Serang, 20 Januari 2017 Kepala, Ir. Dadang Ahdiat NIP

dokumen-dokumen yang mirip
BPS PROVINSI BANTEN.

KATA PENGANTAR. Rangkasbitung, 17 Juli 2017 Kepala, Bambang Suyatno,SH, MM NIP

BPS PROVINSI BANTEN.

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BPS KABUPATEN TANGERANG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Asahan Km. 3,5 Pematangsiantar

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

KATA PENGANTAR. Serang, 20 Januari 2015 Kepala, Ir. Agoes Soebeno, M.Si. NIP


BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KATA PENGANTAR. Serang, 29 Januari 2015 Kepala, Ir. Agoes Soebeno, M.Si. NIP

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

PENGADILAN AGAMA MASAMBA LAPORAN KEUANGAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

BPS KOTA TOMOHON. Laporan Keuangan. Untuk Periode yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun JL.DEPATI SAID,No. 01, Kel.

LAPORAN KEUANGAN TA 2017 (audited) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun JL.DEPATI SAID,No. 01, Kel.

KATA PENGANTAR. Tangerang Selatan, 25 Januari 2017 Kepala, R. Achmad Widijanto, S.Si, MM NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

KATA PENGANTAR. Setu, 26 Juli 2016 Kepala, ( Faizin, S.Si, ME ) NIP Kata Pengantar

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

BPS KABUPATEN PANDEGLANG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

Pernyataan Tanggung Jawab Pimpinan. CaLK SIMAK BMN. Persediaan PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

BPS KOTA TANGERANG SELATAN

LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 (AUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN (04)

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

Kata Pengantar Daftar Isi Pernyataan Telah Direviu Pernyataan Tanggung Jawab

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

Laporan Keuangan Pusat Informasi Pengawasan BPKP Tahun 2016 (Audited) DAFTAR ISI. Halaman

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 September Tahun Jl. Putri Tujuh

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

2018, No Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

Catatan Atas Laporan Keuangan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

PENGADILAN AGAMA NEGARA (402572) LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

PENGADILAN AGAMA BANGLI

LAPORAN KEUANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN. (Audited) PPATK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Kepala, Drs. Abdillah Benteng, M.Pd NIP

KATA PENGANTAR. Cilegon, 20 Januari 2016 Kepala, (Nandang Efendi, S.Si.) NIP

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

Sekolah Menengah Kejuruan - SMAK PADANG

LAPORAN KEUANGAN (01)

Badan Pengawas Obat dan Makanan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Putri Tujuh

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

AUDITED LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan. Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2016

KEJAKSAAN NEGERI PULAU PUNJUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 BA Jl. Ir. H. JUANDA NO.

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, 6 April Kepala Perwakilan, Arief Tri Hardiyanto NIP

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Sultan Trenggono No

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212

KATA PENGANTAR. Setu, 13 Juli 2015 Kepala BPS Kota Tangerang Selatan. ( Faizin, S.Si, ME ) NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Pahlawan. Purworejo - Jawa Tengah

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA POLEWALI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Budi utomo No. 23

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Sultan Trenggono No

KATA PENGANTAR. Magetan, Juli Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MAROS. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman No. 9 Maros

BPS Kabupaten E n d e Laporan Keuangan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2015

KATA PENGANTAR. Jakarta, 28 April 2017 Kepala, Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2017 BA PASURUAN - Jawa Timur

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA KUPANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015 UAPPA-W NUSA TENGGARA TIMUR

BAGIAN ANGGARAN 089 NOMOR : LAP-323/IP/3/2016 TANGGAL : 21 APRIL 2016 JALAN PRAMUKA, NOMOR 33 JAKARTA TIMUR

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016 BA Jl. Ir. H. JUANDA NO.

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Badan Pusat Statistik Kota Serang adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Badan Pusat Statistik yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Serang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel. Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna, khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/ pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Badan Pusat Statistik Kota Serang. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Serang, 20 Januari 2017 Kepala, Ir. Dadang Ahdiat NIP 196612181994011001

DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar Daftar Isi Indeks CaLK Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar Singkatan Daftar Lampiran Pernyataan Tanggung Jawab i ii iii v vi vii viii 1 Ringkasan Laporan Keuangan 2 I. Laporan Realisasi Anggaran 4 II. Neraca 5 III. Laporan Operasional 6 IV. Laporan Perubahan Ekuitas 7 V. 8 A. Penjelasan Umum 8 B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 25 C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 35 D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 44 E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 50 F. Pengungkapan Penting Lainnya 52 VI. Lampiran dan Daftar 55 ii

INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN Halaman Catatan B.1 Pendapatan 27 Catatan B.2 Belanja 29 Catatan B.3 Belanja Pegawai 31 Catatan B.4 Belanja Barang 32 Catatan B.5 Belanja Modal 33 Catatan B.5.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 34 NERACA Catatan C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran 35 Catatan C.2 Kas di Bendahara Penerimaan 36 Catatan C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas 36 Catatan C.4 Piutang PNBP 36 Catatan C.5 Bagian Lancar TP/TGR 36 Catatan C.6 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 36 Catatan C.7 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Lancar 37 Catatan C.8 Beban Dibayar di Muka 37 Catatan C.9 Persediaan 37 Catatan C.10 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi 38 Catatan C.11 Tagihan Penjualan Angsuran 38 Catatan C.12 Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Panjang 38 Catatan C.13 Tanah 39 Catatan C.14 Peralatan dan Mesin 39 Catatan C.15 Gedung dan Bangunan 40 Catatan C.16 Jalan, Irigasi dan Jaringan 40 Catatan C.17 Aset Tetap Lainnya 41 Catatan C.18 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) 41 Catatan C.19 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 41 Catatan C.20 Aset Tak Berwujud 42 Catatan C.21 Aset lain-lain 42 Catatan C.22 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 43 Catatan C.23 Uang Muka dari KPPN 43 Catatan C.24 Utang kepada Pihak Ketiga 43 Catatan C.25 Hibah yang Belum Disahkan 44 Catatan C.26 Ekuitas 44 iii

LAPORAN OPERASIONAL Catatan D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak 44 Catatan D.2 Beban Pegawai 44 Catatan D.3 Beban Persediaan 45 Catatan D.4 Beban Barang dan Jasa 45 Catatan D.5 Beban Pemeliharaan 46 Catatan D.6 Beban Perjalanan Dinas 47 Catatan D.7 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat 47 Catatan D.8 Beban Bantuan Sosial 48 Catatan D.9 Beban Penyusutan dan Amortisasi 48 Catatan D.10 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih 49 Catatan D.11 Beban Lain-lain 49 Catatan D.12 Surplus dari Kegiatan Non Operasional 49 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Catatan E.1 Ekuitas Awal 50 Catatan E.2 Surplus (Defisit) LO 50 Catatan E.3.1 Penyesuian Nilai Aset 50 Catatan E.3.2 Koreksi Nilai Persediaan 50 Catatan E.3.3 Selisih Revaluasi Aset Tetap 51 Catatan E.3.4 Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi 51 Catatan E.3.5 Koreksi Lain-lain 51 Catatan E.4 Transaksi Antar Entitas 51 Catatan E.5 Ekuitas Akhir 51 PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA Catatan F.1 Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca 52 Catatan F.2 Pengungkapan Lain-Lain 52 iv

DAFTAR TABEL Hal. Tabel 1 : Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2016 25 Tabel 2 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 28 Tabel 3 : Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2016 dan 2015 28 Tabel 4 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja 31 Desember TA 2016 29 Tabel 5 : Rincian Belanja Program dan Jenis Belanja 31 Desember TA 2016 30 Tabel 6 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja 31 Desember TA 2016 dan 31 Desember 2015 31 Tabel 7 : Perbandingan Belanja Pegawai 31 Desember 2016 dan 2015 32 Tabel 8 : Perbandingan Belanja Barang 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 Tabel 9 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 Tabel 10 : Perbandingan Real. Belanja Modal Peral. dan Mesin 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 33 34 35 Tabel 11 : Rincian Belanja Dibayar di Muka TA 2016 dan 2015 37 Tabel 12 : Rincian Persediaan TA 2016 dan 2015 38 Tabel 13 : Mutasi Nilai Tanah 39 Tabel 14 : Rincian Tanah TA 2016 39 Tabel 15 : Mutasi Gedung dan Bangunan 40 Tabel 16 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap TA 2016 41 Tabel 17 : Mutasi Aset Tak Berwujud 42 Tabel 18 : Rincian Aset Tak Berwujud 42 Tabel 19 : Mutasi Aset Lain-lain 43 Tabel 20 : Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga 44 Tabel 21 : Rincian Beban Pegawai Tahun 2016 dan 2015 45 Tabel 22 : Rincian Beban Persediaan Tahun 2016 dan 2015 45 Tabel 23 : Rincian Beban Barang dan Jasa Tahun 2016 dan 2015 46 Tabel 24 : Rincian Beban Pemeliharaan Tahun 2016 dan 2015 47 Tabel 25 : Rincian Beban Perjalanan Dinas Tahun 2016 dan 2015 47 Tabel 26 : Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat Tahun 2016 dan 2015 48 Tabel 27 : Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Tahun 2016 dan 2015 49 Tabel 28 : Rincian Kegiatan Non Operasional Tahun 2016 dan 2015 50 Lampiran A1 : Kantor BPS Kota Serang Rincian Nilai 54 v

DAFTAR GRAFIK Grafik 1 : Anggaran dan Realisasi Belanja s.d. 31 Desember TA 2016 29 Hal. vi

