PANDUAN RAWAT GABUNG DAN BAYI RS. MITRA KELUARGA JL. BUKIT GADING RAYA KAV. 2 KELAPA GADING PERMAI JAKARTA 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI DIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

Cara Mencuci Tangan yang Benar

MANFAAT ASI BAGI BAYI

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

PROGRAM KERJA RUANG BERSALIN DI RUMAH SAKIT MUNYANG KUTE REDELONG TAHUN 2017

KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. janin yang viable. Menurut Varney (2009), primipara adalah wanita yang pernah

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

RUANG MENYUSUI/FASILITAS LAKTASI DI MAL RAMAYANA ALUN-ALUN MALANG KERJA SAMA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG DENGAN PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Eliska Mayasari / adalah mahasiswi D-IV Bidan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 26 Tahun 2017 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SERI BACAAN ORANG TUA. Faktor. Yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Perkembangan Janin. Milik Negara Tidak Diperjualbelikan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

NEONATUS BERESIKO TINGGI

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN. A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

NEONATUS BERESIKO TINGGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

PROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN

RENCANA PELAKSANAAN PENDIDIKAN TENTANG CARA PERAWATAN PAYUDARA. PADA Ny. S POST PARTUM SPONTAN DISERTAI PRE EKLAMSIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara gram,

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas agar masyarakat Indonesia dapat melanjutkan

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

KASUS III. Pertanyaan:

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

MENYUSUI SAAT IBU BEKERJA. Dinas Kesehatan Provinsi Bali

BAB II. Tinjauan Pustaka. manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui panca

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

Dr. EVELINE P.N, Sp.A, IBCLC SATGAS ASI PP IDAI

KEBERHASILAN BOUNDING ATTACHMENT. Triani Yuliastanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

Bab 7. Peran Bidan, Keluarga, dan Produsen Susu Formula dalam Praktik Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif. Peran Bidan

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015

LAMPIRAN. Lampiran 1 SURAT PERMOHONAN DATA AWAL

MAKALAH MEMANDIKAN DAN PERAWATAN TALI PUSAT

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

LEMBAR PENDELEGASIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud. Kebidanan pada Masa Hamil sampai Masa Nifas. Asuhan Kebidanan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud. Kebidanan pada Masa Hamil sampai Masa Nifas. Asuhan Kebidanan ini

2012, No Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. 2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanju

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa Prodi D.III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

2 pertama kehidupan Bayi. Menyusui menurunkan risiko infeksi akut seperti diare, pnemonia, infeksi telinga, haemophilus influenza, meningitis dan infe

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. smpai 28 hari. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada

Transkripsi:

PANDUAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI RS. MITRA KELUARGA JL. BUKIT GADING RAYA KAV. 2 KELAPA GADING PERMAI JAKARTA 2014 1

BAB. I DEFINISI 1. PENGERTIAN RAWAT GABUNG Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir, ditempatkan bersaam ibunya dalam satu ruangan Rawat gabung dimaksudkan agar bayi mudah diamati dan dijaga serta dijangkau oleh ibunya setiap saaat, sehingga memungkinkan pemberian ASI kepada bayi sesuai dengan kebutuhanya. Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus. Pada rawat gabung / rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang ibu sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in, yaitu bayi dan ibu berada bersama-sama di ranjang ibu. 2. TUJUAN RAWAT GABUNG Tujuan umum yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Tujuan khusus : a. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada disamping ibu setiap saat. b. Bayi segera memperoleh colostrum dan airr susu ibu. c. Bayi memperoleh strimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak. d. Bayi bisa memperoleh ASI setiap saat. e. Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dalam permberian ASI. f. Ibu memperoleh pengalaman dalam merawat payudara dan cara menyusui yang benar. g. Ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayu baru lahir. h. \ibu dapat mengamati dan menjaga bayinya setiap saat. 3. JENIS RAWAT GABUNG DI RUMAH SAKIT Rawat gabung dapat dilakukan secara : A. Rawat Gabung Penuh : cara perawatan ibu dan bayi bersama-sama dalam satu ruang secara terus menerus selama 24 jam. B. Rawat Gabung Parsial : cara perawatan ibu dan bayi terpisah pada waktu tertentu (misalnya pada malam hari dan waktu kunjungan bayi dipisahkan dari ibunya. Untuk bayi yang mengalami asfiksia, maka rawat gabung dilaksanakan setelah tindakan resusitasi selesai. 2

