BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat,lengkap dan tepat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

PENDAHULUAN. akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Era yang semakin maju mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. keuangan merupakan cara untuk menyampaikan informasi-informasi dan. manajemen perusahaan untuk periode mendatang.

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu alat yang digunakan untuk memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (BEI) diwajibkan untuk menyampaikan laporan tahunan ( annual report) kepada

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. andal dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapat informasi yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi yang akan membantu semua pengguna untuk mengetahui kondisi. baik oleh pihak eksternal maupun pihak internal.

BAB I PENDAHULUAN. datang akan semakin tumbuh dan bersaing secara ketat dimana masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. sikap profesional oleh auditor. Kriteria profesional auditor adalah independensi auditor.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan tahunan (annual report) kepada Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penundaan pengumuman laba dan penerbitan laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

BAB I PENDAHULUAN. go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang go public,

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. telah go public.seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tentang suatu perusahaan semakin tinggi. Laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. secara ekonomis serta pengelolaan sumberdaya secara kualitatif melalui kinerja

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan bisnis. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan ( 2014 ), terdapat empat karakteristik kualitatif untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut IAI (2009). tujuan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna bila disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULAN UKDW. di bidang pemeriksaan. Perusahaan-perusahaan yang sudah go public di Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan bagian utama dalam proses pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang signifikan. Hal inilah yang membuat perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY)

BAB V PENUTUP. pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menghasilkan beberapa. kesimpulan secara ringkas disajikan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut harus diaudit

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia dari tahun ke tahun terus berkembang. Hal ini dapat

Rona Karinda Sari / / S1 - Akuntansi Pembimbing : Dr. Bagus Nurcahyo, SE., MM. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jakarta, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Terlebih lagi dalam perusahaan go public

BAB I PENDAHULUAN. memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tugas-tugas tertentu bagi prinsipal, prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha. Disatu sisi, Indonesia merupakan negara yang memiliki daya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan, namun informasi tidak bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat,lengkap dan tepat waktu.ketepatan waktu dalam penyusunan atau pelaporan suatu audit atau laporan keuangan bisa mempengaruhi pada nilai laporan keuangan tersebut. Menurut Belkoui dalam Arif Wicaksono (2009:3) laporan keuangan merupakan suatu sumber informasi yang berperan penting dalam pengambilan keputusan dan bertujuan sebagai media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomis mengenai kinerja keuangan, perubahan posisi keuangan, arus kas, serta sumber daya yang dimiliki perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. Setiap perusahaan diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Auditor memiliki tanggung jawab yang besar, salah satu kriteria profesionalisme auditor tampak dalam ketepatan waktu penyampaian laporan auditannya (Imam Subekti dan Novi Wulandari, 2004 dalam 1

2 Supriyati, 2007:109). Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada BAPEPAM juga tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian pekerjaan auditnya. Hal yang penting adalah bagaimana agar dalam penyajian laporan keuangan itu bisa tepat waktu atau tidak terlambat dan kerahasiaan informasi terhadap laporan keuangan tidak bocor kepada pihak lain yang bukan kompetensinya untuk ikut mempengaruhinya. Tetapi apabila terjadi hal yang sebaliknya yaitu terjadi keterlambatan maka akan menyebabkan manfaat informasi yang disajikan menjadi berkurang dan tidak akurat. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor, kondisi ini sering disebut Audit Delay. Di Indonesia, pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan menurut keputusan Ketua Bapepam No.KEP 36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan, laporan keuangan yang telah diaudit wajib disampaikan kepada BAPEPAM - LK selambatlambatnya pada akhir bulan ketiga terhitung sejak tanggal terakhir tahun buku. Publikasi yang melebihi batas waktu yang disyaratkan BAPEPAM - LK menyebabkan audit delay yang akan mengindikasikan terdapat