DAFTAR SINGKATAN APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara BPS BPK : : Badan Pusat Statistik Badan Pemeriksa Keuangan DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran SKPA : Surat Kuasa Pengguna Anggaran CaLK : Catatan Atas Laporan Keuangan SAP : Standar Akuntansi Pemerintahan SAI : Sistem Akuntansi Instansi SAK : Sistem Akuntansi Keuangan SIMAK-BMN : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara LRA : Laporan Realisasi Anggaran PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak TP : Tuntutan Perbendaharaan TGR : Tuntutan Ganti Rugi KDP : Konstruksi Dalam Pengerjaan UP : Uang Persediaan SSBP : Surat Setoran Bukan Pajak KPPN : Kantor Pelayanan Perbendahaan Negara vii

DAFTAR LAMPIRAN 1. Neraca Percobaan 2. Laporan Operasional 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Neraca 5. Laporan Realisasi Anggaran 6. Laporan Kinerja 7. Laporan Realisasi Belanja & Laporan Realisasi Pengembalian Belanja 8. Laporan Realisasi Pendapatan & Laporan Realisasi Pengembalian Pendapatan 9. Surat Pernyataan Rekening Satker & Surat Pernyataan Bendahara Pengeluaran 10. Rekening Koran 11. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran 12. Monitoring Uang Persediaan 13. Berita Acara Rekonsiliasi UAKPA Kuasa BUN 14. Daftar Pembukuan Barang Ke Dalam Aplikasi Persediaan dan Aset Tetap 15. Memo Penyesuaian 16. Bukti Setor Pengembalian Belanja 17. Bukti Setor Pendapatan 18. Bukti Setor Sisa Uang Persediaan 19. Berita Acara Rekonsiliasi Internal BMN 20. Laporan Barang Pengguna 21. Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca 22. Laporan Persediaan 23. Berita Acara Opname Fisik 24. Laporan Kondisi Barang 25. Laporan Terkait Penyusutan 26. Laporan CRBMN dan Laporan CalBMN 27. Berita Acara Rekonsiliasi BMN (BPS-KPKNL) 28. Daftar Perjanjian Kerjasama BPS Kota Serang TA 2016 viii

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SERANG PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB KEPALA BPS KOTA SERANG Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Serang yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami. Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Serang, 20 Januari 2017 Kepala, Ir. Dadang Ahdiat NIP 196612181994011001-1 -

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Serang Tahun 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah -kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi: 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2016. Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2016 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp 2.125.000 dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp 0. Realisasi Belanja Negara pada TA 2016 adalah sebesar Rp 6.024.470.679 atau mencapai 95,85 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp 6.285.180.000. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2016 dan TA 2015 sebagai berikut : Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran 31 Desember TA 2016 dan 31 Desember TA 2015 Uraian Anggaran (dalam Rupiah) 31 Desember 2016 31 Desember 2015 Realisasi % Real. thd Anggaran Realisasi Pendapatan Negara 0 2.125.000-898.340 Belanja Negara 6.285.180.000 6.024.470.679 95,85 6.198.309.919 2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2016. Nilai Aset per 31 Desember 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp 3.034.472.182 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp 17.711.188; Aset Tetap (netto) sebesar Rp 3.016.356.051; Piutang Jangka Panjang (ne tto) sebesar Rp (0); dan Aset Lainnya (ne tto) sebesar Rp 404.943. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp 78.504.986 dan Rp 2.955.967.196. - 2 -

3. LAPORAN OPERASIONAL Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-lo, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-lo, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 0, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp 6.316.845.713 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp (6.316.845.713). Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp 1.772.600 dan sebesar Rp 0 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp (6.315.073.113). 4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2016 adalah sebesar Rp 3.093.720.996 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp (6.315.073.113) kemudian ditambah dengan Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan Mendasar Rp. 0 ditambah dengan Koreksi yang Menambah/Mengurangi Ekuitas Rp. (95.298.443) ditambah dengan Transaksi Antar Entitas sebesar Rp. 6.272.617.756 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2016 adalah senilai Rp 2.955.967.196. 5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2016 disusun dan disajikan dengan basis akrual. - 3 -

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SERANG LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 URAIAN CATATAN (Dalam Rupiah) TA 2016 TA 2015 % thd Angg ANGGARAN REALISASI REALISASI PENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1-2.125.000 - - JUMLAH PENDAPATAN - 2.125.000 - - BELANJA Belanja Operasi B.2 Belanja Pegawai B.3 2.248.875.000 2.205.258.266 98,06 1.981.948.343 Belanja Barang B.4 3.975.755.000 3.767.607.572 94,76 1.672.199.627 Belanja Bantuan Sosial B.5 - - - - Jumlah Belanja Operasi 6.224.630.000 5.972.865.838 95,96 3.654.147.970 Belanja Modal Belanja Tanah B.6 - - - 2.546.000.000 Belanja Peralatan dan Mesin B.7 60.550.000 60.550.000 100,00 27.150.000 Belanja Gedung dan Bangunan B.8 - - - - Belanja Jalan, Irigasi, Jaringan B.9 - - - - Belanja Modal lainnya B.10 - - - - Jumlah Belanja Modal 60.550.000 60.550.000 100,00 2.573.150.000 JUMLAH BELANJA 6.285.180.000 6.033.415.838 95,99 6.227.297.970-4 -

II. NERACA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SERANG NERACA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 URAIAN CATATAN 2016 2015 (Dalam Rupiah) ASET ASET LANCAR Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 - - Kas di Bendahara Penerimaan C.2 - - Kas Lainnya dan Setara Kas C.3 - - Piutang PNBP C.4 - - Bagian Lancar TP/TGR C.5 - - Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C.6 - - Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Pendek C.7 - - Belanja Dibayar di Muka C.8 3.080.000 24.750.000 Persediaan C.9 14.631.188 23.836.218 Persediaan yang Belum Diregister - - Jumlah Aset Lancar 17.711.188 48.586.218 PIUTANG JANGKA PANJANG Tagihan TP/TGR C.10 - - Tagihan Penjualan Angsuran C.11 - - Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang C.12 - - Jumlah Piutang Jangka Panjang - - ASET TETAP Tanah C.13 2.546.000.000 2.546.000.000 Peralatan dan Mesin C.14 1.176.732.056 1.012.376.458 Gedung dan Bangunan C.15 341.675.000 341.675.000 Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.16 - - Aset Tetap Lainnya C.17 47.303.773 36.766.348 Konstruksi dalam pengerjaan C.18 - - Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.19 (1.095.354.778) (909.829.239) Jumlah Aset Tetap 3.016.356.051 3.026.988.567 ASET LAINNYA Aset Tak Berwujud C.20 93.032.354 93.032.354 Aset Lain-Lain C.21 50.420.185 51.161.785 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.22 (143.047.596) (46.983.214) Jumlah Aset Lainnya 404.943 97.210.925 JUMLAH ASET 3.034.472.182 3.172.785.710 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Uang Muka dari KPPN C.23 - - Utang kepada Pihak Ketiga C.24 78.504.986 79.074.714 Hibah yang Belum Disahkan C.25 - - Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 78.504.986 79.074.714 JUMLAH KEWAJIBAN 78.504.986 79.074.714 EKUITAS Ekuitas C.26 2.955.967.196 3.093.720.996 JUMLAH EKUITAS 2.955.967.196 3.093.720.996-5 -

III. LAPORAN OPERASIONAL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SERANG LAPORAN OPERASIONAL UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 URAIAN (Dalam Rupiah) CATATAN 2016 2015 KEGIATAN OPERASIONAL PENDAPATAN Pendapatan Negara Bukan Pajak D.1 - - JUMLAH PENDAPATAN - - BEBAN Beban Pegawai D.2 2.196.281.798 1.975.703.817 Beban Persediaan D.3 162.938.946 74.380.656 Beban Barang dan Jasa D.4 3.391.543.836 1.084.833.858 Beban Pemeliharaan D.5 96.043.517 129.737.429 Beban Perjalanan Dinas D.6 281.415.000 353.130.500 Beban Barang Diserahkan kepada Masyarakat D.7-34.087.077 Beban Bantuan Sosial D.8 - - Beban Penyusutan dan Amortisasi D.9 188.622.616 116.605.947 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.10 - - Beban Lain-lain D.11 - - JUMLAH BEBAN 6.316.845.713 3.768.479.284 SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (6.316.845.713) (3.768.479.284) KEGIATAN NON OPERASIONAL Surplus (Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar 1.600.000 - Surplus (Defisit) Penyelesaian Kewajiban Jangka panjang - - Surplus (Defisit) Kegiatan Non Operasional Lainnya 172.600 898.340 SURPLUS DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL D.12 1.772.600 898.340 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (6.315.073.113) (3.767.580.944) POS LUAR BIASA Pendapatan PNBP - - Beban Perjalanan Dinas - - Beban Persediaan - - SURPLUS/DEFISIT LO (6.315.073.113) (3.767.580.944) - 6 -

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SERANG LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 2016 2015 EKUITAS AWAL E.1 3.093.720.996 517.333.636 SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (6.315.073.113) (3.767.580.944) DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR - - KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS E.3 (95.298.443) 11.388.508 PENYESUAIAN NILAI ASET E.4-80.400 KOREKSI NILAI PERSEDIAAN - - SELISIH REVALUASI ASET TETAP - - KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI E.5 (95.298.443) 11.308.108 KOREKSI LAIN-LAIN - - TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.6 6.272.617.756 6.332.579.796 PENGESAHAN PENGEMBALIAN HIBAH LANGSUNG - - SETORAN SURPLUS BLU - - KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS E.7 (137.753.800) 2.576.387.360 EKUITAS AKHIR 2.955.967.196 3.093.720.996-7 -

