BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan akademik dan ketrampilan berpikir, aspek psikomotorik dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi yang baik. Cronbach di dalam bukunya Educational psychology

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk belajar memperoleh

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

BAB I PENDAHULUAN. Shop Pembelajaran Guru bagi Guru SMAN Banjarangkan, 2007), hlm. 3

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada usaha untuk. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sektor pendidikan secara terarah, bertahap dan terpadu.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pendidik harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Berdasarkan Temuan Terkait Fokus Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK SISWA PADA KELAS XI SMK INSTITUT INDONESIA KUTOARJO

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

Rita Widiasih 1, Joko Widodo 1, Titin Kartini 1 1 Program Studi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan suatu negara berbeda antara negara yang satu dengan

BAB I A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, PT Bumi Aksara, Jakarta, hlm. 80.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman banyak orang terhadap kata tersebut berbeda - beda. Kata media

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu akan mencakup kebutuhan hidup baik individu maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang mempunyai perbedaan berbagai macam adat istiadat, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional berbunyi bahwa pendidikan. diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

PENGARUH PENERAPAN METODE ECLECTIC TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI MTS AN-NUR JAGASATRU CIREBON SKRIPSI.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan manusia di muka bumi ini, namun belum terlembaga sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bukanlah hal yang mudah dan sederhana, karena selain sifatnya yang kompleks, dinamis dan kontekstual pendidikan merupakan wahana untuk pembentukan diri seseorang secara keseluruhan. Melalui pendidikan akan didapatkan kemajuan-kemajuan dan tingkat yang diinginkan oleh setiap manusia. Peran pendidikan dalam pembentukan diri manusia begitu dominan karena di dalam pendidikan itu terdapat aspek kognitif berupa ketrampilan akademik dan ketrampilan berpikir, aspek psikomotorik dan tercakup pula aspek pengembangan pribadi melalui penanaman nilai-nilai dan sikap. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya. 1 Pendidikan, seperti halnya kesehatan, adalah termasuk kebutuhan pokok yang harus terpenuhi dalam diri setiap manusia dalam hidupnya. 2 Manusia tidak akan lepas dari kegiatan pendidikan, baik pendidikan dalam bentuk fisik maupun psikis. 3 Dengan demikian guru dituntut kreatif, profesional dan menciptakan suasana yang menyenangkan ketika proses belajar 1 Hujair dan Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani Indonesia, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003), 4. 2 Widodo, dalam http://yusufwibisono.multiply.com/journal/, diakses 12 November 2016 3 A. Syaefudin, Percikan Pemikiran Imam Al-Ghazali, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005), 9. 1

2 mengajar berlangsung. Guru profesional adalah guru yang mampu meminimalisisr kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam kegiatan belajarmengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dituntut untuk berlaku adil atau tidak diskriminatif terhadap seluruh murid. Guru yang tidak adil dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Sebab siswa yang merasa kurang mendapat perhatian dari guru cenderung akan belajar asal-asalan atau tidak akan semakin meningkat prestasinya. Untuk meningkatkan kualitas dan prestasi belajar perlu adanya media, secara tidak langsung kualitas dan prestasi belajar siswa akan meningkat. Sebab dengan media pembelajaran, siswa tidak hanya aktif dalam mendengarkan, namun juga aktif melihat, menyentuh, merasakan, serta mengalami sendiri. 4 Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dan siswanya. Ketidak lancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru. 5 Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap proses pendidikan dan pengajaran. Hal ini berakibat menuntut guru-guru atau staf pengajar harus mampu menggunakan media, khususnya media elektronik dalam proses belajar mengajar. 6 Mengajar bukan sekedar ceramah dan berdiri di depan kelas sambil memelototi siswa, tetapi bagaimana teknik dan strategi serta menggunakan 4 Masykur Ali Rahman, Kesalahan-Kesalahan Guru Saat Mengajar, (Jogjakarta: Laksana, 2013), 182. 5 Isma il SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM : Pembelajaran Aktif Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), 25. 6 Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 1.

