1.600781 4.60977 8.499035 0 0 1 0 1.600781 4.60977 8.499035 0 0 4.13106.75 0.5 4.44 3 7.071068 5.75.5 1.44 3 3 4 1.04159 10.75 7.5 3.56 3 3 5 1.41414 0.5 3.5 7.44 1 1 6 1.41414 0.5 3.5 7.44 1 1 7 1.41414 0.5 3.5 7.44 1 1 8 0 1.600781 4.60977 8.499035 0 0 9 7.071068 5.75.5 1.44 3 3 30 4.13106.75 0.5 4.44 31 5.0990 3.75 0.5 3.44 *Keterangan: data sampel ke-1 sampai ke-30 merupakan data penelitian dan data sampel ke-31 merupakan sampel untuk contoh kasus Hasil perbandingan antara cluster iterasi ke- dan cluster iterasi ke-1 ternyata tidak ada data yang berubah cluster, maka proses perhitungan dihentikan dan data ke-31 masuk ke cluster. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdiagnosis jenis jerawat tingkat sedang. C. Perancangan Arsitektur Sistem Pakar Diagnosis Jerawat 1. Perancangan Arsitektur Sistem Pakar Diagnosis Jenis Jerawat Berikut ini gambar yang merupakan gambaran untuk dua bagian sistem pakar diagnosis jenis jerawat menggunakan metode k-means clustering yang dikembangkan berdasarkan arsitektur sistem pakar menurut Turban (1995) [3]: Langkah ketiga yaitu menentukan pusat cluster baru, dengan cara menjumlahkan nilai dari semua sampel sesuai anggota

4 Pengguna Antarmuka Pengguna Hasil diagnosa jenis jerawat dan penjelasan jerawat Hasil penentuan tingkat kelompok jenis jerawat ringan, sedang atau parah LINGKUNGAN KONSULTASI Fakta-fakta gejala ciri fisik jerawat dan letak jerawat Fasilitas Penjelasan Mesin Inferensi Metode Forward Chaining Workplace LINGKUNGAN PENGEMBANG Basis Pengetahuan : Fakta dan Aturan Metode K-Means ing Administrator Pakar AKUISISI PENGETAHUAN Gambar.Arsitektur Sistem Pakar Diagnosis Jenis Jerawat Menggunakan Metode K-Means ing IV. HASIL DAN ANALISIS SISTEM A. Hasil Perancangan 1. Halaman Konsultasi Antarmuka hasil perancangan form konsultasi dapat dilihat pada Gambar 3. B. Pengujian Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui performa dari sistem pakar untuk memberikan hasil diagnosis jenis jerawat dan tingkat kelompok jenis jerawat pada wajah yang diderita oleh pengguna. Data yang disiapkan untuk diuji berjumlah 30 sampel berdasarkan 6 letak jerawat pada wajah yaitu data yang telah dianalisa pakar. Hasil diagnosis yang diperoleh dari metode perhitungan pada sistem pakar, dibandingkan dengan hasil analisa dari pakar. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dari data sampel tersebut maka dapat dilihat jumlah data yang valid untuk diagnonis jenis jerawat berjumlah data, jumlah data yang valid untuk diagnosis tingkat kelompok jenis jerawat berjumlah 163 data, dan jumlah data yang tidak valid untuk diagnosis tingkat kelompok jenis jerawat berjumlah 17 dari data sampel. Rumus untuk menentukan nilai validitas sistem pakar yaitu: Nilai Validitas Jenis Jerawat Jumlah data valid = = 100 % Nilai Validitas Tingkat Kelompok Jenis Jerawat Jumlah data valid = 163 = 90,56 % Nilai Tidak Valid Tingkat Kelompok Jenis Jerawat Jumlah data tidak valid = 17 = 9,44 % Gambar 3. Form Konsultasi 7. Halaman Hasil Halaman hasil merupakan form yang akan tampil setelah pengguna selesai mengisi form konsultasi dan melakukan proses diagnosis. Form ini berisi hasil diagnosis jenis jerawat dan tingkat kelompok jenis jerawat serta penanganannya sesuai data yang telah di isi pengguna pada form konsultasi. Antarmuka hasil perancangan form konsultasi dapat dilihat pada Gambar 4. C. Analisis Sistem Berikut ini merupakan analisis hasil perancangan dan pengujian sistem pakar diagnosis jenis jerawat pada wajah menggunakan metode k-means clustering berbasis web yaitu: 1. Pengguna dapat mengetahui jenis jerawat dan tingkat kelompok jenis jerawat dari masing-masing letak jerawat pada wajah dengan menggunakan aplikasi sistem pakar diagnosis jenis jerawat.. Pengujian akurasi/validitas aplikasi sistem pakar menunjukkan bahwa 100% akurat untuk diagnosis jenis jerawat dan 90,56% untuk menentukan tingkat kelompok jenis jerawat pada wajah pengguna. 3. Ketidakakurasian sistem pakar adalah 9,44% yang disebabkan karena beberapa kemungkinan antara lain kesalahan dalam memeberikan nilai pusat cluster dan ketidakcocokan jumlah gejala yang dipilih berdasarkan jenisnya sehingga tingkat jenis jarawat tidak sesuai. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pengujian terhadap Sistem Pakar Diagnosis Jenis Jerawat Menggunakan Metode K- Means ing maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Sistem pakar ini dapat mendiagnosis jenis jerawat dan menentukan tingkat kelompok jenis jerawat, dari masing-masing letak sesuai gejala jerawat pada wajah pengguna dengan menggunakan metode k-means Gambar 4. Form Hasil Diagnosis

5 clustering, sehingga menghasilkan saran untuk mengatasi terjadinya jerawat.. Berdasarkan hasil pengujian validitas antara sistem pakar dengan pakar/dokter, menunjukkan bahwa tingkat keakuratan yang dihasilkan adalah sebesar 100% untuk diagnosis jenis jerawat dan 90,56% untuk menentukan tingkat kelompok jenis jerawat pada wajah pengguna. DAFTAR PUSTAKA [1] Agusta, Yudi. 007. K-Means, Penerapan, Permasalahan dan Metode Terkait. Jurnal Sistem dan Informatika. Vol.3. [] Kusumadewi, Sri. 003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu. [3] Turban, E. 1995. Decission Support System and Expert System. USA: Prentice Hall International Inc. [4] Wasitaatmadja, Sjarif M. 01. Dermatologi Kosmetik. Edisi ke-. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.