Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seks mendorong remaja untuk memenuhi kebutuhan seksnya, mereka

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH SISWA DI SMA NEGERI KERJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seksual yang tidak sehat dikalangan remaja Indonesia

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

Developmental and Clinical Psychology

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN SEKS DENGAN TINGKAT PERILAKU PACARAN REMAJA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 ADIPALA CILACAP ARTIKEL SKRIPSI

Pengembangan Modul Bimbingan dan Konseling Untuk Pencegahan Perilaku Seksual Pranikah Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. menuju masyarakat modern, yang mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman saat ini, perilaku berciuman ikut dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, pp

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia mengalami perkembangan pesat diberbagai bidang di abad ke 21

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa remaja umumnya anak telah mulai menemukan nilai-nilai

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ketertarikan mereka terhadap makna dari seks (Hurlock, 1997). media cetak maupun elektronik yang berbau porno (Dianawati, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu harapan bangsa demi kemajuan Negara, dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PUNCU TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai 19 tahun. Istilah pubertas juga selalu menunjukan bahwa seseorang sedang

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun psikis. Menurut Paul dan White (dalam Santrock,

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA N 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seks bebas atau dalam bahasa populernya disebut extra-marital intercouse

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. Y, 2009). Pada dasarnya pendidikan seksual merupakan suatu informasi

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAYU ADHY TAMA K

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Transkripsi:

IJGC 5 (1) (2016) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH SISWA Diana Oktaviani, Supriyo Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Januari 2016 Disetujui Februari 2016 Dipublikasikan Maret 2016 Keywords: group guidance services, discussion techniques, premarital sexual behavior Abstrak Penelitian ini berdasarkan fenomena yang terjadi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kerjo Kabupaten Karanganyar yang memiliki perilaku seksual pranikah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap perilaku seksual pranikah. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kerjo Kabupaten Karanganyar berjumlah 15 siswa yang diambil menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu skala penilaian perilaku seksual pranikah. Teknik analisis data menggunakan uji wilcoxon match pairs. Hasil penelitian menunjukkan sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi perilaku seksual prankah siswa termasuk dalam kriteria rendah, dan setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kriteria perilaku seksual pranikah siswa menjadi sangat rendah. Hasil uji wilcoxon match pairs menunjukan Thitung (0) dan Ttabel 5% (25) sehingga Thitung < Ttabel = 0 < 25 yang berarti diterima dan ditolak. Hal tersebut menunjukan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik diskusi berpengaruh terhadap perilaku seksual pranikah siswa. Kesimpulan dari penelitian ini ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap perilaku seksual pranikah. Abstract Alamat korespondensi: Gedung A2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229 E-mail: Diana.oktaviani3010@gmail.com. This research was conducted based on phenomena that occur in grade XI IPS 1 Public high School Negeri Kerjo Kabupaten Karanganyar which has on premarital sexual behavior. The purpose of this study was to determine the effect of guidance service with discussion techniques on premarital sexual behavior. The research subject in this study were students of grade XI IPS 1 Public high School Negeri Kerjo Kabupaten Karanganyar which consist to 15 students were taken using purposive sampling. Methods were using scaling assessment of premarital sexual behavior of students. The data analysis techniques was using wilcoxon match pairs test. The research result showed that sexual behavior before treatment included in in low category and after treatment premarital sexual behavior included in very low category. Wilcoxon match pairs that result showed that Tvalue(0) dan Ttable 5% (25) so that Tvalue< Ttable = 0 < 25 which meant Ha was accepted and Ho was rejected. It shows that group guidance service discussion techniques influence on premarital sexual behavior. The conclusion of this research is no effect of group guidance services on premarital sexual behavior. 2016 Universitas Negeri Semarang ISSN 2252-6374

