RODA GIGI LURUS. 1. Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi lurus dengan mesin bubut sesuai dengan ukuran gambar kerja.

dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

MODUL PROSES PEMESINAN LANJUT

Job Sheet. Pemesinan Frais MES 6324

MESIN BOR. Gambar Chamfer

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PROSES PEMESINAN KOMPLEKS

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

2. Mesin Frais/Milling

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

c. besar c. besar Figure 1

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

Materi 6. Gambar 1. Ragum Biasa

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

SOAL LATIHAN 4 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

MATERI MATAKULIAH PROSES PEMESINAN I

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

BAB III MESIN FRAIS. ( Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

PROSES PEMBUATAN PIRINGAN PISAU PADA MESIN PERAJANG SINGKONG

Pengefraisan Roda Gigi Helik/Miring

commit to user BAB II DASAR TEORI

Gambar 1.1 Hasil-hasil dari pembubutan

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

TUGAS MAKALAH TEKNOLOGI MEKANIK I PEMBUATAN RODA GIGI CACING

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. bentuk poros transmisi horisontal dan poros transmisi. vertikal yang benar dan sesuai ukuran yang diinginkan.

BAB VI Mesin Shaping I

MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR

Persiapan Kerja Bubut

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT. Oleh : Purgiyanto

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

BAB III Mesin Milling I

FM-UII-AA-FKU-01/R0 MESIN BUBUT 2.1. TUJAN PRAKTIKUM

M O D U L T UT O R I A L

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

EKSPERIMENTAL PEMBUATAN SPIRAL DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN FREIS UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM PRAKTIKUM LABORATORIUM PEMESINAN

2.11 Jenis-Jenis Pemotongan/Pemakanan pada Mesin Frais Pemotongan Mendatar (Horizontal) 352

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MEMPERGUNAKAN MESIN BUBUT (KOMPLEK)

TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Ruang Lingkup Penggunaan mesin sekrap Penggunaan alat-alat perkakas tangan

MODUL PEMBELAJARAN BIDANG KEAHLIAN : TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK MESIN PERKAKAS PROGRAM DIKLAT : PEKERJAAN PERMESINAN TINGKAT : II ( DUA )

PROSES PEMBUATAN POROS TETAP, POROS GESER DAN ROLLER PADA ALAT/MESIN PENGEROLL PIPA PROYEK AKHIR

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Pengefraisan Roda Gigi Lurus dan Rack

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MENGESET MESIN DAN MENGEDIT PROGRAM MESIN CNC

MENGGERINDA TOOLS (PISAU/PAHAT)

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

BAB IV MESIN SEKRAP. Laporan Akhir Proses Produksi ATA 2010/2011. Pengertian Mesin Sekrap

Job Sheet Pemesinan Bubut

Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais

Memprogram Mesin CNC (Dasar)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

mata kuliah Proses Produksi with Dr.Eng.Ir. RUDI SUHRADI RACHMAT, M.Eng TURNING

RENCANA IMPLEMENTASI MEMBUBUT DI LABORATORIUM PRODUKSI JURUSAN MESIN. Oleh: Nama : Dwi Pujo L NIM : Prodi : PTMSI

MODUL MESIN CNC-3. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

MATERI KULIAH CNC Memasang Cekam dan Benda kerja Mesin Frais CNC

PEMBUATAN ALAT PEMEGANG MATA BOR DALAM RANGKA REKONDISI PERALATAN MESIN BOR KOORDINAT ACIERA 22 TA LABORATORIUM PEMESINAN JURUSAN TEKNIK MESIN

Teknik Pemesinan Frais 2

INSTRUMEN VERIFIKASI SMK PENYELENGGARA UJI KOMPETENSI KEAHLIAN

BAB 7 MENGENAL PROSES FRAIS (Milling)

PROSES PEMBUATAN POROS TRANSMISI VERTIKAL DAN POROS TRANSMISI HORISONTAL PADA MESIN GERABAH SEMI OTOMATIS

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

PBAB II MESIN BUBUT. (Laboratorium Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2011) Gambar 2.1 Mesin Bubut

MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt

ASatuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian : Teknik Pemesinan

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing

Transkripsi:

