BAB IV ANALISIS DATA. A. Pemahaman Masyarakat Desa Surabaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Mengenai Mahar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

BAB IV ANALISIS PENETAPAN JUMLAH MAHAR BAGI MASYARAKAT ISLAM SARAWAK, MALAYSIA

BAB V PEMBAHASAN. A. Praktek Dan Pemahaman Masyarakat Desa Pinggirsari Kecamatan Ngantru tentang Kafa ah Dalam Perkawinan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB I PENDAHULUAN. Makna dari mahar pernikahan yang kadang kala disebut dengan belis oleh

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

tradisi jalukan pada saat pernikahan. Jalukan adalah suatu permintaan dari pihak

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

Apakah Kawin Kontrak Itu?

ار ا خ ط ب ا خ ذ ك ى ا ي ر اأ ة ف ق ذ ر أ ر ب غ ض ي ا ذ ع ا ن ك اح ا ف ه ف ع م. )ر ا اح ذ اب دا د(

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BUYUT POTROH SEBELUM PROSESI AKAD NIKAH DI DESA

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana sempurnanya Islam. Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna,

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELARANGAN NIKAH DIKALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN JUJURAN DALAM TRADISI PERKAWINAN SUKU TIDUNG PULAU TARAKAN KALIMANTAN UTARA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. bagi rata kepada anak laki-laki dan anak perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan sesuai dengan ketentuan agama dan peraturan perundang-undangan yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

BAB IV. Analisis Hukum Positif Terhadap Pandangan Tokoh Masyarakat. Tentang Praktik Poligami Di Bulak Banteng Wetan Kecamatan. Kenjeran Kota Surabaya.

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB V ANALISIS. 1. Pendapat ulama yang Melarang Keluar Rumah dan Berhias Bagi Wanita Karier.

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN. beberapa model kerangka berfikir yang kontradiksi antara Adat dan Hukum Islam.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Hukum Poligami. Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

P E N E T A P A N Nomor 0026/Pdt.P/2013/PA Slk

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB IV ANALISIS MAṢLAḤAH TENTANG POLIGAMI TANPA MEMINTA PERSETUJUAN DARI ISTRI PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peunoh Daly, Hukum Perkawinan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1988, hlm. 104

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB I PENDAHULUAN. pasal 18B ayat 2 Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang berbunyi Negara

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan untuk meneruskan keturunan. Hal

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan. maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (Q.s. Yasin: 36).

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. semua mahluk, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Seperti firman Allah

P E N E T A P A N Nomor 20/Pdt.P/2013/PA Slk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

PENETAPAN /Pdt.P/2014/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGUASAAN TIRKAH AL-MAYYIT YANG BELUM DIBAGIKAN KEPADA AHLI WARIS

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT PARA KIAI DI DESA SIDODADI KECAMATAN BANGILAN KABUPATEN TUBAN TENTANG PEMBAGIAN HARTA WARIS MELALUI WASIAT

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB IV. Agama Bojonegoro yang menangani Perceraian Karena Pendengaran. Suami Terganggu, harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA Setelah mengadakan penelitian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini, baik penelitian yang bersifat praktek yang terdapat di Desa Surabaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur, ataupun penelitian yang bersifat teoritis, maka selanjutnya pada bab ini akan menganalisis data tersebut. A. Pemahaman Masyarakat Desa Surabaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Mengenai Pemahaman masyarakat Desa Surabaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur mengenai mahar dianggap sudah maju dan benar tetapi disisi lain justru menimbulkan permaslahan yang bisa menunda pernikahan bahkan menggagalkan pernikahan. karena banyak penyimpangan pemahaman mereka mengenai mahar yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, karena pandangan seperti itu, akhirnya tidak sedikit dari masyarakat yang meminta mahar tinggi. Adapun faktor yang melatar belakangi kurangnya pemahaman masyarakat desa tersebut antaralain faktor pendidikan yang mayoritas masyarakatnya lulusan SD. Selain itu mahar yang jumlahnya banyak, mengakibatkan perkawinan sering kali tertunda dalam jangkau waktu cukup lama bahkan perkawinan tersebut dibatalkan karena mahar yang diminta belum tercukupi. Hal itu menjadikan suatu kemudharatan. Padahal, Islam tidak menganjurkan mahar yang berlebihan karena hukum mahar dalam Islam adalah mubah (boleh) apabila kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan hal tersebut tidak menjadi masalah akan tetapi apabila salah satu diantara keduanya keberatan bahkan menggagalkan pernikahan maka hukumnya makruh.