31 Diana Oktaviani dan Supriyo/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling 5 (1) (2016) PENDAHULUAN Masa remaja adalah masa yang penuh dengan gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru, termasuk pengalaman berinteraksi dengan lawan jenis. Masa remaja adalah masa SMA, banyak orang yang bilang bahwa masa SMA adalah masa yang paling indah diantara masa SMP dan SD, karena masa SMA adalah remaja yang sudah melakukan kegiatan apapun sendiri tanpa keikutsertaan orang tua atau orang yang lebih dewasa dari dirinya. Akibatnya banyak remaja SMA dijumpai terjerat dalam pergaulan bebas misalnya penyalahgunaan narkoba, pesta alkohol, dan berperilaku seksual. Remaja sekarang begitu mudah mengiyakan ajakan lawan jenis untuk melakukan aktivitas seksual sebelum menikah dengan alasan sangat mencintai pacar, sebagai bukti cinta, dijanjikan akan menikah, rasa ingin tahu yang sangat tinggi tentang seksualitas, ingin mencoba, takut mengecewakan pacar, takut diputuskan pacar, serta kurangnya pengetahuan tentang seksualitas yang didapat dari keluarga dan sekolah (Yuniarti, 2007). Remaja tidak pernah berfikir kerugian apa yang akan diterimanya jika melakukan aktivitas seksual di luar pernikahan. Dalam berpacaran remaja sekarang sangat berani, misalnya berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, meraba dan memegang buah dada di atas baju, menggesek-gesekan alat kelamin dll (Banun, 2013). Pergaulan remaja saat ini semakin bebas tanpa memandang etika dan moral yang ada. Cara berpacaran remaja zaman sekarang, bermesraan di tempat umum sudah menjadi hal yang biasa. Belum lagi dengan peristiwa yang terjadi saat ini, tentang pergaulan bebas remaja yang mengakibatkan kehamilan yang tidak diharapkan. Kejadian-kejadian kehamilan pranikah sudah menjadi fenomena yang lumrah di kalangan remaja dan orang-orang yang lebih tua saat ini. Berbeda dengan zaman dahulu yang masyarakat merasa heran, aneh dan bukan hal yang biasa saat mengetahui ada kejadian seorang remaja yang baru menikah tiga bulan lalu melahirkan. Tetapi di zaman sekarang ini kejadian seperti ini sudah biasa dan wajar. Masyarakatpun mau menerima mereka dengan rasa terbuka. Walau masih ada masyarakat di sekitar yang menggunjing, tapi kebanyakan dari mereka tetap mau menerima remaja atau gadis yang hamil pranikah. Survei lain juga mencatat bahwa 40% remaja mengaku pernah berhubungan seks sebelum nikah, menurut remaja laki-laki yang pernah berhubungan seks, salah satu faktor yang menyebabkan mereka melakukannya adalah karena pengaruh menonton film porno (baik dalam bentuk film maupun video porno) (BKKBN, 2006). Sedangkan Sarwono (2010) menjelaskan tentang perilaku seksual dimulai dari pegangan tangan dengan pacar yang dilakukan oleh siswa perempuan (93%), laki-laki 0%; bercimuan lakilaki (61,6%), perempuan (39,4%); raba payudara siswa laki-laki (2,32%), perempuan (6,7%); pegang alat kelamin, laki-laki (7,1%), perempuan (1%); hubungan seks laki-laki (2%) dan perempuan 0%. Berdasarkan laporan tersebut bisa disimpulkan bahwa pergaulan remaja saat ini sangat mengkhawatirkan. Dengan adanya data tersebut seharusnya ada penyuluhan untuk mencegah remaja melakukan hal yang sudah diuraikan tersebut. Dengan melakukan penyuluhan terhadap remaja diharapkan bisa mengurangi perilaku seksual di kalangan remaja. Perilaku seksual pranikah adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama (Sarwono, 2010). Peneliti menjumpai fenomena di salah satu sekolah di kecamatan Kerjo, tepatnya di SMA Negeri Kerjo Kabupaten Karanganyar. Pada hari sabtu tanggal 24 Januari 2015 pukul 10.30 WIB peneliti melaksanakan wawancara terhadap guru BK di ruang BK. Berdasarkan wawancara dengan guru BK, peneliti memperoleh informasi bahwa pada tahun 2009-2014 terdapat sembilan orang siswi di SMA Negeri Kerjo yang tidak dapat melanjutkan sekolahnya dikarenakan hamil, dan menurut guru BK siswa tidak merasa malu dan risih ketika bermesraan saat boncengan dilihat oleh guru-gurunya. Kemudian peneliti melakukan pengamatan sebagai pelengkap data yang dilaksanakan pada hari rabu 4 Februari 2015 di depan halaman sekolah pukul 13.45 WIB. Bel tanda pulang berbunyi peneliti melihat dua pasang siswa dan siswi kelas X (sepuluh) keluar dari sekolah mengendarai sepeda motor berboncengan, ada dua siswi meletakkan tangannya di paha siswa lakilaki. Ada satu siswi berseragam putih abu-abu yang berdiri di depan pintu gerbang sebelah barat sekolah, berkali-kali dia melihat kearah hpnya, sepertinya dia sedang menunggu sesuatu. Lima menit berlalu datanglah seorang pemuda yang memakai helm dan menghampirinya, kemudian mereka pergi meninggalkan lingkungan sekolah.