RODA GIGI LURUS 1. TUJUAN Agar Mahasiswa : 1. Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi lurus dengan mesin bubut sesuai dengan ukuran gambar kerja. 2. Terampil mengefrais dan mengalur (dloting) dalam pembuatan produk roda gigi lurus, modul 1,5 dan Z 30 dengan cara dan sikap yang benar. 2. PERLENGKAPAN ALAT DAN BAHAN : 1. Mesin bubut, mesin frais universal 2. Pisau frais M 1,5 3. Kikir rata halus 4. Jangka sorong 5. Mata bor ø 15 dan ø 16 (mm) 6. Bor senter 7. Mandrel 8. Bahan : Aluminium cor, ø 50 x 38 (mm) 3. TINDAKAN KEAMANAN / KESELAMATAN KERJA 1. Jangan merubah kecepatan mesin ketika mesin dalam keadaan hidup 2. Letakkan semua alat ukur pada tempat yang aman / terpisah pada benda yang kasar. 3. Pakailah alat pelindung mata ketika membubut dan mengetam (mengefrais). 4. Dilarang membersihkan tatal mesin (sisa potongan bahan) pada saat mesin masih hidup. 5. Jangan meninggalkan mesin dalam keadaan hidup.

4. LANGKAH KERJA 1. Meminta bahan dan perlengkapan bubut dan frais kepada teknisi. 2. Chek ukuran bahan dan alat bantu yang diperlukan. 3. Mempersiapkan mesin bubut dan perlengkapannya. 4. Cekam benda kerja dan sisakan ± 3mm,kuatkan. 5. Bubut rata permukaan ujung benda kerja, kemudian lepas. 6. Cekam ujung benda kerja yang telah di bubut rata seperti langkah no 4, bubut rata ujung benda kerja sehingga mencapai ukuran panjang 20 mm. 7. Lakukan pengeboran senter. 8. Lakukan pengeboran dengan diameter mata bor 15 mm. 9. Lakukan pengeboran dengan mata bor ø 16mm, kurangi kecepatan pemakanan. 10. Lepas benda kerja, kemudian pasang pada mandrel dengan diameter 16mm. 11.Cekam mandrel, kemudian bubut rata permukaan benda kerja ø 43mm. 12.Tirus bagian ujung benda kerja 2x45 ⁰, lepas benda kerja. 13. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan mesin frais. 14. Gunakan kepala pembagi dengan jumlah lobang 18. 15. Pasang benda kerja pada cekam kepala pembagi. 16.Menentukan titik nol pemakanan dengan cara : a. Nyalakan motor spindel utama b. Dekatkan mata pisau frais tepat diatas benda kerja, turunkan posisi pisau dengan memutar handel penurun dan penaik meja. c. Posisi pisau harus benar-benar sejajar (sesumbu) dengan benda kerja. d. Turunkan hingga sedikit menyentuh benda kerja. e. Putar pengukur pada handle penaik dan penurun meja pada posisi nol, jauhkan mata pisau frais. 17. Naikkan meja frais setinggi 3,25mm, sebagai tinggi gigi, kemudian makankan, jauhkan kembali.

18. Putar piring pembagi 1kali putaran dan 6 lubang pada piring pembagi 18. 19. Lakukan langkah kerja 17 dan 18, hingga terbentuk roda gigi. 20. Lepas roda gigi dari cekam maupun darin mandrel. 21. Rapikan bagian kepala roda gigi menggunakan kikir halus. 22. Buat lubang pasak. 23. Rapikan, beri nama dan nomor presensi, serahkan kepada dosen penguji. Perhitungan Mencari ukuran roda gigi a. Menghitung putaran kepala pembagi ( n ) n = 1 putaran engkol pembagi + 6 lubang pada piringan dengan lubang 18 b. Diameter jarak bagi roda gigi ( D ) D = M.Z D = 1,5 30 D = 45 mm c. Diameter puncak ( Dp ) Dp = D + 2M Dp = 45 + 2 1,5 = 48 mm d. Jarak antara ( t )

t = = = 1,5 e. Lebar gigi ( b ) b = jarak antara gigi = 1,5 = 0,75 f. Tinggi gigi ( H ) H = Hp + Hk = M + 1,167 M = 1,5 + (1,167 1,5 ) = 3,25 mm 5. KESULITAN YANG DIALAMI. Dalam pembuatan ini yaitu pembuatan rodagigi lurus. Saya dalam praktikum ini mengalami kesulitan yaitu roda gigi yang dihasilkan dengan tinggi ( h ) akan menghasilkan gigi yang kurang singkron ( kepala gigi terlalu pipih ). Hal ini lebih disebabkan pada penyetingan pada saat pencekaman pengefraisannya kurang tepat, sehingga kemungkinan kelurusan dari penyetingannya kurang tercapai pula. Kemungkinan yang kedua lebih ditekankan pada kelurusan dari mesin, yaitu pada bidang senter yang ada. Hal ini terlihat pada semua hasil pengefrisan yang tercapai dari keseluruhan mahasiswa yang kurang tercapai pula kelurusannya pada saat penyenterannya. 6. CARA MENGATASI Setalah saya mengamati dengan jalas tentang kesulitan yang dihadapi, saya mempunyai solusi yang untuk mengatasinya. Solusinya adalah dengan dengan pemastian penyetingan secara tepat pada pencekamannya. Proses ini menjadi sangat

