14 LEMBARAN DAERAH Agustus KABUPATEN LAMONGAN 8/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
14 LEMBARAN DAERAH Agustus KABUPATEN LAMONGAN 9/E 2006 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2007 SERI E.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 6 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2006 NOMOR 9 SERI E NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2008

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2007 T E N T A N G

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 4 TAHUN 2009 T E N T A N G TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2007 T E N T A N G

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 2 Tahun : 2013

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2010 SERI D.3

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2007 SERI E =============================================================

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG KECAMATAN KLUNGKUNG DESA TEGAK

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 81 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO S A L I N A N

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DUKUH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN IMUM MUKIM DI ACEH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 08 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 6 Tahun : 2006 Seri : E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

Transkripsi:

14 LEMBARAN DAERAH Agustus KABUPATEN LAMONGAN 8/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 53 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka sebagai perwujudan demokrasi di dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan guna kelancaran penyelenggaraan pemerintahan desa dipandang perlu menetapkan Tata cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa dalam Peraturan Daerah Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur (diundangkan pada Berita Negara tanggal 08 Agustus 1950) ; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undan-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang di tetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4587). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN dan BUPATI LAMONGAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah, adalah Kabupaten Lamongan ; 2. Pemerintah Daerah, adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah ; 3. Kepala Daerah, adalah Bupati Lamongan ; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lamongan;

5. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah di Kabupaten Lamongan; 6. Camat adalah Perangkat Daerah yang memimpin Kecamatan dalam Kabupaten Lamongan; 7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sisitem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 8. Pemerintah Desa adalah penyelenggara urusan penerintah oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan di hormati dalm sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa; 10. Perangkat desa adalah unsure pemerintah desa yang terdiri dari sekretaris Desa dan perangkat desa lainnya. 11. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah desa sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa ; 12. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang di bentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat ; 13. Anggaran Perndapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya di singkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan desa yang di bahas dan di setujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang di tetapkan dengan peraturan Desa ; 14. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-Undangan yang di buat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama dengan Kepala Desa; 15. Dusun adalah bagian dari wilayah kerja Desa; 16. Putra Desa adalah seseorang yang dilahirkan oleh penduduk desa setempat.

BAB II PENCALONAN DAN PEMILIHAN Bagian Kesatu Persiapan Pencalonan Pasal 2 (1) BPD memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya masa jabatan Kepala Desa secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan ; (2) Selambat-Iambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan, Kepala Desa menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Kepala Desa kepada Kepala Daerah dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir masa jabatan Kepala Desa kepada BPD; (3) BPD memproses pemilihan Kepala Desa selambat-iambatnya 4 (empat) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Kepala Desa. Pasal 3 (1) Proses pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3), diawali dengan Pembentukan Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa dengan Keputusan BPD ; (2) Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari unsur perangkat desa, pengurus lembaga kemasyarakatan dan tokoh masyarakat dengan susunan keanggotaan : a. Ketua ; b. Wakil Ketua ; c. Sekretaris; d. Bendahara; dan e. Seksi-seksi.

(3) Panitia Pencalonan dan Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas : a. menetapkan dan melaksanakan jadwal pelaksanaan pencalonan dan pemilihan Kepala desa; b. melakukan penjaringan dan penyaringan bakal calon Kepala Desa sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ; c. menerima pendaftaran bakal calon Kepala Desa; d. melakukan penelitian dan pemeriksaan berkas persyaratan administrasi pendaftaran bakal calon Kepala Desa yang hasilnya ditetapkan dalam berita acara hasil penelitian ; e. menetapkan bakal calon Kepala Desa yang memenuhi syarat sebagai Calon Kepala Desa yang berhak dipilih dan mengumumkan secara terbuka kepada seluruh masyarakat desa tentang Calon Kepala Desa yang berhak dipilih ; f. melakukan pengundian nomor urut dan gambar Calon Kepala Desa yang berhak dipilih ; g. melaksanakan pendaftaran dan pengesahan daftar pemilih; h. mengatur pelaksanaan kegiatan kampanye calon Kepala Desa yang berhak dipilih; i. melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara dalam proses pemilihan Kepala Desa; j. membuat dan menandatangani berita acara hasil pemungutan suara dan berita acara hasil perhitungan suara pemilihan Kepala Desa; k. mengajukan biaya pemilihan Kepala Desa kepada Pemerintah Desa; l. melaporkan hasil pemilihan Kepala Desa dan mempertanggungjawabkan penggunaan biaya pemilihan Kepala Desa kepada BPD. (4) Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa diambil sumpah dan dilantik oleh Ketua BPD.

