BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 32 Tahun 2013 Seri C Nomor 2

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG

TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 42.B TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 08 TAHUN 2014

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

B U P A T I B A L A N G A N

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3833); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 154 Tambahan

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG. Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PELAKSANAAN RETRIBUSI DAERAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2009

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 08 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI KAUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 29

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 15 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PELAKSANAAN RETRIBUSI TERMINAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 2 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENYEBERANGAN DI AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 18 Tahun : 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 03

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BUPATI BELITUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan...

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE, PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 6 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MIMIKA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN IKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI,

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2010 NOMOR : 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

WALIKOTA SURABAYA TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BUPATI KAUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAUR,

TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI SUKABUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PARKIR

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

Salinan NO: 5/LD/2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 7 TAHUN 2008 SERI C.1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

WALIKOTA MAKASSAR PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PENGINAPAN/PESANGGRAHAN/VILLA

TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 22 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 4 Tahun 2015 Seri B Nomor 1 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Transkripsi:

BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 32 Tahun 2013 Seri C Nomor 2 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2013 Seri C Tanggal 25 Oktober 2013 Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR, ttd. ADE SARIP HIDAYAT Pembina Utama Muda NIP. 19600910 198003 1 003 0

Walikota Bogor Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 78, Pasal 80, Pasal 83, Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86, dan Pasal 87 Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 4 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum, dipandang perlu untuk membuat petunjuk pelaksanaan sebagai petunjuk operasional; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Petunjuk Pelaksanaan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi; 1

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); 6. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil 2

(Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2007 Nomor 6 Seri E); 7. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota Bogor (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2008 Nomor 2 Seri E); 8. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2008 Nomor 3 Seri D); 9. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 14 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Menara (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2008 Nomor 5 Seri E); 10. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 4 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2012 Nomor 1 Seri C); 11. Peraturan Walikota Bogor Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penertiban Bangunan Gedung (Berita Daerah Kota Bogor Tahun 2007 Nomor 4 Seri E); 12. Peraturan Walikota Bogor Nomor 23 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembangunan dan Pengelolaan Menara Telekomunikasi Seluler (Berita Daerah Kota Bogor Tahun 2008 Nomor 15 Seri E); 13. Peraturan Walikota Bogor Nomor 21 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penerbitan Izin Operasional Menara (IOM) Kota Bogor (Berita Daerah Kota Bogor Tahun 2009 Nomor 15 Seri E); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BOGOR TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI.. BAB I 3

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Bogor. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggaran pemerintahan daerah. 3. Walikota adalah Walikota Bogor. 4. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah. 5. Kantor Komunikasi dan Informatika yang selanjutnya disebut Kantor Kominfo adalah Kantor Komunikasi dan Informatika Kota Bogor. 6. Kepala Kantor Komunikasi dan Informatika yang selanjutnya disebut Kepala Kantor Kominfo adalah Kepala Kantor Komunikasi dan Informatika Kota Bogor. 7. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 8. Penyelenggaraan telekomunikasi adalah perseorangan, koperasi, atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), badan usaha swasta, instansi pemerintah, dan instansi pertahanan keamanan negara yang menyelenggarakan kegiatan telekomunikasi. 9. Menara telekomunikasi yang selanjutnya disebut menara adalah bangun-bangunan untuk kepentingan umum yang didirikan di atas tanah atau bangunan yang merupakan satu kesatuan konstruksi dengan bangunan gedung yang dipergunakan untuk kepentingan umum yang struktur fisiknya dapat berupa rangka baja yang diikat oleh berbagai simpul atau berupa bentuk tunggal tanpa simpul yang fungsi desain dan konstruksinya disesuaikan sebagai sarana penunjang menempatkan perangkat telekomunikasi. 10. Penyedia menara adalah perseorangan, koperasi, BUMN, BUMD, serta badan usaha swasta yang memiliki dan mengelola menara yang digunakan bersama oleh penyelenggara telekomunikasi. 4

11. Menara bersama adalah menara telekomunikasi yang digunakan secara bersama-sama oleh penyelenggara telekomunikasi. 12. Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. 13. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa/pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 14. Retribusi Pengendalian Menara yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa pengawasan, pengendalian, pengecekan, dan pemantauan terhadap perizinan menara, keadaan fisik menara, dan potensi kemungkinan timbulnya gangguan atas berdirinya menara yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan terkait. 15. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang retribusi daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi. 16. Objek retribusi adalah seluruh menara yang berada di Daerah. 17. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa umum dari Pemerintah Daerah. 18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya retribusi yang terutang. 19. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Umum Daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Walikota. 20. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. 5

21. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang. 22. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Bogor atau unit kerja dalam lingkungan Pemerintah Daerah yang diberi wewenang dan tanggung jawab oleh Walikota sebagai pemegang Kas Daerah. 23. Hari adalah hari kalender. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Bagian Kesatu Maksud Pasal 2 Maksud ditetapkannya Peraturan Walikota ini adalah untuk memberikan petunjuk pelaksanaan bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pemungutan retribusi. Tujuan pemungutan retribusi adalah: Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 a. meningkatkan pengawasan, pengendalian, pengecekan, dan pemantauan terhadap perizinan menara, keadaan fisik menara, dan potensi kemungkinan timbulnya gangguan atas berdirinya menara; b. meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). BAB III RUANG LINGKUP 6

Pasal 4 Ruang lingkup Peraturan Walikota ini meliputi: a. Objek, Subjek, dan Wajib Retribusi, serta Jenis Menara; b. Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi; c. Tata Cara Pembayaran Retribusi; d. Tata Cara Penghapusan Piutang Retribusi yang Sudah Kadaluwarsa; e. Masa Retribusi; f. Tata Cara Penagihan dan Penerbitan Surat Teguran atau Surat Lain yang Sejenis; g. Tata Cara Pemberian Pengurangan, Keringanan, dan Pembebasan Retribusi; h. Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran; i. Tata Cara Pembekuan atau Pencabutan Izin Usaha/Kegiatan, serta Penyegelan dan Pemutusan Aliran Listrik Menara; j. Tata Cara Pembatalan Pembekuan atau Pembatalan Pencabutan Izin Usaha/Kegiatan, serta Pelepasan Segel dan Penyambungan Kembali Aliran Listrik Menara. BAB IV OBJEK, SUBJEK, DAN WAJIB RETRIBUSI, SERTA JENIS MENARA Bagian Kesatu Objek, Subjek, dan Wajib Retribusi Pasal 5 (1) Objek retribusi adalah pemanfaatan ruang untuk menara dengan memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum. (2) Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan pengendalian menara. (3) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan Peraturan Walikota ini diwajibkan untuk melakukuan pembayaran retribusi. 7

Bagian Kedua Jenis Menara Pasal 6 Jenis menara yang menjadi objek penarikan retribusi adalah sebagai berikut: a. green field yaitu menara Base Transreceiver Station (BTS) yang berdiri di atas tanah; b. roof top yaitu menara BTS yang berdiri di atas gedung dengan ketinggian lebih dari 6 m (enam meter). BAB V TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI Bagian Kesatu Umum Pasal 7 (1) Terhadap objek retribusi dikenakan tarif dengan struktur dan besaran tarif sebagai berikut: Retribusi yang Terutang = 2% x Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Menara (2) Besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan kondisi wilayah Daerah. (3) Besarnya NJOP PBB Menara ditetapkan oleh OPD yang membidangi PBB. Bagian Kedua Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pasal 8 (1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD. (2) Format SKRD sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. 8

(3) Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua per seratus) setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. (4) Format STRD sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. (5) Penagihan retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didahului dengan Surat Teguran atau surat lain yang sejenis. (6) Format Surat Teguran atau surat lain yang sejenis sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. (7) Pengeluaran Surat Teguran atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi terutang dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran. (8) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran atau surat lain yang sejenis diterbitkan, Wajib Retribusi harus melunasi retribusi terutang. BAB VI TATA CARA PEMBAYARAN RETRIBUSI Pasal 9 (1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilakukan secara tunai dan lunas sekaligus. (2) Retribusi yang terutang harus dilunasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya SKRD. (3) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Umum Daerah atau di tempat lain yang ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan dengan menggunakan SKRD. (4) Tempat lain yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah Kas Umum Daerah pada Bank Jabar Banten Cabang Bogor atau Bendahara Khusus Penerima pada Kantor Kominfo. 9

(5) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui Bank Jabar Banten Cabang Bogor, Wajib Retribusi wajib menyampaikan foto kopi bukti setoran atau bukti transfer kepada Kepala Kantor Kominnfo melalui Bendahara Khusus Penerima. Pasal 10 (1) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 diberikan tanda bukti pembayaran berupa Surat Tanda Setoran (STS). (2) Format STS sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. (3) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan. BAB VII TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG SUDAH KADALUWARSA Pasal 11 (1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapuskan. (2) Hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila retribusi yang terutang telah melampaui waktu 3 (tiga) tahun. (3) Walikota menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi Daerah yang Sudah Kadaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan Keputusan Walikota. BAB VIII MASA RETRIBUSI Pasal 12 Masa Retribusi ditetapkan selama 1 (satu) tahun. 10