penting karena hal ini sangat menentukan pada hasil pengefraisan nanti. Pengechekan kelurusan dilakukan pada cekam pada mesin frais, yaitu dengan mencekam senter pula pada cekam, kemudian disentuhkan pada senter mesin frais. Amati dengan benar apakah sentuhan senter tersebut pada ujungnya atau tidak. Jika ujung itu saling bersentuhan dengan tepat maka bias dipastikan bahwa cekam yang akan kita gunakan dalam keadaan senter. Setelah cekam itu benar-benar senter, pengefraisan itupun sudah bias mulai dilakukan. 7. SARAN 1. Penyetingan pada saat proses pencekaman harus dilakukan dengan benar, kebenaran penyetingan ini akan berpengaruh pada hasil pencapaian akhir nantinya. 2. Gunakan alat yang ada sesuai dengan fungsinya. 3. Taatilah semua kaidah K3 yang ada. 4. Berdoalah sebelum praktikum. 8. GAMBAR

RODA GIGI MIRING 1. TUJUAN Agar mahasiswa : 1. Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi miring dengan mesin bubut sesuai dengan ukuran gambar kerja. 2. Terampil mengefrais dan mengalur dalam pembuatan produk roda gigi miring, Modul 1,5 dan Z 25 dengan cara dan sikap yang benar. 2. PERLENGKAPAN ALAT DAN BAHAN 1. Mesin bubut, mesin frais universal. 2. Pisau roda gigi dengan M 1,5 3. Kikir rata halus. 4. Mata bor Ø15 dan Ø 16 (mm). 5. Bor senter. 6. Jangka sorong. 7. Mandrel. 8. Bahan :Aluminium cor, Ø 50 x 38 (mm). 3. TINDAKAN KEAMANAN ATAU KESELAMATAN KERJA 1. Jangan merubah kecepatan mesin pada saat mesin dalam keadaan hidup. 2. Letakan semua alat pada tempat yang aman / terpisah pada benda yang kasar. 3. Pakailah alat pelindung mata ketika membubut dan mengetam. 4. Dilarang membersihkan tatal mesin pada saat mesin masih hidup.

5. Jangan meninggalkan mesin dalam keadaan hidup. 6. Gunakan cairan pendingin ketika mengefrais roda gigi. 4. LANGKAH KERJA 1. Meminta peralatan dan bahan kepada teknisi. 2. Mengukur benda kerja. 3. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan mesin bubut. 4. Jepit benda kerja pada cekam, sisakan ujung benda kerja 3 mm. 5. Bubut rata permukaan ujung benda kerja, lepas kemudian balik posisi benda kerja. 6. Bubut rata permukaan benda kerja sehingga mencapai ukuran panjang 20 mm. 7. Lakukan pengeboran senter pada ujung benda kerja. 8. Lakukan pengeboran menggunakan mata bor Ø 16 mm, lepas benda kerja kemudian pasang pada mandrel. 9. Jepit mandrel, kemudian bubut rata permukaan benda kerja dengan Ø 50 mm 10. Bubut rata Ø 30 x 10 mm, lepas benda kerja 11. Mempersiapkan mesin dan perlengkapan kerja frais. 12. Menentukan titik nol pemakaian : a. Pasang benda kerja pada cekam mesin frais, rubah sudut kepala pembagi mesin frais 39 derajat. b. Menentukan titik pemakanan dengan cara : Nyalakan motor spindle utama. c. Dekatkan mata pisau frais tepat diatas benda kerja, turunkan possisi pisau dengan memutar handle penurun dan penarik meja. d. Posisi pisau harus benar-benar sejajar (sesumbu) dengan benda kerja,.

