Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap

dokumen-dokumen yang mirip
Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik dengan tabung pitot

Tata cara pengukuran pola aliran pada model fisik

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Tata cara pengambilan contoh muatan sedimen melayang di sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan pembagian debit

Tata cara perhitungan tinggi muka air sungai dengan cara pias berdasarkan rumus Manning

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara penentuan posisi titik perum menggunakan alat sipat ruang

Revisi SNI Daftar isi

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara analisis dan evaluasi data uji pemompaan dengan metode Papadopulos Cooper

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Revisi SNI Daftar isi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji sifat tahan lekang batu

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara pembuatan benda uji di laboratorium mekanika batuan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Revisi SNI Daftar isi

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Revisi SNI Daftar isi

Cara uji daktilitas aspal

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PENGUKURAN WATERPASS

SNI 7395:2008 Standar Nasional Indonesia

RSNI T C. Daftar isi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi Untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Pembuatan bendung beronjong dengan sekat semikedap air pada irigasi desa

6.16 Memasang 1 m 2 dinding HB 20, campuran spesi 1 PC : 3 PP Memasang 1 m 2 dinding HB 20, campuran spesi 1 PC : 4 PP

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Cara uji abrasi beton di laboratorium

Cara uji geser langsung batu

Revisi SNI Daftar isi

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji slump beton SNI 1972:2008. Standar Nasional Indonesia

BAB IV METODE PENELITIAN

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

BAB IV METODE PENELITIAN

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

SNI 2435:2008 Standar Nasional Indonesia

BAB IV METODE PENELITIAN

6.38 memasang 1m² lantai mosaik ukuran (33 x 33) cm, campuran spesi 1pc: 3 PP...12

Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Revisi SNI T C. Daftar isi

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tinjauan Umum. B. Maksud dan Tujuan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah. untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

BAB IV METODE PENELITIAN

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

SDA RPT0. Konsep. Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume I : Umum Bagian 7 : Pekerjaan Dewatering

Lampiran A...15 Bibliografi...16

DAFTAR ISI. 6.9 Memasang 1 m 2 plesteran 1 PC :

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Cara uji penetrasi aspal

Spesifikasi kereb beton untuk jalan

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2009. tentang

Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor : 05/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBANGUNAN POS DUGA AIR TIPE KONSOL DI SUNGAI/SALURAN TERBUKA

Perhitungan debit andalan sungai dengan kurva durasi debit

BAB IV METODE PENELITIAN

Cara uji berat jenis tanah

Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi

SALMANI SALEH ILMU UKUR TANAH

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB VII METODE PELAKSANAAN

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tinjauan Umum

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji berat jenis aspal keras

BAB V ANALISIS PERAMALAN GARIS PANTAI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN» KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK. 1.

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

MODUL III WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap ICS 93.025; 17.120.01 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan dan persyaratan... 3 4.1 Data... 3 4.2 Peralatan... 3 4.3 Bahan... 3 4.4 Titik tetap... 3 4.5 Batasan model... 4 4.6 Petugas dan penanggung jawab... 4 5 Cara Pembuatan... 4 6 Laporan... 5 Lampiran A Bagan alir (informatif)... 7 Lampiran B Tabel contoh formulir isian dan gambar (informatif)... 8 Lampiran C Daftar deviasi teknis dan penjelasannya (informatif)... 12 Bibliografi... 13 i dari 13

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap merupakan revisi SNI 03-3965-1995, Metode pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap. Penyusunan kembali standar ini karena standar ini masih sangat diharapkan keberadaannya sebagai panduan dalam pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap. Adapun perubahan dari standar ini adalah sebagai berikut: penambahan Istilah dan Definisi, penambahan dan revisi beberapa materi mengenai Persyaratan dan Ketentuan, pembuatan Bagan Alir, dan perbaikan Gambar dan pembuatan Contoh Formulir. Standar ini disusun oleh Gugus Kerja Pendayagunaan Sumber Daya Air Bidang Sungai pada Subpanitia Teknis Sumber Daya Air, yang berada di Bawah Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil. Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional 07:2008 dan dibahas pada forum rapat konsensus pada tanggal 5 Oktober 2006 di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung, oleh Subpanitia Teknik yang melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait. ii dari 13

