BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

I. PENDAHULUAN. dasarnya, manusia berkembang dari masa oral, masa kanak-kanak, masa

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibentuk. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan

I. PENDAHULUAN. luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

1. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada kesiapannya dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar.

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih,

(Skripsi) Oleh YULIANTON ASHZAR IBRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan siswa dalam belajar adalah memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik, dan juga sebaliknya, kurang baik. sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.

I. PENDAHULUAN. aktivitas hidupnya dan melanjutkan garis keturunannya. Dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. diri untuk menghadapi keadaan-keadaan tersebut (Hurlock, 1990).

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

I. PENDAHULUAN. Konsepsi manusia seutuhnya merupakan konsepsi ideal kemanusiaan yang terletak pada

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besar siswa hanya berdiam diri saja ketika guru meminta komentar mereka mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia memiliki potensi di dalam dirinya. Potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. dipercayai tentang diri sendiri akan membentuk kepribadian diri dalam berkreasi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyajian hasil penelitian ini merupakan penjelasan mengenai data hasil

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh menjadi dewasa. Menurut Hurlock (2002:108) bahwa remaja. mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

I. PENDAHULUAN. menjadi kegiatan pokok bagi setiap manusia beradap. Berhasil atau tidaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hadi Wiguna Kurniawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam hubungan antar individu sehingga interaksi yang terjadi dapat memenuhi hajat

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. ditunjukkan kepada orang lain), membuat pendengar memahami yang

1. PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana siswa berinteraksi. Lingkungan yang dimaksud adalah sekolah karena hampir

PENINGKATAN PERCAYA DIRI SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI PENDEKATAN PERSON CENTERED

I. PENDAHULUAN. siswa diharuskan aktif dalam kegiatan pembelajaran. dengan pandangan Sudjatmiko (2003: 4) yang menyatakan bahwa kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah dan menguji penyelesaian masalah secara sistematis. mampu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB II LANDASAN TOERI

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak dan semakin menguat pada masa remaja.hurlock (1980:235) kesatuan membentuk apa yang disebut sebagai konsep diri.

1. PENDAHULUAN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 mencantumkan bahwa siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

I. PENDAHULUAN. Faktor utama dalam menempuh hidup yang lebih baik adalah dengan. melaksanakan pembangunan berdasarkan iman dan takwa.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dimana ia dituntut untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. peserta tingkat pendidikan ini berusia 12 hingga 15 tahun. Dimana pada usia

I. PENDAHULUAN. secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia mengalami

maupun kelompok. Didalam menghadapi lingkungan, individu akan bersifat aktif

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugi yono, 2012). dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri untuk

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP WIYATA KARYA NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk

BAGAIMANA MENGENAL DIRI ANDA

I. PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO SAN WACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

BAB II LANDASAN TEORITIK

I. PENDAHULUAN. TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak

KONSEP STRIVING FOR SUPERIORITY PADA SISWA PENYANDANG TUNADAKSA DI SEKOLAH INKLUSIF ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. kembar identik pun masih dapat dibedakan melalui sifat-sifat non-fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan potensi dirinya. Siswa dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga dapat mengembangkan kualitas dirinya yaitu menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri dan bertanggung jawab. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis terarah pada terbentuknya kepribadian siswa. Proses pembentukan pribadi yang baik dapat dilakukan melalui komunikasi dan interaksi dengan lingkungannya. Siswa di Sekolah Menengah Pertama memasuki tahap perkembangan remaja. Di sekolah, remaja dihadapkan pada masalah penyesuain diri. Proses penyesuain diri pada remaja sering dihadapkan pada persoalan penerimaan dan penolakan dalam pergaulannya. Setiap individu juga