e. Turunkan hingga sedikit menyentuh benda kerja. f. Putar pengukur pada handle penaik dan penurun meja pada posisi nol, jauhkan mata pisau frais. g. Naikkan meja frais setinggi 4,33 mm sebagai tinggi gigi, makankan pada pisau frais 13. Nyalakan mesin dan eretan otomatis. 14. Setelah terbentuk gigi, putar engkol pembagi sebanyak 1 putaran, dan 11 lubang pada piringan pembagi 29. Lakukan langkah kerja tersebut sehingga roda gigi miring terbentuk. 15. Rapikan benda kerja, beri nama, nomer presensi, kemudian serahkan kepada dosen penguji. Perhitungan : Mencari ukuran roda gigi: a. Diameter jarak bagi (D) D = M. Z = 1,5 x 29 = 43,5 mm b. Diameter puncak (Dp) Dp = D +2M = 43,5 +2 x 1,5 = 47,5 mm c. Tinggi gigi (H) H =Hp + Hk

= M+ 1,167 x M = 1,5 + (1, 167 x 1.5) = 3,25 mm d. Menghitung putaran kepala pembagi (n) = 1 putaran engkol pembagi + 11 lubang pada piring pembagi 29 5. KESULITAN YANG DIALAMI Dalam praktikum kali ini tentang pembuatan roda gigi Heliks atau roda gigi miring saya mendapati kesulitan. Diantara kesulitan-kesulitan yang ada adalah kesulitan pada pembentukan giginya yaitu gigi-gigi yang punya ketebalan yang sama. Kesulitan inipun muncul kembali setelah saya praktikum pembuatan roda gigi lurus. Kesulitan yang kedua yaitu pencapaian kehalusan dari pembentukan gigi-gigi itu. Kehalusan yang kurang tercapai ini akan mengurangi segi estetika serta keindahannya dan tingkat kehalusannya pun kurang terpenuhi. 6. CARA MENGATASI Setelah saya mengamati kesulitan yang saya alami, saya dapat melakukan solusi-solusi yangdapat mengatasinya yaitu, Solusi yang pertama yaitu dengan memastikan kelurusan dari pencekaman yang dilakukan. Kelurusan ini harus dichek dulu dari keadaan cekam mesin frais itu. Sehingga apabila sudah diyakini bahwa penyetingan itu sudah lurus, maka proses pengefraisan itu sudah bias dilakukan. Solusi yang kedua yaitu tentang pencapaian kehalusan gigi dengan penggerakan eretan yang pelan-pelan ataupun bias dilakukan secara otomatisasi. Pergerakan yang pelan ini bertujuan untuk kehalusannya sehingga proses penyayatan terjadi di semua bidang secara merata. 7. SARAN 1. Pastikan penyetingan pada cekam frais benar-benar lurus. 2. Gunakan alat yang ada sesuai dengan fungsinya. 3. Taatilah semua kaidah K3 yang ada. 4. Berdoalah sebelum praktikum. 8. GAMBAR

RACK LURUS 1. TUJUAN Agar mahasiswa : 1. Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) gigi rack lurus dengan mesin sekrap sesuai dengan ukuran gambar kerja. 2. Terampil mensekrap dalam pembuatan produk gigi rack lurus,modul 1,5 dan panjang (p) 100 mm.

2. PERLENGKAPAN ALAT DAN BAHAN 1. Mesin sekrap 2. Pisau roda sisi dengan M 1,5 3. Kikir rata halus 4. Jangka sorong 5. Bahan : Alumunium cor,30 x 30x 110 (mm) 6. Palu plastik 7. Siku baja 3. TINDAKAN KEAMANAN / KESELAMATAN KERJA 1. Jangan merubahkecepatan mesin ketika mesin dalam keadaan hidup. 2. Letakan semua alat ukur di tempat yang aman / terpisah pada benda yang kasar. 3. Pakailah alat pelindung mata 4. Tidak membersihkan tatal pada saat mesin masih berjalan. 5. Tidak meninggalkan mesin dalam keadaan hidup. 4. LANGKAH KERJA 1. Meminta bahan dan perlengkapan kerja dan frais 2. Mengukur benda kerja 3. Memprsiapkan peralatan dan perlengkapan mesin sekrap 4. Jepit benda kerja pada ragum sekrap dengan posisi horizontal sisakan 4 mm 5. Nyalakan spindal utama, sekrap rata permukaan benda kerja,jauhkan pahat,lepas benda kerja 6. Putus posisi benda kerja searah maupan berlawanan arah jarum jam,kuatkan ragum 7. Gunakan bagian benda yang telah di sekrap sebagaian acauan ke rataan atau kesikuan 8. Lakukan langkah kerja no. 5, usahakan posisi benda kerja benar benar dalam keadaan siku 9. Lakukan langkah kerja no.5 sehingga terbentuk ukuran lebar 24 x 24 mm