3 masalah dalam laporan keuangan sehingga memerlukan waktu yang lebih lama bagi auditor dalam menyelesaikan audit atas laporan keuangan emiten tersebut. Seperti yang dikutip dari ipotnews.com, Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Riil BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan dari 52 emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangan tahunan 2012, tiga emiten menyampaikan informasi penyebab keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Sedangkan 49 emiten tidak menyampaikan informasi penyebab keterlambatan penyampaikan laporan keuangan. Mengacu pada ketentuan II.6.1. Peraturan BEI I-H: Tentang Sanksi, kami telah memberikan peringatan tertulis I kepada perusahaan tercatat yang tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan auditan 2012 secara tepat waktu," tambah Yetna, seperti dikutip dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (8/4). Berdasarkan aturan I-H, sanksi peringatan tertulis I tidak menyertakan detil denda yang harus dibayarkan emiten jika terlambat menyampaikan laporan keunagan. Denda hanya diberikan untuk sanksi peringatan tertulis II dan III dengan besaran masing-masing Rp50 juta dan Rp150 juta. Seperti yang dikutip dari investasi.kontan.co.id pada senin, 14 April 2014, 11.31 WIB. Ini dia 49 emiten yang kena sanksi BEI, Akibat mangkir dari kewajibannya dalam menyerahkan laporan keuangan tahunan

4 audit 2013, Bursa Efek Indonesia (BEI) menjatuhkan sanksi kepada sejumlah emiten.sanksi yang diberikan merupakan sanksi tertulis I. Hal ini lantaran, beberapa perusahaan tercatat melebihi batas waktu toleransi penyampaian laporan keuangan.informasi saja, laporan keuangan audit 2013 harus sudah disampaikan paling lambat 31 Maret 2014. Bila, emiten telat menyampaikan laporan keuangan sampai 30 hari kalender terhitung sejak batas akhir seharusnya, maka BEI akan menjatuhkan sanksi tertulis I. Bila pada hari kalender ke-31 hingga ke-60 belum juga menyampaikan, maka sanksi tertulis II akan melayang. Sanksi ini disertai dengan denda sebesar Rp 50 juta.selanjutnya, jika pada hari kalender ke- 61 hingga ke-90, perseroan masih bandel, maka bursa akan kenakan peringatan tertulis III plus denda Rp 150 juta.otoritas BEI telah mengenakan peringatan tertulis I kepada 49 emiten yang dinyatakan terlambat menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2013. Dari contoh kasus tersebut terlihat pentingnya jangka waktu penyelesaian audit atas laporan keuangan, disebut audit delay, sebagai faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sekaligus nilai informatif laporan keuangan bagi para pengguna laporan keuangan, penulis beranggapan bahwa audit delay merupakan suatu objek yang masih perlu diteliti lebih lanjut. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi audit delay, seperti Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran KAP, dan Opini

5 Auditor.Oleh karena itu, faktor yang mempengaruhi Audit Delay dapat dilihat sebagai berikut: Pertama adalah ukuran perusahaan. Hasil penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), Petronila (2007), dan Kartika (2009), ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay. Sementara itu menurut pendapat Boynton dan Kell (dalam Utami, 2006), ukuran perusahaan dapat berpengaruh positif terhadap audit delay, yang artinya audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang akan di audit semakin besar. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian Ahmad dan Kamarudin (2003), Utami (2006), serta Iskandar dan Trisnawati (2010), yang menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Kedua dalam hal profitabilitas, perusahaan yang memiliki profitabilitas baik akan cenderung ingin mempublikasikan laporan keuangan auditannya lebih cepat agar dapat memberi sinyal positif untuk para penggunanya dalam mengambil keputusan. Profitabilitas diukur menggunakan rasio laba bersih terhadap aset (ROA) dan rasio laba terhadap ekuitas (ROE). Sebaliknya, perusahaan dengan profitabilitas buruk akan cenderung menunda publikasi laporan keuangan auditannya karena hal itu akan menimbulkan sinyal yang buruk bagi para penggunanya (Givoly dan Palmon, 1982) dalam (Aryati, 2005). Ketiga yaitu Opini auditor. Audit delay semakin jika perusahaan memperoleh pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion).