32 Diana Oktaviani dan Supriyo/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling 5 (1) (2016) Lingkungan sekolah mulai sepi hanya tersisa tiga sepeda motor yang terparkir di tempat parkir guru. Kemudian muncul dua pasangan siswa siswi yang bergandengan tangan jalan menuju tempat parkir siswa, lalu mereka keluar dari sekolah dan disusul oleh salah satu guru juga keluar dari lingkungan sekolah, akhirnya penelitipun mengikutinya. Ketika di pertengahan jalan siswi memeluk siswa dari belakang yang bersepeda motor dengan kecepatan pelan, lalu didahului dan diklakson oleh gurunya tetapi pelukannya tetap tidak dilepaskan. Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang diterapkan disekolah adalah layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan layanan yang diselenggarakan dalam suasana kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang meliputi segenap bidang bimbingan Mugiarso (2007). Sedangkan menurut Prayitno dan Amti (2004) bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Sehingga dengan dilaksanakannya layanan bimbingan kelompok, siswa dapat memperoleh pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan perilaku seksual. Dengan menggunakan bimbingan kelompok diharapkan bisa membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman tentang perilaku seksual pranikah. Bimbingan kelompok yang digunakan yaitu menggunakan bimbingan kelompok teknik diskusi kelompok. Diskusi merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh dua orang individu atau lebih yang saling bertatap muka dengan bertujuan bertukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah. Teknik diskusi ini dapat dilaksanakan baik oleh siswa sendiri maupun oleh konselor, atau guru. Apabila diskusi penyelenggaraannya dilakukan oleh para siswa, maka perlu dibuat persiapan yang matang. Siswa hendaknya didorong untuk mendapatkan sebanyak mungkin bahan informasi yang akan disajikannya itu, dari pihak yang lebih mengetahuinya. Konselor, guru bertindak sebagai pengamat dan sedapat-dapatnya memberikan pengarahan ataupun melengkapi informasi-informasi yang dibahas dalam diskusi tersebut (Prayitno, 2004). Dengan adanya bimbingan kelompok, siswa mempunyai wadah yang tepat untuk membahas permasalahan, memperoleh informasi, dan saling bertukar pendapat terutama tentang perilaku seksual sehingga siswa dapat mengurangi perilaku seksual yang berdampak negatif. Hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap perilaku seksual pranikah siswa di SMA Negeri Kerjo Kabupaten Karanganyar. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap perilaku seksual pranikah siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian pre-eksperimen. Desain yang digunakan adalah one group pretest-posttest design. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri Kerjo Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 15 orang dengan menggunakan teknik purpose sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan skala penilaian perilaku seksual. Data-data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif persentase untuk mengetahui perbedaan perilaku seksual pranikah sebelum dan sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok. HASIL DAN PEMBAHASAN Perilaku seksual pranikah merupakan suatu perilaku yang melibatkan kegiatan seksual mulai dari perasaan tertarik sampai pada tingkah laku berkencan, bercumbu, sampai bersenggama yang didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan, baik dengan sesama jenisnya maupun lawan jenis dan dilakukan tanpa adanya ikatan pernikahan yang sah. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu menguji pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi terhadap perilaku seksual pranikah siswa. Adapun hasil yaitu sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi perilaku seksual pranikah siswa menunjukkan kriteria rendah, dan sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi menurun menjadi kriteria sangat rendah. Hasil data tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui perbedaan perilaku seksual siswa sebelum dan sesudah memperoleh layanan bimbingan kelompok teknik diskusi. Dari tabel diatas diperoleh penurunan perilaku seksual siswa rata-rata dengan skor 11. Hasil perhitungan perilaku seksual pranikah sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok teknik diskusi menunjukkan rata-rata 30 dengan kriteria rendah, sedangkan hasil perhitungan sesudah memperoleh layanan bimbingan kelompok teknik diskusi menunjukkan rata-rata 18 dengan kriteria sangat rendah. Dari kelima belas subjek penelitian yang mengalami penurunan terbanyak yaitu R-01 dengan skor 35 dan penuru-

