GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis

P E M E R I N T A H P R O V I N S I B A N T E N

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

V. GAMBARAN UMUM. Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o sampai

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

BAB IV GAMBARAN UMUM. 15 Lintang Selatan dan antara Bujur Timur dan dilalui oleh

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Karimunjawa). Jarak dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke

No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011

3. Kondisi Ekonomi Makro Daerah

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung. satu kota di Bali yang mempunyai wilayah seluas 418,52 km 2 atau 41.

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KONDISI UMUM Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

Transkripsi:

31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah 9 662.92 km 2. Secara administratif pemerintahan Provinsi Banten berbatasan dengan: a. Sebelah utara dengan Laut Jawa b. Sebelah timur dengan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. c. Sebelah selatan dengan Samudra Hindia d. Sebelah barat dengan Selat Sunda Provinsi Banten terdiri dari empat kabupaten yaitu Kabupaten Pandeglang, Lebak,, dan dua kota yaitu Kota dan Kota Cilegon. Dalam perkembangannya terjadi pemekaran wilayah, Kabupaten menjadi Kabupaten dan Kota. Selanjutnya, Kabupaten dimekarkan menjadi Kabupaten dan Kota Selatan. Sehingga, Provinsi Banten saat ini terdiri dari empat kabupaten dan empat kota. Secara alamiah, Provinsi Banten memiliki keuntungan fisik-geografis berupa akses langsung ke Pulau Sumatera dan perairan internasional (Samudra Indonesia). Sebagai wilayah yang terletak di ujung barat Pulau Jawa, maka Provinsi Banten merupakan pintu gerbang pergerakan manusia, barang dan jasa antar pulau yang sangat strategis. Demikian juga halnya dengan letak yang berbatasan langsung dengan ibukota negara (DKI Jakarta), maka akan mendorong pertumbuhan baik antar pulau maupun antar wilayah di Pulau Jawa. Kemudian dengan adanya akses langsung ke perairan internasional akan merangsang terbukanya peluang kerjasama bilateral yang menguntungkan. Letak geografis yang strategis ini menjadikan Provinsi Banten sebagai pintu gerbang investasi Indonesia baik dalam skala nasional maupun internasional (Gambar 5 ). Ekosistem wilayah Provinsi Banten pada dasarnya terdiri dari : a. Lingkungan Pantai Utara yang merupakan ekosistem sawah irigasi teknis dan setengah teknis, kawasan pemukiman dan industri.

32 Gambar 5. Peta administrasi Provinsi Banten b. Kawasan Banten Bagian Tengah berupa irigasi terbatas dan kebun campur, sebagian berupa pemukiman pedesaan, mempunyai ketersediaan air yang cukup dan dengan kuantitas yang stabil. c. Kawasan Banten sekitar Gunung Halimun-Kendeng hingga Malingping, Leuwidamar, Bayah berupa pegunungan yang relatif sulit untuk di akses, namun menyimpan potensi sumber daya alam. d. Banten Bagian Barat (Saketi, Daerah Aliran Sungai atau DAS Cidano dan lereng kompleks Gunung Karang Aseupan dan Pulosari sampai Pantai DAS Ciliman Pandeglang dan bagian Barat) yang kaya akan potensi air, merupakan kawasan pertanian yang masih perlu ditingkatkan (intensifikasi) e. Ujung kulon sebagai Taman Nasional Konservasi Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus). Banyaknya pulau-pulau yang berpotensi bagi masyarakat Banten sekitar 55 pulau, yang tersebar di wilayah Provinsi Banten maupun di perbatasannya. Sedangkan sungai-sungai yang melewati wilayah Provinsi Banten berjumlah 91 sungai, dengan sungai yang paling terkenal adalah Sungai Ciujung yang luas daerah pengaliran sungainya lebih dari seribu kilometer persegi.

33 Iklim Iklim wilayah Banten sangat dipengaruhi oleh Angin Monson dan Gelombang El Nino. Saat musim penghujan (November - Maret ), cuaca didominasi oleh angin barat (dari Sumatera, Samudra Hindia sebelah selatan India) yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Pada musim kemarau (Juni Agustus), cuaca didominasi oleh angin timur yang menyebabkan wilayah Banten mengalami kekeringan yang keras terutama di wilayah bagian pantai utara, terlebih lagi bila berlangsung El Nino. Pada tahun 2009, suhu udara rata-rata bulanan sebesar 32.2 o C, dimana suhu udara maksimum dan minimum terjadi pada bulan September, yaitu masingmasing sebesar 34.0 o C dan 22.1 o C. Sedangkan untuk tahun 2008, suhu udara ratarata bulanan sebesar 31.5 o C, dengan suhu udara maksimun dan minimum masingmasing sebesar 32.8 o C terjadi di bulan September dan sebesar 22.7 o C yang terjadi pada bulan Juni dan September. Berarti, suhu udara pada tahun 2009 relatif lebih hangat dan dengan tingkat volatilitas yang lebih tinggi pula bila dibandingkan dengan tahun 2008. Curah hujan tertinggi pada tahun 2009 terjadi di bulan Januari (339 mm), dan terendah pada bulan Agustus hanya sebesar 2 mm. Rata-rata curah hujan bulanan pada tahun 2009 sebesar 116 mm, lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 123 mm. Meskipun demikian, tidak ada perbedaan siklus hujan antara tahun 2009 dengan 2008, dimana pada periode Januari-Maret curah hujan relatif tinggi, kemudian mulai menurun di bulan April dan mulai naik kembali sekitar bulan Oktober. Kondisi Demografi Penduduk merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan dewasa ini. Dimana, jumlah penduduk yang besar apalagi dengan komposisi dan distribusi yang lebih merata, dapat menjadi potensi tetapi dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan apabila berkualitas rendah. Karena itu, proses pembangunan yang dilakukan selain diarahkan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, harus pula mencakup upaya untuk