Bagian Kedua Tahap Pencalonan Paragrap 1 Persyaratan Calon Kepala Desa Pasal 4 (1) Calon Kepala Desa adalah penduduk desa Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan : a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia kepada Pacasila sebagai Dasar Negara, Undang- Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah ; c. berpendidikan paling rendah tamat sekolah lanjutan tingkat pertama dan/atau sederajat ; d. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun dan paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun ; e. bersedia dicalonkan menjadi kepala desa ; f. terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat tinggal tetap di Desa yang bersangkutan sekurang-kurangnya 2 tahun terakhir dengan tidak terputus-putus, kecuali putra des a yang berada di luar desa ; g. tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun ; h. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap ; I. belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa paling lama 10 (sepuluh) atau 2 (dua) kali masa jabatan ; J. sehat jasmani dan rohani ; k. berkelakuan baik, jujur dan adil; I. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di Desa setempat; (2) Bagi putra desa yang terpilih sebagai Kepala Desa, terhitung sejak tanggal pelantikan, harus bertempat tinggal di desa yang bersangkutan.

Pasal 5 (1) Pegawai Negeri Sipil yang mencalonkan sebagai Kepala Desa harus : a. mendapatkan ijin tertulis dari pejabat yang berwenang ; b. berpangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tingkat I (II/b) dan setinggi-tingginya 1 (satu) tingkat di bawah Camat setempat. (2) Anggota Tentara Nasional lndonesia aktif yang mencalonkan sebagai Kepala Desa harus : a. mendapatkan ijin tertulis dari pejabat yang berwenang ; b. berpangkat serendah-rendahnya Sersan Satu dan setinggi-tingginya 1 (satu) tingkat di bawah Komandan Rayon Militer setempat. (3) Anggota POLRI aktif yang mencalonkan sebagai Kepala Desa harus : a. mendapatkan ijin tertulis dari pejabat yang berwenang ; b. berpangkat serendah-rendahnya Brigadir Satu dan setinggi-tingginya 1 (satu) tingkat di bawah Kepala Kepolisian Sektor. (4) Calon Pegawai Negeri Sipil tidak dapat mencalonkan diri sebagai calon Kepala Desa. Paragraf 2 Pengumuman Pendaftaran Pasal 6 (1) Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa melaksanakan penjaringan dengan membuka pengumuman pendaftaran bakal calon Kepala Desa ; (2) Pengumuman pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan 1 (satu) kali untuk jangka waktu 2 (dua) minggu ; (3) Bakal calon Kepala Desa yang mendaftarkan diri, mengajukan Permohonan pencalonan Kepala Desa secara tertulis kepada Ketua BPD melalui Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa dengan dilampiri berkas persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan Pasal5 ayat (1), (2) dan (3).

Pasal 7 Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa melaksanakan penyaringan dengan melakukan penelitian kelengkapan berkas persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 5 ayat (1), (2) dan (3) yang hasilnya ditetapkan dalam berita acara hasil penelitian. Pasal 8 (1) Pengumuman Pendaftaran Kedua dan Ketiga dilaksanakan apabila tidak ada calon yang mendaftar atau jumlah calon pendaftar hanya 1 (satu) orang yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 5 ayat (1), (2) dan (3); (2) Pengumuman Pendaftaran Kedua dan Ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dalam jangka waktu masing-masing 7 (tujuh) hari ; (3) Dalam hal pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak terdapat calon, pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dihentikan dan dibuka kembali paling cepat 3 (tiga) bulan sejak ditutupnya pemilihan Kepala Desa. Paragraf 3 Penetapan Calon Yang Berhak Dipilih Pasal 9 Bakal calon yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal4 ayat (1) dan Pasal 5, ditetapkan sebagai calon Kepala Desa yang berhak dipilih oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa dan diumumkan secara terbuka kepada masyarakat desa.

Paragraf 4 Penetapan Lambang atau Tanda Gambar dan Nomor Urut Calon Pasal 10 (1) Lambang atau tanda gambar yang digunakan dalam pemilihan Kepala Desa berupa Foto Calon Kepala Desa dengan dilengkapi nomor urut dan nama colon; (2) Lambang atau tanda gambar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa ; (3) Lambang atau tanda gambar masing-masing calon Kepala Desa harus dapat dibedakan. Pasal 11 Penetapan nomor urut dan tempat duduk Calon Kepala Desa ditentukan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa melalui pengundian. Pasal 12 Dalam hal hanya terdapat calon Kepala Desa tunggal, lambang atau tanda gambar yang digunakan berupa Foto Calon Kepala Desa dengan dilengkapi nomor urut dan nama, sedangkan untuk bumbung kosong menggunakan nomor urut tanpa foto dan nama. Paragraf 5 Penetapan Pemilih Pasal 13 Penduduk Desa yang memiliki hak memilih adalah penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia yang pada hari pemungutan suara pemilihan Kepala Desa sudah berumur 17 (tujuh belas ) tahun atau sudah/pernah kawin.

