BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh umat manusia, meliputi lahir, masa kanak-kanak, remaja, dewasa

dokumen-dokumen yang mirip
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

TESIS SUGENG IBRAHIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI BIOMEDIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 PEMBERIAN EKSTRAK AKAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penanganan serius, bukan hanya itu tetapi begitu juga dengan infertilitas. dan rumit (Hermawanto & Hadiwijaya, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. kadar hormon seseorang. Aging proses pada pria disebabkan oleh menurunnya sistem

EFEK ANDROGENIK DAN ANABOLIK EKSTRAK AKAR Pimpinella alpina MOLK (PURWOCENG) PADA ANAK AYAM JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol jika dikonsumsi mempunyai efek toksik pada tubuh baik secara langsung

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL DEPAN... i. HALAMAN JUDUL... ii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv

BAB I PENDAHULUAN. Late-onset hypogonadism (LOH) atau andropause secara klinis dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. disfungsi ereksi, dan ejakulasi dini. Pada tahun 2025, diduga terdapat 322 juta

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati di Indonesia dikenal sangat tinggi baik untuk flora

BAB II KAJIAN PUSTAKA. telah membawa konsep baru dalam dunia kedokteran. Saat ini penuaan dianggap

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan, penyakit degeneratif dan menurunnya kualitas hidup.

Tanaman sambiloto telah lama terkenal digunakan sebagai obat, menurut Widyawati (2007) sambil oto dapat memberikan efek hepatoprotektif, efek

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan (promotif). Berbagai cara

ABSTRAK. Elizabeth, 2016; Pembimbing I : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mencapai tata kehidupan yang selaras dan seimbang dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Infertilitas pada pria di Indonesia merupakan masalah yang perlu perhatian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

Pengaruh pemberian ekstrak pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) terhadap kualitas spermatozoa tikus wistar (Rattus norvegicus)

BAB I PENDAHULUAN. namun demikian ternyata tidak semua pasangan dapat mengalami. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Population Data Sheet (2014), Indonesia merupakan

HORMON REPRODUKSI JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja insulin, atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

1 H erbal & Superfood Terbaik Untuk Masalah Kesuburan

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

I. PENDAHULUAN. Andropause merupakan sindrom pada pria separuh baya atau lansia dimana

Status Penelitian Purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) di Indonesia

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

OBAT YANG MEMPENGARUHI REPRODUKSI PRIA KELOMPOK 23

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai Endocrine Disrupts Chemical (EDC) atau dalam bahasa awamnya disebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, 2. Bagian Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, 3

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lansia di perkirakan lebih dari 629 juta jiwa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB I PENDAHULUAN. Purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) merupakan tumbuhan obat asli

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia. Menurut WHO, lebih dari 4,2 juta orang di seluruh

BAB V PEMBAHASAN. untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Etanol Pegagan terhadap

Pilose Antler Capsule, Tingkatkan Fungsi Seksual

BAB 1 PENDAHULUAN. Efek ergogenik dalam penggunaan obat lazim disebut doping sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari peradaban manusia selama

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) yang lebih dikenal dengan merk dagang. Ajinomoto telah lama digunakan sebagai tambahan penyedap masakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Kampung Super

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan

Obat-obat Hormon Hipofisis anterior

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Effect of Purwoceng (Pimpinella alpina Molk) Extract on Enhancing of Man Vitality Indicator Experimental Study on Sprague Dawley Male Rats

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan. Kanker paru memiliki prevalensi tertinggi di dunia. mencapai 18 % dari total kanker (World Health

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia telah menggunakan tumbuhan obat atau bahan

EFEK SPERMATOGENESIS DAN APRODISIAKA HERBA PURWOCENG (Pimpinella alpina K.D.S.) ASAL DIENG PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

HORMONAL PRIA. dr. Yandri Naldi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wanita mengalami menopause. Namun tidak seperti menopause pada

PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat pesat, Populasi ayam lokal pada tahun 2014

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Rata- rata bobot ovarium dan uterus tikus putih

BAB I PENDAHULUAN. Hormon testosteron merupakan bagian penting dalam. kesehatan pria. Testosteron memiliki fungsi utama dalam

PENGARUH EKSTRAK ETANOL HERBA PURWOCENG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk. dalam kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable

UJI KUALITAS SPERMATOZOID MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia L.)