6 Sementara pada perusahaan yang memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) akan mempunyai waktu audit yang lebih cepat. Hasil penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), Utami (2006), dan Petronila (2007), opini audit berpengaruh positif terhadap audit delay, sedangkan hasil tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian Ahmad dan Abidin (2008), serta Iskandar dan Trisnawati (2010). Keempat adalah Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran Kantor Akuntan Publik dapat dikatakan berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay, karena sebagian besar perusahaan sudah menggunakan jasa auditor dengan cepat dan efisien. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sistya Rachmawati yang menyatakan bahwa ukuran Kantior Akuntan Publik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Akan Tetapi hasil penelitian Yugo Trianto mendapatkan hasil yang berbeda bahwa Ukuran Kantor Akuntan Publik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay karena Kantor Akuntan Publik besar atau kecil memiliki standar yang sama sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam melakukan proses audit. Kelima adalah Solvabilitas, Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya, baik kewajiban jangka panjang ataupun jangka pendek. Carlaw dan Kaplan (1991) dalam Yugo Trianto (2006:35) menemukan pengaruh yang signifikan antara Solvabilitas yang diukur dari Debt to Total Asset Ratio terhadap Audit

7 Delay. Proses pengauditan utang relatif membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan pengauditan ekuitas, khususnya apabila jumlah debt holder-nya banyak. Namun, penelitian Sistya Rachmawati (2008:8) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2003-2005 menemukan bahwa variabel Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan dengan utang yang besar ataupun perusahaan dengan utang kecil sama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap lamanya Audit Delay. Berdasarkan permasalhan dan uraian yang telah disampaikan diatas, penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dan kajian mengenai Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran KAP dan Opini Auditor, Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2014.

8 1.2 Identifikasi Masalah 1. Lamanya proses pengauditan sering menyebabkan keterlambatan publikasi laporan keuangan auditan 2. Ketidaktepatan waktu laporan keuangan akan menyebabkan terjadinya asimetri informasi dan juga manfaat dari laporan keuangan semakin berkurang 3. Semakin besar Ukuran Perusahaan atau semakin kecil Ukuran Perusahaan belum tentu menjamin Audit Delay semakin cepat. 4. Profitabilitas yang rendah atau Profitabilitas yang tinggi belum tentu mengacu pada kemunduran laporan keuangan auditan pada perusahaan atau membuat Audit Delay lebih cepat. 5. Perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion atau pendapat selain unqualified opinion belum tentu menjamin Audit Delay semakin cepat. 6. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menggunakan jasa KAP The Big Four untuk mengaudit laporan keuangannya, namun pemilihan KAP The Big Four belum tentu menjamin Audit Delay semakin cepat 7. Solvabilitas yang diukur dengan Debt to Total Asset Ratio tidak menjamin Audit delay menjadi lebih cepat atau lambat. 1.3 Pembatasan Masalah Ruang Lingkup dalam penelitian ini dibatasi supaya terlihat lebih mudah

9 dan dapat lebih terarah pada sasarannya, maka penulis membatasi masalah pada : 1. Penulis hanya membatasi penelitian pada faktor yang mempengaruhi audit delay antara lain : Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran KAP dan Opini Auditor 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3. Penulis juga membatasi jangka waktu dalam penelitian ini pada periode 2010 2014 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay? 3. Apakah solvabilitas berpengaruh terhadap Audit Delay? 4. Apakah ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay? 5. Apakah opini auditor berpengaruh terhadap Audit Delay? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

10 1. Menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay. 2. Menganalisis pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay. 3. Menganalisis pengaruh Ukuran KAP terhadap Audit Delay. 4. Menganalisis pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay. 5. Menganalisis pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Bagi mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai audit dan industri keuangan. 2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan oleh auditor dalam melaksanakan auditnya agar dapat menyelesaikan laporan auditnya tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM. 4. Untuk Universitas Esa Unggul diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi perpustakaan dan bahan pembanding bagi mahasiswa yang ingin melakukan pengembangan penelitian berikutnya di bidang yang sama di masa mendatang.

11