3 media pembelajaran oleh guru dalam mengkomunikasikan pesan atau materi pembelajaran, berinteraksi, mengorganisir, dan mengelola siswa sehingga berhasil dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu kunci keberhasilan pembelajaran adalah bilamana guru memiliki dan menguasai metodologi pembelajaran dan mampu menggunakan media pembelajaran secara baik. Tidak sedikit kegagalan guru dalam megajar disebabkan lemahnya dalam penggunaan media pembelajaran. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi Informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik. Menurut Sanjaya proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadangkadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka

4 guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber pelajaran. 7 Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 6 disebutkan sebagai berikut : Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu perkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 8 Permasalahan pokok dan cukup mendasar adalah sejauh manakah kesiapan guru-guru dalam menguasai penggunaan media pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Semakin maju perkembangan masyarakat dan teknologi modern maka semakin besar dan berat tantangan yang dihadapi guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah. Sedikitnya ada 5 tantangan yang dihadapi guru dewasa ini, yaitu: 1. Pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan. 2. Keterampilan tentang cara menggunakan media dalam proses belajar mengajar di kelas. 3. Kemampuan membuat sendiri alat-alat pendidikan yang dibutuhkan. 4. Kemampuan melakukan penilaian terhadap media yang akan dan telah digunakan. 7 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), 9. 8 Pasal 1 (1) UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

5 5. Kemampuan memahami bidang administrasi media pendidikan. 9 Akan tetapi melihat realita yang ada, keberadaan guru profesional sangat jauh dari apa yang dicita-citakan. Menjamurnya sekolah-sekolah yang rendah mutunya memberikan suatu isyarat bahwa guru profesional hanyalah sebuah wacana yang belum terrealisasi secara merata dalam seluruh pendidikan yang ada di Indonesia. Hal itu menimbulkan suatu keprihatinan yang tidak hanya datang dari kalangan akademisi, akan tetapi orang awam sekalipun ikut mengomentari ketidakberesan pendidikan dan tenaga pengajar yang ada. Kenyataan tersebut menggugah kalangan akademisi, sehingga mereka membuat perumusan untuk meningkatkan kualifikasi guru melalui pemberdayaan dan peningkatan profesionalisme guru dari pelatihan sampai dengan intruksi agar guru memiliki kualifikasi pendidikan minimal Strata 1 (S1). Tidak hanya itu saja, di lapangan banyak sekali guru-guru yang merasa direpotkan jika harus menggunakan media, apalagi merancang media audiovisual, mereka lebih senang mengajar dengan cara lama, yaitu dengan metode ceramah dan langsung pemberian soal. Mereka berpikir bahwa tanpa media pun materi pelajaran juga sudah bisa diterima oleh siswa. 10 Padahal model pembelajaran seperti itu sangat membosankan dan kurang memberikan semangat belajar siswa. Siswa dipaksa harus memahami materi pelajaran dengan sempurna. Malah kadang para siswa tidak diberi kesempatan untuk bertanya atau mengeluarkan pendapatnya. Keberadaan media audio- 9 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), 18. 10 Darmaningtyas, Ilusi tentang Guru dan Profesionalisme, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2005), 197.

6 visual yang mempunyai unsure suara dan unsure gambar di sini sangatlah penting sebagai perantara komunikasi antara guru dan siswa. Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks karena banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama karena keberhasilan proses belajar-mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas seorang guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melaui interaksi komunikasi dalam proses belajar-mengajar yang dilakukannya. Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, efisien dan mampu di miliki oleh sekolah serta tidak menolak untuk digunakannya peralatan teknologi modern yang relevan dengan tuntunan masyarakat dan perkembangan zaman. Pada zaman sekarang masih banyak guru yang kurang mengerti dengan penggunaan teknologi yang modern seperti OHP, Proyektor dan lain sebagainya, guru masih banyak yang mengajar tanpa media hanya dengan metode konvensional contohnya ceramah. Karena itu, banyak siswa yang merasa jenuh selama proses pembelajaran sehingga semangat belajar mereka pun menjadi kurang. Seiring dengan berkembangnya teknologi pada saat ini mengharuskan dunia pendidikan untuk menerapkan pembelajaran berbasis komputer. Guru juga harus dapat menciptakan suasana belajar yang mandiri serta membawa kelas bagaikan magnet yang mampu menarik perhatian siswa untuk belajar dalam suasana yang menyenangkan dengan menggunakan media dalam proses

7 pembelajaran. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya dan ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang di berikan guru. Media pembelajaran adalah alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu berupa saran yang dapat memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit serta mudah dipahami. 11 Media memiliki peranan sangat penting dalam proses pembelajaran, dengan adanya media dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Kegiatan pembelajaran sekarang bergerak majuseiring kemajuan teknologi, sehingga membawa dampak baik bagi kemajuan dalam proses pembelajaran dan dalam penyampaian materi pelajaran, pada awalnya materi disampaikan melalui metode ceramah, saat ini pembelajaran bergerak maju dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran memiliki jenis media yang digunakan oleh sekolah umumnya, diantaranya media visual (penglihatan), media audio (pendengaran), dan audio visual memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya masing-masing dan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya mendefinisikan bahwa media audio merupakan media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk 11 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Ciputat Pers, 2002), 20-21.

