ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR Gizi memegang peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Perbaikan gizi dilakukan pada seluruh siklus kehidupan, termasuk pada anak usia sekolah, khususnya anak sekolah dasar. Kekurangan maupun kelebihan zat gizi pada anak akan diartikan sebagai penyimpangan standar pertumbuhan yang selanjutnya akan memengaruhi kehidupan anak yang bersangkutan di masa yang akan datang. Penelitian dilakukan di daerah rural yaitu Sekolah Dasar Negeri 3 Batur. Penelitian ini menggunakan rancangan studi deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik stratified random sampling. Peneliti melakukan pemeriksaan antropometri terkait tinggi badan, berat badan, dan usia. Peneliti juga menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data dari sampel terkait pola makan dan pola asuh. Data yang ada dianalisis secara univariat dan bivariat. Dari total sampel sebanyak 43 anak, 22 anak (51.2%) adalah anak laki-laki dan 21 anak (48.8%) adalah anak perempuan. Sebanyak 30 anak (69.8%) memiliki status gizi normal, 12 anak (27.9%) memiliki status gizi lebih, dan hanya 1 anak (2.3%) memiliki status gizi kurang. Pola asuh yang paling banyak diminati oleh orang tua adalah pola asuh demokratis yaitu mencapai 65.1%. Dari 38 anak yang memiliki kebiasaan sarapan, 28 anak (73.7%) memiliki status gizi normal. Dari 38 anak yang selalu jajan di sekolah, 11 anak (29%) memiliki status gizi lebih. Sebanyak 20 anak (71.4%) dari 28 anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis memiliki status gizi normal. Dapat disimpulkan bahwa pengawasan tentang gizi anak di daerah rural tidak hanya terkait gizi kurang namun juga gizi lebih. Perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah, sekolah, dan orang tua terhadap perkembangan status gizi anak. Kata kunci: Status gizi, sekolah dasar, pola makan, pola asuh
ABSTRACT OVERVIEW OF DIET AND PARENTING OF NUTRITIONAL STATUS IN CHILDREN IN SD NEGERI 3 BATUR Nutrition plays an important role in creating quality human resources. Nutritional improvements carried out on the entire life cycle, including school-age children, especially primary school children. Deficiency or excess of nutrients in children will be defined as the standard deviation of growth which in turn will affect the lives of the children concerned in the future. The study was conducted in rural areas, namely Sekolah Dasar Negeri 3 Batur. This study used a descriptive study design with cross sectional design. The sampling technique used was stratified random sampling. Researches conducted anthropometric examination related to height, weight, and age. The researches also used questionnaires to obtain relevant data from a sample diet and parenting. Existing data analyzed by univariate and bivariate. From the total sample of 43 children, 22 children (51.2%) were boys and 21 children (48.8%) were girls. A total of 30 children (69.8%) had a normal nutritional status, 12 children (27.9%) had a higher nutritional status, and only one child (2.3%) had a lower nutritional status. Parenting is most in demand by parents is a democratic parenting style, reaching 65.1%. From the 38 children who have a habit of breakfast 28 children (73.7%) had a normal nutritional status. From the 38 children who always snacks at school, 11 children (29%) had a higher nutritional status. A total of 20 children (71.4%) of 28 children who nurtured democratic parenting style had a normal nutritional status. It can be concluded that the monitoring of child nutrition in rural areas are not only related to undernutrition but also overnutrition. It needs a special attention from the government, schools, and parents on the development of a child s nutritional status. Keywords: Nutritional status, primary school, diet, parenting style
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SINGKATAN... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.3.1 Tujuan Umum... 4 1.3.2 Tujuan Khusus... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 5 1.4.1 Manfaat Akademik... 5 1.4.1 Manfaat Praktis... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7 2.1 Anak... 7 2.1.1 Pengertian Masa Anak-anak... 7 2.1.2 Karakteristik Anak... 7 2.1.3 Kebutuhan Gizi pada Anak... 9 2.2 Gizi... 11 2.3 Status Gizi... 13 2.3.1 Pengertian Status Gizi... 13 2.3.2 Faktor yang Memengaruhi Status Gizi... 14 2.3.3 Penilaian Status Gizi... 15 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 19
