BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan yang harus diperhatikan. Fungsi dan tujuan tersebut dapat dilihat pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab II pasal 3 yang isinya: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan mengembangkan potensi peserta didik adalah dalam rangka memberikan bekal kepada peserta didik agar mampu hidup dalam masyarakat dan lingkungannya baik sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Melalui usaha pendidikan dan kerja sama antara pendidik dan orang tua diharapkan kualitas peserta didik yang cerdas, kreatif, dan mandiri dapat terwujud. Namun pada kenyataannya sampai sekarang masih muncul masalah yang ada dalam dunia pendidikan yang mengakibatkan pengembangan potensi peserta didik tidak dapat berjalan dengan baik. Kreativitas adalah sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan hubungan baru antara unsur unsur yang sudah ada sebelumnya (Munandar, 2004: 25) Peserta didik dituntut kreatif dalam memecahkan masalah dan memberikan lebih dari satu jawaban atau pendapat dari apa yang mereka pelajari karena dengan demikian dapat bermanfaat bagi dirinya dan memberikan kepuasan dalam individu. Masalah pendidikan sekarang ini khususnya di kelas Sekolah Dasar salah satunya adalah kreativitas berfikir 1
siswa yang rendah. Rendahnya kreativitas siswa disebabkan dari beberapa faktor, baik faktor dari dalam atau dari luar siswa. Faktor dari dalam siswa adalah siswa mengandalkan satu buku pelajaran saja tanpa mencoba mencari jawaban dengan cara lain. Faktor dari luar peserta didik adalah metode pembelajaran yang masih bersifat konvensional yang terpusat pada guru. Akibatnya, peserta didik kurang bersemangat untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi, kurang memiliki perilaku yang kritis dan lambatnya berfikir untuk mengeluarkan ide-ide kreatif. Salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang perlu menekankan kreativitas adalah matematika. Matematika adalah mata pelajaran yang membutuhkan ketelitian dan pemahaman konsep dalam pengerjaannya sehingga matematika dianggap siswa sebagai mata pelajaran yang sulit, membosankan, menyebabkan stres dan membuat perasaan takut. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika siswa perlu diberi kesempatan untuk menemukan berbagai kemungkinan jawaban yang kreatif tetapi tidak keluar dari persyaratan yang ingin dicapai. Siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami matematika akan mengalami penurunan semangat belajar yang menyebabkan belajarnya terhenti, sehingga mereka tidak akan punya kesempatan untuk meraih sukses. Pengamatan dari pembelajaran matematika kelas V, SD di Gugus Diponegoro adalah dalam rencana pelaksanakan pembelajaran (RPP) matematika belum menargetkan kreativitas sebagai salah satu penilaian hasil prestasi belajar siswa. Penilaian hasil prestasi belajar matematika hanya dilihat dari tes ulangan harian dan tes ulangan umum yang mengharuskan siswa menjawab soal tes dengan satu cara yang sering diajarkan guru. Metode yang digunakan guru kelas V selama ini adalah metode ceramah dan penugasan. Selain itu pembelajarannya bersifat konvensional atau terpusat pada guru. Melalui pengamatan tersebut rendahnya kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika tidak terlepas dari partisipasi seorang guru. Guru perlu memahami bahwa apapun yang dilakukan di ruang kelas saat kegiatan belajar berlangsung mempunyai pengaruh terhadap kreativitas 2
siswa. Guru seringkali belum mampu menyampaikan materi kepada siswa secara bermakna, pemberian konsep yang salah serta penyampaiannya juga bersifat konvensional dan terkesan monoton sehingga siswa merasa bosan. Penggunaan metode pembelajaran inovatif yang disesuaikan dengan kondisi siswa lebih dapat membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari, lebih berkesan sehingga tidak mudah dilupakan dan lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah. Kreativitas berfikir siswa dapat terwujud salah satunya dengan menerapkan pembelajaran TANDUR. TANDUR merupakan akronim dari tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan. Pembelajaran TANDUR yang merupakan kerangka rancangan Quantum Teaching adalah salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika yang membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih nyaman, meriah dan menyenangkan. Pembelajaran TANDUR dalam Quantum Teaching ini dapat meningkatkan rasa saling memiliki antar