Pasal 14 (1) Untuk dapat menggunakan hak memilih, penduduk desa harus terdaftar sebagai pemilih ; (2) Pendaftaran pemilih, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memenuhi syarat : a. nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya ; b. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. (3) Pemilih yang telah terdaftar, kemudian tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak dapat menggunakan hak pilihnya. Pasal 15 (1) Seorang pemilih hanya didaftar 1 (satu) kali dalam daftar pemilih ; (2) Dalam hal seorang pemilih mempunyai lebih dari 1 (satu) tempat tinggal, pemilih tersebut harus menentukan 1 (satu) diantaranya untuk ditetapkan sebagai tempat tinggal yang dicantumkan dalam daftar pemilih. Pasal 16 Pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih, kemudian berpindah tempat tinggal ke lain desa sebelum pelaksanaan pemungutan suara, tidak dapat menggunakan hak pilihnya. Pasal 17 (1) Pendaftaran calon pemilih dilakukan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa berdasarkan bukti sah yang dimiliki pendaftar ; (2) Hasil pendaftaran calon pemilih, disusun dalam daftar calon pemilih sementara; (3) Daftar calon pemilih sementara diumumkan secara terbuka selama 7 (tujuh) hari agar masyarakat desa mengetahui ; (4) Dalam hal pengumuman daftar calon pemilih sementara terdapat penambahan/pengurangan calon pemilih, maka disusun daftar calon pemilih tambahan/pengurangan ;

(5) Dari daftar calon pemilih sementara dan daftar calon pemilih tambahan/pengurangan, disusun- daftar calon pemilih tetap yang ditetapkan dalam Berita Acara Pengesahan Daftar Pemilih T etap dan ditandatangani oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa, Para Calon Kepala Desa dan Ketua BPD. Bagian Ketiga Tahap Pelaksanaan Paragraf 1 Kampanye Calon Yang Berhak Dipilih Pasal 18 (1) Calon Kepala Desa yang berhak dipilih dapat melakukan kampanye sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat dengan tetap menjamin terciptanya suasana am an dan tentram ; (2) Kampanye dilaksanakan paling lama 7 (tujuh ) hari dan berakhir 3 (tiga) hari sebelum pemungutan suara ; (3) Dalam pelaksanaan kampanye, masyarakat mempunyai kebebasan untuk menghadiri kampanye ; (4) Jadwal dan pengaturan kampanye ditetapkan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa dengan mempertimbangkan usulan dari para Calon Kepala Desa yang berhak dipilih. Pasal 19 Kampanye dapat dilakukan dalam bentuk : a. Pemasangan lambang/tanda gambar/tulisan atau foto calon Kepala Desa; b. Forum Rapat yang diselenggarakan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa yang digunakan oleh para Calon Kepala Desa untuk menyampaikan visi, misi dan berbagai program kegiatan yang akan dilaksanakan secara bergantian ; c. Silaturrahim atau anjangsana kepada warga masyarakat desa atau sebaliknya.

Pasal 20 (1) Dalam pelaksanaan kampanye, para calon Kepala Desa, tim sukses dan pendukung dilarang : a. memasang tanda gambar/tulisan atau foto calon tanpa ijin Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa ; b. memasang tanda gambar/tulisan atau foto calon yang melebihi ukuran yang telah ditetapkan ; c. memasang tanda gambar/tulisan atau foto calon di luar dari tempat-tempat yang ditetapkan ; d. membuat slogan-slogan dan tulisan-tulisan serta selebaran yang mengarah kepada tindakan kekerasan, penghinaan dan tindakan curang lainnya ; e. membagi-bagikan barang dan atau uang serta pemberian berbagai fasilitas kepada para pemilih dengan tujuan mempengaruhi pemilih ; f. melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat memecah persatuan dan kesatuan, sehingga menimb ulkan gangguan keamanan dan ketentraman Masyarakat ; g. mengadakan pawai/arak-arakan atau sengaja mengumpulkan masa sehingga mengganggu kelancaran aktifitas kehidupan Masyarakat ; h. merusak dan atau menghilangkan tanda gambar/tulisan atau foto Calon ; i. menggunakan tempat ibadah dan tempat pendidikan ; j. menggunakan fasilitas dan anggaran Pemerintah Desa ; k. melibatkan aparat Pemerintah Desa. (2) Bagi Calon Kepala Desa yang berhak dipilih yang terbukti melanggar ketentuan larangan kampanye, dikenakan sanksi sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh Panitia bersama Calon, yang ditetapkan dalam Peraturan Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa. Paragraf 2 Hari Tenang Pasal 21 (1) Hari tenang Pemilihan Kepala Desa ditetapkan 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan Pemungutan suara ;

