BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia guna mencapai masyarakat adil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berbeda dengan pajak, sumber penerimaan ini mempuyai umur tidak

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan sektor pemasukan terbesar kas Negara, penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan pendapatan asli. secara terus menerus melalui penggarapan sumber-sumber baru dan

BAB I PENDAHULUAN. negeri misalnya pinjaman luar negeri dan hibah (garant), sedangkan sumber dana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mengoptimalkan sumber dana dalam negri. Dalam perkembangannya pajak. merupakan komponen utama penerimaan dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana

Bab 1. Pendahuluan. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan suatu negara dibentuk sebagai perwakilan suatu rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang potensial bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan kepada Negara, hibah, wasiat, dan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan pembangunan nasional yang memerlukan biaya besar yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. makmur, sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan menjadi suatu permasalahan yang pokok. Pembiayaan ini

BAB I PENDAHULUAN. mengatur sumber penerimaan dan pengeluaran negara. Rencana keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak (Pangestu, Rusmana:2014). Realisasi penerimaan pajak tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. non migas. Siti Kurnia Rahayu (2010) mengungkapkan bahwa Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah memenuhi kebutuhan dana dengan mengandalkan dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Pemerintah membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan berupaya untuk menciptakan negara Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari pajak juga perlu ditingkatkan karena pajak merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat dan dari aparat perpajakan sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Dalam menjalankan pemerintahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. (APBN) yang menjelaskan besarnya penerimaan perpajakan: Tabel 1.1 Ringkasan APBN, (miliar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang cukup dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjadi Negara yang lebih maju, Indonesia sebagai negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat kecil baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. migas dan non migas. Misi utama Direktorat Jenderal Pajak adalah misi fiskal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berlandaskan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana luar negeri dan sumber dana dalam negeri. non migas serta pajak. Namun pemerintah lebih mengoptimalkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pajak merupakan bagian dari sumber penerimaan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber bagi penerimaan negara dan mempunyai peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu instrumen suatu negara termasuk Indonesia dalam. memperoleh pendapatan untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. assessment system menjadi self assessment system sejak tahun 1984,

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penerimaan dalam negeri maupun penerimaan luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. satu instrumen dalam mengatur perekonomian negara, dapat dipengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat dominan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemerintah di Indonesia selalu berusaha untuk mengelola dan menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan setiap tahun dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara membutuhkan penerimaan untuk memenuhi APBN (Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. nasional secara bertahap, terencana, dan berkelanjutan. Untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan komponen penting dalam perekonomian Indonesia. Pajak. penerimaan negara terbesar adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah. membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan target awal APBN-P 2015 sebesar Rp 1.379,9 triliun, angka tersebut

BAB I PENDAHULUAN. asing dan meningkatkan penerimaan dari dalam negeri khususnya dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, antara lain dengan cara menggali, mendorong, dan. mengembangkan sumber-sumber penerimaan dari dalam negeri agar

BAB 1 PENDAHULUAN. negara Indonesia saat ini bersumber dari dalam negeri yaitu pajak. yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengamatan perpajakan Center Taxation analysis (CITA)

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara yang berasal dari iuran masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat (Rahmawaty Naki : 2013). Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan fenomena umum sebagai sumber penerimaan negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus. dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009.

BABl PENDAHULUAN. Kelangsungan suatu negara dalam menjalankan sistem pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. karena penerimaan pajak digunakan oleh pemerintah sebagai sumber utama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik. Negara kita Negara Indonesia ini mempunyai sebuah landasan atau sebuah

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari official assessment system menjadi self assessment system.

BAB I PENDAHULUAN. Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Dalam Negeri dan Hibah. Penerimaan Dalam Negeri terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Penerimaaan Negara dalam Pembiyaan APBN. APBNP Uraian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak adalah pembayaran yang bersifat paksaan kepada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spirituil. Untuk dapat. mendapatkan dukungan dari masyarakat (Waluyo dan Ilyas, 2000: 1)

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat


Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia guna mencapai masyarakat adil dan makmur seperti yang diamanatkan dalam UUD 1945, tentu memerlukan biaya yang cukup besar, yangmana hal ini dituangkan dalam suatu rencana yang dinamakan dengan anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN). Di dalam APBN ini dapat diketahui bahwasannya sumber dana yang diperoleh untuk membiayai pembangunan adalah bersumber dari dalam negeri dan luar negeri. Sumber dari dalam negeri adalah dari sektor migas dan sektor non migas, sedangkan sumber luar negeri adalah dari pinjaman jangka panjang. Berhubungan keterbatasan sektor migas, maka sektor non migas selanjutnya akan menjadi sektor yang akan diandalkan sebagai sumber pembiayaan pembangunan, disebutkan dalam APBN salah satu sumber sektor non migas, adalah bersumber dari pajak (tax). Untuk lebih mengoptimalkan penerimaan dari sektor non migas yang salah satunya adalah berupa penerimaan pajak, tentu diperlukan peran serta dari seluruh rakyat Indonesia sebagai pemegang kedaulatan tertinggi, khususnya adalah para pelaku usaha di Negara Republik Indonesia, untuk bersama-sama memberikan kontribusinya berupa pajak (tax). Tentu dalam pelaksanaan pemungutan pajak ini harus dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh lembaga tinggi Negara (DPR),yaitu sesuai dengan undangundang perpajakan yang berlaku, sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan tidak disalahkangunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, sehingga