siswa sehingga menciptakan rasa kebersaman, kesatuan, kesepakatan, dan dukungan dalam belajar. Quantum Teaching sendiri bersandar pada konsep Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Hal ini menunjukkan, bahwa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa dapat memperoleh pemahaman baru dari apa yang mereka pelajari dan apa yang pernah mereka alami sendiri yang merupakan hasil dari kreativitas mereka. Penerapan TANDUR dalam pembelajaran matematika mampu mendorong peserta didik memperkuat rasa tanggung jawab dan mengalami sendiri proses pembelajaran. Pengalaman tersebut tidak hanya sekedar mencapai nilai tertentu melainkan dapat belajar sesuatu yang dapat bermanfaaat bagi kehidupan masa depannya. Menurut Munandar (1992: 52) kreativitas dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa saja, tidak tergantung pada jenis kelamin, sosial ekonomi, atau tingkat pendidikan tertentu. Kreativitas merupakan salah satu hasil prestasi belajar dalam hal karakter. Seringkali prestasi belajar siswa dibeda- 3
bedakan. Prestasi belajar matematika siswa perempuan lebih baik dibandingkan prestasi belajar siswa laki-laki. Hal ini dikarenakan partisipasi belajar siswa perempuan lebih giat dan bersungguh-sungguh dalam mengikut pelajaran dibandingkan partisipasi belajar siswa laki-laki. Terkait dengan hal di atas, peneliti akan melakukan eksperimen mengenai pengaruh metode TANDUR yang berakar dari Quantum Teaching terhadap kreativitas. Pembelajaran tersebut diimplementasikan dalam pembelajaran matematika. Kreativitas siswa ditinjau pula berdasarkan gender, yaitu siswa laki-laki dan perempuan. 1.2. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti perlu melakukan pembatasan masalah untuk memudahkan dan menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penafsiran judul, maka peneliti berusaha membatasi masalah-masalah seperti berikut ini. 1. Pembelajaran Kerangka TANDUR diterapkan pada matematika SD kelas V. 2. Kreativitas berfikir siswa merupakan variabel terikat. Pembelajaran Kerangka TANDUR merupakan variabel bebas. Gender siswa sebagai variabel moderatornya. 3. Kreativitas siswa dibatasi pada ketrampilan siswa dalam menyelesaikan atau menghasilkan suatu karya baru dari suatu masalah tertentu. Kreativitas siswa ditekankan pada pembelajaran matematika pokok bahasan bangun ruang. 4. Pembelajaran TANDUR digunakan sebagai treatment/ perlakuan di kelas eksperimen, sedangkan model pembelajaran konvensional di kelas kontrol. 5. Gender siswa digunakan untuk mengetahui tingkat kreativitas peserta didik kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. 4
1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan pengaruh pembelajaran kerangka TANDUR terhadap kreativitas pada matematika berdasarkan gender siswa SD kelas V di Gugus Diponegoro Kota Salatiga semester 2 tahun 2011/2012? 2. Adakah perbedaan kreativitas pada kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran TANDUR dengan kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional? 3. Adakah perbedaan hasil kreativitas yang signifikan antara kelompok siswa laki-laki dan perempuan? 1.4. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui perbedaan pengaruh pembelajaran kerangka TANDUR terhadap kreativitas pada matematika berdasarkan gender siswa SD kelas V di Gugus Diponegoro Kota Salatiga semester 2 tahun 2011/2012. 2. Mengetahui perbedaan kreativitas dalam pembelajaran matematika pada kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran TANDUR dengan kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. 3. Mengetahui perbedaan kreativitas dalam pembelajaran matematika pada kelompok siswa laki-laki dan perempuan. 5
1.5. Manfaat Penelitian berikut ini: Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai 1.5.1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan sebagai gambaran mengenai pembelajaran TANDUR terhadap kreativitas siswa pada pembelajaran matematika berdasarkan gender. 1.5.2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini bermanfaat dari segi praktis antara lain: 1. Bagi Sekolah Memberikan kontribusi yang bermanfaat dalam rangka mengembangkan kreativitas peserta didik melalui proses pembelajaran yang inovatif. 2. Bagi Guru Memberi masukan guru untuk dapat merencanakan pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan kreativitas siswa berdasarkan gender. 3. Bagi Siswa Mempengaruhi kreativitas siswa laki-laki dan perempuan pada pembelajaran matematika. 6