2 cenderung mengharapkan dirinya berkembang dan dapat menjadi lebih baik. Hal ini diperoleh apabila remaja tersebut memahami kemampuan dan segala sesuatu yang ada dalam dirinya. Untuk dapat mengetahuinya tentu remaja tersebut memiliki keyakinan dan keberanian untuk mencoba segala sesuatu. Dengan mencoba segala sesuatu remaja tersebut mengetahui dan dapat mengembangkan kemampuan yang ia miliki. Keyakinan individu terhadap dirinya timbul karena individu memiliki rasa percaya diri. Seseorang yang memiliki rasa percaya diri dapat melakukan apa pun dengan keyakinan akan berhasil, apabila ternyata gagal, seseorang tidak lantas putus asa tetapi tetap mempunyai semangat untuk mencoba lagi (Hakim 2002 : 44). Percaya diri ini menjadi bagian penting dari perkembangan kepribadian seseorang sebagai penentu bagaimana bersikap dan bertingkah laku. Suatu sikap yang akan mendorong seorang individu untuk mendekati tujuan dan keberhasilan yang akan dicapainya, tidak ada seorangpun yang tidak pernah mengalami kegagalan namun individu yang memiliki rasa percaya diri akan mampu mengatasi kegagalan tersebut dengan berusaha mencoba lagi, tidak putus asa dan tetap semangat. Menurut Hakim (2002:6) rasa percaya diri setiap orang merupakan salah satu kekuatan jiwa yang sangat menentukan berhasil tidaknya orang tersebut dalam mencapai berbagai tujuan hidupnya. Percaya diri itu tumbuh dari dalam hati seseorang, menyatu dengan jiwanya diaplikasikan dengan sikapnya. Percaya diri menuntun individu menuju kearah keberhasilan. Seperti siswa di sekolah yang dituntut untuk mampu

3 menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, berprestasi dan dapat mengatasi setiap kegagalannya. Menurut Maslow (Iswidharmanjaya, 2013:13) r asa kurang percaya diri kadang kala muncul secara tiba-tiba pada seseorang ketika melakukan sesuatu sehingga orang tersebut tidak mampu menunjukkan atau mengeluarkan kemampuan sesungguhnya secara optimal. Gambaran mengenai orang yang kurang percaya diri antara lain pesimis, ragu-ragu dan takut dalam menyampaikan gagasan, bimbang dalam menentukan pilihan dan membandingkan diri dengan orang lain Rasa percaya diri siswa yang rendah jika dibiarkan akan menghambat aktualisasi dalam kehidupannya, terutama dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dan juga akan menimbulkan masalah lain yang lebih kompleks. Rendahnya rasa percaya diri dalam belajar pada siswa SMP adalah masalah yang sering diabaikan oleh para guru, tetapi jika keadaan tersebut terus diabaikan, hal ini akan dapat berdampak negatif bagi siswa yaitu hasil belajar yang kurang optimal. Siswa dikatakan mengalami kurang percaya diri akan merasa cemas ketika menghadapi masalah dan ketika menghadapi ujian, memiliki kelemahan dalam mengikuti pelajaran, gugup ketika harus berbicara di depan banyak orang, mudah putus asa, cenderung tergantung pada orang lain, timbul sikap pengecut, dan cemas dalam menghadapi orang-orang yang baru dikenal.

4 Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 ada siswa yang menunjukkan perilaku tidak percaya diri yaitu ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaannya, ada siswa yang minder, ada siswa yang kurang mempunyai keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya saat pelajaran berlangsung, ada siswa yang kurang mampu untuk meningkatkan prestasi, dan ada siswa yang tidak mau bertanya saat diberikan kesempatan oleh guru. Rendahnya rasa percaya diri siswa ini dapat terlihat ketika ia belajar di kelas. Siswa akan merasa malu untuk menanyakan pelajaran yang ia tidak mengerti, siswa lebih memilih diam dari pada bertanya yang menurutnya pertanyaan itu memalukan dan akan ditertawakan teman-temannya, sehingga seringkali hasil ujian pada pelajaran pun kecil, selain itu juga setiap tugas yang dibebankan siswa terkadang tidak dapat menyelesaikan secara baik. Hal ini dapat disebabkan karena siswa ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan cepat terpengaruh oleh teman. Berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi siswa yang memiliki rasa percaya diri rendah perlu dilakukan upaya untuk membangun rasa percaya diri siswa. Cara membangun rasa percaya diri pada siswa dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan bimbingan kelompok. Bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat

5 memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian, dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupannya maupun orang disekitarnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosiall, sedangkan pengertian kelompok adalah dua orang atau lebih individu yang berinteraksi secara tatap muka, masing-masing menyadari keanggotaannya dalam kelompok, mengetahui dengan pasti individu-individu lain yang menjadi anggota kelompok, dan masing-masing menyadari saling ketergantungan mereka yang positif dalam mencapai tujuan bersama (Romlah,2006:8). Berdasarkan pengertian bimbingan dan kelompok diatas dapat simpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok yang ditujukan untuk mencegah masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Bimbingan kelompok salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling untuk dapat diberikan kepada siswa yang memiliki rasa percaya diri yang rendah di lingkungannya. Siswa yang mengikuti kegiatan bimbingan dan kelompok dapat secara langsung berlatih menciptakan dinamika kelompok, yaitu berlatih berbicara, mengemukakan pendapat,