(2) Pada hari tenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), semua Lambang atau tanda gambar/tulisan/foto para calon, harus sudah dibersihkan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa, kecuali yang dipasang di halaman dan atau pekarangan rumah para calon. Paragraf 3 Pemungutan Suara Pasal 22 (1) Selambat-Iambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum pemungutan suara, Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa memberitahukan kepada masyarakat tentang akan dilaksanakannya pemungutan suara dan mengumumkan secara terbuka nama-nama calon Kepala Desa yang berhak dipilih dan daftar pemilih yang sudah disahkan oleh panitia pencalonan dan pemilihan kepala Desa ; (2) Selambat-Iambatnya 3 (tiga) hari sebelum pemungutan suara, panitia pencalonan dan pemilihan kepala desa menyampaikan surat panggilan/undangan kepada para pemilih yang memuat tentang hari, tanggal, waktu dan tempat pemungutan suara ; (3) Surat panggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberikan nomor urut sesuai dengan nomor urut pada daftar pemilih yang telah ditetapkan. Pasal 23 (1) Pemungutan suara dilaksanakan pada hari, tanggal, waktu dan tempat yang telah ditentukan oleh Panitia ; (2) Pada saat pemungutan suara, para Calon Kepala Desa yang berhak dipilih, harus berada di tempat pemungutan suara ; (3) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibuka oleh Ketua Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa dengan susunan : a. Pembukaan; b. Sambutan Ketua Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa ; c. Sambutan Cama/Muspika ;

d. Pemungutan Suara dan Penandatanganan Berita Acara ; e. Penghitungan Suara dan Penandatanganan Berita Acara; f. Do'a, dan g. Penutup. (4) Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa mempunyai kewajiban untuk mengundang Camat dan anggota Muspika sebagai Pengarah pelaksanaan pemilihan Kepala Desa pada saat pemungutan suara. Paragraf 4 Surat Suara, Kotak Suara, Bilik Suara, Alat Pencoblos dan Bantalan Pasal 24 (1) Surat suara untuk pemungutan suara, memuat Nomor urut dan nama Calon Kepala Desa yang berhak dipilih, yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa dan diketahui oleh Ketua BPD ; (2) Ukuran surat suara ditentukan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa dengan memperhatikan : a. Ukuran foto, nomor dan nama calon ; b. Setiap foto, nomor dan nama masing-masing calon Kepala Desa berada dalam satu kotak. Pasal 25 (1) Jumlah kotak suara yang digunakan dalam pemungutan suara paling sedikit 2 (dua) buah ; (2) Ukuran kotak suara ditentukan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa dengan tetap memperhatikan faktor keamanan dan harus permanen. Pasal 26 (1) Jumlah bilik suara yang digunakan dalam proses pemungutan suara disesuaikan dengan banyaknya jumlah pemilih ;

(2) Ukuran bilik suara ditentukan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa dengan tetap memperhatikan faktor kerahasiaan dan keamanan pemilih dalam menggunakan hak pilihnya. Pasal 27 Alat pencoblos dan bantalan dalam proses pemungutan sauara, ditentukan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa dengan tetap memperhatikan faktor kemudahan dan keabsahan surat suara yang dicoblos. Pasal 28 Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan melalui pemungutan suara yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pasal 29 Sebelum pemungutan suara dimulai, panitia pencalonan dan pemilihan kepala desa membuka kotak suara dan memperlihatkan kepada para pemilih yang hadir bahwa kotak suara dalam keadaan kosong serta menutup kembali, mengunci dan menyegel dengan menggunakan kertas yang dibubuhi cap stempel panitia. Pasal 30 (1) Pemilih yang hadir, harus membawa kartu panggilan/undangan untuk diganti/ditukar dengan 1 (satu) lembar surat suara oleh Panitia pencalonan dan pemilihan Kepala Desa ; (2) Setelah menerima surat suara, pemilih memeriksa atau meneliti dan apabila surat suara dimaksud dalam keadaan cacat atau rusak, pemilih berhak meminta surat suara baru dan menyerahkan surat suara yang rusak tersebut kepada panitia Pencalonan dan pemilihan ; (3) Setiap penduduk Desa yang mempunyai hak pilih, hanya mempunyai 1 (satu) suara dan tidak boleh diwakilkan dengan alasan apapun.