4. MANFAAT RAWAT GABUNG A. Mempercepat Mantapnya dan Terus Terlaksananya Proses Menyusui Dengan rawat gabung ibu dapat memberi ASI sedini mungkin, juga lebih mudah memberikan ASI. Adanya kontak terus menerus antara ibu dan bayinya memungkinkan ibu segera mengenali tanda-tanda bayinya ingin minum sehingga ibu/bayi dapat menyusui/menyusui on demand. Ibu yang melakukan rawat gabung menghasilkan ASI yang lebih banyak, lebih dini, menyusui lebih lama, dan lebih besar kemungkinannya menyusui eksklusif dibandingkan ibu yang tidak melakukan rawat gabung. B. Memungkinkan Proses Bonding Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. Makin banyak waktu ibu bersama bayinya, makin cepat mereka saling mengenal. Ibu siap memberikan respon setiap saat. Rawat gabung juga dapat menurunkan hormon stres pada ibu dan bayi. Bonding merupakan dasar secure attachment bayi dikemudian hari. Pembentukan pribadi dasar (basic trust) merupakan dasar pribadi kokoh yang tangguh pada anak, adalah hasil dari secure attachment yang berjalan baik. Bayi/anak percaya pada lingkungan, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh percaya diri. C. Peralatan Minimal Jika dilakukan rooming in (bedding-in, bayi satu tempat tidur dengan ibu), akan mengurangi pembelian boks bayi. Pada bedding-in, bimbingan posisi menyusui dengan posisi ibu tidur sebaiknya dilakukan sejak di Rumah sakit yang masih mengenal kan botol untuk memberikan minum bayi (walau isinya ASI perah) akan mempersulit bayi melekatkan mulutnya pada payudara ibu. D. Menurunkan Infeksi Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibu memungkinkan bayi terpapar pada bakteribakteri normal pada kulit ibu, yang dapat melindungi bayi terhadap kuman-kuman berbahaya. Kolostrum (ASI berwarna bening yang keluar di awal kelahiran dan jumlahnya sangat sedikit) mengandung banyak antibodi, yang segera didapat bayi, juga melindungi bayi terhadap penyakit. Dahulu, pelayanan kesehatan sering mendorong bayi ke kamar bayi bila jam besuk tiba. Kekhawatiran bayi tertular penyakit dari pengunjung merupakan alasan utama. Ibu yang sakit flu 3

cukup memakai masker saja. Menyusui di kala ibu sakit memberikan paparan antibodi yang dihasilkan pada ibu yang sakit. Antibodi terhadap penyakit tertentu tidak akan terjadi saat ibu sehat. Juga penekanan kualitas kolostrum yang sangat baik. E. Keuntungan Untuk Bayi Bayi yang dirawat gabung akan lebih jarang menangis, lebih mudah ditenangkan, lebih tidur. Mereka minum lebih banyak dan berat badan yang lebih cepat naik. Ikterus lebih jarang terjadi. Bayi juga lebih hangat karena berada dalam kontak terus menerus dengan kulit ibunya. F. Melatih Ketrampilan Ibu Merawat Bayinya Sendiri Tindakan perawatan bayi yang dilakukan di dekat ibunya akan membantu ibu melatih keterampilan merawat bayinya sendiri, sehingga pada saat pulang ibu sudah tidak canggung lagi merawat bayinya. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu. 4

BAB. II RUANG LINGKUP 1. PERSYARATAN RAWAT GABUNG Persyaratan dalam rawat gabung terdiri dari : A. Kondisi Bayi 1) Semua bayi 2) Kecuali bayi beresiko dan mempunyai kelainan yang tidak memungkinkan untuk menyusu pada ibu. B. Ibu Ibu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. C. Ruangan Rawat Gabung 1) Untuk Bayi Bayi ditempatkan dalam box tersendiri dekat dengan tempat tidur ibu. Bila tidak terdapat tempat tidur bayi, diletakkan di tempat tidur samping ibu (bedding - in). Agar mengurangi bahaya bayi jatuh, sebaiknya diberi penghalang (side guard) Tersedianya pakaian bayi. 2) Untuk Ibu Tempat tidur ibu, diusahakan rendah agar memudahkan ibu naik/turun. (Bila perlu ada tangga injakan naik ke tempat tidur). Tersedianya perlengkapan perawatan nifas. 3) Ruangan Ruangan cukup hangat, sirkulasi udara cukup, suhu minimal 28 C. Ruangan unit ibu/bayi yang masih memerlukan pengamatan khusus harus dekat dengan ruang petugas (di rumah sakit). 4) Sarana Lemari pakaian (ibu dan bayi). Tempat mandi bayi dan perlengkapannya. Tempat cuci tangan ibu (air mengalir). Kamar mandi tersendiri bagi ibu. Sarana penghubung (bel/intercom) 5