10. Lepas benda kerja, kemudian jepit benda kerja dengan posisi vertical,siku bagian tepinya. 11. Lakukan langkah kerja seperti no.5 12. Balik posisi benda kerja,lakukan langkah kerja no. 10,kemudian lakukan penyekrapan rata dengan panjang sesuai dengan gambar kerja (100 mm), lepas benda kerja 13. Mempersiapkan peralatan dan perlangkapan mesin frais untuk membuat roda gigi dengan modul 1,5 14. Jepit benda kerja pada ragum mesin frais,siku bagian tepi benda kerja 15. Menentukan titik nol pemakanan dengan cara a. Nyalakan motor spindel utama b. Dekatkan mata pisau frais tepat diatas benda kerja,turunkan posisi pisau dengan memutar handel penurun dan penaik meja. c. Posisi pisau harus benar benar sejajar ( sesumbu) dengan benda kerja. d. Turunkan hingga sedikit menyentuh benda kerja. e. Putar pengukur pada handle penaik dan penurun meja pada posisi nol, jauhkan mata pisau frais 16. Naikan meja frais setinggi 3,25 mm sebagai tinggi roda gigi 17. Lakukan pengefrais roda gigi pada ujung benda kerja, jauhkan posisi pahat. 18. Putar eretan melintang sejauh 4,7 mm, kemudian lakukan langkah kerja no. 17 19. Lakukan langkah kerja no 17 dan 18 sehingga terbentuk roda gigi seperti gambar kerja 20. Lepas benda kerja, pingul bagian sudut benda kerja agar tidak tajam 21. Beri nama, nomer presensi, kemudian serahkan kepada dosen penguji. Perhitungan: Menghitung ukuran roda gigi;

M=1,5 P=100 mm a. Tinggi gigi (H) H= Hp+Hk = M + 1,167.M = 1.5 + (1,167.1,5) = 3, 25 b. Pitch / Kisar K = M. = 1, 5 x 3, 14 = 4, 7 mm c. Jumlah gigi (Z) Z = = buah 5. KESULITAN YANG DIHADAPI Dalam pembuatan Rack lurus ini saya menemukan berbagai kesulitan. Kesulitan yang saya hadapi cenderung pada kesulitan penyetingan kesikuan bahkan kelurusan pada saat penyekrapan. Penyekrapan yang ini dilakukan untuk pembentukan segiempatnya. Dalam pemulaian penyayatan pembentukannya lebih miring sekitar kurang dari 1 sehingga untuk pencapaian ukuran yang tepat agak sulit, sehingga penarjetan ukuran hanya sebatas toleransi yang ada. Kesulitan yang kedua kami menemukan problem bahwa pada saat pengefraisan gigi,gigi bagian belakang atau terakhir terdapat sisa tempat. Hal ini lebih disebabkan pada penyetingan benda yang kurang tepat serta pada saat pemulaian penyayatan pada penyefraisannya. Kesulitan yang ketiga saya mendapati bahwa terdapat ukuran gigi yang berbeda. Hal inipun menurut saya lebih menuju pada penyetingan atau pencekaman pada mesin fraise yang kurang tepat pula. 6. CARA MENGATASI Cara mengatasi kesulitan yang saya hadapi, saya memiliki beberapa solusi diataranya yaitu untuk solusi pertama pada kesulitan penyetingan kesikuan yaitu dengan

menggunakan parallel strip yang sisinya sudah di sekrap sebagai acuan ataupun kita chek terlebih dahulu kesikuan dan kelurusan dari parallel strip itu. Solusi untuk permasalahan kedua yaitu memastikan blank dalam ukuran yang pas dalam perhitungan. Hal ini bertujuan pula agar pada saat penyetingan pada pengefraisan tidak terlalu kesulitan. Ukuran yang tepat akan mempermudah dalam pencekamannya sehingga teknik pencekamannya hanya langsung ditekan saja pada landasannya, dan tidak lupa pula harus diseting penyikuannya. Kesulitan yang ketiga mendapati bahwa terdapat ukuran gigi yang berbeda. Untuk solusi yang ketiga ini dengan memutar handle secara seksama agar tidak berubah ukuran. Pemutaran handle inipun harus dilakukan secara teliti serta jeli sehingga kesalahan yang mengkin terjadi bisa dihindari. 7. SARAN 1. Utamakan keselamatan kerja 2. Bahan yang keropos sebaiknya diganti 3. Gunakan alat-alat yang ada sesuai dengan fungsinya 4. Berdoalah sebelum praktikum. GAMBAR KERJA pitch

h =2.25 x M 24 100 24 RODA GIGI PAYUNG 1. TUJUAN Agar mahasiswa : 1. Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi payung dengan mesin bubut sesuai dengan ukuran gambar kerja. 2. Terampil mengefrais dan mengalur (dloting) dalam pembuatan produk roda gigi paying Modul 2 dan Z 18 denagn cara dan sikap yang benar. 2. PERLENGKAPAN ALAT DAN BAHAN 1. Mesin bubut, mesin frais universal