BAB I PENDAHULUAN. Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk. atau Pimpinella alpine Molk.

LAMA PEMULIHAN VIABILITAS SPERMATOZOA MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

kontrasepsi untuk kaum pria supaya kaum pria memiliki alternatif penggunaan alat kontrasepsi sesuai dengan pilihannya. Berdasarkan fakta di atas,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia saat ini, banyak sekali pasangan suami istri yang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

statistik menunjukkan bahwa 58% penyakit diabetes dan 21% penyakit jantung yang kronik terjadi pada individu dengan BMI di atas 21 (World Heart

I. PENDAHULUAN. pernah mengalami masalah infertilitas ini semasa usia reproduksinya dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak selalu diidentikkan semata-mata untuk menghasilkan keturunan (prokreasi),

Efek Spermatogenesis Dan Aprodisiaka Herba Purwoceng (Pimpinella alpina K. D. S.) Pasar Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan peningkatan produksi dan pemakaian pestisida telah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah suatu periode dalam hidup manusia. dimana terjadi transisi secara fisik dan psikologis yang

TINJAUAN PUSTAKA Ikan Nila ( Oreochromis niloticus

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki fase kehidupan sejak lahir di dunia yang akan dilalui oleh seluruh umat manusia, meliputi lahir, masa kanak-kanak, remaja, dewasa hingga sebelum kematiannya akan mengalami masa penuaan. Fase kehidupan seperti ini ini tidak dapat dihindari dan pasti akan dialami oleh setiap manusia. Hingga saat ini, penuaan masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar manusia, karena rendahnya kualitas hidup. Selama ini penuaan identik dengan hari-hari yang kurang menyenangkan karena manusia akan di hadapkan pada berbagai keluhan, penyakit degeneratif, dan menurunnya kualitas hidup. Penuaan merupakan penurunan fungsi biologik dari usia kronologik (Fowler, 2003), suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan secara perlahan-lahan untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan struktur, serta fungsi normalnya. Akibatnya tubuh tidak dapat bertahan terhadap kerusakan atau memperbaiki kerusakan tersebut (Cunningham, 2003). Penuaan dapat ditandai dengan penurunan energi, massa otot, dan gangguan kognitif (Null, 2006). Saat ini, pandangan terhadap proses penuaan telah mengalami pergeseran. Proses penuaan dapat dicegah, diobati dan dikembalikan ke keadaan semula (Pangkahila, 2007). Penyakit dan disabilitas dahulu dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dihindari dari suatu proses tumbuh kembang, akan tetapi hal ini tidak lagi dianggap benar. Proses penuaan memang meningkatkan risiko untuk munculnya masalah-masalah kesehatan, tetapi banyak orang-orang tua yang masih

sehat dan aktif pada usia lanjut. Upaya-upaya untuk memperlambat proses penuaan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan usia harapan hidup tetapi juga usia harapan hidup aktif, yaitu kondisi bebas penyakit meskipun di usia lanjut. (NIH, 2010). Beberapa hormon akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Penurunan ini akan menimbulkan berbagai tanda dan keluhan. Beberapa hormon yang pasti menurun kadarnya seiring dengan bertambahnya usia adalah testosteron, estrogen dan progesteron, dehydroepiandrosterone (DHEA), melatonin, triiodothyronine (T3), human growth hormone (HGH) dan Insulinelike Growth Factor-1 (IGF-1) (Goldmann and Klatz, 2007; Pangkahila, 2011). Testosteron adalah salah satu hormon steroid dari androgen yang ada pada manusia. Secara umum terdapat 2 macam efek Testosteron terhadap tubuh yaitu efek anabolik (pertumbuhan) dan efek androgenik (pematangan organ seksual). Efek androgenik meliputi: pematangan organ seks, terutama penis dan pembentukan skrotum, pendalaman suara, pertumbuhan janggut dan ketiak rambut. Secara umum testosteron banyak berperan dalam pembentukan karakteristik seks sekunder laki-laki (Bhasin et al., 2001). Kekurangan testosteron pada pria yang mengalami penuaan sering dikaitkan dengan hilangnya libido, disfungsi ereksi, depresi, penurunan kemampuan kognitif, lesu, osteoporosis, dan hilangnya massa otot dan kekuatan. Gejala-gejala ini secara kolektif dikenal sebagai masa andropause, atau Androgen Deficiency in The Aging Male (ADAM), dan Partial Androgen Deficiency In The