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 05/PMK.05/2010 tentang Perubahan atas PMK Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja. 9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. 10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara. 11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 102/PMK.05/2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. 12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. 13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah. 14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah. - 8 -

15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. 16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara. 19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara. 20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. 21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 tentang Pedoman Rekonsiliasi dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga. 22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat. 23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga 24. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. 25. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.06/2013 tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. 26. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 137/KM.6/2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara. 27. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 145/KM.6/2014 tentang Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KM.6/2013 tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. - 9 -

28. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementeriaan Keuangan Nomor PER-01/KN/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur jenderal Kekayaan Negara Nomor Per-07/KN/2009 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Barang Milik Negara dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. 29. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009 tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual pada Laporan Keuangan. 30. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-81/PB/2011 tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga. 31. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga. 32. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011 tentang Pedoman Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga. 33. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2014 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Entitas dan Rencana Strategis A.2. PROFIL DAN KEBIJAKAN TEKNIS BADAN PUSAT STATISTIK Dalam mendukung Visi Pembangunan Indonesia 2005-2025 yaitu Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur dan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, BPS berupaya meningkatkan kontribusinya dalam hal pembangunan nasional di bidang statistik. Pembangunan nasional di bidang statistik diarahkan agar mampu mengakomodasi berbagai tantangan yang berkembang, seperti: 1. Reformasi yang mendukung keterbukaan informasi, otonomi daerah yang mengandung tantangan keragaman data dan informasi statistik pada tingkatan wilayah kecil; 2. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang mengarah kepada peningkatan kemudahan akses masyarakat terhadap data dan informasi; dan - 10 -

3. Kesiapan SDM penyelenggara statistik dalam penyediaan data yang berkualitas. Upaya BPS untuk meningkatkan penyediaan data yang berkualitas sejalan dengan Misi Pembangunan Nasional 2005-2025 yaitu Mewujudkan bangsa yang berdaya saing sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Dengan memperhatikan misi pembangunan nasional dan pencapaian BPS pada Pembangunan Jangka Menengah Nasional periode kedua 2010-2014, BPS menetapkan visi tahun 2015-2019: Pelopor Data Statistik Terpercaya untuk Semua ( The Agent of Trustworthy Statistical Data for All ) Kata pelopor mempunyai makna bahwa BPS sebagai pencetus ide penyedia statistik terpercaya, sekaligus sebagai pelaku dalam penyediaan statistik terpercaya. Kata data statistik yang terpercaya yaitu statistik yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Kata untuk semua dimaksudkan bahwa semua pihak mempunyai hak yang sama untuk mengakses data BPS (impartial) baik pengguna data nasional / internasional. Dengan visi BPS 2015-2019, eksistensi BPS sebagai penyedia data dan informasi statistik menjadi semakin penting, karena dapat dipercaya semua pihak. Di samping itu, visi BPS juga memberikan ruang bagi berbagai pihak untuk ikut serta dalam menyediakan, memanfaatkan, dan menggunakan data dan informasi statistik. Misi BPS dirumuskan dengan memperhatikan misi RPJMN 2015-2019 dan tugas, fungsi, dan kewenangan BPS. Perumusan misi BPS juga dilakukan dengan memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), da n memberikan peluang untuk dapat disesuaikan dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis. Rumusan misi dimaksudkan untuk mampu: (a) mencakup semua pesan yang terdapat dalam visi, (b) memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai, (c) memberik an petunjuk kelompok sasaran mana termasuk instansi pemerintah yang akan dilayani oleh, dan (d) memperhitungkan berbagai masukan dari para pemangku kepentingan. - 11 -

Pernyataan misi yang dikaitkan dengan Visi BPS dijabarkan sebagai berikut: 1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional 2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik 3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan BPS untuk menyediakan data dan informasi statistik pada skala nasional maupun regional, serta melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan standarisasi dalam penyelenggaraan statistik. Rumusan Tujuan BPS untuk mendukung upaya pencapaian visi dan misi BPS dapat dijelaskan melalui pemaparan bagan di bawah ini. VISI BPS 2015-2019 Pelopor data statistik terpercaya untuk semua MISI BPS 2015-2019 1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional 2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang Berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik 3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan TUJUAN 2019 1. Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas 2. Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik 3. Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik 4. Peningkatan birokrasi yang akuntabel Adapun tujuan BPS dalam rangka mencapai Visi BPS dan mewujudkan Misi BPS untuk kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut : 1. Tujuan 1 : Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas, terkait dengan: Misi ke-1 : Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan - 12 -

statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional / internasional, Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. 2. Tujuan 2 : Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik, terkait dengan: Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik, Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. 4. Tujuan 3 : Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik, terkait dengan: Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik, Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. 5. Tujuan 4 : Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, terkait dengan: Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Tujuan pertama pembangunan statistik menuntut BPS untuk meningkatkan kualitas data statistik. Tujuan pertama ini akan didukung dan diupayakan dengan menerapkan program Statcap CERDAS ( Statistical Capacity Building Change and Reform for Development of Statistics in Indonesia) kerangka penjaminan kualitas. Tujuan kedua berupa peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik. Keberhasilan upaya peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik tidak terlepas dari dukungan dan peranan TIK, yang diwujudkan melalui pembangunan arsitektur dan kerangka TIK dan manajemen informasi. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan TIK statistik. Tujuan kedua ini akan diperkuat oleh komponen kedua Statcap CERDAS yaitu Penguatan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Sistem Informasi Manajemen Statistik. Tujuan ketiga Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik, di dalam tujuan tersebut memuat misi BPS untuk meningkatkan peran BPS: sebagai Pusat Rujukan Statistik dalam terselenggaranya SSN, sebagai koordinator penyelenggaraan statistik di - 13 -

Indonesia, baik statistik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah ataupun masyarakat. Dengan demikian, fungsi BPS sebagai Pusat Rujukan Statistik dapat menghasilkan data dan informasi statistk yang diperlukan oleh semua pihak. Tujuan ketiga ini akan diperkuat oleh komponen keempat Statcap CERDAS yaitu penguatan kelembagaan. Tujuan keempat Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, di dalam tujuan tersebut terkait dengan misi membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Untuk itu, peningkatan kapasitas dan kemampuan tenaga statistik di pusat maupun daerah harus terus dilakukan. Tujuan keempat ini diperkuat dengan komponen ketiga Statcap CERDAS yaitu pengembangan sumber daya manusia. BPS telah menetapkan nilai-nilai inti yang dapat dijadikan sebagai pedoman oleh setiap pegawainya dalam menetapkan keputusan berkaitan dengan upaya pencapaian visi dan misi BPS. Nilai-nilai inti BPS tersebut adalah sebagai berikut : Nilai-nilai Inti (core values) Badan Pusat Statistik adalah: Profesional (Kompeten, Efektif, Efisien, Inovatif dan Sistemik), Integritas (Dedikasi, Disiplin, Konsisten, Terbuka dan Akuntabel), Amanah (Terpercaya, Jujur, Tulus dan Adil). Nilai-nilai inti BPS ini merupakan pondasi yang kokoh untuk membangun jati diri dan penuntun perilaku setiap insan BPS dalam melaksanakan tugas. Adapun penjabaran dari nilai-nilai Inti BPS ini adalah sebagai berikut: 1. Profesional Profesional merupakan modal dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai dalam melaksanakan profesi/tugasnya, dengan unsur-unsur sebagai berikut: o Kompeten : mempunyai keahlian dalam bidang tugas yang diemban, o Efektif : memberikan hasil maksimal, o Efisien : mengerjakan setiap tugas secara produktif, dengan sumber daya minimal, o Inovatif : selalu melakukan pembaruan dan atau penyempurnaan melalui proses pembelajaran diri secara terus-menerus, o Sistemik : meyakini bahwa setiap pekerjaan mempunyai tata urutan proses sehingga pekerjaan yang satu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pekerjaan yang lain. - 14 -

2. Integritas Integritas merupakan sikap dan perilaku kerja yang harus dimiliki oleh setiap pegawai dalam pengabdiannya kepada organisasi, dengan unsur-unsur sebagai berikut : o Dedikasi : memiliki pengabdian yang tinggi terhadap profesi yang diemban dan institusi, o Disiplin : melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, o Konsisten : selarasnya kata dengan perbuatan, o Terbuka : menghargai ide, saran, pendapat, masukan, dan kritik dari berbagai pihak, o Akuntabel : bertanggung jawab dan setiap langkahnya terukur. 3. Amanah Amanah merupakan sikap kerja yang harus dimiliki oleh setiap pegawai untuk dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan unsurunsur sebagai berikut: o Terpercaya : melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, yang tidak hanya didasarkan pada logika tetapi juga sekaligus menyentuh dimensi mental spiritual, o Jujur : melaksanakan semua pekerjaan dengan tidak menyimpang dari prinsip moralitas, o Tulus : melaksanakan tugas tanpa pamrih, menghindari konflik kepentingan (pribadi, kelompok, dan golongan), serta mendedikasikan semua tugas untuk perlindungan kehidupan manusia, sebagai amal ibadah atau perbuatan untuk Tuhan Yang Maha Esa, o Adil : menempatkan sesuatu secara berkeadilan dan memberikan haknya. STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SERANG Badan Pusat Statistik (BPS) sesuai dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 dan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 mempunyai Perwakilan BPS di Daerah yang merupakan Instansi Vertikal BPS di Daerah. Organisasi dan tata kerja BPS di daerah diatur dalam Peraturan Kepala BPS Nomor 121 Tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di Daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut : - 15 -

