PENJELASAN PENGISIAN DAFTAR ISIAN ( FORMULIR ) 1. Kuat tekan yang disyaratkan sudah ditetapkan 30,0 N/mm 2 untuk umur 28 hari. 2. Deviasi standar diketahui dari besarnya jumlah (volume) pembebasan yang akan dibuat, dalam hal ini dianggap untuk pembuatan 1000 3000 m 3 beton sehingga nilai S = 7 N/mm 3. 3. Cukup jelas. 4. Cukup jelas. 5. Jenis semen ditetapkan tipe I 6. Jenis agregat diketahui : - Agregat halus (pasir) alami = pasir muntilan. - Agregat kasar berupa batu pecah = kerikil. 7. Faktor air semen bebas : Dari tabel 2 diketahui untuk agregat kasar batu pecah (kerikil) dan semen S-550, kekuatan tekan umur 28 hari yang diharapkan dengan factor air semen 0,50 adalah 450 kg/cm 2 ( 45 N/mm 2 ). Harga ini dipakai untuk kurva harus diikuti menurut grafik 1 dalam usaha mencari factor air semen untuk beton yang direncanakan dengan cara sebagai berikut : Dari titik kekuatan tekan 45 N/mm 2 = 450 kg/cm 2 tarik garis datar sehingga memotong garis tengah yang menunjuk factor air semen 0,50. Melalui titik potong ini lalu gambarkan kurva yang berbentuk kira-kira sama dengan kurva disebelah atas dan disebelah bawahnya ( garis putus-putus ). Kemudian dari titik kekuatan beton yang dirancang ( dalam hal ini 45,0 kg/cm 2 ) tarik garis datar hingga memotong kurva putus-putus tadi. Dari titik potong ini tarik garis tegak kebawah hingga memotong sumbu X (absiska) dan baca factor air semen yang diperoleh ( dalam hal ini didapatkan 0,485 ). 8. Faktor air semen maksimum, dalam hal ini ditetapkan 0,60. Dalam hal ini faktor air semen yang diperoleh dari grafik 1 tidak sama yang ditetapkan, untuk perhitungan selanjutnya pakailah factor air semen yang terkecil. 9. Slump : ditetapkan 60 100 mm.
10. Ukuran agregat maksimum : ditetapkan 20 mm. 11. Kadar air bebas, untuk mendapatkan kadar air bebas periksalah table 6 yang dibuat untuk agregat gabungan alami atau yang berupa batu belah. Untuk agregat yang berupa campuran antara pasir alami dan kerikil ( batu pecah ) maka kadar air bebas harus diperhitungkan antara 195 225 kg/m 3.( Kalau nilai slump 60 100 dan baris ukuran agregat maksimum 20 mm, maka baris ini yangdipakai sebagai pendekatan ) memakai rumus : Dimana 2/3 W h + 1/3 W k W h = perkiraan jumlah air semen untuk agregat halus. W k = perkiraan jumlah air semen untuk agregat kasar. Dalam hal ini yang dipakai agregat halus berupa pasir alami (pasir muntilan) dan agregat kasar berupa batu pecah (kerikil), maka jumlah kadar air yang diperlukan : 2/3 x 195 x 1/3. 225 = 205 kg/m 3. 12. Jumlah air semen : cukup jelas yaitu = 205 : 0,485 = 422,68 kg/m 3. 13. Jumlah semen maksimum : tidak ditentukan, jadi dapat diabaikan. 14. Jumlah semen minimum : ditetapkan 422,68 kg/m 3. Seandainya kadar semen yang diperoleh dari perhitungan 12 belum mencapai syarat minimum yang ditetapkan, maka harga minimum ini harus dipakai dan factor air semen yang baru perlu disesuaikan. 15. Faktor air semen yang disesuaikan : dalam hal ini dapat diabaikan oleh karena syarat minimum faktor air semen sudah dipenuhi. 16. Susunan butir agregat halus : ditetapkan termasuk susunan butir zone I. 17. Persen agregat halus dari 4,8 mm. ini dicari dalam grafik 12 untuk kelompok ukuran butir mksimum 20 mm pada nilai slump 60 100 mmdan nilai factor air semen 0,485. Bagi agregat halus termasuk susunan butir no. 1 diperoleh harga antara 47 58 %. Nilai yang diambil antara kedua nilai ini ( biasanya rata-rata ). Dalam hal ini diambil 51,0 %. 18. Berat jenis relative agregat : ini adalah berat jenis agregat gabungan artinya gabungan agregat halus dan agregat kasar. Berat jenis relative dapat dihitung sebagai berikut :