Aging Male (PADAM) sindrom ini cenderung menjadi lebih parah semakin bertambahnya usia (Rajfer, 2003). Terjadi perubahan degeneratif pada hipotalamus dan testis dengan bertambahnya usia, yang memberikan kontribusi terhadap hipogonadisme pada pria. Respon regulasi menurunnya kadar LH yang akan diikuti dengan menurunnya kadar Terstosteron menjadi kurang sensitive dengan bertambahnya usia (Veldhuis et al., 2001). Hal ini mungkin karena kegagalan hipotalamus untuk menghasilkan GnRH (Mulligan et al., 2006). Penelitian menunjukkan bahwa penurunan kadar Testosteron dapat menyebabkan berbagai perubahan fisik dan mental yang berhubungan dengan proses penuaan (Raynor et al., 2007). Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar dengan sekitar 30.000 jenis tanaman dan lebih dari 940 jenis tanaman obat (Akib, 2006). Sebagian besar hanya berdasarkan pengalaman turun temurun, sehingga pemakaiannya kurang jelas efektivitasnya, dosis, efek samping maupun toksisitasnya, sehingga perlu dilakukan upaya ilmiah agar pemakaian obat tradisional dapat tepat dosis dan memenuhi kaidah ilmiah. Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) merupakan salah satu tanaman herbal yang banyak terdapat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand,

Laos, Kamboja dan Vietnam (Hassanah et al., 2006). Pasak Bumi dikenal di Indonesia, di Vietnam dikenal dengan Cay Ba Binh, Bahrain menyebutnya dengan Longir Siam dan di Thailand dikenal dengan nama Tung Sawa (Goreja, 2004). Beberapa penelitian membuktikan bahwa ekstrak akar Pasak Bumi berpengaruh terhadap fertilitas pada tikus jantan, diantaranya ekstrak methanol akar Pasak Bumi dosis 200 mg/kgbb dapat meningkatkan jumlah sel sperma, sel Sertoli. Selain itu laporan menyebutkan bahwa Pasak Bumi pada hewan coba terbukti mampu meningkatkan aktivitas seksual (Ang dan Ngai, 2001; Ang dan Lee, 2002a; 2002b; Ang et al., 2000, 2003a, 2003b). Pasak Bumi memiliki efek untuk meningkatkan kadar hormon Testosteron pada dosis tertentu (Tambi, 2012). Pemberian Pasak Bumi pada pria dengan infertilitas idiopatik mampu meningkatkan konsentrasi sperma, motilitas sperma dan morfologi sperma (Chan, 2009). Sebelumnya juga telah dilakukan penelitian pada hewan coba dengan pemberian ekstrak air akar Pasak Bumi dosis 50 mg/kgbb selama 6 hari tidak mampu meningkatkan kadar hormon Testosteron dan pemberian ekstrak air akar Pasak Bumi dosis 200 mg/kgbb selama 49 hari mampu meningkatkan kadar hormon Testosteron (Hayati, 2011). Penelitian lain dengan menggunakan ekstrak akar Pasak Bumi dosis 600 mg/kgbb selama 14 hari menunjukkan adanya peningkatan kadar hormon Testosteron total darah pada kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak akar Pasak Bumi secara oral (p<0.05). Beradasarkan hasil penelitian ini didapatkan