Gambar 1. Struktur Organisasi BPS Kota Serang Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Tahun 2016 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh BPS Kota Serang. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK -BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya. Basis Akuntansi A.4. BASIS AKUNTANSI BPS Kota Serang menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual - 16 -

adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dasar Pengukuran A.5. DASAR PENGUKURAN Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan BPS Kota Serang dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Kebijakan Akuntansi A.6. KEBIJAKAN AKUNTANSI Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2016 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsipprinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh BPS RI yang merupakan entitas pelaporan dari BPS Kota Serang. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. - 17 -

Kebijakan-kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan BPS Kota Serang adalah sebagai berikut: Pendapatan LRA Pendapatan LO 1) Pendapatan- LRA Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN). Akuntansi pendapatan-lra dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. 2) Pendapatan- LO Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-lo pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut: o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan o o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa. Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan Akuntansi pendapatan-lo dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Belanja 3) Belanja Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. - 18 -

Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam. Beban Aset 4) Beban Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam. 5) Aset Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya. Aset Lancar a. Aset Lancar Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal. Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut: a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. - 19 -

b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal c) Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut: Kualitas Piutang Uraian Penyisihan Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 0.5% 10% 50% 100% Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA. Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan: o harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; o harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; o harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya. Aset Tetap b. Aset Tetap Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh - 20 -

pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar. Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah); b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah); c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya. Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD. c. Penyusutan Aset Tetap Penyusutan Aset Tetap Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah; b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan - 21 -

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan. Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut: Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap Kelompok Aset Tetap Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Jaringan dan Irigasi Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) Masa Manfaat 2 s.d. 20 tahun 10 s.d. 50 tahun 5 s.d 40 tahun 4 tahun Piutang Jangka Panjang d. Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan. Aset Lainnya e. Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan - 22 -

piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya. Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi. Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut : Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat (tahun) Software Komputer 4 Franchise 5 Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim. Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram. 10 20 25 50 Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70-23 -

Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Kewajiban 6) Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Ekuitas 7) Ekuitas Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. - 24 -

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN Selama periode berjalan, BPS Kota Serang telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja antara lain : Tabel 1. Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2016 2016 Uraian ANGGARAN ANGGARAN AWAL SETELAH REVISI Pendapatan Pendapatan Jasa - - Pendapatan Lain-lain - - Jumlah Pendapatan - - Belanja Belanja Pegawai 2.011.733.000 2.248.875.000 Belanja Barang 4.177.978.000 3.975.755.000 Belanja Bantuan Sosial 0 - Belanja Modal 65.000.000 60.550.000 Jumlah Belanja 6.254.711.000 6.285.180.000 BPS Kota Serang melakukan 7 (tujuh ) kali revisi anggaran yang merupakan kewenangan Kantor Wilayah Dirjen Perbendaharaan Provinsi Banten maupun Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan dengan rincian sebagai berikut: 1) Surat Pengesahan DIPA Petikan Revisi ke-1 tanggal 2 Maret 2016 merupakan revisi kewenangan Kanwil Dirjen Perbendaharaan Provinsi Banten. Revisi anggaran dilakukan dalam rangka pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu anggaran bertambah yang meliputi realokasi anggaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) antar satker BPS se-provinsi Banten, ralat rencana penarikan dana dan rencana penerimaan dalam halaman III DIPA Menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS): 0739 2515 5679 4559 dan total nilai pagu sebesar Rp 6.455.352.000 (Enam milyar empat ratus lima puluh lima juta tiga ratus lima puluh dua ribu rupiah) dari pagu awal Rp.6.254.711.000 (Enam milyar dua ratus lima puluh empat juta tujuh ratus sebelas ribu rupiah). Total tambahan anggaran yang diterima BPS Kota - 25 -

Serang untuk kegiatan SE2016 yaitu sebesar Rp 200.641.000 (Dua ratus juta enam ratus empat puluh satu ribu rupiah). 2) Surat Pengesahan DIPA Petikan Revisi ke-2 tanggal 14 Juni 2016 merupakan revisi kewenangan Kanwil Dirjen Anggaran Kementrian Keuangan. Revisi anggaran dilakukan dalam rangka self blocking anggaran dalam rangka penghematan. Menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS): 7061-3034-96301831 dan total nilai pagu tidak berubah yaitu sebesar Rp 6.455.352.000 (Enam milyar empat ratus lima puluh lima juta tiga ratus lima puluh dua ribu rupiah) dan anggaran yang diblokir (diberi tanda *). 3) Surat Pengesahan DIPA Petikan Revisi ke-3 tanggal 27 Juli 2016 merupakan revisi kewenangan Kanwil Dirjen Anggaran Kementrian Keuangan. Revisi anggaran dilakukan dalam rangka self blocking anggaran dalam rangka penghematan sebesar Rp. 210.772.000 (Dua ratus sepuluh juta tujuh ratus tujuh puluh dua ribu rupiah). Menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS): 5161-8780-1530-0140 dan total nilai pagu menjadi Rp. 6.244.580.000 (Enam milyar dua ratus empat puluh empat juta lima ratus delapan puluh ribu rupiah) dari pagu awal sebesar Rp 6.455.352.000 (Enam milyar empat ratus lima puluh lima juta tiga ratus lima puluh dua ribu rupiah). 4) Surat Pengesahan DIPA Petikan Revisi ke-4 tanggal 20 September 2016 merupakan revisi kewenangan Kanwil Dirjen Anggaran Kementrian Keuangan. Revisi anggaran dilakukan dalam rangka self blocking anggaran dalam rangka penghematan dan anggaran yang diblokir (diberi tanda *). Menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS): 4540-4180-2531-0086 dan total nilai pagu tidak berubah yaitu sebesar Rp. 6.244.580.000 (Enam milyar dua ratus empat puluh empat juta lima ratus delapan puluh ribu rupiah). 5) Surat Pengesahan DIPA Petikan Revisi ke-5 tanggal 10 Oktober 2016 merupakan revisi kewenangan Kanwil Dirjen Perbendaharaan Provinsi Banten. Revisi anggaran dilakukan dalam rangka perubahan pejabat perbendaharaan dan ralat rencana penarikan dana. Menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS): 4540-4180-2531-0086 dan total nilai pagu tidak berubah yaitu sebesar Rp. 6.244.580.000 (Enam milyar - 26 -

dua ratus empat puluh empat juta lima ratus delapan puluh ribu rupiah). 6) Surat Pengesahan DIPA Petikan Revisi ke-6 tanggal 25 November 2016 merupakan revisi kewenangan Kanwil Dirjen Anggaran Kementrian Keuangan. Revisi anggaran dilakukan dalam rangka pergeseran antar keluaran, kegiatan dan antar satker antar kanwil. Menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS): 3325-9805-2702-3713 dan total nilai pagu menjadi Rp. 6.285.180.000 (Enam milyar dua ratus delapan puluh lima juta seratus delapan puluh ribu rupiah) dari pagu sebelumnya sebesar Rp. 6.244.580.000 (Enam milyar dua ratus empat puluh empat juta lima ratus delapan puluh ribu rupiah). 7) Surat Pengesahan DIPA Petikan Revisi ke-7 tanggal 1 Desember 2016 merupakan revisi kewenangan Kanwil Dirjen Perbendaharaan Provinsi Banten. Revisi anggaran dilakukan dalam rangka ralat rencana penarikan dana ( hal III DIPA ). Menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS): 3325-9805-2702-3713 dan total nilai pagu tidak berubah yaitu sebesar Rp. 6.285.180.000 (Enam milyar dua ratus delapan puluh lima juta seratus delapan puluh ribu rupiah). 8) Surat Pengesahan DIPA Petikan Revisi ke-8 tanggal 30 Januari 2017 merupakan revisi kewenangan Kanwil Dirjen Perbendaharaan Provinsi Banten. Revisi anggaran dilakukan dalam rangka pagu minus. Menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS) : 3325-9805-2702-3713 dan total nilai pagu tidak berubah yaitu sebesar Rp. 6.285.180.000 (Enam milyar dua ratus delapan puluh lima juta seratus delapan puluh ribu rupiah). Realisasi Pendapatan Rp 2.125.000 B.1 Pendapatan Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 2.125.000 dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp 0. Pendapatan BPS Kota Serang terdiri dari Pendapatan dari Pengelolaan BMN dan Pendapatan Lain-lain. Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut : - 27 -

Tabel 2. Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan No Uraian Anggaran Realisasi 1 Pendapatan dari Pengelolaan BMN 2 Pendapatan Jasa 3 Pendapatan Iuran dan Denda 4 Pendapatan Lain-Lain - - - - % Real Angg. 1.600.000-0 - 0-525.000 - Jumlah - 2.125.000 - Tidak ada Realisasi Pendapatan Jasa dan Pendapatan Iuran dan Denda pada TA 2016 di BPS Kota Serang, tetapi terdapat Pendapatan dari Pengelolaan BMN dan Pendapatan Lain-lain berupa Penerimaan negara Bukan Pajak Badan Pusat Statistik Kota Serang berupa: 1. Akun 423129-Pendapatan dari Pemindahan BMN lainnya Rp.1.600.000 (lelang 3 buah motor). 2. Akun 423951-Penerimaan kembali belanja pegawai TAYL Rp.355.000 (kelebihan bayar tunjangan struktural) 3. Akun 423952-Penerimaan kembali Belanja Barang TAYL Rp.170.000 (kelebihan bayar moderator) Tabel 3 Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2016 dan 2015 Uraian Realisasi Realisasi TA 2016 TA 2015 Naik/Turun (%) 1. Pendapatan dari pengelolaan BMN 1.600.000 - - 2. Pendapatan Jasa - - - 3. Pendapatan Iuran dan Denda - - - 4. Pendapatan Lain-Lain 525.000 898.340-41,56 Jumlah 2.125.000 898.340 136,55-28 -