BAB IX TATA CARA PENAGIHAN DAN PENERBITAN SURAT TEGURAN ATAU SURAT LAIN YANG SEJENIS Pasal 13 (1) Tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran retribusi yang terutang ditetapkan paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah saat terutangnya retribusi. (2) SKRD, STRD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah retribusi yang harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan retribusi dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan. (3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Wajib Retribusi tidak melunasi retribusi, maka Walikota atau pejabat yang ditunjuk menerbitkan Surat Teguran atau surat lain yang sejenis. (4) Surat Teguran atau surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Wajib Retribusi paling banyak 3 (tiga) kali dengan masa tenggang untuk masing-masing Surat Teguran atau surat lain yang sejenis selama 14 (empat belas) hari. BAB X TATA CARA PEMBERIAN KERINGANAN, PENGURANGAN, DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Bagian Kesatu Umum Pasal 14 (1) Wajib Retribusi dapat mengajukan pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi kepada Walikota. (2) Permohonan pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diajukan tertulis kepada 11

Walikota dengan tembusan kepada Kepala Kantor Kominfo disertai dengan alasan-alasan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat data sebagai berikut: a. nama Wajib Retribusi; b. alamat Wajib Retribusi; c. ketetapan retribusi; d. ditandatangani Wajib Retribusi. Pasal 15 (1) Setelah menerima tembusan permohonan dari Wajib Retribusi, Kepala Kantor Kominfo melakukan penelitian dan pemeriksaan di lapangan atas permohonan tersebut dengan melibatkan instansi terkait. (2) Instansi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah instansi yang secara langsung berhubungan dengan penyelenggaraan menara dan membuat Berita Acara Pemeriksaan. Pasal 16 (1) Dalam hal penetapan pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan Wajib Retribusi. (2) Pertimbangan untuk aspek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain sebagai berikut: a. aspek sosial adalah penyelenggara menara telah melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan baik; b. aspek ekonomi adalah penyelenggara menara dalam memenuhi kewajiban pembayaran retribusi tepat waktu; c. aspek lingkungan adalah penyelenggara menara telah menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH). 12

Bagian Kedua Tata Cara Pemberian Pengurangan Retribusi Pasal 17 (1) Pemberian pengurangan retribusi ditentukan sebagaimana berikut: a. pembangunan menara baru tidak dapat diberi pengurangan retribusi; b. pemberian pengurangan retribusi paling sedikit berusia 15 (lima belas) tahun; c. pemberian pengurangan retribusi paling banyak 20% (dua puluh per seratus). (2) Penetapan pemberian pengurangan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c) diperhitungkan sesuai dengan SKRD. Bagian Ketiga Tata Cara Pemberian Keringanan Retribusi Pasal 18 (1) Pemberian keringanan retribusi ditentukan sebagaimana berikut: a. pembangunan menara baru tidak dapat diberi keringanan retribusi; b. pemberian keringanan retribusi paling sedikit berusia 15 (lima belas) tahun; c. pemberian keringanan retribusi dilaksanakan paling lama selama.. (...) bulan dan diperhitungkan sesuai dengan SKRD. (2) Penetapan pemberian keringanan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c) diperhitungkan sesuai dengan SKRD. Bagian Keempat Tata Cara Pemberian Pembebasan Retribusi Pasal 19 (1) Pemberian pembebasan retribusi ditentukan sebagaimana berikut: 13

a. pembangunan menara baru tidak dapat diberi pembebasan retribusi; b. pemberian pembebasan retribusi paling sedikit berusia 15 (lima belas) tahun; c. pemberian pembebasan retribusi dilaksanakan terhadap.... (2) Penetapan pemberian pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c) diperhitungkan sesuai dengan SKRD. BAB XI TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 20 (1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Walikota. (2) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memberikan keputusan. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Walikota tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut. (5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB. (6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Walikota memberikan imbalan sebesar 2% (dua per seratus) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran retribusi. 14