Bj. Ag = ( persentase agregat halus ) x ( berat jenis agregat halus ) + ( persentase agregat kasar ) x ( berat jenis agregat kasar ). Bj. Ag = ( 0,51 x 2,61 ) + ( 0,49 x 2,70 ) = 2,654. 19. Berat jenis beton = diperoleh dari grafik 11 dengan jalan membuat grafik baru yang sesuai dengan nilai berat jenis agregat gabungan, yaitu 2,654. Titik potong grafik baru tadi dengan tegak menunjukkan kadar air bebas ( dalam hal ini 205 kg/m 3 ), menunjukkan nilai berat jenis beton yang direncanakan. Dalam hal ini diperoleh 2.375 kg/m 3. 20. Kadar agregat gabungan = ( berat jenis beton ) ( jumlah kadar semen ) ( kadar air ) = ( 2.375 ) ( 422,68 ) ( 205 ) = 1747,32 kg/ m 3 21. Kadar agregat halus = ( 0,51 ) x ( 1747,32 ) = 891,13 kg/m 3. 22. Kadar agregat kasar = ( 1747,32 ) ( 891,13 ) = 856,19 kg/m 3. 23. Dari langkah no. 1 s/d no. 22 kita dapatkan susunan campuran beton teoritis untuk tiap m 3, sebagai berikut : ( dalam 1 m 3 beton K-300 ) - Semen Portland = 422,68 kg. - Air seluruhnya = 205,00 kg. - Agregat halus = 891,13 kg. - Agregat kasar = 856,19 kg. Dari data campuran teoritis diatas perlu dilakukan koreksi untuk mendapatkan campuran uji dalam 1 m 3. - Agregat halus = ( KA AH Absorbsi ) x AH/100 = ( 7,15-1,38 ) x 891,13 = 51,42 kg 100 - Agregat kasar = ( KA AH Absorbsi ) x AH/100 = ( 0,70-1,80 ) x 856,19 = - 9,42 kg 100
- Air = ( 205 51,42 ) + 9,42 = 163,00 kg/lt. Sedangkan untuk mendapatkan susunan campuran yang sebenarnya yaitu yang akan dipakai sebagai campuran uji dalam 1 m 3 sebagai berikut : - Semen Portland = 422,68 kg. - Air = ( 205 51,42 ) + 9,42 = 163,00 kg/lt. - Agregat halus = 891,13 + 51.,42 = 942,55 kg - Agregat kasar = 856,19-9,42 = 846,77 kg Sedangkan untuk mendapatkan susunan campuran Beton mutu K-300 yaitu yang akan dipakai sebagai campuran uji dalam 1 m 3 dalam bentuk volume : - 1 Semen Portland = 422,68 / 1,02 / 1000 = 0,4144 m 3. - 0,39 Air = 163,00 / 1,00 / 1000 = 0,1630 m 3. - 1,86 Agregat halus = 942,55 / 1,22 / 1000 = 0,7726 m 3. - 1,63 Agregat kasar = 677,34 / 1,25 / 1000 = 0,6774 m 3. Konversi kedalam volume sering dipakai dilapangan dengan perbandingan sebagai berikut : Semen Portland : air : agregat halus : agregat kasar = 1 : 0,4 : 0,9 : 1,6 Kebutuhan bahan campuran beton untuk 3 sampel kubus ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm adalah sebagai berikut : - Semen Portland = 422,68 x 0,010125 x 1,25 = 5,24 kg. - Air = 163,00 x 0,010125 x 1,25 = 2,06 kg.
- Agregat halus = 772,58 x 0,010125 x 1,25 = 9,78 kg. - Agregat kasar = 677,34 x 0,010125 x 1,25 = 8,57 kg.
PENUTUP KESIMPULAN Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kuat tekan yang disyaratkan ditetapkan 30,0 N/mm 2 pada 28 hari bagian cacat 5 %. 2. Deviasi standar = 7 N/mm 2. 3. Nilai tambah ( margin ) = 11,5 N/mm 2. 4. Kekuatan rata-rata yang ditargetkan = 41,5 N/mm 2. 5. Jenis semen = tipe I. 6. Jenis agregat : kasar = batu pecah mesin. Halus = alami. 7. Faktor air semen bebas = 0,5 ( diambil yang terkecil ). 8. Faktor air semen maksimum = 0,60 9. Slump = 60-100 mm. 10. Ukuran agregat maksimal = 20 mm. 11. Kadar air bebas = 205 kg/m 3. 12. Jumlah semen = 422,68 kg/m 3. 13. Jumlah semen maksimum = 422,68 kg/m 3. 14. Jumlah semen minimum = 375 kg/m 3. 15. Fakto air semen yang disesuaikan = 0,485 16. Susunan butir agregat halus = daerah gradasi susunan butir zone I. 17. Prosentase agregat halus dari 4,8 mm = 51,0 % 18. Berat jenis relative, agregat ( kering permukaan ) = 2,654. 19. Berat jenis beton = 2375 kg/m 3. 20. Kadar agregat gabungan = 1747,32 kg/m 3. 21. Kadar agregat halus = 891,13 kg/m 3. 22. Kadar agregat kasar = 856,19 kg/m 3. Proporsi campuran : a. Tiap m 3
- Semen Portland = 422,68 kg - Air seluruhnya = 205,00 kg. - Agregat halus = 891,13 kg. - Agregat kasar = 856,19 kg. b. Tiap campuran uji m 3 - Semen Portland = 422,68 kg - Air seluruhnya = 163,00 kg. - Agregat halus = 942,55 kg. - Agregat kasar = 846,77 kg. c. Kebutuhan 3 sampel kubus ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm - Semen Portland = 5,244 kg - Air seluruhnya = 2,063 kg. - Agregat halus = 9,778 kg. - Agregat kasar = 8,573 kg. d. Dikonversikan ke dalam volume - Semen Portland = 0,4144 m 3. - Air seluruhnya = 0,1630 m 3. - Agregat halus = 0,7726 m 3. - Agregat kasar = 0,6774 m 3. Dalam perbandingan : Semen Portland : air : agregat halus : agregat kasar = 1 : 0,4 : 0,9 : 1,6 SARAN Mangingat mix design yang kami lakukan masih sederhana dan mugkin juga kurang teliti atau terdapat kesalahan yang regu kami tanpa sadari, baik dalam perhitungan ataupun dalam hal lainnya, kami mohon maaf, Kami menyarankan kepada pembaca yang budiman agar berhati-hati dalam melakukan perhitungan mix design, juga ketelitian dan kecermatan guna memperoleh hasil yang akurat.