Realisasi Belanja Negara Rp. 6.033.415.838 B.2. Belanja Realisasi Belanja instansi pada 31 Desember TA 2016 adalah sebesar Rp 6.033.415.838 atau 95,99 persen dari anggaran belanja sebesar Rp 6.285.180.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja 3 1 D e s e m b e r T A 2 0 1 6 adalah sebagai berikut : Tabel 4. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja 31 Desember TA 2016 Uraian Anggaran Realisasi Belanja Penyerapan (%) Belanja Pegawai 2.248.875.000 2.205.258.266 98,06 Belanja Barang 3.975.755.000 3.767.607.572 94,76 Belanja Modal 60.550.000 60.550.000 100,00 Total Belanja Kotor Pengembalian Belanja Belanja Bersih 6.285.180.000 6.033.415.838 95,99 0 (8.945.159) - 6.285.180.000 6.024.470.679 95,85 Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini: - 29 -

Anggaran dan realisasi belanja 31 Desember TA 2016 berdasarkan program dan jenis belanja dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini : Tabel 5. Rincian Belanja Berdasarkan Program dan Jenis Belanja 31 Desember TA 2016 Program Kelompok Belanja Anggaran Realisasi Persen 1. Belanja Pegawai (51) 2.248.875.000 2.205.258.266 98,06 DMPTL 2. Belanja Barang (52) 369.081.000 327.205.372 88,65 3. Belanja Modal (53) - - - Jumlah 2.617.956.000 2.532.463.638 96,73 1. Belanja Pegawai (51) - - - PPIS 2. Belanja Barang (52) 3.606.674.000 3.440.402.200 95,39 3. Belanja Modal (53) - - - Jumlah 3.606.674.000 3.440.402.200 95,39 PSPA 1. Belanja Modal (53) 60.550.000 60.550.000 100,00 Jumlah 60.550.000 60.550.000 100,00 Jumlah Bruto Pengembalian Belanja Jumlah Netto 6.285.180.000 6.033.415.838 95,99 - -8.945.159-6.285.180.000 6.024.470.679 95,85 Berdasarkan Tabel 6 Perbandingan Realisasi Belanja 31 Desember TA 2016 dan 31 Desember TA 2015 menunjukkan bahwa realisasi belanja pada TA 2016 mengalami penurunan sebesar minus 3,11 persen dibandingkan realisasi belanja pada TA 2015. Penurunan realisasi belanja ini dipengaruhi oleh berkurangnya belanja modal pada TA 2016 yang mengalami penurunan sebesar minus 97,65 persen dibandingkan belanja modal pada TA 2015. - 30 -

Tabel 6. Perbandingan Realisasi Belanja 31 Desember TA 2016 dan 31 Desember TA 2015 Uraian Jenis Belanja TA 2016 TA 2015 Naik/(Turun) Persentase Belanja Pegawai 2.205.258.266 1.981.948.343 223.309.923 11,27 Belanja Barang 3.767.607.572 1.672.199.627 2.095.407.945 125,31 Belanja Modal 60.550.000 2.573.150.000-2.512.600.000-97,65 Jumlah 6.033.415.838 6.227.297.970-193.882.132-3,11 Belanja Pegawai Rp 2.205.258.266 B.3 Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai pada TA 2016 meliputi: Belanja Gaji dan Tunjangan PNS; Belanja Gaji dan Tunjangan Non PNS; Belanja Honorarium; Belanja Lembur; dan Belanja Vakasi. Realisasi belanja pegawai 31 Desember TA 2016 dan 31 Desember TA 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 2.205.258.266 dan Rp 1.981.948.343. Berdasarkan Tabel 7 Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai 31 Desember TA 2016 dan 31 Desember TA 2015, realisasi belanja TA 2016 mengalami peningkatan sebesar 11,27 persen dibanding TA 2015. Hal ini disebabkan adanya pegawai yang naik pangkat dan yang mengalami kenaikan gaji berkala. Rincian belanja pegawai disajikan dalam tabel berikut : - 31 -

Tabel 7. Perbandingan Belanja Pegawai 31 Desember 2016 dan 2015 Uraian Jenis Belanja Realisasi TA 2016 Realisasi TA 2015 Naik/ (Turun) Persen (%) Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 2.205.258.266 1.981.948.343 223.309.923 11,27 Belanja Gaji dan Tunjangan Non PNS - - - - Belanja Honorarium - - - - Belanja Lembur - - - - Belanja Vakasi - - - - Realisasi Belanja Kotor 2.205.258.266 1.981.948.343 223.309.923 11,27 Pengembalian Belanja Pegawai -8.945.159-28.988.051 20.042.892-69,14 Realisasi Belanja Bersih 2.196.313.107 1.952.960.292 243.352.815 12,46 Belanja Barang Rp. 3.767.607.572 B.4 Belanja Barang Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 3.767.607.572 dan Rp 1.672.199.627. Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2016 mengalami kenaikan sebesar 125,31 % dari Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2015. Kenaikan yang tinggi ini disebabkan pada tahun 2016 adanya kegiatan besar yaitu Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) yang pelaksanaan lapangannya pada bulan Mei 2016. Kegiatan SE2016 ini cukup besar menyerap anggaran khususnya untuk pembayaran honor petugas lapangan sebanyak 923 orang yang dibayar secara kontrak dimana untuk petugas PCL yang berjumlah 691 orang sedangkan PML yang berjumlah 232 orang dengan telah menyerap anggaran sebesar Rp 2.307.875.000. - 32 -

Tabel 8. Perbandingan Belanja Barang 31 Desember TA 2016 dan 31 Desember TA 2015 Uraian Realisasi Realisasi Naik/ Persen Jenis Belanja TA 2016 TA 2015 Turun (%) Belanja Barang Operasional 187.944.350 171.315.990 16.628.360 9,71 Belanja Barang Non Operasional 3.125.656.900 830.486.625 2.295.170.275 276,36 Belanja Barang Persediaan 21.180.200 81.636.300 (60.456.100) (74,06) Belanja Jasa 56.811.005 107.768.483 (50.957.478) (47,28) Belanja Pemeliharaan 94.600.117 127.861.729 (33.261.612) (26,01) Belanja Perjalanan Dalam Negeri 281.415.000 353.130.500 (71.715.500) (20,31) Realisasi Belanja Kotor 3.767.607.572 1.672.199.627 2.095.407.945 125,31 Pengembalian Belanja - - - - Realisasi Belanja Bersih 3.767.607.572 1.672.199.627 2.095.407.945 125,31 Belanja Modal Rp. 60.550.000 B.5. Belanja Modal Realisasi Belanja Modal 31 Desember TA 2016 dan 31 Desember TA 2015 masing-masing sebesar Rp 60.550.000 dan Rp 2.573.150.000. Realisasi Belanja Modal TA 2016 mengalami penurunan sebesar 97,65 persen dibandingkan TA 2015 disebabkan pada tahun anggaran 2015 ada belanja modal tanah yang nilainya cukup besar serta belanja peralatan dan mesin berupa meubelair, serta pembelian AC. Sedangkan di 30 September 2016 hanya ada belanja modal peralatan dan mesin yang nilai tidak terlalu besar. Rincian Belanja Modal disajikan dalam tabel berikut ini: - 33 -

Tabel 9. Perbandingan Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 Uraian Jenis Belanja Realisasi TA 2016 Realisasi TA 2015 Naik/Turun Persen (%) Belanja Modal Tanah 0 2.546.000.000-2.546.000.000-100,00 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Gedung dan Bangunan 60.550.000 27.150.000 33.400.000 123,02 0 0 0 - Belanja Modal Fisik Lainnya 0 0 0 - Realisasi Belanja Kotor 60.550.000 2.573.150.000-2.512.600.000-97,65 Pengembalian Belanja 0 0 0 0,00 Realisasi Belanja Bersih 60.550.000 2.573.150.000-2.512.600.000-97,65 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp 60.550.000 B.5.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin 31 Desember TA 2016 adalah sebesar Rp 60.550.000, mengalami peningkatan sebesar 123,02 persen bila dibandingkan dengan realisasi 31 Desember TA 2015 sebesar Rp 27.150.000. Hal ini disebabkan karena pada tahun anggaran 2016 ada pembelian 2 unit alat angkutan darat bermotor, viewer, telepon dan eksternal harddisk sementara tahun anggaran 2015 ada pembelian AC, Rak Arsip dan Meubel. - 34 -

Tabel 10. Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin 31 Desember TA 2016 dan 31 Desember TA 2015 Uraian Jenis Belanja Realisasi TA 2016 Realisasi TA 2015 Naik/Turun (%) Alat Bantu - - - Alat Angkutan Darat Bermotor 34.320.000-100,00 Alat Angkutan Darat tak Bermotor - - - Alat Bengkel Tak Bermesin - - - Alat Kantor 26.230.000 27.150.000-3,39 Alat Rumah Tangga - - Komputer Unit - - Peralatan Komputer Jumlah Belanja Kotor 60.550.000 27.150.000 123,02 Pengembalian Belanja - - - Jumlah Belanja Bersih 60.550.000 27.150.000 123,02 C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA Kas di Bendahara Pengeluaran Rp 0,- C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 0,- dan Rp 0,- yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan berada di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan ke Rekening Kas Negara per tanggal neraca. - 35 -