Pendahuluan Pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap dimaksudkan untuk mendapatkan bentuk dan ukuran sungai sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan diharapkan masalahmasalah yang tidak bisa dipecahkan dengan perhitungan atau model matematik akan dapat teratasi dengan dibuat model fisik sungai. Model dibuat dengan skala tegak dan skala datar dengan dasar tetap (fixed bed model) berdasarkan dengan data yang tersedia untuk pembuatan model fisik antara lain : gambar situasi, penampang memanjang dan penampang melintang sungai serta gambar detail lainnya. Dalam pengerjaan pembuatan model fisik sungai memerlukan suatu ketelitian dan kecermatan dalam pembuatannya, maka perlu dibuat formulir yang mencakup nama model, skala model, koordinat patok-patok model, kontrol patok ke patok dalam satu penampang melintang, jarak dan ketinggian model serta nomor penampang melintang, nama petugas dan pengawas dalam pelaksanaannya. Faktor-faktor penting dalam pembuatan model fisik adalah metode, urutan pelaksanaan pembuatan model fisik sehingga dalam uji model hidraulik fisik didapat tingkat ketelitian yang akurat sesuai dengan sungai aslinya. Penggunaan standar ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dan pegangan dalam pembuatan model fisik sungai dengan cara menirukan bentuk sungai aslinya berdasarkan data dan skala yang ditentukan guna menunjang perencanaan. iii dari 13

Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap untuk menirukan bentuk sungai berdasarkan data dan skala yang ditentukan guna menunjang perencanaan bangunan sungai misalnya sungai sebagai lalu lintas air, pintu pintu air sebagai pembagi debit pada bangunan bendung dan pengamatan terhadap elevasi tinggi muka air, pola aliran serta kecepatan aliran sungai. Tata cara ini mencakup persyaratan, ketentuan dan cara pembuatan serta pengujian model fisik sungai dengan dasar tetap. 2 Acuan normatif SNI 03-1724-1989, Tata cara perencanaan umum dan analisis hidrologi dan hidraulik untuk desain bangunan di sungai. 3 Istilah dan definisi Istilah dan definisi yang berkaitan dengan tata cara ini adalah sebagai berikut. 3.1 skala tegak perbandingan antara keadaan yang sebenarnya dengan model dalam arah tegak 3.2 skala datar perbandingan antara keadaan yang sebenarnya dengan model dalam arah datar 3.3 titik tetap model suatu titik yang mempunyai elevasi tertentu untuk keperluan model 3.4 model fisik sungai suatu bentuk tiruan sungai berdasarkan skala yang ditentukan 3.5 bak ukur rambu yang dilengkapi ukuran dengan satuan milimeter 3.6 model dasar tetap model dengan dasar tidak berubah 3.7 gambar detail gambar yang menjelaskan secara rinci 1 dari 13

3.8 prototipe keadaan sebenarnya di lapangan 3.9 fasilitas fasilitas model harus mencukupi, sesuai dengan skala yang ditentukan meliputi : 3.9.1 lapangan penyelidikan sarana / tempat di mana model tetap akan dibuat 3.9.2 kapasitas pompa air daya pompa air yang dapat mengalirkan air dalam satuan waktu 3.9.3 Saluran pembagi saluran yang dibuat untuk mendistribusikan aliran air dari kolam tando air ke model fisik lewat saluran pembuang kembali ke kolam tando air 3.9.4 pintu pengatur debit suatu pintu yang berfungsi untuk mengatur besarnya debit yang dibutuhkan dalam pengaliran uji model hidraulik fisik 3.9.5 kolam tando air tempat penampungan air, air dalam kondisi cukup jernih dan mempunyai temperatur antara 20 0-30 0 3.9. 6 alat ukur debit alat yang digunakan untuk mengukur besarnya debit yang dibutuhkan dalam pengaliran debit di model 3.9.7 bak penenang bak atau saluran yang berfungsi untuk menenangkan aliran air sehingga kecepatan aliran merata, serta gelombang yang timbul kurang dari 1 mm dan alat ukur tinggi muka air bisa mengukur dengan tetapdan tepat 3.9.8 pengatur penenang air suatu alat yang berfungsi untuk mengatur ketenangan aliran air 3.9.9 pengatur tinggi muka air alat yang berfungsi untuk mengatur ketinggian muka air. sesuai yang dibutuhkan sehingga tinggi muka air di model sama dengan tinggi muka air di keadaan sebenarnya 3.9.10 saluran penghantar saluran yang berfungsi untuk mengalirkan air dari kolam ke model 2 dari 13

