BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengembang, Kontraktor), maka diperoleh rating keseluruhan infrastruktur yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kontraktor), maka diperoleh rating keseluruhan infrastruktur yang diteliti di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan didaerah-daerah tertentu,. Untuk itu sektor yang kini menjadi pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital

ANALISIS KELAYAKAN INFRASTRUKTUR DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN PENILAIAN PRAKTISI DAN AKADEMISI TEKNIK SIPIL

ANALISIS KELAYAKAN INFRASTRUKTUR DI PROVINSI BALI BERDASARKAN PENILAIAN PRAKTISI DAN AKADEMISI TEKNIK SIPIL

PERSEPSI INSINYUR TEKNIK SIPIL MENGENAI KELAYAKAN INFRASTRUKTUR PROPINSI JAWA BARAT. Oleh: ERVANDES BENY SANJAYA NPM.

ANALISIS KELAYAKAN INFRASTRUKTUR DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN PENILAIAN PRAKTISI DAN AKADEMISI TEKNIK SIPIL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai kontraktor, konsultan,pemerintahan DPU, Non PU serta Perguruan Tinggi

ANALISIS KELAYAKAN INFRASTRUKTUR DI PROVINSI BENGKULU BERDASARKAN PENILAIAN PRAKTISI DAN AKADEMISI TEKNIK SIPIL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan perolehan rating sebesar 59,31%. Dari hasil analisis pada setiap

ANALISIS KELAYAKAN INFRASTRUKTUR DI PROVINSI JAWA TIMUR BERDASARKAN PENILAIAN PRAKTISI DAN AKADEMISI TEKNIK SIPIL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. infrastruktur di Propinsi Kalimantan Barat adalah E dengan perolehan rating

BAB I PENDAHULUAN. Serikat untuk membuat penilai infrastruktur di Australia. sekalipun pemerintah SBY sudah membentuk MP3EI untuk pengembangan

ANALISIS KELAYAKAN INFRASTRUKTUR DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA BERDASARKAN PENILAIAN PRAKTISI DAN AKADEMISI TEKNIK SIPIL

ANALISIS KELAYAKAN INFRASTRUKTUR DI PROVINSI MALUKU BERDASARKAN PENILAIAN PRAKTISI DAN AKADEMISI TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Amerika Serikat (1998), ASCE telah mempublikasikan beberapa

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. menerus berupaya untuk mensejahterakan rakyatnya. Salah satu hal yang dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tengah didapat nilai D, dengan persentase rating sebesar 69,79%. Analisa data ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. D, dengan perolehan rating sebesar 53,27%. Dari hasil analisis pada setiap

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

ANALISIS KONDISI INFRASTRUKTUR DENGAN MENGGUNAKAN SKALA PENILAIAN ASCE DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Sarana dan Prasarana

BAB 1 PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Laporan infrastruktur tersebut telah disitasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan dan penambahan yang sangat pesat terutama di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Amerika Serikat, sejak tahun 1998, ASCE telah mempublikasikan tiga

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

Tujuan Penyediaan Prasarana

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS KONDISI INFRASTRUKTUR DENGAN MENGGUNAKAN SKALA PENILAIAN ASCE DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

PEMBAHASAN KERANGKA PANDUAN UMUM PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA (KPBU) DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURANPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2012 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENGUKURAN KINERJA PRIORITAS KETIGA

Rencana strategis tahun untuk masing-masing Bidang Pembangunan di Kabupaten Numfor adalah sebagai berikut: Kelembagaan Daerah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bantul periode , maka dapat disimpulkan bahwa:

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, sehingga manusia tidak bisa

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan belum dapat juga dinikmati oleh seluruh masyarakatnya terutama

No.18/6/DKEM Jakarta, 22 April 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG PENATAAN BANGUNAN DI KAWASAN PANTAI TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG KEPELABUHANAN DI KOTA PANGKALPINANG