Kas di Bendahara Penerimaan Rp 0,- C.2 Kas di Bendahara Penerimaan Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar masing-masing Rp 0,- dan Rp 0,-. Kas di Bendahara Penerimaan meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening di bank yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak. Kas Lainnya dan Setara Kas Rp 0,- C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing sebesar Rp 0,- dan Rp 0,-. Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas pada bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, kas lainnya dan setara kas yaitu investasi jangka pendek yang siap dicairkan menjadi kas dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan. Piutang PNBP Rp 0,- Bagian Lancar Tagihan TP/TGR Rp 0,- Bagian Lancar TPA Rp 0,- C.4 Piutang PNBP Saldo Piutang PNBP per tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masingmasing adalah sebesar Rp 0,- dan Rp 0,-. Piutang PNBP merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan namun belum diselesaikan pembayarannya. C.5 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 0,- dan Rp 0,-. Bagian Lancar TP/TGR merupakan TP/TGR yang belum diselesaikan pada tanggal pelaporan yang akan jatuh tempo dalam 12 (dua belas) bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan. C.6 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Saldo Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) per tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp 0,- dan Rp 0,- - 36 -

Bagian Lancar TPA merupakan Tagihan TPA yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Lancar Rp 0,- Belanja Dibayar di Muka Rp 3.080.000,- C.7 Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Lancar Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Lancar per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar Rp 0,- dan Rp 0,-. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Lancar merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar yang ditentukan oleh kualitas piutang masing-masing debitur. C.8 Beban Dibayar di Muka Saldo Beban Dibayar di Muka per tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp 3.080.000,- dan Rp 24.750.000,-. Beban dibayar di muka merupakan hak yang masih harus diterima setelah tanggal neraca sebagai akibat dari barang/jasa telah dibayarkan secara penuh namun barang atau jasa belum diterima seluruhnya. Rincian Belanja Dibayar di Muka adalah sebagai berikut: Rincian Belanja Dibayar di Muka TA 2016 dan 2015 Jenis TA 2016 TA 2015 Pembayaran Internet 3.080.000 - Pembayaran Sewa Billboard Publisitas SE 2016-24.750.000 Jumlah 3.080.000 24.750.000 Pembayaran internet telah dilakukan selama 2 bulan kedepan yaitu bulan Januari dan Februari 2017 sehingga menimbulkan belanja dibayar dimuka senilai Rp. 3.080.000,- Persediaan Rp 14.631.188,- C.9 Persediaan Nilai Persediaan per 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp 14.631.188,- dan Rp 23.836.218,- Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan - 37 -

yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: Rincian Persediaan TA 2016 dan 2015 Jenis TA 2016 TA 2015 Barang Konsumsi 14.180.088 23.205.818 Barang Untuk Pemeliharaan 451.100 630.400 Jumlah 14.631.188 23.836.218 Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi baik. Tagihan TP/TGR Rp 0,- C.10 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Nilai Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing sebesar Rp 0,- dan Rp 0,-. Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan kepada bendahara akibat kelalaiannya atau tindakannya yang melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian negara. Sedangkan Tuntutan Ganti Rugi adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara untuk penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara karena kelalaiannya. Tagihan Penjualan Angsuran Rp 0,- Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Panjang Rp 0,- C.11 Tagihan Penjualan Angsuran Saldo Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 0,- dan Rp 0,-. Tagihan Penjualan Angsuran adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara atas transaksi jual/beli aset tetap instansi. C.12 Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Panjang Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Panjang per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 0,- dan Rp 0,- Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Panjang merupakan - 38 -

estimasi atas ketidaktertagihan Tagihan PA dan TP/TGR yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang. Tanah Rp 2.546.000.000,- C.13 Tanah Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Badan Pusat Statistik Kota Serang per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar Rp 2.546.000.000,- dan Rp 2.546.000.000,-. tidak ada penambahan atas pengadaan tanah maupun penilaian kembali nilai tanah pada TA 2016. Saldo tersebut merupakan tanah bangunan untuk kantor seluas 1.273 m2 bernilai Rp 2.546.000.000,-. Mutasi nilai tanah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Saldo Perolehan per 31 Desember 2015 2.546.000.000 Mutasi Tambah Pembelian 0 Mutasi Kurang Penyitaan Pengadilan 0 Saldo per 31 Desember 2016 2.546.000.000 Rincian saldo Tanah per 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Rincian Tanah TA 2016 No Luas Lokasi Nilai 1 1.273 m2 Jl Raya Serang Pandeglang, Kel Sukajaya Curug 2,546,000,000 2 3 4 Jumlah 5,950,000,000 Tanah seluas 1.273 m2 yang terletak di Jalan Raya Serang Pandeglang Kelurahan Sukajaya, Curug, Serang, Banten pada tanggal pelaporan dikuasai / digunakan untuk rencana bangunan kantor BPS Kota Serang. Peralatan dan Mesin Rp 1.176.732.056,- C.14 Peralatan dan Mesin Saldo aset tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah Rp 1.176.732.056,-,- dan Rp 1.012.376.458,-. - 39 -

Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin berupa: a. Pembelian 2 buah pesawat telephone merk panasonic senilai Rp 1.400.000 b. Pembelian Viewer dan layar senilai Rp 16.110.000 c. Pembelian 5 buah external/portable hardisk senilai Rp. 8.720.000 d. Pembelian 2 buah sepeda motor senilai Rp 34.320.000 e. Penerimaan transfer berupa printer 2 buah dari BPS Provinsi Banten senilai Rp 126.401.498 Rincian aset tetap Peralatan dan Mesin disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini. Gedung dan Bangunan Rp 341.675.000,- C.15 Gedung dan Bangunan Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah Rp 341.675.000,- dan Rp 341.675.000,-. Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 341.675.000 Mutasi Tambah 0 Pembangunan tambahan ruang kelas 0 Mutasi Kurang 0 Saldo per 31 Desember 2016 341.675.000 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 182.471.552 Nilai Buku per 31 Desember 2016 159.203.448 Tidak ada transaksi penambahan Gedung dan Bangunan pada tahun anggaran 2016. Rincian aset tetap Gedung dan Bangunan disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini. Jalan,Jaringan dan Irigasi Rp 0,- C.16 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Saldo Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 0,- dan Rp 0,-. Pada tahun 2016 tidak ada transaksi mutasi. - 40 -

Aset Tetap Lainnya Rp 47.303.773,- C.17 Aset Tetap Lainnya Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah Rp 47.303.773,- dan Rp 36.776.348,-. Rincian Aset Tetap Lainnya disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini. Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp 0,- C.18 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) Saldo konstruksi dalam pengerjaan per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 0,- dan Rp 0,-. Tidak ada konstruksi dalam pengerjaan pada BPS Kota Serang. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Rp 1.095.354.778,- C.19 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing Rp 1.095.354.778,- dan Rp 909.829.239,-. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama masa manfaat aset yang bersangkutan selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP). Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap TA 2016 No Aset Tetap Nilai Perolehan Rincian akumulasi penyusutan aset tetap disajikan pada Lampiran A1 Laporan Keuangan ini. Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 Peralatan dan Mesin 1.176.732.056 912.883.226 263.848.830 2 Gedung dan Bangunan 341.675.000 182.471.552 159.203.448 3 Tanah 2.546.000.000 0 2.546.000.000 4 Aset Tetap Lainnya 47.303.773 0 47.303.773 Akumulasi Penyusutan 4.111.710.829 1.095.354.778 3.016.356.051-41 -

Aset Tak Berwujud Rp 93.032.354,- C.20 Aset Tak Berwujud Saldo Aset Tak Berwujud (ATB) per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah Rp 93.032.354,- dan Rp 93.032.354,-. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tak Berwujud pada BPS Kota Serang berupa software dan lisensi yang digunakan untuk menunjang operasional kantor. Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 93.032.354 Mutasi Tambah Pembelian - Mutasi Kurang - Saldo per 31 Desember 2016 93.032.354 Akumulasi Amortisasi s.d. 31 Desember 2016 92.627.411 Nilai Buku per 31 Desember 2016 404.943 Rincian Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Rincian Aset Tak berwujud No. Uraian Jumlah aset Nilai Aset Total Nilai Aset 1 Software Komputer 12 Rp. 93.032.354 Rp. 93.032.354 Jumlah Rp. 93.032.354 Aset Lain-Lain Rp 50.420.185,- C.21 Aset Lain-Lain Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah Rp 50.420.185,- dan Rp 51.161.785,-. Aset Lain-lain merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional entitas. Mutasi kurang berasal dari asset lain-lain yang dihentikan penggunaannya karena rusak berat senilai minus Rp. 741.600,- Adapun mutasi aset lain-lain adalah sebagai berikut: - 42 -