3.9.11 saluran pembuang saluran yang dibuat untuk membuang/mengalirkan air dari model kembali lagi ke kolam tando air 4 Ketentuan dan persyaratan 4.1 Data Data yang harus tersedia untuk membuat uji model hidraulik fisik sungai, meliputi : peta situasi, penampang memanjang, penampang melintang, dan gambar detail yang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut. a) Gambar situasi dengan skala 1:1000 atau 1:2000, dilengkapi letak penampang melintang, titik elevasi, garis kontur. b) Gambar penampang memanjang dengan skala tegak 1:100 atau 1:200, skala datar 1:2000, dilengkapi ukuran jarak, nomor profil, elevasi dasar, tebing, tanggul dan elevasi bangunan lainnya. c) Gambar penampang melintang dengan skala tegak 1:100 atau 1:200, mendatar 1:200 atau 1:400 dilengkapi ukuran jarak, titik duga dan bangunan lainnya. d) Jarak antar penampang melintang untuk sungai lurus lebih kurang 50 meter, sedang pada belokan dan atau lokasi rencana bangunan jarak antar penampang lebih kurang 25 meter. e) Untuk hal khusus, contoh: muara, sungai untuk lalu lintas air, diperlukan skala tersendiri. f) Kekasaran di lapangan baik untuk dasar, tebing maupun bantaran sungai. 4.2 Peralatan Peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan: a) Meteran yang digunakan berfungsi dengan baik, mempunyai ukuran sampai dengan milimeter. b) Alat sipat datar dalam keadaan layak pakai dan sudah dikalibrasi. c) Alat sipat ruang dalam keadaan layak pakai dan sudah dikalibrasi. d) Bak ukur dalam kondisi baik, mempunyai ukuran sampai dengan milimeter. 4.3 Bahan Bahan untuk membuat model misal: semen, pasir, batu bata, patok kayu, air dll harus mudah didapat di sekitar daerah model, mudah pengangkutannya dan mempunyai kualitas yang sesuai dengan standar teknik yang ada dalam pemilihan bahan pembuatan uji model hidraulik fisik. 4.4 Titik tetap Hal yang diperhatikan dalam pembuatan titik tetap : a) keadaan stabil; b) mudah diamati. 3 dari 13

4.5 Batasan model Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan batasan model : a) Untuk daerah penyelidikan yang relatif lurus, ditetapkan lebih kurang 1 km ke arah hulu dan hilir dari arah lokasi penyelidikan. b) Untuk daerah penyelidikan yang berbelok, pola pergerakan aliran baik air maupun sedimen harus dapat direproduksi ke dalam model. 4.6 Petugas dan penanggung jawab Nama, tanda tangan petugas dan penanggung jawab pembuatan serta tanggal pembuatan harus ditulis pada formulir kerja dengan jelas. 5 Cara pembuatan Tahapan pembuatan uji model hidraulik fisik, sebagai berikut. a) Lakukan persiapan pembuatan model: 1) Tentukan sumbu absis dan ordinat pada peta situasi, jarak persilangan tidak melebihi 20 meter ukuran model. 2) Tentukan patok model pada tiap penampang melintang pada peta situasi, kemudian pindahkan ke gambar penampang melintang. 3) Ukur jarak absis dan ordinat titik-titik patok model pada peta situasi, kemudian pindahkan ke gambar penampang melintang. 4) Ukur jarak dari patok ke patok dalam satu penampang melintang pada peta situasi dan kontrol pada gambar penampang melintang, selanjutnya ubah menjadi ukuran model. 5) Tentukan titik tetap model sebagai acuan elevasi. 6) Ukur dan hitung jarak kumulatif beserta elevasi untuk setiap penampang melintang kemudian ubah menjadi model. b) Pasang patok penampang melintang model dengan cara, sebagai berikut. 1) Tentukan letak model pada lapangan penyelidikan dan bersihkan. 2) Pasang sumbu koordinat dengan alat sipat ruang atau alat sipat datar. 3) Pasang patok-patok model. 4) Kontrol jarak patok ke patok tiap-tiap penampang melintang. c) Buat penampang melintang model sungai secara kasar atau halus, sebagai berikut. 1) Rentangkan meteran antara patok kiri dan kanan dalam satu penampang melintang. 2) Pasang tusuk bambu atau sejenisnya guna menirukan titik-titik elevasi penampang melintang. 3) Tentukan elevasi tusuk sesuai ketinggian penampang melintang. 4) Buat penampang kasar dari pasangan batu merah atau sejenisnya. 5) Buat pagar model dari pasangan batu merah atau sejenisnya. 6) Lakukan penggalian atau pengurugan antara penampang melintang sesuai kebutuhan, serta padatkan. 4 dari 13