Tersedia poster, leaflet, buku-buku, model tentang manajemen laktasi. 2. KRITERIA RAWAT GABUNG A. Ibu dan Bayi dalam Keadaan Sehat 1. Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong. 2. Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat, refleks mengisap baik, tidak ada tanda infeksi dan sebagainya. 3. Bayi yang lahir dengan sectio cesarea dengan anestesia umum, rawat gabung dilakukan segera setelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk), misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai. Bayi tetap disusukan meskipun mungkin ibu masih mendapat infus. 4. Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (nilai Apgar minimal 7). 5. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih. 6. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih. 7. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum. B. Ibu dan Bayi dalam Kondisi Tidak Sehat 1. Bayi yang sangat prematur. 2. Bayi berat lahir kurang dari 2000-2500 gram. 3. Bayi dengan sepsis. 4. Bayi dengan gangguan napas. 5. Bayi dengan cacat bawaan berat, misalnya : hidrosefalus, meningokel, anensefali, atresia ani, abio/palato/galactoschizis, omfalokel, dan sebagainya). 6. Ibu dengan infeksi berat, misalnya KP terbuka, sepsis, dan sebagainya. 7. Kriteria-kriteria masih ditentukan juga oleh beberapa aspek pertimbangan klinis, misalnya bayi dengan berat badan 2000-2500 gram meskipun keadaan lain-lainnya dalam batas normal, perawatan gabungnya harus dengan pengawasan yang sangat ketat. 6

3. PERAN DALAM MENCIPTAKAN RAWAT GABUNG A. Peran Institusi 1) Pimpinan mengeluarkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan rawat gabung. 2) Mensosialisasikan kebijakan pada unsur terkait. 3) Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung. 4) Menyiapkan SDM yang terampil. 5) Melakukan monitoring dan evaluasi. 6) Memberikan Reward dan Punishment secara internal. B. Peran Tenaga Kesehatan 1) Melaksanakan kebijakan dan tata tertib rawat gabung. 2) Melaksanakan perawatan ibu dan anak. 3) Merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan-kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada ibu dan keluarganya. 4) Memotivasi ibu melakukan perawatan payudara, cara menyusui, perawatan bayi, dan perawatan nifas. 5) Mengatasi masalah laktasi. 6) Memantau keadaan ibu dan bayi terutama dapat mengidentifikasi kelainan yang timbul. 7) Melakukan pencatatan pelayanan yang diberikan. C. Peran Ibu 1) Mempraktekkan hal-hal yang diajarkan petugas kesehatan, misalnya : merawat payudara, kebersihan diri, menyusui dan merawat bayi. 2) Mengamati kelainan yang terjadi pada bayi atau dirinya dan melaporkan kepada petugas D. Peran Suami dan Keluarga 1) Memberikan dukungan pada ibu. 2) Membantu merawat ibu dan bayi. 3) Membantu persiapan alat kebutuhan ibu dan bayi. 4) Mengambil keputusan yang mendukung. 7