peningkatan kadar Testosteron pada kelompok perlakuan dari rerata 2,50±0,02 ng/ml menjadi 2,99±0,04 ng/ml setelah 14 hari perlakuan (Novianti, 2015). Purwoceng (Pimpinella alpina Molk) merupakan salah satu tumbuhan obat asli Indonesia yang diduga mempunyai efek androgenik digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk menimbulkan dorongan seksual. Penduduk sekitar dataran tinggi Dieng sejak dulu telah menggunakan tumbuhan obat ini sebagai salah satu bagian ramuan obat tradisional untuk mengobati macam-macam penyakit dan gangguan kesehatan, sedangkan ekstrak akarnya sebagai diuretika, tonika (Usmiati dan Yuliani, 2010). Beberapa penelitian telah menguji efek penggunaan akar Purwoceng pada tikus. Laporan penelitian menunjukkan bahwa tikus yang diberi ekstrak Purwoceng dengan dosis 2 ml (50 mg) dapat meningkatkan kadar LH dan Testosteron. Tikus jantan umur 90 hari dengan berat badan rata-rata 200 gram diberi ekstrak Purwoceng sebanyak 25 mg, hasilnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak dapat meningkatkan spermatogenesis dalam testis dan motilitas sperma (Taufiqqurrachman, 2012). Penelitian lain melaporkan bahwa ekstrak akar Purwoceng yang diberikan pada tikus Spraque Dawley juga dapat meningkatkan derajat spermatogenesis dalam testis, jumlah maupun motilitas spermatozoa dibandingkan dengan kontrol (tanpa pemberian purwoceng), namun cenderung tidak berbeda dengan perlakuan Pasak Bumi (Juniarto, 2004). Hasil identifikasi secara kualitatif, akar Purwoceng mengandung senyawa turunan kumarin seperti bergapten, xanthotoksin, marmesin, 6,8 dimetoksi umbelliferon dan psoralen (Hernani dan Yuliani, 1991).

Studi lain menunjukkan hasil isolasi senyawa aktif dari tanaman purwoceng terdapat Stigmasterol yaitu senyawa golongan steroida saponin yang mempunyai gugus OH terikat pada atom karbon ke - 3 dari inti siklopentanoperhidrofenantren, sehingga mampu mengadakan ikatan dengan oligosakarida (Suzery et al., 2004). Saponin steroid larut dalam air akibat ikatan glikosida yang terbentuk. Senyawa ini diduga sebagai salah satu pemicu timbulnya perilaku seksual setelah menggunakan ekstrak Purwoceng. Senyawa saponin steroid tersusun dari suatu aglikon steroid yang terikat pada suatu oligosakarida. Senyawa ini biasa digunakan sebagai bahan dasar industri pada produk hormon seks dan aktivitas anabolik (Dewick, 1997). Pada hasil analisis laboratorium Analitik Universitas Udayana 2016 didapatkan kadar phytotestosteron pada ekstrak akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) sebesar 12,17 % dan pada ekstrak akar Purwoceng (Pimpinella alpina Molk) sebesar 10,60 % (Lampiran 1). Phytotestosterone adalah kelompok ekstrak tanaman yang mampu meniru dan memperkuat aksi dari hormon Testosteron itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah pemberian ekstrak akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) oral dapat meningkatkan kadar hormon Testosteron pada tikus wistar jantan tua? 2. Apakah pemberian ekstrak akar Purwoceng (Pimpinella alpina Molk) oral dapat meningkatkan kadar hormon Testosteron pada tikus wistar jantan tua? 3. Apakah pemberian ekstrak akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) oral lebih meningkatkan kadar hormon Testosteron dibandingkan pemberian ekstrak akar Purwoceng (Pimpinella alpina Molk) oral pada tikus wistar jantan tua? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk membuktikan pemberian ekstrak akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) oral dapat meningkatkan kadar hormon Testosteron pada tikus wistar jantan tua. 2 Untuk membuktikan pemberian ekstrak akar Purwoceng (Pimpinella alpina Molk) oral dapat meningkatkan kadar hormon Testosteron pada tikus wistar jantan tua. 3 Untuk membuktikan ekstrak akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) oral lebih meningkatkan kadar hormon Testosteron dibandingkan pemberian

ekstrak akar Purwoceng (Pimpinella alpina Molk) oral pada tikus wistar jantan tua 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Ilmiah Memperbanyak informasi ilmiah terkait manfaat ekstrak akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) dan Akar Purwoceng (Pimpinella alpina Molk) terhadap kadar Testosteron total pada tikus wistar jantan tua. 1.4.2 Manfaat Praktis Memperbanyak informasi dan menawarkan ekstrak Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) dan Akar Purwoceng (Pimpinella alpina Molk) kepada masyarakat untuk mengatasi keluhan akibat proses penuaan yang terjadi karena penurunan kadar hormon Testosteron.