7) Buat penampang melintang halus dengan cara mengulangi pengukuran jarak pada profil kasar dengan paku, kemudian ukur elevasinya dengan alat sipat datar. 8) Tentukan elevasi paku sesuai dengan ketinggian penampang melintang. 9) Buat penampang melintang halus dengan spesi. d) Apabila butir c) tidak dilakukan, maka dapat dikerjakan sebagai berikut. 1) Gambar penampang melintang pada papan tripleks atau sejenisnya, sesuai data jarak dan elevasinya menurut skala model yang telah ditetapkan. 2) Beri nomor setiap penampang melintang sesuai data dan tanda bagian kanan atau kiri sesuai arah aliran. 3) Potong papan penampang melintang, sehingga sesuai dengan bentuknya. 4) Lakukan pemasangan papan penampang melintang sesuai nomor pada patok model yang telah diukur elevasinya. 5) Tanam papan penampang melintang dengan pasangan batu merah atau sejenisnya. e) Lakukan plesteran penampang melintang, sebagai berikut. 1) Plesteran harus kedap air. 2) Tirukan ketinggian antar penampang melintang sesuai kontur pada gambar situasi. f) Lakukan pembersihan model dan beri nomor penampang melintang yang jelas pada tempat yang dianggap perlu. g) Sesuaikan kekasaran model, sebagai berikut. 1) Alirkan debit yang telah ditetapkan sebagai dasar untuk mencapai hasil yang sesuai dengan prototipe. 2) Atur tinggi muka air hilir sesuai data yang ditetapkan dengan pintu, roster atau jenisnya. 3) Amati tinggi muka air pada penampang-penampang yang telah ditetapkan. 4) Bandingkan hasil pengamatan tinggi muka air tersebut dengan tinggi muka air yang telah ditetapkan. 5) Beri kekasaran pada permukaan model dengan semen dicampur pasir atau sejenisnya, apabila hasil pengamatan tinggi muka air lebih rendah daripada tinggi muka air yang telah ditetapkan. 6) Haluskan permukaan model apabila hasil pengamatan tinggi muka air lebih tinggi daripada tinggi muka air yang telah ditetapkan. h) Hasil berupa model fisik sungai dengan dasar tetap yang siap pakai untuk pengujian hidraulik. 6 Laporan Hasil perhitungan atau pengerjaan pembuatan uji model hidraulik fisik sungai dengan dasar tetap dilaporkan dalam bentuk formulir daftar isian, foto bangunan fisik seperti contoh dalam Lampiran B, memuat : 5 dari 13

a) Nama model, skala model, nomor penampang melintang, koordinat patok-patok model, jarak patok ke patok dalam satu penampang melintang, jarak dan ketinggian titik pada model. b) Foto bangunan fisik. c) Nama petugas dan penanggung jawab disertai tanda tangan yang jelas. 6 dari 13

Lampiran A (normatif) Bagan alir Mulai Persiapan pembuatan model - Tentukan sumbu absis dan ordinat pada peta situasi - Tentukan patok model tiap tampang melintang pada peta situasi dan pindahkan ke gambar tampang melintang - Ukur jarak absis dan ordinat patok model pada peta situasi dan pindahkan ke gambar tampang melintang - Ukur jarak dari patok ke patok tampang melintang pada peta situasi dan ubah menjadi ukuran model, tentukan titik tetap model sebagai acuan elevasi Pasang patok tampang melintang model Membuat tampang melintang model secara kasar dan halus Membuat tampang melintang model dengan tusuk bambu Membuat plesteran tampang melintang model dan beri nomor profil Tidak Membuat kekasaran model Similaritas Membuat tampang melintang model dengan triplek Gambar A.1 Bagan alir tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap Ya Selesai 7 dari 13

Lampiran B (normatif) Tabel contoh formulir isian dan gambar Tabel B.1 Nama Model : K. Grindulu Skala Model : H = 1 : 40, V = 1 : 40 Koordinat patok-patok model KEADAAN SEBENARNYA ( m ) JARAK NOMOR PATOK KIRI PATOK KANAN PATOK PATOK Xi Yi Xi Yi KE + - + - + - + - PATOK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1-26,50-7,50-21,50-24,25 17,00 2-18,50-3,50-7,50-18,50 18,60 3-13,25 2,50-2,50 - - 9,50 19,60 4-10,00 8,75-6,50-2,25-18,25 5-9,30 21,50-9,75-12,00-17,00 6-0,75 30,50-11,00-12,00-18,50 7 4,50-34,50-11,75-16,75-19,50 8 11,25-36,60-12,90-17,50-19,25 9 24,75-32,50-15,50-17,00-18,00 10 - - - - - - - - - MODEL ( cm ) JARAK NOMOR PATOK KIRI PATOK KANAN PATOK PATOK Xi Yi Xi Yi KE + - + - + - + - PATOK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1-66,25-18,75-53,75-60,63 42,50 2-46,25-8,75-18,75-46,25 46,50 3-33,13 6,25-6,25 - - 23,75 49,00 4-25,00 21,88-16,25-5,63-45,63 5-13,25 53,75-24,30-30,00-42,50 6-1,88 76,25-27,50-30,00-46,25 7 11,25-87,00-29,38-41,88-48,75 8 25,13-91,50-32,25-43,75-48,13 9 61,99-81,25-38,75-42,50-49,00 10 - - - - - - - - - Penanggung Jawab Juru Ukur ( Mujiono ) ( S. Parjo ) 8 dari 13