6 menanggapi, mendengarkan dan belajar menerima pendapat antara satu anggota kelompok dengan anggota kelompok yang lainnya. Kegiatan ini merupakan tempat pengembangan diri dalam rangka belajar berkomunikasi secara positif dan efektif dalam kelompok kecil. Menurut Romlah (2006 : 33) proses kelompok yaitu mengacu kepada serentetan kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam kelompok atau tahaptahap kegiatan yang dilalui oleh para anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Proses kelompok juga mencakup tindakan-tindakan atau interaksi-interaksi yang terjadi dalam kelompok untuk mengembangkan dan memajukan identitas kelompok serta pengaruh kegiatan-kegiatan tersebut terhadap para anggota kelompok. Dalam kegiatan bimbingan kelompok akan memanfaatkan proses kelompok seperti berkomunikasi dan interaksi mengembangkan diri. Anggota kelompok akan memanfaatkan proses kelompok untuk melatih diri dalam mengemukakan pendapat, membahas masalah yang dialami secara tuntas, siswa dapat saling bertukar informasi, memberikan kritik dan saran serta anggota kelompok dapat memecahkan suatu masalah secara bersama-sama, dapat berbagi pengalaman dan diskusi sehingga kegiatan bimbingan kelompok menunjang perkembangan pribadi siswa yang mengarah pada peningkatan rasa percaya diri.

7 Bimbingan kelompok adalah proses belajar baik bagi pemimpin kelompok maupun anggota kelompok. Layanan bimbingan kelompok dipandang tepat untuk memberikan kontribusi pada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi terutama masalah percaya diri dan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok siswa sebagai anggota kelompok akan bersama-sama membahas topik-topik masalah mengenai cara meningkatkan percaya diri serta bagaimana cara menciptakan dinamika kelompok yang dijadikan tempat untuk mengembangkan rasa percaya diri. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka peneliti tertarik meneliti tentang Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Dalam Belajar Pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Banyak siswa yang tidak mau bertanya saat diberikan kesempatan oleh guru 2. Ada siswa yang tidak berani mengungkapkan pendapatnya pada saat ditanya oleh guru 3. Ada siswa yang tidak yakin pada kemampuan yang ia miliki.

8 3. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka agar dalam penelitian ini tidak terjadi hal yang tidak diinginkan penulis membatasi masalah pada Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri dalam Belajar pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. 4. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah: Percaya diri dalam belajar di sekolah rendah. Adapun rumusan permasalahannya adalah Apakah layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam belajar pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandar Lampung. B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dengan memperhatikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa layanan bimbingan kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam belajar.

9 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut : a. Secara teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsepkonsep bimbingan, khususnya kajian Bimbingan Konseling yaitu penggunaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam belajar pada siswa. b. Secara praktis Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu sumbangan informasi dan pemikiran bagi peneliti selanjutnya dalam meningkatkan rasa percaya diri dalam belajar pada siswa melalui pelaksanaan layanan bimbingan kelompok. C. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Objek Ruang lingkup objek dari penelitian ini adalah penerapan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan rasa percaya diri dalam belajar siswa. 2. Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek dari penelitian ini adalah siswa yang memiliki rasa percaya diri rendah dalam belajar pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandar Lampung.

10 3. Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015, dengan waktu pelaksanaan dari tanggal 06-26 Mei 2015. D. Kerangka Pemikiran Percaya diri adalah suatu keyakinan yang ada pada diri seorang individu yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang siswa yang memiliki rasa percaya diri akan mampu menyelesaikan masalah yang ia hadapi, berani mengemukakan pendapat di depan umum, berani bertanya dan berani mengambil keputusan. Percaya diri sangat bermanfaat dalam kehidupan seseorang. Percaya diri ini menjadi sangat penting dalam tugas perkembangan seseorang, sebagai penentu bagaimana seseorang itu bersikap dan bertingkah laku. Menurut Hakim (2002 : 6) percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa percaya diri merupakan suatu keyakinan dan modal seorang individu untuk mencapai tujuan dalam hidupnya, dengan adanya percaya diri dalam diri seseorang dapat mampu meyakinkan dirinya sendiri dan bahkan orang disekitarnya terhadap segala