dapat merugikan penerimaan keuangan Negara. Menurut data dari Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 2012 penerimaan pajak akan diperkirakan mencapai Rp 1.016,2 triliun atau sebesar 74,8 persen dari total perkiraan pendapatan, keadaan ini menggambarkan betapa pentingnya peranan penerimaan pajak di dalam APBN Indonesia. Disamping itu penerimaan pajak terus mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 15,2 persen sejak 2009 hingga 2012. Keadaan ini disatu sisi tentu merupakan hal yang menggembirakan, akan tetapi perlu dipikirkan apakah pertumbuhan ini telah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, sehingga ke depannya pihak-pihak yang mampu, namun belum membayar pajak dapat sadar dan ikut melaksanakan kewajibannya dalam pembangunan. Untuk melihat kondisi empiris kepatuhan pajak, berikut di bawah ini disampaikan tabel yang menggambarkan perihal tersebut sebagai berikut: Tabel 1.1 Daftar Jumlah Wajib Pajak OP dan Badan Tahun 2012 Di Indonesia No. Uraian Orang Pribadi Badan Usaha (Tanpa Usaha Mikro) 1. Populasi 240 juta 22,6 juta 2. Aktif Bekerja/Kegiatan Usaha 110 juta 12,9 juta Domisili Tetap 3. Perkiraan Penghasilan di atas 60 juta - PTKP 4. Perkiraan Badan Usaha yang - 5 juta memiliki laba usaha 5. Wajib Pajak Terdaftar 19,9 juta 1,9 juta 6. SPT yang dilaporkan tahun 2011 8,8 juta 520 ribu 7. Rasio SPT Badan terhadap - 10,4% Badan Usaha Domisili Tetap(6:4) 8. Rasio SPT OP terhadap bekerja di atas PTKP(6:3) 14,7% - Sumber : Suplemen Pajak 2012 Kementerian Keu. RI, Direktorat Jend. Pajak

Sedangkan data mengenai jumlah wajib pajak khususnya wajib pajak badan usaha industri yang ada di Kabupaten Deli Serdang sampai tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Daftar Jumlah Wajib Pajak Badan Tahun 2012 Di Deli Serdang No. Uraian Badan Usaha Industri Keterangan 1. Populasi 346 2 Aktif Beroperasi 197 3. Perkiraan Badan Usaha Yang 106 Memiliki Laba Usaha 4. Wajib Pajak Terdaftar 346 5. SPT Yang Dilaporkan Tahun 2012 145 Sumber: Biro Pusat Statistik Deli Serdang (Deli Serdang Dalam Angka 2012) Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum bayar pajak. Perihal tersebut di ataslah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian, faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi jumlah pembayaran pajak, dan dalam hal ini penulis membatasi hanya pajak penghasilan badan, hal ini disebabkan kontribusi pajak penghasilan badan masih terasa sangat rendah, apalagi kalau dilihat dari tabel jumlah pembayar pajak penghasilan badan dibandingkan dari sisi jumlah populasinya serta dilihat dari sisi jumlah wajib pajak badan yang telah memiliki laba. Dari fenomena yang terjadi terlihat faktorfaktor yang mempengaruhi jumlah pembayaran pajak penghasilan badan yang perlu dianalisis, adalah: Net Profit Margin, ukuran perusahaan, himbauan dan sosialisasi dan kepatuhan wajib pajak dan disamping itu perlu juga dianalisis apakah pemeriksaan pajak yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mempunyai pengaruh atau apakah dapat memoderasi Net Profit Margin, ukuran perusahaan, himbauan dan sosialisasi, kepatuhan wajib pajak badan secara simultan dan secara parsial terhadap jumlah pembayaran pajak penghasilan