8 auditif /pita suara atau piringan suara yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar. 12 Menurut Yudhi Munadi media audio visual adalah suatu media penggabung dari audio visual yang diterima dengan menggunakan panca indera. 13 Media audio visual dapat dibagi menjadi dua jenis fungsi pertama dilengkapi peralatan suara dan gambar dalam satu unit dapat dikatakan media audio visual murni, seperti gerak, suara televisi dan video. Jenis kedua adalah jenis media audio visual tak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, OHP, dan peralatan visual lainnya bila diberi suara dari rekam kaset yang di manfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau satu proses pembelajaran. Guru sebagai tenaga profesional di bidang kependidikan, disamping memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknjs. Hal-hal yang bersifat teknis ini, terutama kegiatan mengelola dan melaksanakan interaksi belajar mengajar. Di dalam kegiatan mengelola intaaksi belajar mengajar, guru harus memiliki dua modal dasar, yakni kemampuan mendesain program dan keterampilan mengkomunikasikan program itu kepada anak didik Dua modal ini telah terumuskan didalam sepuluh kompetensi gum dan memang mengelola interaksi belajar mengajar itu sendiri mempakan salah satu kemampuan dari sepuluh kompetensi guru. Menurut Sardiman A-M, sepuluh kompetensi guru itu meliputi: menguasai 12 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011). 216 13 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung persada press, 2008). 113.

9 bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, menggunakan media/sumber belajar, menguasai landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah serta memahami prinsrp-prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. 14 Tugas dan peran guru dari hari kc hari semakin berat, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan tcknologi yang berkembang dalam masyarakat. Melalui sentuhan guru disekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi. Guru professional adalah guru yang mengenal tentang dirinya. Yaitu: dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik untuk belajar. Guru dituntut mencari tahu terus menerus bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai minat dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar yaitu dengan cara pembelajaran menggunakan media audiovisual. Dengan adanya media audiovisual, siswa akan lebih tetarik dan termotivasi untuk melalcukan kegiatan belajar bila dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan audiovisual. Namun sangat disayangkm masih banyak siswa-siswi yang tidak 14 Sardiman A.M, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011). 164

10 memiliki minat dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini akan berdampak pada prestasi pembelajaran yang tidak maksimal. Kondisi ini diperparah oleh minimnya kemampuan guru dalam memilih atau menggunakan media pembelajaran. Hal ini karena fungsi media memiliki peran yang begitu penting dalam memotivasi siswa dalam pembelajaran Hasil observsi penulis menunjukkan bahvva masih sangat kurang minat belajar siswa karena penggunaan media yang jarang digunakan sehingga berimplikasi pada proses pembelajaran yang tidak maksimal. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Profesionalisme Guru dan Penggunaan Media Audio-Visual Terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN Se-Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2016/2017 B. Identifikasi dan Batasan Masalah Dalam penelitian ini mengangkat judul Pengaruh Profesionalisme Guru dan Penggunaan Media Audio-Visual Terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN Se-Kabupaten Kediri. Topik tersebut sekaligus menjadi pembahasan dan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Identifikasi Masalah a. Pembahasan tentang Profesionalisme guru, meliputi: 1) Konsep profesionalisme guru. 2) Kompetensi guru meliputi: pedagogik, profesional, sosial, personal. 3) Karakteristik guru profesional.

11 b. Pembahasan tentang Media Audio-visual, meliputi: 1) Pengertian media Audio-visual. 2) Manfaat Media Audio-visual. 3) Merancang Media Audio-visual. c. Pembahasan tentang Prestasi Belajar, meliputi: 1) Aspek kognitif. 2) Aspek psikomotorik. 3) Aspek afektif. 2. Batasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, maka ditentukan batasan-batasan sebagai berikut: a. Pembahasan profesionalisme guru yang dibahas hanya yang berkaitan dengan kompetensi profesional guru. b. Pembahasan tentang Media Audio-visual yang akan dibahas adalah, film bersuara dan video. c. Pembahasan yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa yang diambil hanya yang berkaitan dengan aspek kognitifnya saja. C. Rumusan Masalah Bertolak dari identifikasi dan batasan masalah diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa MIN se-kabupaten Kediri?