33 Diana Oktaviani dan Supriyo/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling 5 (1) (2016) Tabel 1 Perhitungan Hasil Pre Test dan Post Test No Kode Responden Skor Kriteria Skor Kriteria Pre Test Post Test Perbedaan 1. R-01 72 Tinggi 40 Sedang 32 2. R-02 28 Rendah 16 Sangat Rendah 12 3. R-03 8 Sangat Rendah 7 Sangat Rendah 1 4. R-04 8 Sangat Rendah 6 Sangat Rendah 2 5. R-05 53 Sedang 23 Rendah 30 6. R-08 11 Sangat Rendah 6 Sangat Rendah 5 7. R-13 30 Rendah 7 Sangat Rendah 23 8. R-16 49 Sedang 30 Rendah 19 9. R-17 12 Sangat Rendah 10 Sangat Rendah 2 10. R-18 13 Sangat Rendah 10 Sangat Rendah 1 11. R-20 7 Sangat Rendah 5 Sangat Rendah 2 12. R-24 42 Sedang 23 Rendah 19 13. R-26 33 Rendah 29 Rendah 4 14. R-28 55 Tinggi 46 Sedang 9 15. R-30 31 Rendah 21 Rendah 10 Rata-rata 30 Rendah 18 Sangat Rendah 11 nan terkecil pada R-03 dan R-18 dengan skor 1. Secara kuantitatif perilaku seksual pranikah setiap subjek penelitian terjadi perubahan. Responden yang memiliki perilaku seksual kriteria tinggi (R-01, dan R-28), kriteria sedang (R-05, R-16, R-24), kriteria rendah (R-02, R-13, R-26, R-30), dan kriteria sangat rendah (R-03, R- 04,R-08, R-17, R-18, R-20). Sesudah memperoleh layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi dapat menurun menjadi kriteria sedang (R-01, dan R-28), kriteria rendah (R-05, R-16, R-24, R-26, dan R-30), dan kriteria sangat rendah (R-02, R-03, R-04, R-08, 1-13, R-17, R-18, dan R-20). Artinya responden yang memiliki perilaku seksual pranikah menunjukkan pada kriteria tinggi, ia mempunyai kecenderungan untuk berperilaku seksual pranikah tinggi dan apabila responden memiliki perilaku seksual pranikah menunjukkan pada kriteria sangat rendah ia mempunyai kecenderungan untuk berperilaku seksual pranikah rendah. Perbedaan perilaku seksual yang dimiliki oleh anggota kelompok memberikan pengaruh terhadap pembahasan topik dalam kegiatan bimbingan kelompok. Prayitno (2004) menambahkan heterogenitas dapat mendobrak dan memecahkan kebekuan yang terjadi akibat homogenitas anggota kelompok. Heterogenitas yang terdapat dalam kelompok meliputi perbedaan perilaku seksual, latar belakang sosial dan budaya. Sementara homogenitas yang terdapat dalam kelompok pendidikan di kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kerjo Kabupaten Karanganyar. Layanan bimbingan kelompok dalam penelitian ini bertujuan untuk mengurangi perilaku seksual pranikah siswa, sehingga topik yang dibahas berkaitan dengan perilaku seksual pranikah. Selama melakukan kegiatan layanan bimbingan kelompok, pemimpin kelompok berusaha menciptakan dinamika kelompok agar pembahasan topik dapat memberikan pengaruh terhadap masing-masing anggota kelompok. Topik yang dibahas dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok adalah definisi perilaku seksual, bentukbentuk perilaku seksual, faktor yang mempengaruhi perilaku seksual, dampak dari perilaku seksual, dan pacaran sehat. Berdasarkan hasil penelitian, perilaku seksual pranikah siswa sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok teknik diskusi memiliki perbedaan. Perubahan perilaku seksual pranikah siswa membuktikan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik diskusi memberikan pengaruh terhadap pemahaman tentang perilaku seksual pranikah pada siswa di SMA Negeri Kerjo Kabupaten Karanganyar. Untuk memperkuat hipotesis penelitian bahwa terdapat perubahan perilaku seksual pranikah pada siswa sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok teknik diskusi digunakan uji statistik analisis wilcoxon. Analisis wilcoxon tentang pengaruh layanan bimbingan kelompok