11 aspek kelebihan yang dimilikinya sehingga ia mampu mencapai kehidupan yang lebih optimis dan gembira. Namun pada kenyataannya masih banyak siswa yang tidak percaya diri sehingga ia tidak mampu meyakinkan dirinya terhadap kelebihan yang dimilikinya. Gejala perilaku yang muncul pada siswa yang memiliki rasa percaya diri rendah seperti ada siswa yang gugup saat di depan kelas, ada siswa yang ragu-ragu dalam mengambil keputusan, ada siswa yang tidak berani bertanya saat belajar di kelas, dan ada siswa yang sering menyontek saat ujian. Rasa percaya diri rendah akan menghambat seseorang dalam mengembangkan prestasi intelektualnya, keterampilan dan kemandirian serta membuat anak tersebut menghadapi masalah didalam lingkungan sosialnya. Rasa percaya diri ini tidak muncul begitu saja kepada seseorang, melainkan ada proses tertentu dalam diri seseorang sehingga bisa tercipta dan tumbuh rasa percaya diri. Secara garis besar disebutkan bahwa terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses sebagai berikut : a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai proses perkembangan b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya c. Kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri d. Pengalaman didalam menjalani aspek kehidupan (Hakim, 2002 : 6) Pendapat tersebut menyatakan bahwa terdapat proses di dalam membangun rasa percaya diri, yaitu diawali dengan terbentuknya kepribadian yang sesuai

12 dengan proses perkembangan, pemahaman seseorang tentang kelebihan dirinya, berfikir positif tentang kelemahan yang ia miliki, serta pengalaman dalam menjalani aspek kehidupannya. Melalui ke empat proses tersebut maka dapat tumbuh rasa percaya diri pada seorang individu. Menurut Maslow (Iswidharmanjaya, 2013 : 21) orang yang kurang percaya diri akan menjadi seorang pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu dalam menyampaikan gagasan, bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membandingkan dirinya dengan orang lain. Seseorang yang memiliki rasa percaya diri rendah tidak akan merasa yakin terhadap kemampuan dirinya dan tidak akan sanggup mengembangkan kemampuannya. seseorang yang tidak memiliki rasa percaya diri akan selalu merasa pesimis yang berarti mudah putus asa dalam menghadapi suatu masalah, merasa ragu-ragu, takut, bimbang serta sulit untuk menerima dirinya sendiri bahkan membandingkan dirinya dengan orang lain. Mengingat betapa pentingnya rasa percaya diri yang harus dimiliki siswa maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan rasa percaya diri. Upaya dalam meningkatkan rasa percaya diri dilakukan melalui bimbingan kelompok. Proses kelompok, yaitu interaksi dan komunikasi yang dimanfaatkan dalam bimbingan kelompok dapat menunjang perkembangan kepribadian dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerjasama kelompok guna mencapai tujuan yang ditetapkan (Winkel, 1991 : 451).

13 Pendapat tersebut menyatakan bahwa kegiatan bimbingan kelompok memungkinkan siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar anggota kelompok sehingga secara tidak langsung siswa dibantu untuk mendengarkan, berbicara menanggapi dan saling menghargai antara yang satu dengan yang lainnya. Keadaan yang demikian jika dapat dilakukan maka akan membantu siswa untuk melatih dirinya serta mengembangkan diri dalam memahami dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sehingga rasa percaya diri siswa dapat meningkat. Pemberian pendekatan layanan bimbingan kelompok juga dipilih dengan alasan melihat siswa tersebut memasuki tahap remaja. Dimana pada usia tersebut siswa cenderung memiliki kebutuhan yang kuat untuk bergaul dengan kelompok/teman sebaya. Pernyataan tersebut diperkuat dengan teori menurut: Condry, Simon, Bronfenbrenner 1968 (Santrock, 2007 : 56) bahwa dimasa remaja, relasi dengan kawan sebaya memiliki proporsi yang lebih besar dari kehidupan individu. Selama satu minggu, remaja kecil laki-laki dan perempuan meluangkan waktunya dua kali lebih banyak untuk berkumpul bersama kawan-kawan sebaya dibandingkan bersama orang tuanya. Berdasarkan uraian diatas kerangka pikir dalam penelitian ini sebagai berikut : Siswa dengan rasa percaya diri rendah Siswa dengan rasa percaya diri tinggi Bimbingan Kelompok Gambar 1.1. Paradigma Penelitian

14 E. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006 : 71). Maka hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Hipotesis Alternatif (Ha) : Layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam belajar pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandar Lampung. Hipotesis nihil (Ho) : Layanan bimbingan kelompok tidak dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam belajar pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandar Lampung.