2. Pisau roda gigi dengan M 2 3. Mata bor Ø 15 dan reamer Ø 16 4. Bor senter 5. Kikir rata halus 6. Jangka sorong 7. Mandrel 8. Bahan : Aluminium cor, Ø 38 x 32 mm 3. TINDAKAN KEAMANAN ATAU KESELAMATAN KERJA 1. Jangan merubah kecepatan mesin ketika mesin dalam keadaan hidup. 2. Letakkan semua alat ukur pada tempat yang aman / terpisah pada benda yang kasar. 3. Pakailah alat pelindung mata ketika membubut dan mengetam. 4. Dilarang membersihkan tatal mesin (sisa potongan bahan) pada saat mesin masih hidup. 5. Jangan meninggalan mesin ketika dalam keadaan hidup. 4. LANGKAH KERJA 1. Meminta bahan dan perlengapan kerja kepad teknisi. 2. Mempersiapkan mesin dan perlengkapan bubut. 3. Mengecek ukuran benda kerja, jepit benda kerja. 4. Lakukan pembubutan rata ujung benda kerja, lepas benda kerja. 5. Cekam ujung benda kerja yang telah dibubut seperti langkah nomor 3, bubut rata ujung benda kerja sehingga mencapai ukuran panjang 24 m. 6. Bor senter ujung benda kerja, lanjutan pengeboran dengan menggunakan mata bor Ø 10 dan Ø 16 secara berurutan dari yang paling kecil. 7. Lepas benda kerja, kemudian pasang pada mandrel Ø 16 (suaian sesak). 8. Jepit ujung mandrel kemudian bubut rata permukaan benda kerja hingga mencapai Ø 38.83 x 24 mm.

9. Bubut rata permukaan benda kerja dengan Ø 27 x 14 mm, cemfer ujung benda kerja. 10.Bubut tirus permukaan benda kerja dengan sudut 45 0. 11. Lepas benda kerja dari cekam maupun mandrel, balik posisi benda erja pada mandrel, jepit pada cekam kembali. 12.Bubut tirus permuaan benda kerja dengan sudut 45 0. 13.Rubah posisi pahat dengan sudut 45 0 untuk membubut ujung permukaan benda kerja sesuai gambar, dengan kedalaman 3 mm, bubut secara bertahap, lepas benda kerja. 14. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan mesin frais. 15.Pasang benda kerja pada cekam mesin frais, rubah sudut kepala pembagi mesin frais 39 0. 16. Menentukan titik nol pemakanan dengan cara : a. Nyalakan motor spindle utama. b. Dekatkan mata pisau frais tepat diatas benda kerja, turunkan posisi pisau dengan cara memutar handle penaik dan penurun meja kerja. c. Posisi pisau harus benar-benar sejajar (sesumbu) dengan benda kerja. d. Turunkan hingga sedikit menyentuh benda kerja. e. Putar pengukur pada handle penaik dan penurun meja pada posisi nol, jauhkan mata pisau frais. Gambar posisi cekam dengan cutter frais

17. Naikan meja frais setingi 3.3 mm sebagai tinggi gigi, makankan pada pisau frais. 18. Buka kunci penjepit kepala pembagi, kemudian putar engkol pembagi sebanyak 2 kali + 4 lubang pada piring pambagi 18, kunci kembali kepala pembagi, makankan. 19. Laukan langkah kerja no 18, hinga terbentuk roda gigi. 20. Lepaskan benda kerja, rapikan, kemudian beri nama, NIM dan segera menyerahkan pada Dosen pembimbing. Perhitungan Mencari ukuran roda gigi : a. Menghitung putaran kepala pembagi n = n = 2 putaran engkol pembai + 4 luban pada piring pembagi 18 b. Diameter jarak pembagi (D) D = 26 mm c. Diameter puncak (Dp) Dp = 38.83 mm d. Tinggi gigi (H) H = 3.22 16H6 dari tabel didapat : Batas penyimpangan maksimal diameter sebesar 0 mm Batas penyimpangan minimum diameter sebesar -11 µm Jadi : Diameter maksimal ynag diijinkan = 16 mm