Pasal 31 (1) Pemungutan suara dilakukan dengan mencoblos surat suara yang memuat foto, nomor dan nama calon Kepala Desa yang berhak dipilih ; (2) Pencoblosan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan di dalam bilik suara dengan menggunakan alat yang telah disediakan oleh Panitia pencalonan dan pemilihan kepala desa ; (3) Setelah surat suara dicoblos, pemilih memasukkan surat suara tersebut ke dalam kotak suara yang telah disediakan oleh panitia dalam keadaan terlipat. Pasal 32 (1) Pemilihan Kepala Desa dinyatakan sah apabila dipilih sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah pemilih yang telah disahkan oleh panitia ; (2) Penentuan jumlah kuorum 2/3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan pada saat berakhirnya pemungutan suara ; (3) Apabila pada saat berakhirnya pemungutan suara, quorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum tercapai, penghitungan suara dapat diundur paling lama 3 (tiga) jam dengan ketentuan quorum diturunkan menjadi ½ dari jumlah pemilih yang telah disahkan dan dimuat dalam Berita Acara ; (4) Apabila ketentuan quorum ½ dari jumlah pemilih sebagaimana dimaksud ayat (3) tetap belum tercapai, maka pemilihan Kepala Desa dinyatakan batal dan ditunda paling lama 7 (tujuh) hari ; (5) Apabila sampai batas waktu penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), quorum belum tercapai, proses pemilihan Kepala Desa dinyatakan batal dan dibuka kembali pendaftaran bakal calon Kepala Desa. Pasal 33 Proses pemungutan suara harus ditetapkan dalam Berita Acara Hasil Pemungutan Suara, yang ditandatangani oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa dan Calon Kepala Desa yang berhak dipilih.

Paragraf 5 Penghitungan Suara Pasal 34 (1) Penghitungan suara dilaksanakan setelah pemungutan suara dinyatakan ditutup oleh Panitia ; (2) Sebelum penghitungan suara di mulai, Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa menjelaskan kepada Pemilih dan Calon Kepala Desa tentang tata cara penghitungan suara dan syarat-syarat sahnya suara ; (3) Syarat-syarat sahnya surat suara adalah : a. Surat suara tidak dalam keadaan rusak ; b. Hanya terdapat 1 (satu) lubang tusukan ; c. Lubang tusukan berada dalam kotak foto, nomor urut dan nama Calon Kepala Desa ; d. Bekas tusukan yang berasal dari alat tusuk yang disediakan oleh Panitia. Pasal 35 (1) Penghitungan suara dilaksanakan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa, yang disaksikan oleh Calon Kepala Desa dan masyarakat yang hadir ; (2) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diikuti dengan pencatatan perolehan suara pada papan tulis atau lainnya yang telah ditentukan oleh Panitia dan harus dapat dilihat dan dibaca oleh para Calon Kepala Desa dan masyarakat yang hadir. Pasal 36 (1) Proses penghitungan suara ditetapkan dalam Berita Acara Hasil Penghitungan suara yang ditandatangani oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa dan Calon Kepala Desa yang berhak dipilih ; (2) Atas dasar Berita Acara hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa mengumumkan hasil penghitungan suara.

Pasal 37 (1) Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih, adalah calon yang mendapat dukungan suara terbanyak ; (2) Selambat-Iambatnya 3 (tiga) hari sejak pemilihan Kepala Desa, Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa melaporkan hasil pemilihan kepala desa kepada BPD. Pasal 38 (1) Dalam hal calon Kepala Desa terpilih yang mendapat dukungan suara terbanyak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) lebih dari 1 (satu) orang dengan jumlah yang sama, maka untuk menentukan calon yang berhak menjadi Kepala Desa diadakan pemilihan ulang ; (2) Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan hanya untuk calon yang mendapat dukungan suara terbanyak dengan jumlah yang sama, selambat- Iambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak penandatanganan berita acara hasil penghitungan dan pemungutan suara, kecuali terdapat kesepakatan antar calon ; (3) Dalam hal pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pad a ayat (2) hasilnya tetap sama, maka pelaksanaan pemilihan ulang tetap akan dilaksanakan dalam jangka waktu secepatcepatnya 3 (tiga) bulan berikutnya. Pasal 39 Dalam hal terdapat calon Kepala Desa yang tidak bersedia menandatangani berita acara atau meninggalkan tempat pemilihan sebelum penghitungan suara selesai, maka Ketua Panitia Pencalonan dan Pemilihan berhak meneruskan penghitungan suara dan menyatakan bahwa proses penghitungan suara dianggap sah setelah dikonsultasikan dengan BPD dan dituangkan dalam catatan berita hasil pemungutan suara.