34 Diana Oktaviani dan Supriyo/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling 5 (1) (2016) teknik diskusi terhadap perilaku seksual pada siswa di SMA Negeri Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2015/2016 menunjukkan hasil T hitung = 0 dan T tabel = 25, sehingga T hitung < T tabel. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan mengurangi perilaku seksual yang dimiliki oleh subjek penelitian menunjukkan perubahan sesudah memperoleh layanan bimbingan kelompok teknik diskusi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang perilaku seksual pranikah siswa melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi di SMA Negeri Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2015/2016. Dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : Perilaku seksual pranikah siswa sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok teknik diskusi menunjukkan kriteria rendah. Perilaku seksual pranikah siswa sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok teknik diskusi mengalami penurunan yang menunjukkan pada kriteria sangat rendah. Ada pengaruh yang signifikan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap perilaku seksual pranikah siswa. DAFTAR PUSTAKA Banun, Fadila O. S. dan Soedijono Setyorogo. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Semester V STIKes Jakarta Timur 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol. 5, No. 1. Mugiarso, Heru, dkk. 2011. Bimbingan & Konseling. Semarang : UNNES PRESS. Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok Seri layanan Konseling (L6 dan L7). Padang: Universitas Negeri Padang. Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Sarwono. 2010. Psikologi Remaja Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Perseda. Yuniarti, Deby. 2007. Pengaruh Pendidikan Seks Terhadap Sikap Mengenai Seks Pranikah Pada Remaja. Artikel (pdf). Universitas Gunadarma. www.bkkbn.go.id 2 juta Kasus Aborsi Setiap Tahun. 22 Juli 2006. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada: (1) Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang, (2) Drs. Fakhruddin, M.Pd., Dekan FIP UNNES, (3) Drs. Eko Nusantoro, M.Pd., Ketua jurusan BK, (4) Kepala SMA Negeri Kerjo Kabupaten Karanganyar, (5) Dra. Sri Muji Wahyuti, M. Pd. Kons dan Ana Kurniawati, S. Psi., Guru BK SMA Negeri Kerjo Kabupaten Karanganyar, (6) Pihak-pihak yang telah memberi masukan untuk kesempurnaan artikel ini.