Tabel B.2 Jarak dan ketinggian pada model Nama Model : K. Grindulu Skala Model : V = 1:40, H = 1:40 Nomor Penampang Melintang : - Titik Tetap Model (BM) : + 60 cm Pembacaan di model : BM Elevasi ( cm ) No. Titik Jarak menerus Elevasi (cm) Titik Tetap Model (cm) Pembacaan di model (cm) 1 2 3 4 4-3 Patok Kiri 0 5,00 60,00 60,00-5,00 = 55,00 1 6,25 10,00 60,00 60,00-10,00 = 50,00 2 12,50 12,00 60,00 60,00-12,00 = 48,00 3 25,00 12,50 60,00 60,00-12,50 = 47,50 4 50,00 12,50 60,00 60,00-12,50 = 47,50 5 68,75 18,75 60,00 60,00-18,75 = 41,25 6 87,50 37,50 60,00 60,00-37,50 = 22,50 7 150,00 37,50 60,00 60,00-37,50 = 22,50 8 187,50 18,75 60,00 60,00-18,75 = 41,25 9 206,25 12,50 60,00 60,00-12,50 = 47,50 10 225,00 12,50 60,00 60,00-12,50 = 47,50 11 237,50 10,00 60,00 60,00-10,00 = 50,00 12 245,00 10,00 60,00 60,00-10,00 = 50,00 Patok Kanan 260,00 6,00 60,00 60,00-6.00 = 54,00 Penanggung Jawab Juru Ukur ( Mudjiono ) ( S. Pardjo ) 9 dari 13

Pintu pengatur debit Alat Ukur Debit Bak penampung air 0 1 Kisi- kisi Pengatur Tinggi muka air hilir Saluran penghantar Bak penenang Kolam tando atas Pompa air Saluran pembuang Kolam tando air a. Sketsa denah uji model hidraulik fisik Pengatur tinggi muka air hilir b. Potongan memanjang model hidraulik fisik Gambar B.1 Contoh pembuatan uji model hidraulik fisik Y1 3 Y 2 5 r 9 7 4 2 BM. m 6 8 0.00 X. 4.a X. 4 i 0.00 10 x Keterangan gambar : BM..m = titik tetap model X = sumbu absis Y = sumbu ordinat a = bagian kanan aliran i = bagian kiri aliran Gambar B.2 Contoh gambar situasi pembuatan model 10 dari 13

Paku Meteran Paku Pagar model Patok model kiri Gambar B.3 Paku Patok model kiri Arah pengukuran Pagar model Profil halus Profil kasar 2-3 cm Unting-unting Kontrol jarak Pasangan batu merah Tusuk bambu dan paku Patok model kanan Contoh pembuatan profil kasar/halus dengan tusuk bambu dan paku Arah pengukuran Profil halus Meteran Triplek untuk membuat profil Profil kasar 2-3 cm Pasangan batu merah Tusuk bambu Patok model kanan Gambar B. 4 Contoh pembuatan profil kasar/halus dengan papan triplek Paku Unting-unting Kontrol jarak 11 dari 13

Lampiran C (informatif) Tabel C.1 Daftar deviasi teknis dan penjelasannya No. Materi Sebelum Revisi 1 Format Tanpa format acuan Perubahan format dan layout SNI sesuai BSN No. 8 Tahun 2000 2 Istilah dan definisi Masih kurang lengkap Penambahan istilah dan definisi: model fisik sungai 3 - Ketentuan dan persyaratan - Cara pembuatan Masih kurang lengkap Penambahan beberapa materi diantaranya data (pasal 4.1), peralatan (pasal 4.2) dan bahan (pasal 4.3) 4 Bagan Alir Tidak ada Pembuatan bagan alir 5 Gambar Masih kurang sempurna 6 Contoh Formulir Sudah ada, tapi belum lengkap (Lampiran A) Perbaikan dan penambahan gambar (Gambar B.1 dst) Penyempurnaan contoh formulir pengisian dan perhitungan (Tabel B.1 dan B.2) 12 dari 13

Bibliografi SNI 03-3965-1995, Metode pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap 13 dari 13