badan. Dan penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan industri yang berada di Kabupaten Deli Serdang, mengingat di Kabupaten ini banyak berdiri perusahaan industri bila dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Sumatera Utara, yang seharusnya dapat memberikan kontribusi berupa pembayaran pajak penghasilan badan. Sejak dimulainya reformasi perpajakan (tax reform) di Indonesia pada tahun 1984, dimana terjadi perubahan sistem dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan yaitu: dari official assessment system menjadi self assessment system, dimana wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan besarnya pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan dalam perpajakan, dan sebagai akibat dari perubahan sistem ini, maka pihak Direktorat Jenderal Pajak wajib melakukan pelayanan, pengawasan, pembinaan dan penerapan sanksi pajak. Tujuan dari pelayanan, pengawasan, pembinaan dan penerapan sanksi ini yang salah satunya dilaksanakan melalui pemeriksaan pajak adalah agar pelaksanaan kewajiban perpajakan oleh wajib pajak dapat berjalan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, dan menjaga agar wajib pajak tersebut tidak berlaku curang, sehingga penerimaan negara dari sektor pajak dapat diamankan, yang selanjutnya tentu akan mendorong wajib pajak untuk melakukan kewajiban perpajakannya, yang salah satunya adalah berupa pembayaran pajak penghasilan, badan, dan hal ini tentu akan berdampak pada peningkatan penerimaan pajak sebagai sumber penerimaan yang sangat penting di anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), sehingga kelangsungan pembangunan yang telah direncanakan dapat tercapai guna, mencapai masyarakat adil dan makmur.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Net Profit Margin, ukuran perusahaan, himbauan dan sosialisasi, serta kepatuhan wajib pajak badan berpengaruh secara simultan dan secara parsial terhadap jumlah pembayaran pajak penghasilan badan pada perusahaan industri di Kabupaten Deli Serdang. 2. Apakah pemeriksaan pajak sebagai variabel moderating dapat memoderasi Net Profit Margin, ukuran perusahaan, himbauan dan sosialisasi, kepatuhan wajib pajak badan secara simultan dan secara parsial terhadap jumlah pembayaran pajak penghasilan badan pada perusahaan industri di Kabupaten Deli Serdang. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis fakta di lapangan yaitu: 1. Net Profit Margin, ukuran perusahaan, himbauan dan sosialisasi serta kepatuhan wajib pajak badan dapat mempengaruhi secara simultan dan secara parsial terhadap jumlah pembayaran pajak penghasilan badan pada perusahaan industri di Kabupaten Deli Serdang. 2. Pengaruh pemeriksaan pajak sebagai variabel moderating terhadap Net Profit Margin, ukuran perusahaan, himbauan dan sosialisasi serta kepatuhan wajib pajak badan secara simultan dan secara parsial

terhadap jumlah pembayaran pajak penghasilan badan pada perusahaan industri di Kabupaten Deli Serdang. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak terkait yaitu bagi: 1. Pemerintah dalam hal ini adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang ada di Kabupaten Deli Serdang sebagai bahan masukan dalam pembinaan, pengawasan dan penerapan sanksi administrasi terhadap wajib pajak badan khususnya perusahaan industri yang ada di wilayah Kabupaten Deli Serdang, sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak penghasilan badan. 2. Masyarakat, khususnya para wajib pajak badan, yaitu perusahaan industri, agar lebih dapat meningkatkan pemahaman dan kesadarannya dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan Indonesia, sehingga mau untuk meningkatkan lagi pembayaran pajak penghasilan, khususnya lagi pajak penghasilan badan. 3. Akademis, diharapkan penelitian ini, dapat memberikan tambahan literatur dan dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya. 4. Penulis adalah untuk pembelajaran dan pemahaman terhadap pengaruh Net Profit Margin, ukuran perusahaan, himbauan dan sosialisasi, serta kepatuhan wajib pajak badan terhadap jumlah pembayaran pajak penghasilan badan dan terhadap pemeriksaan pajak sebagai variabel moderating, apakah dapat memoderasi Net Profit Margin, ukuran perusahaan, himbauan dan sosialisasi serta kepatuhan wajib pajak dapat

berpengaruh secara simultan dan secara parsial terhadap jumlah pembayaran pajak penghasilan badan pada perusahaan industri di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012. 1.5 Originalitas Penelitian ini adalah merupakan replikasi penelitian sebelumnya yaitu yang dilakukan oleh Agusti dan Herawaty (2009) yaitu dengan judul: Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Yang Dimoderasi Oleh Pemeriksaan Pajak Pada KPP Pratama Grogol Jakarta Petamburan. Dimana perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Variabel bebas penelitian ini adalah: Net Profit Margin, ukuran perusahaan, himbauan dan sosialisasi serta kepatuhan wajib pajak badan di Kabupaten Deli Serdang, sedangkan peneliti terdahulu variabel bebasnya adalah kepatuhan wajib pajak dan penghasilan kena pajak sebagai variabel kontrol di KPP Pratama Grogol Jakarta Petamburan. 2. Variabel terikat penelitian ini adalah jumlah pembayaran pajak penghasilan badan di Kabupaten Deli Serdang, sedangkan peneliti sebelumnya adalah peningkatan penerimaan pajak di KPP Pratama Grogol Jakarta Petamburan. 3. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahun 2012, sedangkan peneliti terdahulu adalah data tahun 2006-2007.

4. Populasi penelitian ini adalah perusahaan industri besar dan menengah di Kabupaten Deli Serdang, sedangkan peneliti terdahulu adalah seluruh jenis perusahaan yang terdaftar di KPP Pratama Grogol Jakarta Petamburan.