Diameter miniimal yang diijinkan = 16-(0.11 mm) = 15.989 Modul gigi (M) = 2 Sudut tirus (α) = 45 0 Jumlah gii (Z) = 18 5. KESULITAN YANG DIHADAPI Dalam praktikum kali ini tentang roda gigi payung. Dalam praktikum inipun saya mendapati beberapa kesulitan. kesulitan itu yaitu pada saat pembentukan blanknya yaitu pada saat pembubutan cekungan yang ada pada pangkal gigi payungnya. Pembubutan yang dilakukan juga terjadi penyayatan dua kali (double). Hal ini lebih disebabkan pada pengasahan pahat yang kurang runcing kedepan. Kurang runcingnya pahat inipun menyebabkan permukaan yang terbentuk kuarng halus pula. Kesulitan yang kedua saya mendapati pada saat pembentukan madrel untuk pencekaman blanknya nanti. Inipun harus diperhitungkan dengan benar antara diameter lubang yang telah dibentuk dengan diameter madril yang akan dibuat. 6. CARA MENGATASI Setelah saya mengamati kesulitan yang saya hadapi diatas saya mempunyai beberapa solusi yang bias mengatasi kesulitan itu yaitu pada proses pengasahan pahat untuk pembentukan cekungan blank gigi payung harus benar-benar runcing. Keruncingan inipun harus diperhitungkan dengan benar. Sebagai titik acuannya yaitu pada kedalaman dari cekungan. Sehingga panjang keruncingannya dibuat berdasarkan ukuran itu. Solusi yang kedua yaitu tentang pembentukan madril harus benar-benar pula diperhitungkan dengan diameter pengefraisannya. Sehingga sinkronisasi diameter ini akan bersesuaian langsung dengan pengepresan yang tidak terlalu menekan tetapi kuat. 7. SARAN 1. Buatlah madril bersesuaian sekecil mungkin, sehingga penekanan yang ditimbulkan tidak terlalu menekan tetapi kuat kuat untuk memegang roda gigi. 2. Gunakanlah alat yang ada sesuai dengan fungsinya. 3. Ikutilah semua standar K3 yang ada. 4. Berdoalah sebelum praktikum. 8. GAMBAR

SARUNG TIRUS BOR 1. TUJUAN Agar mahasiswa :

1. Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) sarung tirus dengan mesin bubut sesuai dengan ukuran gambar kerja. 2. Dapat terampil membubut tirus luar dan tirus dalam dengan cara dan sikap yang benar. 3. Dapat terampil mengefrais bentuk frais dan membuat radius dengan cara dan sikap yang benar. 2. PERLENGKAPAN ALAT DAN BAHAN 1. Mesin bubut, mesin frais universal 2. Tool box ( kunci L 8 dan L 4, chak, plat pengganjal, kepala center ) 3. Bor center 4. Pahat bubut HSS 3/8 x 4 5. Kikir rata halus 6. Jangka sorong 7. Mata bor Ø 7 dan Ø 15 sebagai pemegang bahan untuk penirusan luar 8. End mill Ø7,5 mm, dan Ø14 mm 9. Bahan : Aluminium cor, Ø 38 x 32 mm 3. TINDAKAN KEAMANAN ATAU KESELAMATAN KERJA 1. Jangan merubah kecepatan mesin ketika mesin dalam keadaan hidup. 2. Letakkan semua alat ukur pada tempat yang aman / terpisah pada benda yang kasar. 3. Pakailah alat pelindung mata ketika membubut dan mengetam. 4. Dilarang membersihkan tatal mesin (sisa potongan bahan) pada saat mesin masih hidup.

5. Jangan meninggalan mesin ketika dalam keadaan hidup. 4. LANGKAH KERJA 1. Meminta bahan dan perlengapan kerja kepada teknisi. 2. Mempersiapkan mesin dan perlengkapan bubut. 3. Mengecek ukuran benda kerja, 4. Jepit benda kerja pada cekam mesin bubut, sisakan ± 3 mm, bubut rata permukaan ujung benda kerja, kemudian lakukan pengeboran center. 5. Balik benda kerja, lakukan langkah no. 4, sehingga panjang benda mencapai 98 mm, lepas benda kerja, kemudian jepit ujung benda kerja, sehingga tersisa ± 20 mm 6. Lakukan pembubutan rata permukaan benda kerja denganpanjang 13 mm, dan Ø 18,6 mm 7. Balik posisi benda kerja, jepit bagian ujung benda kerja yang telah selesai di bubut dengan melapisinya menggunakan plat tipis agar benda tidak tergores oleh hasil cekaman chak, tahan ujung benda kerja dengan center kepala lepas. 8. Bubut rata Ø 25 mm x 85 mm, lepas benda kerja, jepit kembali benda kerja hingga tersisa ± 20 mm 9. Lakukan pengeboran dengan mata bor Ø 5, Ø 10,dan Ø 15 mm, secara bertahap. 10.Lakukan pembubutan tirus dalam, seting eretan mesin bubut 1, 26, hingga diameter ujung benda kerja mencapai 17,8 mm. 11. Lepas benda kerja, lanjutkan dengan pengefraisan pembuatan lubang kunci dan radius 7 mm. 12. Setting secukupnya mesin frais universal, gunakan kepala pembagi dalam pekerjaan ini.