3.1 Kerangka Berpikir Penelitian... 19 3.2 Kerangka Konsep Penelitian... 20 BAB IV METODE PENELITIAN... 21 4.1 Jenis Rancangan Penelitian... 21 4.2 Subjek Penelitian... 21 4.2.1 Populasi Penelitian... 21 4.2.2 Sampel Penelitian... 21 4.2.3 Cara Pengambilan Sampel... 21 4.3.4 Besar Sampel... 22 4.3 Variabel Penelitian... 22 4.3.1 Identifikasi Variabel... 22 4.3.2 Klasifikasi Variabel... 23 4.3.3 Definisi Operasional Variabel... 23 4.4 Instrumen Penelitian... 23 4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 24 4.5.1 Lokasi Penelitian... 24 4.5.2 Waktu Penelitian... 24 4.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data... 24 4.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data... 24 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 25 5.1 Status Gizi, Pola Makan, dan Pola Asuh pada Anak Sekolah Dasar Negeri 3 Batur... 25 5.2 Status Gizi berdasarkan Pola Makan dan Pola Asuh pada Anak Sekolah Dasar Negeri 3 Batur... 29 5.3 Keterbatasan Penelitian... 32 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 34 6.1 Simpulan... 34 6.2 Saran... 35 DAFTAR PUSTAKA... 36 LAMPIRAN 38 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan indikator penting dalam menilai berhasil atau tidaknya pembangunan suatu bangsa. Adanya peningkatan dan perbaikan kualitas hidup SDM merupakan upaya vital untuk kelangsungan hidup dan pembangunan suatu bangsa. Berdasarkan pedoman perbaikan gizi yang dibuat oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) pada tahun 2005, faktor gizi memegang peranan penting dalam menciptakan SDM yang berkualitas. Gizi yang baik akan menghasilkan SDM yang berkualitas yaitu sehat, cerdas, produktif serta memiliki fisik yang kuat. Perbaikan gizi dilakukan pada seluruh siklus kehidupan, dimulai sejak masa kehamilan, bayi, balita, anak usia pra sekolah, anak usia sekolah, remaja, dewasa hingga usia lanjut (Heath dan Panaretto, 2005). Upaya peningkatan status gizi pada dasarnya harus dilakukan sedini mungkin, salah satunya pada saat usia sekolah (6 12 tahun). Anak usia sekolah, khususnya anak sekolah dasar, merupakan sasaran yang tepat dalam perbaikan gizi masyarakat (Choi dkk, 2008). Peningkatan status gizi pada anak usia sekolah menjadi penting karena anak akan mengalami pertumbuhan secara fisik dan perkembangan mental yang berguna untuk menunjang kehidupannya dan kesejahteraan bangsanya di masa yang akan datang (Joshi dkk, 2011; Depkes RI, 2005). Pertumbuhan fisik sering dijadikan indikator untuk menilai baik atau tidaknya status gizi individu maupun populasi. Selain dipengaruhi oleh asupan gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan, pertumbuhan fisik juga berkaitan dengan potensi genetik yang dimiliki (Bryan dkk, 2004). Kekurangan maupun kelebihan zat gizi akan diartikan sebagai penyimpangan dari standar pertumbuhan. Penyimpangan pertumbuhan 1 pada anak disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan gizi yang diberikan pada saat balita, baik yang kekurangan gizi maupun kelebihan gizi.
Pada anak usia sekolah, pertumbuhan dan perkembangannya akan mengalami percepatan dimana berat badan akan meningkat sekitar 2 3 kg/tahun dan tinggi badan setelah usia 7 tahun akan bertambah 5 cm setiap tahunnya. Anak usia 6 12 tahun ini memiliki fisik yang lebih kuat, sifat individual yang mulai muncul, dan aktif dalam kegiatan sehari-hari, serta mulai memutuskan untuk tidak bergantung pada orang tua. Banyaknya aktivitas yang dijalani akan secara langsung memperkuat kemampuan motorik anak (Taras, 2005). Gizi diperlukan oleh anak usia sekolah untuk pertumbuhan dan perkembangan, aktivitas fisik, berpikir, dan daya tahan tubuh. Anak yang tidak mendapatkan gizi yang cukup saat balita cenderung mengalami penurunan konsentrasi belajar, berpostur lebih pendek dibandingkan dengan teman seusianya, kurang bersemangat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, mudah terserang penyakit karena daya tahan tubuhnya menurun serta memiliki kapasitas kerja yang lebih rendah saat dewasa. Sedangkan anak yang mendapat asupan gizi berlebih saat balita akan berisiko mengalami penyakit degeneratif saat dewasa seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, dan diabetes mellitus tipe 2 (Sjarif, 2014). Status gizi adalah kondisi tubuh yang dihasilkan oleh keseimbangan antara zat gizi yang dikonsumsi dengan zat gizi yang digunakan atau dikeluarkan. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi status gizi seseorang dibagi menjadi dua yaitu faktor atau penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Makanan dan penyakit termasuk faktor langsung. Sedangkan yang termasuk faktor tidak langsung adalah ketersediaan asupan makanan bagi seluruh anggota keluarga, pola asuh yang diberikan orang tua kepada anaknya di rumah, dan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi seluruh keluarga serta lingkungan yang mendukung. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anak yang pendek pada anak usia 5 12 tahun mencapai 30,7% dimana anak yang sangat pendek sebanyak 12,3% dan anak yang pendek sebanyak 18,4%. Prevalensi kurus nasional pada kategori usia ini
adalah 11,2% yang terdiri dari 4,0% anak yang sangat kurus dan 7,2% anak yang kurus. Sedangkan prevalensi kegemukan pada anak usia ini masih tergolong tinggi yaitu 18,8%, angka tersebut meningkat dari prevalensi tahun 2010 yaitu 9,2%. Terdapat 15 provinsi dengan prevalensi sangat gemuk diatas prevalensi nasional, salah satu diantaranya adalah provinsi Bali. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara status nutrisi anak di kota dan di desa. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam penyelenggaraan makanan, dimana penyelenggaraan makanan ini dipengaruhi oleh faktor pengetahuan terkait gizi, faktor lingkungan, dan status ekonomi. Anak yang tinggal di daerah pedesaan umumnya memiliki kualitas dan kuantitas asupan gizi yang rendah karena tidak beragam dan tidak seimbang dalam mengonsumsi makanan, hanya didominasi oleh makanan yang mengandung karbohidrat. Penelitian terbaru status gizi anak usia 7 12 tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) oleh Rahmawati dan Hastuti (2004) menyebutkan bahwa rerata tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh (IMT) anak kota lebih tinggi dibandingkan anak desa. Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa masih terdapat banyak masalah terkait status nutrisi pada anak. Sebagai peneliti, saya ingin mengetahui bagaimana gambaran status gizi pada anak usia sekolah (6 12 tahun), dimana pada usia ini anak mengalami masa petumbuhan yang cepat dan sangat aktif sehingga membutuhkan nutrisi yang cukup baik secara kualitas maupun kuantitas. Penelitian ini dilakukan karena belum adanya data terkait status gizi anak usia sekolah (6 12 tahun) di provinsi Bali, khususnya di daerah pedesaan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana gambaran status gizi pada anak di Sekolah Dasar Negeri 3 Batur? 1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi pada anak di Sekolah Dasar Negeri 3 Batur. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui status gizi pada anak di Sekolah Dasar Negeri 3 Batur. 2. Mengetahui pola makan pada anak di Sekolah Dasar Negeri 3 Batur. 3. Mengetahui pola asuh pada anak di Sekolah Dasar Negeri 3 Batur. 4. Mengetahui proporsi status gizi berdasarkan pola makan pada anak di Sekolah Dasar Negeri 3 Batur. 5. Mengetahui proporsi status gizi berdasarkan pola asuh pada anak di Sekolah Dasar Negeri 3 Batur 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik 1. Menambah referensi untuk kegiatan ilmiah selanjutnya terkait status gizi pada anak 1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1 Manfaat bagi subjek penelitian 1. Menambah pengetahuan subjek penelitian tentang status gizi mereka 2. Menambah pengetahuan subjek penelitian tentang asupan gizi yang baik 3. Menambah kesadaran subjek penelitian terkait masalah gizi 1.4.2.2 Manfaat bagi masyarakat dan instansi terkait 1. Menambah pengetahuan masyarakat terkait masalah gizi pada anak usia sekolah
2. Memberikan masukan bagi instansi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan untuk menyediakan fasilitas dan pelayanan yang lebih komprehensif sehingga bermanfaat dalam perbaikan status gizi anak usia sekolah 3. Memberikan pertimbangan bagi pemerintahan atau pembuat kebijakan untuk menyusun program-program yang berkaitan dengan upaya perbaikan status gizi terutama pada anak usia sekolah 1.4.2.3 Manfaat bagi peneliti 1. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang didapat selama masa pendidikan dan menambah pengetahuan terkait status gizi anak 2. Sebagai sarana pelatihan dan pembelajaran untuk melakukan sebuah penelitian dalam bidang kesehatan 3. Meningkatkan kemampuan berpikir analitis dan sistematis dalam mengidentifikasi masalah kesehatan di masyarakat 4. Memberikan data yang valid bagi penelitian selanjutnya yang sejenis