Paragraf 6 Mekanisme Pengaduan dan Penyelesaian Masalah Pasal 40 (1) Apabila dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa terdapat keberatan, bakal calon yang tidak terpilih dapat mengajukan pengaduan secara tertulis kepada Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa dengan dilengkapi bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan ; (2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pelaksanaan pemilihan Kepala Desa ; (3) Paling lama 14 (empat) belas hari sejak diterimanya pengaduan Panitia Pencalonan dan Pemilihan menindaklanjuti pengaduan tersebut; (4) Apabila pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengandung unsur pidana, diselesaikan secara hukum. BAB III PENETAPAN, PENGESAHAN DAN PELANTIKAN Bagian Kesatu Penetapan Calon Kepala Desa terpilih Pasal 41 (1) Calon Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan BPD berdasarkan laporan dan Berita Acara Pemilihan Kepala Desa dari Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa ; (2) BPD menyampaikan Keputusan penetapan calon Kepala Desa terpilih kepada Kepala Daerah melalui Camat untuk disahkan menjadi Kepala Desa terpilih. Bagian Kedua Pengesahan dan Pelantikan Pasal 42 (1) Dalam waktu paling lama 15 (lima bel as) hari terhitung sejak tanggal diterimanya penyampaian hasil pemilihan Kepala Desa oleh BPD, Kepala Daerah harus sudah menerbitkan Keputusan tentang pengesahan pengangkatan Kepala Desa terpilih ;

(2) Kepala Desa terpilih dilantik oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk paling lama 15 (lima belas) hari terhitung tanggal penerbitan Keputusan tentang pengesahan pengangkatan Kepala Desa terpilih ; (3) Pelantikan Kepala Desa dapat dilaksanakan di Pusat Pemerintahan desa yang bersangkutan, di Pusat Pemerintahan kecamatan atau di Pusat Pemerintahan Daerah. Pasal 43 (1) Sebelum memangku jabatan, Kepala Desa mengucapkan sumpahl janji; (2) Susunan kata-kata sumpah/janji Kepala Desa adalah sebagai berikut : DEMI ALLAH (TUHAN), SAYA BERSUMPAH/BERJANJI BAHWA SAYA AKAN MEMENUHI KEWAJIBAN SAYA SELAKU KEPALA DESA DENGAN SEBAIK-BAIKNYA, SEJUJUR-JUJURNYA. DAN SEADIL-ADILNYA; BAHWA SAYA AKAN SELALU TAAT DALAM MENGAMALKAN DAN MEMPERTAHANKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA; DAN BAHWA SAYA AKAN MENEGAKKAN KEHIDUPAN DEMOKRASI DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 SERTA MELAKSANAKAN SEGALA PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN DENGAN SELURUS- LURUSNYA YANG BERLAKU BAGI DESA. DAERAH DAN NEGARA KESA TUAN REPUBLIK INDONESIA ". Pasal 44 (1) Pada saat Pengucapan sumpah/janji dan pelantikan Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, sekaligus dilanjutkan serah terima jabatan Kepala Desa dengan dibuatkan berita acara serah terima Jabatan ; (2) Pengucapan sumpah/janji dan pelantikan Kepala Desa dihadiri oleh anggota BPD, perangkat dan masyarakat des a setempat.

Pasal 45 (1) Pengucapan sumpah/janji dan pelantikan Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 dilaksanakan dalam bentuk upacara Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Kepala Desa. (2) Urutan acara untuk upacara Pengambilan Sumpah/janji dan Pelantikan Kepala Desa adalah : a. Pembukaan; b. Pembacaan Keputusan Kepala Daerah tentang Pengesahan Pengangkatan Kepala Desa terpilih ; c. Pengambilan sumpah/janji Kepala Desa oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk ; d. Pelantikan Kepala Desa oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk ; e. Penyematan Tanda pang kat dan tanda jabatan kepala Desa ; f. Penandatanganan Berita Acara Pengambilan sumpah dan Pelantikan kepala Desa ; g. Sambutan Bupati ; h. Do'a dan i. Penutup. Pasal 46 (1) Pengambilan sumpah/janji dan Pelantikan Kepala Desa dilaksanakan tepat pada akhir masa jabatan Kepala Desa yang bersangkutan ; (2) Dalam hal pengambilan sumpah dan pelantikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jatuh pada hari libur, maka dilaksanakan pada hari kerja berikutnya atau sehari sebelum hari libur ; (3) Dalam hal pengambilan sumpah/janji dan pelantikan Kepala Desa tidak dapat dilaksanakan tepat waktu karena alasanalasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dapat ditunda selambat-iambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal berakhirnya masa jabatan Kepala Desa dengan ketentuan Kepala Desa tersebut tetap melaksanakan tugas sebagaimana mestinya.