Saldo per 31 Desember 2015 51.161.785 Mutasi tambah : - Reklasifikasi dari aset tetap - Mutasi kurang : - Penggunaan kembali BMN yang dihentikan - - Penghapusan BMN -741.600 Saldo per 31 Desember 2016 50.420.185 Akumulasi Penyusutan -50.420.185 Nilai Buku per 31 Desember 2016 0 Rincian Aset Lain-lain berdasarkan nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku tersaji pada Lampiran Laporan Keungan ini. Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya Rp 143.047.596,- Uang Muka dari KPPN Rp 0,- Utang kepada Pihak Ketiga Rp 78.504.986,- C.22 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing Rp 143.047.596,- dan Rp 46.983.214,-. Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya merupakan kontrak akun Aset Lainnya yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Lainnya. C.23 Uang Muka dari KPPN Saldo Uang Muka dari KPPN per per 31 Desember 2016 dan 2015 masingmasing sebesar Rp 0,- dan Rp 0,-. Uang Muka dari KPPN merupakan Uang Persediaan (UP) atau Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang diberikan KPPN sebagai uang muka kerjadan masih berada pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan. C.24 Utang kepada Pihak Ketiga Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2016 dan 2015 masingmasing sebesar Rp 78.504.986,- dan Rp 79.074.714,-. Utang kepada Pihak Ketiga merupakan kewajiban yang masih harus dibayar dan segera diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang dari 12 (dua belas bulan) sejak tanggal pelaporan. Adapun rincian Utang Pihak Ketiga pada BPS Kota Serang per tanggal pelaporan adalah sebagai - 43 -

berikut: Rincian Utang kepada Pihak Ketiga Uraian Jumlah Penjelasan Tunjangan Kinerja 70.641.718 Tunjangan Kinerja Bulan Desember 2016 Uang Makan 5.062.000 Uang Makan tanggal 16-31 Desember 2016 Langganan Telepon 292.737 Beban Langganan Telepon Bulan Desember 2016 Langganan Listrik 2.508.531 Beban Langganan Listrik Bulan Desember 2016 Jumlah 78.504.986 Hibah yang Belum Disahkan Rp 0,- C.25 Hibah yang Belum Disahkan Nilai hibah yang belum disahkan per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 0,- dan Rp 0,-. Ekuitas Rp 2.955.967.196,- C.26 Ekuitas Ekuitas per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 2.955.967.196,- dan Rp 3.093.720.996,-. Ekuitas adalah kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. Pendapatan PNBP Rp 0,- Pegawai Rp 2.196.281.798,- D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar Rp 0,- dan Rp 0,-. D.2 Beban Pegawai Jumlah Beban Pegawai per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masingmasing sebesar Rp 2.196.281.798,- dan Rp 1.975.703.817,-. Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk uang - 44 -

maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Rincian Beban Pegawai Tahun 2016 dan 2015 URAIAN JENIS BEBAN TA 2016 TA 2015 Naik / Turun % Beban Gaji 1.277.813.561 1.141.536.772 11,94 Beban tunjangan-tunjangan 918.468.237 834.167.045 10,11 Beban Honorarium dan Vakasi Beban Lembur - - Jumlah 2.196.281.798 1.975.703.817 11,16 Beban Persediaan Rp 162.938.946,- D.3 Beban Persediaan Jumlah Beban Persediaan per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masingmasing sebesar Rp 162.938.946,- dan Rp 74.380.656,-. Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat konsumsi atas barang-barang yang habis pakai, termasuk barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan. Rincian Beban Persediaan untuk Tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: Rincian Beban Persediaan Tahun 2016 dan 2015 URAIAN JENIS BEBAN TA 2016 TA 2015 NAIK (TURUN) % Beban Persediaan Konsumsi 162.938.946 74.380.656 119,06 Beban Persediaan Suku Cadang - - - Beban Persediaan Lainnya - - - Jumlah Beban Persediaan 162.938.946 74.380.656 119,06 Beban Barang dan Jasa Rp 3.391.543.836,- D.4 Beban Barang dan Jasa Jumlah Beban Barang dan Jasa per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 3.391.543.836,- dan Rp 1.084.833.858,-. Beban Barang dan Jasa terdiri dari beban barang dan jasa berupa konsumsi atas - 45 -

barang dan/atau jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas serta beban lain-lain berupa beban yang timbul karena penggunaan alokasi belanja modal yang tidak menghasilkan aset tetap. Rincian Beban Barang dan Jasa untuk Tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: Rincian Beban Barang dan JasaTahun 2016 dan 2015 Uraian Jenis Beban TA 2016 TA 2015 Naik / Turun % Beban Keperluan Perkantoran 112.808.350 89.410.200 26,17 Beban Penambah Daya Tahan tubuh 760.000 3.961.000-80,81 Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat 263.500 522.790-49,60 Beban Honor Operasional Satuan Kerja 70.320.000 68.742.000 2,30 Beban barang operasional Lainnya - 8.680.000-100,00 Beban Bahan 118.964.000 51.323.000 131,79 Beban Honor Output Kegiatan 2.983.617.900 767.400.425 288,80 Beban Barang NonOperasional Lainnya 23.075.000 11.763.200 96,16 Beban Langganan Listrik 32.398.667 30.766.077 5,31 Beban Langganan Telepon 4.176.419 3.655.166 14,26 Beban jasa Konsultan - 29.260.000-100,00 Beban Sewa 33.510.000 2.750.000 1.118,55 Beban jasa Profesi 3.400.000 16.600.000-79,52 Beban Jasa Lainnya 8.250.000 - - Jumlah 3.391.543.836 1.084.833.858 212,63 Beban Pemeliharaan Rp 96.043.517,- D.5 Beban Pemeliharaan Beban Pemeliharaan per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masingmasing sebesar Rp 96.043.517,- dan Rp 129.737.429,-. Beban Pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal. Rincian beban pemeliharaan untuk Tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: - 46 -

Rincian Beban Pemeliharaan Tahun 2016 dan 2015 URAIAN JENIS BEBAN TA 2016 TA 2015 NAIK (TURUN) % Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 20.999.000 32.975.000-36,32 Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 72.449.117 94.886.729-23,65 Beban Persediaan Bahan untuk Pemeliharaan 2.595.400 1.875.700 38,37 Belanja Modal BLU 0 0,00 Jumlah 96.043.517 129.737.429-25,97 Beban Perjalanan Dinas Rp 281.415.000,- D.6 Beban Perjalanan Dinas Beban Perjalanan Dinas per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masingmasing sebesar Rp 281.415.000,- dan Rp 353.130.500,-. Beban tersebut merupakan beban yang terjadi untuk perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan. Rincian Beban Perjalanan Dinas untuk Tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: Rincian Beban Perjalanan Dinas Tahun 2016 dan 2015 URAIAN JENIS BEBAN TA 2016 TA 2015 NAIK (TURUN) % Beban Perjalanan Biasa 2.270.000 2.064.500 9,95 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 190.970.000 162.440.000 17,56 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 88.175.000 188.626.000-53,25 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 0 0,00 Belanja Modal BLU 0 0 0,00 Jumlah 281.415.000 353.130.500-20,31 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat Rp 0,- D.7 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat Tahun per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 0,- dan Rp 34.087.077,-. Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat merupakan beban pemerintah dalam bentuk barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk mencapai tujuan entitas. Dalam hal ini, - 47 -

Badan Pusat Statistik Kota Serang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai akuntansi berbasis akrual yang sudah mulai diterapkan pada tahun 2015. Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat untuk Tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat Tahun 2016 dan 2015 URAIAN JENIS BEBAN TA 2016 TA 2015 Beban Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda Beban Barang Fisik Lainnya untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda NAIK (TURUN) % 0 0-0 34.087.077-100,00 Jumlah 0 34.087.077-100,00 Beban Bantuan Sosial Rp 0,- D.8 Beban Bantuan Sosial Beban Bantuan Sosial per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masingmasing sebesar Rp 0,- dan Rp 0,-. Beban bantuan sosial merupakan beban pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada masyarakat untuk menghindari terjadinya risiko sosial dan bersifat selektif. Beban Penyusutan dan Amortisasi Rp 188.622.616,- D.9 Beban Penyusutan dan Amortisasi Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 188.622.616,- dan Rp 116.605.947,-. Beban Penyusutan merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan ( depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat alokasi penurunan manfaat ekonomi untuk Aset Tak berwujud. Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: - 48 -

Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Tahun 2016 dan 2015 URAIAN BEBAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASI TA 2016 TA 2015 NAIK (TURUN) % Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 160.486.140 104.016.745 54,29 Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 6.265.469 6.831.282-8,28 Beban Penyusutan Jalan, Irigasi, Jaringan - - - Beban Penyusutan Aset Tetap Yang Tidak Digunakan 17.543.369 5.757.920 204,68 Jumlah Penyusutan 184.294.978 116.605.947 58,05 Beban Amortisasi Aset Tak Berwujud 4.327.638 - - Beban Penyusutan aset lain-lain - - - Jumlah Amortisasi 4.327.638 - - Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi 188.622.616 116.605.947 61,76 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp 0,- Beban Lain-lain Rp 0,- D.10 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih merupakan beban untuk mencatat estimasi ketidaktertagihan piutang dalam suatu periode. Jumlah Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk periode 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 0,- dan Rp 0,-. D.11 Beban Lain-lain Beban Lain-lain Tahun 2016 dan 2015 adalah sebesar Rp. 0,- dan Rp. 0,- Surplus dari Kegiatan Non Operasional Rp 1.772.600,- D.12 Surplus dari Kegiatan Non Operasional Pos Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan tugas pokok Dan fungsi entitas. Surplus dari Kegiatan Non Operasional TA 2016 dan TA 2015 adalah sebagai berikut - 49 -