SKPD : DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA,

LEMBARAN DAERAH K E P E L A B U H A N A N KABUPATEN CILACAP NOMOR 26 TAHUN 2003 SERI D NOMOR 21

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08 / PRT / M / 2011 TENTANG PEMBAGIAN SUBKLASIFIKASI DAN SUBKUALIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

Tugas: melaksanakan fasilitasi dan stimulasi pembiayaan, pembinaan, pengembangan dan pembangunan perumahan. (pasal 11 )

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

TENTANG WALIKOTA CIMAHI, selain. Kota. Cimahi;

Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2012 KEPALA DINAS BIDANG

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 29

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN

ANALISIS KELAYAKAN INFRASTRUKTUR DI PROVINSI JAMBI BERDASARKAN PENILAIAN PRAKTISI DAN AKADEMISI TEKNIK SIPIL

RENJA DINAS PU 2014 PER BIDANG DAN UPT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KEPPRES 81/2001, KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan review dari 30 responden yang merupakan praktisi dan akademisi teknik sipil (Pemerintah DPU, Konsultan, Pengembang, Kontraktor), maka diperoleh rating keseluruhan infrastruktur yang diteliti di Provinsi Maluku adalah 62,442 % dan untuk nilai akhirnya memeroleh nilai D. Berikut ini disimpulkan hasil dari analisis tiap infrastruktur yang ada di Provinsi Kalimantan Utara: 1. Pelabuhan udara di Provinsi Kalimantan Utara memiliki rating 82,353 % dengan memiliki nilai B. Infrastruktur pebuhan udara sudah bisa dibilang baik, hanya saja di beberapa kota/kabupaten perlu perbaikan dan perluasan gedung seperti perluasan pada taxi way, area parker, kapasitas ruangan dan fasilitas bangunan lainnya guna menunjang kelancaran kegiatan penerbangan. 2. Pelabuhan laut di Provinsi Kalimantan Utara memiliki rating 76,471 % dengan nilai C. Hasil analisis menunjukkan bahwa pelabuhan laut dan pelabuhan udara memiliki rating yang tinggi. 3. Jembatan dan Jalan (Jalan Provinsi) di Provinsi Kalimantan Utara memiliki rating 37,059 % dengan nilai E. Dari data yang di dapat bahwa terjadi peningkatan panjang jalan dari tahun 2009 sampai 2013. Tetapi masih diperlukan adanya pengembangan seperti pemasangan marka jalan dan pemasangan rambu lalu lintas di daerah kecamatan. 64

65 4. Jembatan dan Jalan (Kota dan Kabupaten) di Provinsi Kalimantan Utara memiliki rating 52,941 % dengan nilai D. Dari data yang di dapat bahwa terjadi peningkatan jaringan jalan di Provinsi Kalimantan Utara tahun 2013 sampai 2014. 5. Dam dan Irigasi di Provinsi Kalimantan Utara memiliki rating 58,823 % dengan nilai D. Kota Tarakan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan merupakan wilayah yang memiliki irigasi yang cukup memadai sedangkan wilayah-wilayah yang lain sedang dalam proses pembangunan dan peningkatan jaringan irigasi. 6. Air Minum di Provinsi Kalimantan Utara memiliki rating 64,706 % dengan nilai D. Berbagai upaya bertahap telah dilakukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih, pemanfaatan air baku telah dapat dirasakan oleh masyarakat melalui kebijakan pengembangan air baku dan pendayagunaan air tanah melalui pembangunan sarana dan prasarana air baku, sumur dangkal dan embung. 7. Buangan Sampah di Provinsi Kalimantan Utara memiliki rating 65,294 % dengan nilai D. Diperlukan perubahan mendasar dimulai dari manajemennya dan pertimbangan pertimbangan yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan infrastruktur buangan sampah yang dapat berdampak buruk pada lingkungan sekitar 8. Energi di Provinsi Kalimantan Utara memperoleh nilai D dengan rating 55,882 %. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya pemadaman listrik bergilir. Pemadaman listrik bergilir tersebut dikarenakan potensi energi yang belum