BAB IV MASA JABATAN KEPALA DESA Pasal 47 Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. BAB V BIAYA PEMILIHAN KEPALA DESA Pasal 48 (1) Besarnya biaya pemilihan Kepala Desa ditetapkan oleh BPD atas usul panitia pencalonan dan pemilihan Kepala Desa ; (2) Biaya pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibebankan pada APB Desa yang ditunjang dengan bantuan dari Pemerintah Daerah, yang dialokasikan antara lain untuk : a. biaya administrasi; b. biaya pendaftaran pemilih; c. biaya pembuatan bilik suara; d. biaya penelitian persyaratan calon; e. biaya konsumsi dan rapat-rapat; f. biaya petugas. Dalam rangka menunjang pelaksanaan pemilihan Kepala Desa, dengan memperhatikan kemampuan APBD, Pemerintah Daerah memberikan bantuan untuk pelaksanaan pemilihan kepala desa. BAB VI PEMBERHENTIAN DAN PEMBERHENTIAN SEMENT ARA Pasal49 (1) Kepala Desa berhenti karena : a. meninggal dunia; b. permintaan sendiri; c. diberhentikan.

(2) Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, karena : a. berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru. b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan. c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala desa. d. dinyatakan melanggar sumpah/janji kepala desa. e. tidak melaksanakan kewajiban kepala desa; dan/atau f. melanggar larangan bagi kepala desa. (3) Usulan pemberhentian kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b dan ayat (2) huruf a dan huruf b diusulkan oleh Pimpinan BPD kepada Kepala Daerah melalui Camat, berdasarkan keputusan BPD ; (4) Usulan pemberhentian kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f disampaikan oleh BPD kepada Kepala Daerah melalui camat berdasarkan keputusan BPD yang dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD ; (5) Pengesahan pemberhentian kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak usulan diterima ; (6) Setelah dilakukan pemberhentian kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Kepala Daerah mengangkat Penjabat kepala desa ; Pasal 50 (1) Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Kepala Daerah tanpa melalui usulan BPD apabila dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang belum memperoleh kekuatan hukum tetap ; (2) Kepala desa diberhentikan oleh Kepala Daerah tanpa melalui usulan BPD apabila terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 51 Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Kepala Daerah tanpa melalui usulan BPD karena berstatus sebagai tersangka melakukan tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme, makar dan atau tindak pidana terhadap keamanan negara. Pasal 52 (1) Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkan putusan pengadilan, Kepala Daerah harus merehabilitasi dan/atau mengaktifkan kembali kepala desa yang bersangkutan sampai dengan akhir masa jabatan ; (2) Apabila kepala desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah berakhir masa jabatannya Kepala Daerah hanya merehabilitasi kepala desa yang bersangkutan. Pasal 53 Apabila kepala desa diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, Sekretaris Desa melaksanakan tug as dan kewajiban kepala desa sampai dengan adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Pasal 54 Apabila Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 dan Pasal 51, Kepala Daerah mengangkat Penjabat kepala desa dengan tugas pokok menyelenggarakan pemilihan kepala desa paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Pasal 55 (1) Tindakan penyidikan terhadap kepala desa dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Kepala Daerah. (2) Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan; b. diduga telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati. (3) Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberitahukan secara tertulis oleh atasan penyidik kepada Kepala Daerah paling lama 3 (tiga) hari. BAB VII PENJABAT KEPALA DESA Pasal 56 (1) Pengangkatan Penjabat Kepala Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah at as usul Camat dengan memperhatikan aspirasi yang berkembang di masyarakat serta saran dan pertimbangan dari BPD yang berasal dari Kepala Desa, Perangkat Desa, tokoh masyarakat dan staf Kecamatan ; (2) Masa jabatan Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal pelantikannya dan dapat diusulkan 1 (satu) kali untuk masa jabatan berikutnya ; (3) Sebelum melaksanakan tugas, Penjabat Kepala Desa dilantik dan diambil sumpah/janji oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk; (4) Paling lama 2 (dua) bulan setelah dilantik dan diambil sumpah sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penjabat Kepala Desa mempunyai kewajiban untuk melaksanakan proses pemilihan Kepala Desa; (5) Tugas, wewenang dan kewajiban Penjabat Kepala Desa adalah sama dengan tugas, wewenang dan kewajiban Kepala Desa. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 57 (1) Pembinaan dan Pengawasan terhadap pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dilakukan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk ; (2) Kepala Desa dan Ketua BPD mempunyai kewajiban untuk membantu mengawasi pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 58 Dalam hal Kepala Desa dan/atau Penjabat Kepala Desa mencalonkan sebagai calon Kepala Desa, maka Kepala Desa dan/atau penjabat Kepala Desa melimpahkan tugas dan wewenangnya kepada Sekretaris Desa atau Perangkat Desa lainnya. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 59 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya, akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah. Pasal 60 Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 32 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 61 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lamongan. Ditetapkan di : Lamongan Pada tanggal 14 Agustus 2006 BUPATI LAMONGAN Ttd, MASFUK