Rincian Kegiatan Non Operasional Tahun 2016 dan 2015 URAIAN TA 2016 TA 2015 NAIK (TURUN) % Defisit Pelepasan Aset Non Lancar Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 1.600.000 0 - Surplus Dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 1.600.000 0 - Pendapatan dari kegiatan Non Operasional Lainnya 172.600 898.340-80,79 Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non Operasional 1.772.600 898.340 97,32 PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Ekuitas Awal Rp 3.093.720.996 E.1 Ekuitas Awal Nilai ekuitas pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masingmasing sebesar Rp 3.093.720.996,- dan Rp 517.333.636,-. Defisit LO Rp(6.315.073.113) E.2 Surplus (Defisit) LO Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar Rp (6.315.073.113,-) dan Rp (3.767.580.944,-). Defisit LO merupakan selisih kurang antara surplus/defisit kegiatan operasional, surplus/defisit kegiatan non operasional, dan pos luar biasa. Penyesuaian Nilai Aset Rp 0,- E.3.1 Penyesuaian Nilai Aset Jumlah Penyesuaian Nilai Aset untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar Rp 0,- dan Rp 80.400,- Penyesuaian nilai aset merupakan hasil penyesuaian nilai persediaan akibat penerapan kebijakan harga perolehan terakhir. Koreksi Nilai Persediaan Rp,-0 E.3.2 Koreksi Nilai Persediaan Koreksi Nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai persediaan yang diakibatkan karena kesalahan dalam penilaian persediaan yang terjadi pada periode sebelumnya. Koreksi tambah atas nilai persediaan untuk periode September 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 0,- - 50 -

dan Rp 0,-. Selisih Revaluasi Aset Tetap Rp 0,- Koreksi Nilai Aset tetap Non Revaluasi Rp (95.298.443),- E.3.3 Selisih revaluasi Aset Tetap Selisih Revaluasi Aset Tetap merupakan selisih yang muncul pada saat dilakukan penilaian ulang aset tetap. Selisih Revaluasi Aset Tetap untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 dan 2015 adalam masingmasing sebesar Rp. 0,- dan Rp. 0,-. E.3.4 Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp (95.298.443,- ) dan Rp 0,-. Koreksi ini berasal dari transaksi koreksi nilai aset tetap dan aset lainnya yang bukan revaluasi nilai. Koreksi Lain-lain Rp 0,- E.3.5 Koreksi Lain-lain Koreksi lain-lain untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar Rp.0 dan Rp. 0. Koreksi ini merupakan koreksi selain yang terkait Barang Milik Negara, antara lain koreksi atas pendapatan, koreksi atas beban, koreksi atas hibah, piutang dan utang. Transaksi Antar Entitas Rp 6.272.617.756,- E.4 Transaksi Antar Entitas Nilai Transaksi Antar Entitas untuk periode yang berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 6.272.617.756,- dan Rp. 6.332.579.796,-. Transaksi antar Entitas adalah transaksi yang melibatkan dua atau lebih entitas yang berbeda baik internal KL, antar KL, antar BUN maupun KL dengan BUN. Ekuitas Akhir Rp 2.955.967.196,- E.5 Ekuitas Akhir Nilai Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masingmasing sebesar Rp 2.955.967.196,- dan Rp 3.093.720.996,- - 51 -

PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA F.1 KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA - F.2 PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN 1. Berdasarkan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran BPS Kota Serang Nomor: 048/KPA/3673 Tahun 2016 Tentang Perubahan Pertama Pengelola Anggaran Badan Pusat Statistik Kota Serang Tahun Anggaran 2016 tanggal 3 Oktober 2016 telah dilakukan penggantian Pejabat Pengelola Anggaran, Semula: Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen Pejabat Penandatangan/Penguji SPM Bendahara : R. Achmad Widijanto, S.Si, M.M : Aning Widiarti, S.ST : Rinto Tajudin, SE : Nanang Fristriono, A.Md Kom Menjadi: Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen Pejabat Penandatangan/Penguji SPM Bendahara : R. Achmad Widijanto, S.Si, M.M : Aning Widiarti, S.ST : Sari Rahayu, S.Si : Nanang Fristriono, A.Md Kom 2. Sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 terdapat kerjasama yang dilakukan BPS ko Serang dengan Bappeda Kota Serang. Adapun kerjasama yang terjadi yaitu : 1. Penyusunan Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Serang Tahun 2015 dengan nomor PKS : No.074,2/219.1/Bapp/2016 dan No.B.53A/BPS/3673/5/2016 tgl 19 Mei 2016 berlaku kerjasama sampai Desember 2016 dengan sistem PKS Swakelola dan pembayaran berupa honor kegiatan. 2. Penyusunan dokumen Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kota Serang Tahun 2016 dengan nomor PKS No.073/105/Bapp/2016 dan No.B.011/BPS/03/2016 Tgl - 52 -

01 Maret 2016 berlaku kerjasama sampai Oktober 2016 dengan sistem PKS Swakelola dan pembayaran berupa honor kegiatan. 3. Penyusunan Analisis Kota Serang Dalam Angka Tahun 2016 dengan nomor PKS : 074/186.1-Bapp/2016 dan 043A/BPS/3673/04/2016 tanggal 26 April 2016 berlaku kerjasama sampai Desember 2016 dengan sistem PKS Swakelola dan pembayaran berupa honor kegiatan. 4. Penyusunan Analisis Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Serang Tahun 2015, PDRB Kecamatan Tahun 2015 dan Laporan Triwulanan PDRB Kota Serang Tahun 2016 dengan nomor PKS 074/126.1- Bapp/2016 dan B-026A/BPS/3673/03/2016 tanggal 14 Maret 2016 berlaku kerjasama samapi Desember 2016 dengan sistem PKS Swakelola dengan pembayaran berupa honor kegiatan. 3. Terjadi abnormal data ketika dilakukan penghapusan Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintah berupa 3 (tiga) unit sepeda motor BMN yang sudah dilelang sebelumnya. Nilai aset tersebut sebelum dilakukan penghapusan adalah Rp.29.250.000 namun sampai dengan tanggal 30 Juni 2016 nilai akumulasi penyusutannya mencapai Rp. - 42.614.798 sehingga menimbulkan Beban Kerugian Pelepasan Aset senilai Rp. 13.364.798 disisi Kredit pada Neraca Percobaan, timbulnya hal ini bukan merupakan jurnal manual atau perlakuan secara disengaja pada aplikasi SAIBA maupun SIMAK-BMN. Ketika diluncurkan update aplikasi SIMAK BMN versi 16.1 disana disebutkan bahwa jika terjadi Beban Kerugian Pelepasan Aset disisi Kredit maka lakukan Jurnal sbb : Kode Akun Uraian Debet Kredit 596111 Beban Kerugian Pelepasan Aset 13.364.798 0 391116 Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi 0 13.364.798 Sampai dengan update aplikasi SIMAK-BMN versi 16.1.3 (terakhir) perlakuan Jurnal tersebut masih berlaku. - 53 -

Lampiran A1 Kantor BPS Kota Serang Rincian Nilai Perolehan, Beban Penyusutan/Amortisasi, Akumulasi Penyusutan/ Amortisasi dan Nilai Buku Aset Tetap Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2016 No Aset Tetap Masa Akm. Peny. Beban Peny. Akm. Peny. Nilai Buku Nilai Perolehan Manfaat Per 31-12-2015 Tahun 2016 Per 30-09-2016 Per 31-12-2016 A Tanah 1 Tanah - 2.546.000.000 - - - 2.546.000.000 Jumlah 2.546.000.000 - - - 2.546.000.000 B Peralatan dan Mesin 1 Alat Angkutan Darat Bermotor 7 346.942.499 244.180.017 47.779.190 291.959.207 54.983.292 2 Alat Kantor 5 56.387.825 34.867.426 6.219.399 41.086.825 15.301.000 3 Alat Rumah Tangga 5 101.365.171 73.127.976 12.211.703 85.339.679 16.025.492 4 Alat Komunikasi 5 3.184.000 1.784.000 140.000 1.924.000 1.260.000 5 Komputer Unit 4 392.354.993 313.279.980 (6.772.112) 306.507.868 85.847.125 6 Peralatan Komputer 4 228.670.161 68.336.962 35.880.737 104.217.699 124.452.462 7 Alat Pengolahan 4 1.402.290 1.402.290-1.402.290-8 Alat Bantu 7 28.380.000 22.393.595 5.226.226 27.619.821 760.179 9 Alat bengkel tak bermesin 10 147.400 29.980 28.980 58.960 88.440 10 Alat Ukur 5 12.195.012 2.439.004 2.439.000 4.878.004 7.317.008 11 Alat Studio 5 5.850.105 526.509 1.228.551 1.755.060 4.095.045 Jumlah 1.176.879.456 762.367.739 104.381.674 866.749.413 310.130.043 C Gedung dan Bangunan 1 Bangunan Gedung Tempat Kerja 50 341.675.000 147.491.480 3.415.641 150.907.121 190.767.879 2 Bangunan Gedung Tempat Tinggal 50 0 - - - - Jumlah 341.675.000 147.491.480 3.415.641 150.907.121 190.767.879 D Jaringan 1 Jaringan Listrik 40 0 - - - - 2 Jaringan Telepon 20 0 - - - - Jumlah 0 - - - - E Konstruksi Dalam Pengerjaan 1 Konstruksi Dalam Pengerjaan 1 0 - - - - Jumlah 0 - F Aset Tetap Lainnya 1 - - - - 2 - - - - - Jumlah 0 - - - - G Aset Lainnya 1 Aset Tak Berwujud* 93.032.354 - - - 93.032.354 2 Aset yang dihentikan penggunaannya 51.769.185 48.197.314 6.469.083 51.769.185 - Jumlah 144.801.539 48.197.314 6.469.083 51.769.185 93.032.354 Total 4.209.355.995 958.056.533 114.266.398 1.069.425.719 3.139.930.276 * Beban Amortisasi - 54 -