BAB. III TATA LAKSANA 1. PRAKTEK RAWAT GABUNG A. Cara Memandikan Bayi 1) Siapkan alat-alat. 2) Cuci tangan sebelum dan sesudah memandikan bayi. 3) Bayi diletakkan telentang di atas tempat tidur / meja dengan alas perlak dan handuk. 4) Muka dan telinga dibersihkan dengan kain (waslap) basah kemudian dikeringkan dengan handuk. 5) Seluruh tubuh bayi disabun dengan menggunakan waslap yang telah diolesi sabun (leher, dada, perut, lipatan ketiak, kedua tangan / lengan, kedua kaki / tungkai, bagian belakang bayi). 6) Bayi dibersihkan dengan menggunakan kain lap (waslap) basah dalam ember mandi bayi. 7) Bayi diangkat dan dikeringkan dengan handuk. 8) Tali pusat ditutup dengan kain kasa yang telah direndam dalam alkohol 70%. 9) Dada, perut dan punggung diolesi minyak telon, tempat lipatan seperti pangkal paha, ketiak dan leher diberi bedak supaya tidak mudah lecet, dan diberi pakaian. B. Cara Menyusui 1) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui. 2) Ibu duduk atau berbaring santai. 3) Payudara dipijat / massage supaya lemas. 4) Tekan areola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar beberapa tetes ASI. Oleskan ASI tersebut pada putting susu dan areola sekitarnya sebelum menyusui. 5) Bayi diletakkan di pangkuan bila ibu duduk, dan di sebelah ibu bila ibu tiduran. 6) Ibu harus memegang payudara dengan posisi ibu jari di atas dan keempat jari lainnya di bagian bawah payudara. 7) Sebagian besar areola payudara harus berada di dalam mulut bayi. 8) Setiap payudara harus disusui sampai kosong, kurang lebih 10-15 menit. 9) Bayi menyusu pada dua payudara bergantian, setelah payudara pertama terasa kosong. 10) Bila akan melepaskan mulut bayi dari putting susu, masukkan jari kelingking antara mulut 8

bayi dan payudara. 11) Sesudah selesai menyusui, oleskan ASI pada putting susu dan areola sekitarnya serta biarkan kering oleh udara. 12) Bayi digendong di bahu ibu atau dipangku tengkurap agar dapat bersendawa. 13) Periksa keadaan payudara, mungkin ada perlukaan / pecah-pecah atau terbendung. 14) Bayi menyusu setiap kali membutuhkan, sebagian dengan posisi berubah-ubah. 15) Pakailah bahan penyerap ASI di balik kutang, di luar waktu menyusui. C. Cara Merawat Tali Pusat 1) Siapkan alat-alat. 2) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat. 3) Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa yang dibasahi alkohol 70%. 4) Setelah bersih, tali pusat dikompres alkohol / povidon iodine 10% (betadine) lalu dibungkus dengan kain kasa steril kering. 5) Setelah tali pusat terlepas / puput, pusar tetap dikompres dengan alkohol / povidon iodine 10% sampai kering. 2. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN RAWAT GABUNG Untuk melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi yang perlu dipersiapkan adalah institusi pelayanan, ibu hamil, suami, dan atau keluarga, petugas, sarana dan prasarana pelayanan. A. Institusi Pelayanan 1) Perlu adanya kebijkan yang tertulis dari Rumah Sakit yang merupakan komitmen dari unsur terkait untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayi. 2) Rawat gabung ibu dan bayi merupakan salah satu kegiatan/program untuk mendukung keberhasilan menyusui pada program sayang ibu dan sayang bayi. 3) Program sayang ibu dan sayang bayi dengan memberikan hak ibu antara lain : medapat pelayanan yang sesuai standar, dekat dengan bayinya, bisa mencurahkan kasih sayang sesuai keinginan. 4) Hak bayi, antara lain : mendapatkan gizi terbaik untuk tumbuh dan kembang. Gizi terbaik bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) yang tidak dapat tergantikan oleh apapun, dan juga dapat setiap saat mendapatkan ASI sesuai kebutuhan, mendapat kasih sayang dan selalu dekat dengan ibunya. 9