BAB XII TATA CARA PEMBEKUAN ATAU PENCABUTAN IZIN USAHA/KEGIATAN SERTA PENYEGELAN, DAN PEMUTUSAN ALIRAN LISTRIK MENARA Bagian Kesatu Tata Cara Pembekuan atau Pencabutan Izin Usaha/Kegiatan Pasal 21 Tata cara pembekuan atau pencabutan izin usaha/kegiatan adalah sebagai berikut: a. Walikota atau pejabat yang ditunjuk memberikan peringatan pertama setelah melewati jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal diterbitkannya SKRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 kepada Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban melunasi retribusi terutang; b. apabila 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal peringatan pertama sebagaimana dimaksud pada huruf a, Wajib Retribusi tidak melaksanakan kewajiban pelunasan retribusi terutang, maka Walikota atau pejabat yang ditunjuk memberikan peringatan kedua kepada Wajib Retribusi untuk melunasi retribusi terutang; c. apabila 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal peringatan kedua sebagaimana dimaksud pada huruf b, Wajib Retribusi tidak melaksanakan kewajiban pelunasan retribusi terutang, maka Wajib Retribusi dapat diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah. Bagian Kedua Tata Cara Penyegelan dan Pemutusan Aliran Listrik Menara Pasal 22 (1) Sanksi yang diberikan pada Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf c yakni berupa: a. penyegelan dan pemutusan aliran listrik menara; 15

b. denda administrasi sebesar 2% (dua per seratus) dari besarnya nilai retribusi per bulan dengan menerbitkan STRD; (2) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak ditetapkan SKRD tidak terdapat pelunasan retribusi teruutang, maka Wajib Retribusi akan dikenakan sanksi pidana dan pembekuan dan/atau pencabutan Izin Operasional Menara (IOM) sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah. BAB XIII TATA CARA PEMBATALAN PEMBEKUAN ATAU PEMBATALAN PENCABUTAN IZIN USAHA/KEGIATAN SERTA PELEPASAN SEGEL DAN PENYAMBUNGAN KEMBALI ALIRAN LISTRIK MENARA Pasal 23 Tata cara pembatalan pembekuan atau pembatalan pencabutan izin usaha/kegiatan serta pelepasan segel dan penyambungan kembali aliran listrik menara adalah sebagai berikut: a. Wajib Retribusi yang telah melunasi seluruh kewajibannya yaitu retribusi terutang dan bunga, maka dilakukan pelepasan segel oleh petugas OPD penegak Peraturan Daerah dan penyambungan kembali aliran listrik menara oleh petugas yang berwenang; b. apabila dalam melaksanakan pelepasan segel dan penyambungan kembali aliran listrik menara menimbulkan biaya yang diperlukan, maka sepenuhnya menjadi tanggungan Wajib Retribusi; c. apabila Wajib Retribusi melunasi seluruh kewajibannya setelah pembekuan atau pencabutan izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan Pemerintah Daerah dalam hal ini oleh pejabat yang berwenang, maka Wajib Retribusi harus mengurus perizinan yang baru. 16

BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Bogor. Ditetapkan di Bogor pada tanggal 25 Oktober 2013 WALIKOTA BOGOR, ttd. DIANI BUDIARTO Diundangkan di Bogor pada tanggal 25 Oktober 2013 Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR, ttd. ADE SARIP HIDAYAT BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 2 SERI C Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM, TOTO M. ULUM, S.H., MM. Pembina Tingkat I NIP. 19620308 1987011003 17

Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Bogor Jalan Ir. H. Juanda Nomor 10 Kota Bogor 16121 Telp. (0251) 8380254/8321075 ext. 242 Faks. (0251) 8326530 Website: siskum.kotabogor.go.id 18

LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 32 Tahun 2013 TANGGAL : 25 Oktober 2013 TENTANG : PETUNJUK PELAKSANAAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI. FORMAT SKRD SURAT KETETAPAN RETRIBUSI DAERAH No. Dok : 12.0.2 No. Revisi 0 Paraf : PEMERINTAH KOTA BOGOR NAMA ALAMAT NOMOR POKOK WAJIB RETRIBUSI (NPWR) TANGGAL JATUH TEMPO NO KODE REKENING SURAT KETETAPAN RETRIBUSI DAERAH ( S K R D ) MASA : TAHUN : :.. :.. :.. :.. URAIAN RETRIBUSI NO. URUT.. Jumlah (Rp.) 1 4 1 2 01 17 Denda Keterlambatan Jumlah Keseluruhan : Dengan huruf :.. PERHATIAN : 1. Pembayaran lewat waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterima SKRD ini akan didenda sebesar 2% dari nilai retribusi terhutang setiap bulannya. Bogor,. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (. ) NIP. potong disini NO. URUT TANDA TERIMA NAMA ALAMAT NPWR : : : Bogor, Yang Menerima (. ) WALIKOTA BOGOR, Ttd. DIANI BUDIARTO