I. PENJELASAN UMUM. PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR II TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA Bahwa dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 32 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan, dan Pemberhentian Kepala Desa yang pembentukannya didasarkan pada ketentuan Pasal111 Undang-Undang Nomor 22 T ahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 22 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa perlu dilakukan peninjauan kembali. Selanjutnya untuk melaksanakan ketentuan Pasal 53 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka sebagai perwujudan demokrasi di dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan guna kelancaran penyelenggaraan pemerintahan desa dipandang perlu menetapkan Tata cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa dalam Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Pasal ini dimaksudkan untuk menyamakan pengertian atau menyamakan arti dalam penggunaan beberapa istilah yang dipergunakan dalam Peraturan Daerah ini. Pasal 2 : Yang dimaksud dengan memproses pemilihan Kepala Desa adalah membentuk Panitia Pemilihan dan Pencalonan, menetapkan calon Kepala Desa yan berhak dipilih, menetapkan calon Kepala Desa terpilih dan mengusulkan calon Kepala Desa terpilih kepada Kepala Daerah untuk disyahkan menjadi Kepala Desa terpilih. Pasal 3 ayat (2) : Yang dimaksud dengan tokoh masyarakat adalah tokoh adat, tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda, dan pemuka-pemuka masyarakat lainnya.

Pasal4 ayat (1) huruf a : Yang dimaksud dengan bertaqwa dalam ketentuan ini adalah taat menjalankan kewajiban agamanya. huruf b : Yang dimaksud dengan setia adalah tidak pernah terlibat gerakan sparatis, tidak pernah melakukan gerakan secara inkonstitusional atau dengan kekerasan untuk mengubah Dasar Negara serta tidak pernah melanggar Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sedangkan yang dimaksud dengan setiap kepada pemerintah adalah yang mengakui pemerintahan yang sah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Huruf c : Yang dimaksud dengan berpendidikan paling rendah tamat sekolah lanjutan tingkat pertama dan/atau sederajat adalah termasuk Kejar Paket B dan C. Huruf i : - Yang dimaksud dengan masa jabatan paling lama 10 (sepuluh) tahun adalah masa jabatan yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. - Yang dimaksud dengan belum pernah menjabat sebagai Kepala desa selama 2 (dua) kali masa jabatan adalah seseorang yang menjabat sebagai Kepala Desa selama dua kali masa jabatan baik secara berturut-turut maupun tidak. Pasal 6 ayat (3) : - Persyaratan dimaksud Pasal 5 ayat (1), (2) dan (3) diperuntukkan bagi Pegawai Negeri (PNS, TNI, POLRI). Permohonan kepada Ketua BPD merupakan persyaratan administratif yang tidak memerlukan rekomendasi dari Ketua BPD. Pasal 7 sid 29 : Cukup jelas. Pasal 30 ayat (2) : Penggantian Surat Suara yang cacaurusak harus dimuat dalam Berita Acara Pasal 31 sid 37 : Cukup jelas. Pasal 38 : Pelaksanaan pemilihan ulang bagi Calon tunggal (dengan bumbung kosong) dilakukan 1 (satu) kali dan apabila hasilnya tetap sama pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dihentikan dan dibuka pendaftaran bakal calon baru. Pasal 39 sid 41 : Cukup jelas.

Pasal 42 : Dalam hal ditemukan bukti hukum terdapatnya pelanggaran proses pemilihan Kepala Desa, pelaksanaan pengesahan dan pelantikan Kepala Desa ditangguhkan sampai dengan selesainya proses hukum. Pasal 43 s/d 47 : Cukup jelas. Pasal 48 : Pemberian bantuan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dipertimbangkan sesuai dengan jumlah penduduk, APB Desa, dan APBD. Pasal 49 sid 55 : Cukup jelas. Pasal 56 ayat (1) : - Pertimbangan BPD bukan merupakan bentuk rekomendasil/persetujuan. - Staf Kecamatan adalah staf kecamatan yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pasal 58 : Pelimpahan kewenangan dimaksud dalam Pasal ini berlaku sampai dengan dilantikknya Penjabat Kepala Desa. Pasal 59 sid 61 : Cukup jelas.