12 2. Bagaimana pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap prestasi belajar siswa MIN se-kabupaten Kediri? 3. Bagaimana pengaruh secara bersama-sama profesionalisme guru dan penggunaan media audio-visual terhadap prestasi belajar siswa MIN se- Kabupaten Kediri? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang Pengaruh Profesionalisme Guru dan Penggunaan Media Audio-Visual Terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN Se-Kabupaten Kediri. Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa MIN se-kabupaten Kediri? 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap prestasi belajar siswa MIN se-kabupaten Kediri? 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh secara bersama-sama profesionalisme guru dan penggunaan media audio-visual terhadap prestasi belajar siswa MIN se-kabupaten Kediri? E. Hipotesis Penelitian Menurut Arikunto hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

13 terkumpul. 15 Mardalis juga menguatkan bahwa hipotesis merupakan dugaan sementara terkait dengan hasil dari penelitian yang akan dilaksanakan. Secara umum hipotesis dibagi menjadi dua bagian yaitu hipotesis alternatif dan hipotesis nol. Suatu hipotesis sangat diperlukan mengingat keberadaannya yang akan dapat mengarahkan penelitian. 16 Dalam penelitian ini, peneliti akan berupaya melakukan pembuktian terhadap suatu hipotesis untuk diuji kebenarannya. Dilihat dari latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : Tabel 1.1 Hipotesis alternatif (H 1 ) dari penelitian ini adalah : H 1 H 1 H 1 Ada Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN Se-Kabupaten Kediri. Ada Pengaruh Penggunaan Media Audio-Visual Terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN Se-Kabupaten Kediri. Ada Pengaruh Profesionalisme Guru dan Penggunaan Media Audio-Visual Terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN Se- Kabupaten Kediri. Tabel 1.2 Hipotesis alternatif (H 0 ) dari penelitian ini adalah : H 0 H 0 H 0 Tidak Ada Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN Se-Kabupaten Kediri. Tidak Ada Pengaruh Penggunaan Media Audio-Visual Terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN Se-Kabupaten Kediri. Tidak Ada Pengaruh Profesionalisme Guru dan Penggunaan Media Audio-Visual Terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN Se- Kabupaten Kediri. 15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 64. 16 Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial, (Jakarta; Salemba Humanika, 2009), 8.

14 F. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kajian dan pengembangan teori tentang Pengaruh Profesionalisme Guru dan Penggunaan Media Audio-Visual Terhadap Prestasi Belajar Siswa. b. Sebagai tambahan khazanah keilmuwan dibidang ilmu pendidikan dasar islam, kususnya tentang Pengaruh Profesionalisme Guru dan Penggunaan Media Audio-Visual Terhadap Prestasi Belajar Siswa. 2. Secara Praktis a. Bagi MIN se-kabupaten Kediri, penelitian ini secara praktis diharapkan berguna sebagai bahan masukan Guru MIN untuk mengambil kebijakan yang berkaitan erat dengan proses belajar mengajar, kususnya pada penggunaan media pembelajaran. b. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan Pengaruh Profesionalisme Guru dan Penggunaan Media Audio-Visual Terhadap Prestasi Belajar Siswa. c. Bagi pembaca, penelitian ini berguna untuk memberikan pamahaman kepada pembaca akan pentingnya penggunaan media yang sesuai dalam pembelajaran.

15 G. Penegasan Istilah 1. Penegasan Konseptual Konseptual adalah pernyataan yang dapat mengartikan atau memberikan makna suatu variabel yang hendak diteliti. 17 Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dipandang perlu istilah-istilah sebagai berikut: a. Profesionalisme guru, Profesionalisme guru adalah suatu tingkat penampilan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan sebagai guru yang didukung dengan keterampilan dan kode etik. 18 b. Media audio-visual Media audio-visual adalah media yang mencakup dua jenis media yaitu audio dan visual atau sejumlah peralatan yang dipakai oleh para guru dalam menyampaikan konsep gagasan dan pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran. 19 c. Prestasi belajar Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki oleh siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran, yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. 20 17 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), 31. 18 Yunus Abu Bakar dan Syarifan Nurjan, Profesi Keguruan, (Surabaya: Aprint, 2009), 10. 19 Sanaky Hujair, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2010), 102. 20 Slameto, Belajar dan Factor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 56.

16 2. Penegasan Operasional Maksud dari Pengaruh Profesionalisme Guru dan Penggunaan Media Audio-Visual Terhadap Prestasi Belajar adalah sebuah penelitian yang membahas tentang guru tidak hanya cukup memahami materi yang di sampaikan, akan tetapi juga di perlukan kemampuan dan pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan yang lain, salah satunya adalah kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar yang dituangkan ke dalam mata pelajaran IPA Madrasah Ibtidaiyah MIN Se-Kabupaten Kediri pada tahun pelajaran 2016/2017.