34 mengendalikan laju pertumbuhan serta menyeimbangkan komposisi dan distribusi penduduk. Jumlah penduduk Provinsi Banten dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2000, penduduk Banten berjumlah 8.10 juta jiwa tapi pada tahun 2009 meningkat menjadi 9.78 juta jiwa, atau tumbuh rata-rata sebesar 2.12 persen pertahun. Apabila dibandingkan dengan proyeksi penduduk Indonesia yang mencapai 231.37 juta orang maka penduduk Banten pada tahun 2009 mencapai 4.20 persen dari total penduduk Indonesia, sehingga Banten menjadi provinsi dengan populasi terbesar kelima di Indonesia. Pada tahun 2009, Banten juga termasuk empat besar provinsi yang terpadat penduduknya yaitu dengan tingkat kepadatan mencapai 1 085 jiwa per km 2. Penyebaran penduduk di Provinsi Banten secara spasial tidak merata, karena masih terkonsentrasi di wilayah Kabupaten, Kota, dan Kota Selatan. Dengan luas wilayah kurang dari 14 persen dari seluruh luas wilayah Provinsi Banten, ketiga wilayah tersebut pada tahun 2009 dihuni oleh sekitar 53.47 persen dari seluruh penduduk Banten. Akibatnya, tingkat kepadatan penduduk antar wilayah di Banten menjadi sangat tidak merata. Tercatat, Kota merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi, mencapai 10 101 jiwa per km 2. Sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Lebak yaitu dengan tingkat kepadatan penduduk hanya 367 jiwa per km 2 (Tabel 6). Berarti, Kota hampir 28 kali lebih padat bila dibandingkan dengan Kabupaten Lebak (BPS Banten, 2010). Tabel 6. Distribusi persentase penduduk dan kepadatan penduduk menurut kabupaten/kota di Provinsi Banten tahun 2008-2009 Kabupaten/kota Persentase penduduk Kepadatan penduduk perkm 2 2008 2009 2008 2009 Kabupaten: Pandeglang 11.38 11.24 398 400 Lebak 12.86 12.87 360 367 1 37.22 37.58 3 532 3 634 2 19.02 13.75 850 715 Kota: 15.95 15.89 9 950 10 101 Cilegon 3.58 3.57 1 958 1 990-5.09-1 867 * 1) Termasuk Kota Selatan; 2) Termasuk Kota

35 Aktivitas Ekonomi Berdasarkan data publikasi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) atas harga berlaku maupun harga konstan yang terbagi menjadi sembilan sektor, sektor yang memberikan nilai PDRB terbesar adalah sektor industri pengolahan kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran seperti ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7. Distribusi persentase PDRB Provinsi Banten atas harga berlaku tahun 2005 2009 menurut lapangan usaha Sektor Ekonomi 2005 2006 2007 2008 2009 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 8.53 0.10 49.75 4.87 2.73 17.13 8.58 3.29 5.02 7.77 0.10 49.04 0.23 2.89 17.5 9.38 3.35 5.13 7.93 0.11 47.83 3.99 3.03 18.99 9.24 3.54 5.32 8.38 0.12 45.25 4.06 3.26 20.10 9.29 3.83 5.37 8.41 0.12 43.17 3.96 3.50 20.79 9.96 4.10 5.99 Kedua sektor ini terkonsentrasi di Kota, Kabupaten dan Kota Cilegon, sehingga pembentukan PDRB secara spasial juga didominasi oleh ketiga kabupaten/kota tersebut. Wilayah Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Kota merupakan wilayah yang memiliki kontibusi PDRB yang tergolong kecil (Tabel 8). Tabel 8. PDRB (juta rupiah) Provinsi Banten atas harga konstan tahun 2000 menurut kabupaten/kota dari tahun 2007 sampai 2009 Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 Kabupaten 1. Pandeglang 3 667 467.40 3 824 711.66 3 976 527.25 2. Lebak 3 559 031.99 3 703 579.42 3 855 293.11 3. 15 873 690.99 16 748 498.36 17 485 777.65 4. 6 387 705.54 6 639 988.83 6 851 287.52 Kota 5. 6. Cilegon 7. 8. Selatan 24 505 118.02 10 518 939.33 2 398 080.96 4 168 900.45 26 066 992.52 11 047 320.64 2 532 981.69 4 560 506.50 27 562 535.16 11 581 479.20 2 670 752.34 4 947 866.89