B. Ibu Hamil, Suami dan atau Keluarga 1) Salah satu faktor keberhasilan menyusui adalah kesiapan calon ibu dan dukungan dari keluarga. Sehingga sejak awal ibu hamil sudah memahami pengertian rawat gabung. 2) Suami dan keluarga perlu juga mendapatkan informasi tentang rawat gabung ibu dan bayi sejak masa kehamilan pada waktu pelayanan Antenatal Care (ANC). 3) Informasi dapat diperoleh melalui sosialisasi tentang rawat gabung ibu dan bayi minimal 2 kali pertama pada ANC (trisemester 1 dan 2), dimulai secara kelompok, dilanjutkan dengan konseling kepada ibu, suami dan keluarga. C. Petugas Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi adalah sebagai berikut : 1) Memahami pentingnya rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi. 2) Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk dilakukan rawat gabung. 3) Terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi. 4) Terampil melakukan asuhan pada ibu dan bayi yang lahir dengan tindakan. 5) Mampu menolong ibu dalam memposisikan bayi dan perlekatan yang baik. 6) Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang timbul dalam menyusui bayinya, misalnya : puting ibu lecet, payudara bengkak, dll. 7) Mampu menolong ibu memerah ASI, bila atas indikasi medis bayi harus berpisah dari ibunya. 8) Memahami dan mampu melaksanakan laktasi yang benar. 9) Pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam pelaksanaan rawat gabung. D. Sarana dan Prasarana Pelayanan Rawat Gabung Untuk melaksanakan rawat gabung perlu adanya saran dan prasarana yang mendukung, antara lain : 1) Ruang klinik kebidanan (ANC) dilengkapi dengan ruang konsultasi dan pojok laktasi. 2) Kamar bersalin : ruang nifas dengan rawat gabung dengan ruang penyuluhan dan bimbingan. 3) Ruang perinatologi, dilengkapi dengan ruang istirahat bagi ibu yang bayinya dirawat. 4) Sarana dan prasarana yang tersedia harus memenuhi persyaratan rawat gabung. 10

3. PELAKSANAAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI A. Pelaksanaan rawat gabung hendaknya disiapkan semenjak perawatan kehamilan (ANC). B. Diawali dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada masa persalinan di kamar bersalin. C. Dilanjutkan rawat gabung di ruang perawatan, antara lain : 1) Menyusui On Cue (melihat tanda-tanda bayi ingin menyusui). 2) Menyusui eksklusif. 3) Asuhan bayi baru lahir, antara lain : Mencegah hypotermi. Pemeriksaan klinis bayi. Perawatan umum (merawat tali pusat, mengganti popok, memandikan bayi, menjaga hygiene bayi). Deteksi dini bayi baru lahir. 4) Asuhan ibu nifas, antara lain : Puerperium. Breast care, termasuk memerah dan menyimpan ASI. Perdampingan menyusui, termasuk perlekatan dan posisi menyusui yang benar, mengenali tanda bayi ingin menyusu, dan tanda bayi telah puas dalam menyusu. Mengenali hambatan nifas. Asuhan ibu nifas pasca tindakan. Membantu ibu bila ditemukan penyulit dalam menyusui (kelainan puting, pembengkakan mamae, engorgement, dll). Senam nifas. 5) Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Keberhasilan dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi, untuk mendukung keberhasilan menyusui, calon ibu perlu mendapatkan informasi tentang : Nutrisi ibu menyusui. Pengetahuan tentang menyusui secara eksklusif. Kerugian bila bayi tidak mendapatkan ASI. Manajemen laktasi yang benar, termasuk kendala dalam menyusui bayi. Mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu dan bayi. 11

Perawatan payudara, cara memerah, menyimpan dan memberikan ASI dengan sendok. KB terutama Metode Amenorrhoe Laktasi (MAL). BAB. IV DOKUMENTASI Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan / asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi, hal-hal yang perlu ditulis/direkam pada pencatatan dan pelaporan rawat gabung adalah : 1. Cakupan Rawat Gabung A. Jumlah rawat gabung 1) Rawat gabung penuh 2) Rawat gabung parsial B. Inisiasi menyusu dini C. Menyusui On Cue Pendokumentasian rawat gabung menggunakan formulir : a. Formulir Follow Up Bayi b. Informasi dan Persetujuan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Rawat Gabung c. Formulir Rawat Gabung dan ASI Eksklusif 2. Jumlah Persalinan A. Persalinan normal. B. Persalinan dengan tindakan. 3. Jumlah Ibu dan Bayi yang Bermasalah dalam Menyusui. 4. Jumlah Rujukan (dirujuk atau menerima rujukan). Pencatatan dan pelaporan menggunakan sistem dan format yang telah ada, misalnya : mencatat asuhan yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk ibu dan bayi yaitu pada rekam medis dan RL 1 hal 2. Alur pelaporan mengikuti sistem yang telah ada, misalnya : di rumah sakit dari ruangan di koordinir oleh bagian pencatatan dan pelaporan RS. Pencatatan dan pelaporan ini penting dilaksanakan, sebab catatan ini merupakan data yang dapat dianalisis dan dapat digunakan sebagai bahan informasi. 12