13. Jepit benda kerja pada rhang kepala pembgi, tahan bagian ujung benda kerja menggunakan center kepala lepas. 14. Langkah kerja membuat lubang kunci : a. Lakukan pengukuran panjang lubang yang akan dibuat b. Lakukan penitikan pada garis yang akan di bor, pasang benda kerja seperti langkahkerja no 13. c. Pastikan titik yang anda buat tegak lurus dengan mata bor. d. Bor benda kerja dengan disertai water cooling. e. Lakukan pengeboran yang sama pada titik yang anda buat. 15. Langkah pengefraisan lubang kunci a. Ganti mata bor dengan pisau frais ( Endmill ) Ø7,5 b. Masukan 1 mm pada lubang bekas boran yang telah anda buat, lakukan pemakanan memanjang,sehingga terbentuk lubang kunci seperti ukuran dan bentuknya pada gambar kerja. 16. Pembuatan radius : a. Ganti pisau frais Ø14 mm, seting benda kerja. b. Tentukan titik nol dengan menempelkan kertas kemudian endmill yang sedang berputar disentuhkan pada sisi benda hingga kertas tergores. c. Lakukan pemakanan sehingga mencapai ukuran sesuai dengan gambar kerja. d. Setelah selesai putar engkol pembagi sebanyak 20 kali putaran. e. Lakukan langkah kerja c. 17. Lepaskan benda kerja, kemudian lakukan pembubutan tirus luar, dengan cara :

a. Masukan ujung benda kerja yang telah di libang pada mandril,jepit benda mandril pada rahang mesin bubut. b. Tahan bagian ujung benda kerja dengan center kepala lepas, seting benar benar center. c. Lakukan pembubutan tirus, dengan sudut 1, 26 18. Lepaskan benda kerja, rapikan, kemudian beri nama, NIM dan segera menyerahkan pada Dosen pembimbing. 5. KESULITAN YANG DIHADAPI Dalam praktikum kali ini yaitu tentang pembuatan sarung tirus saya mendapati beberapa kesulitan, yaitu kesulitan yang pertama adalah pada saat pembentukan sudut morse, kehalusan yang dicapai kurang terpenuhi. Kesulitan yang kedua yaitu pada saat pengefraisan pembentukan kurang tepatnya pencapaian ukurannya. Proses pengefraisan ini menjadi sangat penting karena menentukan pada penyesuaian dengan sarung tirus yang lain nantinya. 6. CARA MENGATASI Setelah mengamati kesulitan yang dihadapi saya dapat mengambil solusinya yaitu yang pertama tentang pencapaian kehalusan tirus morse, dengan pergerakan eretan yang dijalankan secara pelan atau penggunaan otomatisasi sehingga pergerakan yang dilakukan lebih stabil sehingga akan berpengaruh pula pada pencapaian permukaan sayat yang lebih merata. Untuk solusi yang kedua yaitu tentang proses pengefraisannya. Proses ini harus dilakukan dengan sangat teliti. Kejelian ini diperlukan pada saat kita melakukan pergerakan setiap eretan dalam penyayatannya. Kita harus benar-benar mengetahui skala ukur pada eretan, baik itu pergerakan melintang atau memanjang. Setelah kita mengetahuinya secara jelas, baru kita mulai penyayatan, tetapi proses penyayatan inipun harus dilakukan secara hati-hati dan senantiasa mengikuti kaidah K3. 7. SOLUSI 1. Pastikan bahwa kita telah mengetahui secara pasti tentang skala ukur yang ada. 2. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya. 3. Senantiasa ikutilah kaidah-kaidah K3 yang telah diterapkan. 4. Berdoalah sebelum praktikum.

8. GAMBAR