36 Dilihat dari pertumbuhan ekonomi di setiap kabupaten/kota menunjukkan tingkat pertumbuhan yang cukup nyata. Kota Selatan pada tahun 2009 menjadi daerah yang paling tinggi pertumbuhan ekonominya yaitu mencapai 8.49% dan yang terendah adalah Kabupaten yang hanya tumbuh sebesar 3.18%. Sedangkan Kota, Kabupaten dan KotaCilegon masing-masing tumbuh sebesar 5.74%; 4.40% dan 4.84%. Meskipun demikian, andil terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Banten tetaplah dipegang oleh Kota, Kabupaten, dan Kota Cilegon (BPS Banten, 2010). Pembangunan Sosial Strategi peningkatan kapasitas manusia diantaranya melalui pendidikan. Pendidikan sangat berpengaruh dalam pembangunan, baik pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, sosial, dan masih banyak lagi peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia. Tingkat pendidikan yang tinggi terutama pada usia produktif akan menciptakan pembangunan yang berkualitas. Distribusi persentase penduduk usia 10 tahun ke atas menurut pendidikan pada tahun 2009, komposisi terbesar adalah penduduk yang tamat SD yaitu sebesar 34.82%, diikuti tidak tamat SD sebesar 29.73%, selanjutnya tamat SLTA sebesar 20.89%, tamat SLTP sebesar 8.69%, tamat DIII/sarjana 5.18% dan tamat D1/DII sebesar 0.69% (BPS Banten, 2010). Ditinjau dari Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada tahun 2009, Angka Partisipasi Sekolah terbesar berada pada kelompok usia SD yaitu sebesar 97.85%, artinya 97.85% penduduk usia SD bersekolah di SD. Sedangkan angka partisipasi usia SLTP, SLTA, dan Perguruan tinggi berturut-turut 80.88%, 50.0%, dan 11.07%. Provinsi Banten masih harus bekerja keras untuk mewujudkan wajib belajar 15 tahun (BPS Banten, 2010). Tingkat pendidikan antar kabupaten/kota di Provinsi Banten menunjukkan perbedaan yang nyata. Komposisi penduduk yang terbesar di Kabupaten Lebak, Pandeglang dan adalah penduduk yang tidak tamat SD dan tamat SD, sedangkan untuk Kabupaten, Kota Selatan dan Kota Cilegon komposisi distribusi pendidikan penduduk adalah penduduk yang tamat SLTA (Tabel 9).

37 Tabel 9. Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas menurut kabupaten/kota dan pendidikan yang ditamatkan di Provinsi Banten 2009 Kabupaten/Kota Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat PT Kabupaten: Pandeglang Lebak 36.83 37.75 23.45 30.91 38.45 42.49 24.03 35.87 13.65 12.20 19.84 19.35 8.32 6.13 26.14 12.32 2.76 1.42 6.63 1.54 Kota: Cilegon 13.12 17.90 23.19 21.68 27.94 30.90 20.04 21.21 17.75 33.23 27.71 22.18 11.93 5.25 5.98 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator komposit yang memperhitungkan lama sekolah, angka harapan hidup, angka melek huruf dan pengeluaran perkapita. Nilai IPM suatu wilayah menunjukkan seberapa jauh negara atau wilayah itu telah mencapai sasaran yang ditentukan yaitu angka harapan hidup 85 tahun, pendidikan dasar bagi semua lapisan masyarakat (tanpa kecuali), dan tingkat pengeluaran dan konsumsi yang telah mencapai standar hidup yang layak. Semakin dekat nilai IPM suatu wilayah terhadap angka 100, semakin dekat jalan yang harus ditempuh untuk mencapai sasaran itu. Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Banten pada tahun 2009 sebesar 70.06. Masingmasing komponen mempunyai pencapaian yang berbeda antar kabupaten/kota (Tabel 10). Tabel 10. Indeks Pembangunan Manusia menurut kabupaten/kota pada tahun 2009 di Provinsi Banten Kabupaten/Kota Kabupaten: Pandeglang Lebak Kota: Cilegon Harapan Hidup 63.52 63.21 65.61 62.65 69.29 68.49 64.12 Angka Melek Huruf 96.30 94.55 95.66 94.93 98.35 98.71 96.27 Rata-rata lama sekolah 6.44 6.22 8.93 7.04 9.95 9.66 7.25 Pengeluaran Riil Perkapita 625.06 627.49 632.77 630.08 640.27 641.88 635.34 IPM 67.99 67.45 71.45 68.27 74.89 74.99 69.99 BANTEN 64.75 95.95 8.15 627.63 70.06