66 dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga operasionalisasi ketenagalistrikan masih sangat tergantung tenaga mesin diesel dengan bahan bakar minyak solar sebagai energi primernya. 9. Sekolah / Universitas di Provinsi Kalimanatan Utara mendapat nilai C dengan rating 76,471 %. Kurangnya partisipasi anak mulai jenjang SMA dan perguruan tinggi bukan hanya disebabkan karena kurangnya gedung sekolah yang belum memenuhi syarat namun juga karena perekonomian yang belum dapat dijangkau oleh setiap anak anak sehingga mereka putus sekolah. Oleh karena itu perlunya peningkatan infrastruktur di sektor pendidikan seperti perkembangan fasilitas fasilitas yang mampu memenuhi standar yang lebih bagus dari sebelumnya, penambahan gedung sekolah dan ruang kelas yang diharapkan agar semua anak anak boleh merasakan pendidikan sampai pada jenjang perguruan tinggi meskipun perekonomian yang minim. 10. Telekomunikasi di Provinsi Kalimantan Utara memperoleh nilai C dengan rating 68,824 %. Pada kenyataannya hingga saat ini hanya sebagian kecil masyarakat di Kalimantan Utara yang mampu mengakses informasi. Kondisi ini diantaranya disebabkan oleh kurangnya infrastruktur telekomunikasi. Berbagai layanan telekomunikasi dan informasi tidak dapat dirasakan oleh masyarakat tanpa adanya infrastruktur yang memadai. Jadi diperlukan peningkatan pelayanan telekomunikasi dengan penambahan kapasitas. 11. Obyek / Fasilitas Pariwisata di Provinsi Kalimantan Utara memperoleh nilai D dengan rating 60,588 %. Banyak sekali tempat wisata di Provinsi Kalimantan Utara namun kurangnya perhatian dari pemerintah untuk

67 mengembangkan infrastruktur seperti akses jalan, fasilitas fasilitas yang memadai (tempat persewaan, wc umum dan kamar mandi yg bersih), kebersihan pantai, administrasi yang baik dan lain lain. 12. Infrastruktur buangan air kotor di Provinsi Kalimantan Utara mendapatkan nilai D dengan rating 60,588%. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan masyarakat pedalaman tentang pentingnya tempat buangan air kotor, oleh sebab itu peran pemerintah dibutuhkan dalam mensosialisasikan tentang pentingnya buangan air kotor. 13. Buangan Limbah Industri di Provinsi Kaliamanta Utara mendapatkan nilai D dengan rating 53,529 %. Limbah industri yang mencemari perairan sangat berbahaya bagi kelangsungan lingkungan hidup di laut. Oleh sebab itu, dibutuhkan ketegasan dan kebijaksanaan pemerintah dalam memberikan izin kepada industri yang ada supaya limbah industri tidak mencemari lingkungan.

68 5.2 Saran Dari hasil analisis, pembahasan dan kesimpulan, ada beberapa saran yang harus diperhatikan oleh peneliti kepada pembaca. Harapannya, masukan yang diberikan dapat dipertimbangkan untuk kedepannya, yakni sebagai berikut: 1. Agar penelitian lebih akurat, hendaknya peneliti selanjutnya dapat menambah perspektif perspektif yang dianggap memiliki pengaruh besar terhadap pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur di Provinsi Kaliamantan Utara. 2. Pemerintah Provinsi Kalimanatan Utara dapat menjadikan Laporan Tugas Akhir ini sebagai salah satu acuan untuk mengontrol keadaan dan kelayakan infrastruktur serta mengembangkan infrastrukturnya 3. Saran bagi responden dalam menjawab pertanyaan adalah diharapkan bisa lebih jujur dalam memberikan informasi untuk penelitian penelitian dalam dunia konstruksi agar data yang didapat lebih akurat dan dapat digunakan untuk perkembangan dunia konstruksi.