LAMPIRAN IV PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 32 TAHUN 2013 TANGGAL : 25 Oktober 2013 TENTANG : PETUNJUK PELAKSANAAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI. FORMAT STS PEMERINTAH KOTA BOGOR SURAT TANDA SETORAN (STS) STS No. Bank : Jabar Cabang Bogor No. Rekening : 01.302.70.203013 Harap menerima uang sebesar Dengan Huruf : Dengan perincian penerimaan sebagai berikut : NO. KODE REKENING URAIAN RINCIAN OBYEK 1 4 1 2 01 17 Retribusi menara Telekomunikasi JUMLAH (Rp.) - Mengetahui : Pengguna Anggaran Bendahara Penerima (.) NIP ( ) NIP... Uang tersebut diterima pada tanggal... Tanda Tangan / Stempel Bank (...) Cara Pengisian : 1. Kolom Kode Rekening di isi dengan kode rekening setiap rincian objek pendapatan; 2. Kolom Uraian Rincian Objek diisi uraian nama rincian objek pendapatan; 3. Kolom Jumlah di isi jumlah nilai nominal penerimaan setiap rincian objek p[endapatan. Catatan : Lembar asli : Untuk Bendahara Penerima Lembar 2 : Untuk Bagian Keuangan BPKAD Lembar 3 : Dinas Pendapatan Daerah Lembar 4 : Untuk Bank WALIKOTA BOGOR, Ttd. DIANI BUDIARTO

LAMPIRAN III PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 32 TAHUN 2013 TANGGAL : 25 Oktober 2013 TENTANG : PETUNJUK PELAKSANAAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI. NPWRD *)_ FORMAT SURAT TEGURAN/SURAT LAIN YANG SEJENIS PEMERINTAH KOTA BOGOR KANTOR KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BOGOR JALAN IR. H. JUANDA NOMOR 10 KOTA BOGOR 16121 Telp. (0251) 8321075 Psw. 287 Kepada Yth. di... SURAT TEGURAN Nomor:. Menurut pembukuan kami, sampai saat ini Saudara/i masih mempunyai tunggakan retribusi*) sebagai berikut: Jenis Retibusi Tahun Nomor dan Tanggal STRD Tanggal Jatuh Tempo Jumlah Tunggakan (Rp.) Jumlah Dengan Huruf (....) Sehubungan dengan hal tersebut, diminta kepada Saudara/i agar melunasi jumlah tunggakan dalam waktu 7 ( tujuh ) hari setelah tanggal surat teguran ini. Dalam hal Saudara/i telah melunasi tunggakan tersebut di atas, diminta agar Saudara/i segera melaporkan kepada kami Seksi Pos dan Telekomunikasi Kantor Komunikasi dan Informatika Kota Bogor. Bogor,. /. /.. KANTOR KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BOGOR KEPALA, (.) Pangkat/Golongan NIP. WALIKOTA BOGOR, Ttd. DIANI BUDIARTO

LAMPIRAN II PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : TANGGAL : TENTANG : PETUNJUK PELAKSANAAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI. FORMAT STRD SURAT TAGIHAN RETRIBUSI DAERAH No. Dok : 12.0.2 Paraf : No. Revisi 0 PEMERINTAH KOTA BOGOR SURAT TAGIHAN RETRIBUSI DAERAH ( S T R D ) MASA : TAHUN : NAMA :.. ALAMAT :.. NOMOR POKOK WAJIB RETRIBUSI (NPWR) :.. TANGGAL JATUH TEMPO :.. NO KODE REKENING URAIAN RETRIBUSI NO. URUT.. Jumlah (Rp.) 1 4 1 4 08 01 Dari hasil penelitian dan atau pemeriksaan tersebut di atas, perhitungan jumlah yang harus dibayar adalah sebagai berikut: Retribusi yang kurang dibayar Rp. Denda Keterlambatan Jumlah Keseluruhan : Dengan huruf :.. PERHATIAN : 1. Pembayaran lewat waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterima SKRD ini akan didenda sebesar 2% dari nilai r terhutang setiap bulannya. Bogor,. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (. ) NIP. potong disini NO. URUT TANDA TERIMA NAMA : Bogor, ALAMAT : Yang Menerima NPWR : (. ) WALIKOTA BOGOR, Ttd. DIANI BUDIARTO