58 ر ى ا غل ا ت غ ى غ غ ا ت غ ر ت غ ى ت غ ت غ ر ي تى غ ا غ ا ت غ ت ى غ ا غ ا ت غ ت ى غ ا غ ا غ تاى غ ا غ ل غ ا ت ت ى غ ت غ ر ي ت Fatwa dan perbedaannya terjadi menurut perubahan zaman, tempat, keadaan, dan adat istiadat. 1 Biasanya calon laki-laki tetap memenuhinya, apabila mahar yang belum mencukupi maka pernikahan tersebut ditunda dalam beberapa bulan atau tahun hingga tercukupi maharnya ada juga beberapa orang yang terpaksa harus menggagalkan pernikahannya karena mahar yang tak bisa terpenuhi, dan hal ini sangat disayangkan. Kegiatan keagamaan masyarakat setempat hanya sebatas ritual saja, seperti kegiatan rutin baca Yasin bagi bapak-bapak dan baca Al- Berjanji bangi ibu-ibu, yang mana didalamnya tidak terdapat wejangan-wejangan yang menyinggung masalah perkawinan maupun mahar. Tidak adanya binaan dengan mengadakan bimbingan seperti pendidikan agama bagi masyarakat mengenai pernikahan, yang didalamnya juga mengupas secara tuntas mulai dari hal khitbah, sampai kepada maslah mahar. Karena dengan diadakanya kegiatan seperti itu diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan masyarakat tentunya dalam memahami mahar sesuai hukum Islam dan hukum indonesia yang berlaku, yang akhirnya dapat seiring sejalan antara keduanya. sudah jelas apabila mahar tidak ada batasanya hendaknya masyarakat dapat menjadikan hukum Islam sebagai rambu-rambu dalam setiap melakukan sesuatu, yaitu sebagai sikap kehati-hatian agar tidak sampai pada hal-hal yang tidak diinginkan dan tidak pula merugikan salah satu pihak. Hasil wawancara kepada masyarakat di Desa Surabaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur tentang pengertian mahar, ternyata sedikit dari mereka yang Jilid 3 h. 149 1 Ibnu Qoyyim, I lam Al-Muwaqqi in, (Beirut: Dar Al-Fikr, 2003),

59 mengetahui tentang mahar tersebut. begitu pula mengenai syarat-syarat mahar ternyata hanya sedidikit yang mengetahuinya, karena minimnya pengetahuan dari masyarakat tersebut yang rata-rata berpendidikan menegah kebawah dan adapun masyarakat yang mengetahui mahar mereka memiliki ilmu agama dan memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari pada yang lainnya. Pada pertanyaan berikutnya mengenai macam-macam mahar banyak responned yang menjawab tidak tahu, dan hanya beberapa yang penulis anggap mendekati kebenaran. Pertanyaan mengenai hikmah disyariatkanya mahar ada beberapa orang yang jawabannya hampir mendekati, bahwa hikmah disyariatkannya mahar adalah menujukan kemuliaan seorang wanita, karena sesungguhnya nikah dan berumah tangga bukanlah main-main dan perkara yang tidak bisa dipermainkan dan ada pula pendapat hikmah disyariatkannya mahar adalah menunjukan tanggung jawab suami dalam rumah tangga dengan memberikan mafkah, untuk mendapatkan itu wajar bila suami harus mengeluarkan hartanya. Ada juga masyarakat yang tak sedikit meyakini adat kebiasaan desa setempat untuk meminta mahar yang tinggi hal ini disebabkan karena menurut mereka wajib hukumnya mengikuti apa yang sudah ada dan yang menjadi adat istiadat masyarakat tersebut. Adapun hasil wawancara peneliti kepada 15 (lima belas) orang yang dijadikan sampel masyarakat Desa Surabaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur pada penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut dengan menggunakan rumus sebagai berikut : x y 100 %

60 No Materi Tabel 4.1 Pemahaman masyarakat tentang mahar di Desa Surabaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Paham / salah (x) Tidak Paham / Tidak sah Jumlah Presentase Responden Yang Memahami Jumlah Presentase Responden Yang Tidak Paham 1. Pengertian 5orang 10 orang 33,3% 66,7 % 2. Syarat-Syarat 4 orang 11 orang 26,7% 23,3% 3. Macam-Macam 3 orang 12 orang 20% 80 % 4. Hikmah disyariatkannya mahar 2 orang 13 orang 13% 87 % Jumlah 15 orang (y) 100% 100% Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Surabaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur terhadap pemahaman mereka tentang mahar ternyata sangat sedikit sekali dari masyarakat tersebut yang benar-benar memahami pengertian mahar, syaratsyarat mahar, macam-macam mahar dan hikmah disyariatkannya mahar. Kurangnya pemahaman masyarakat Desa Surabaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur tentang mahar dilatar belakangi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, sosial, pendidikan, ekonomi dan minimnya pengetahuan masyarakat tentang agama khusunya tentang mahar.

61 B. Hukum Islam Tentang Persepsi Masyarakat Mengenai Pada dasarnya tidak ada batas dalam mahar akan tetapi Allah lebih menganjurkan kepada mahar yang ringan dan tidak memberatkan bagi laki-laki yang akan menikahinya. karena sedikit pun tidak akan menjadi masalah apabila keduanya saling ridho, sebab mahar yang sedikit lebih banyak berkahnya, dari pada yang banyak jumlahnya akan tetapi memberatkan pihak laki-laki bahkan bisa menjadi kemudharatan. Dalam Islam Allah memerintahkan umatnya untuk berpedoman kepada sifat kesederhanaan disebutkan juga dalam sabda Rasulullah Saw perempuan yang baik hati adalah yang murah maskawinnya, memudahkan dalam urusan pernikahannya, sedangkan perempuan yang celaka adalah perempuan yang maskawinnya mahal, sulit perkawinannya dan buruk ahlaknnya. Ini berarti, hendaknya kita berpedoman pada sifat kesederhanaan, dan dipertegas dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) dalam Pasal 31 yang berbunyi : penentuan mahar berdasarkan atas dasar kesederhanaan dan kemudahan yang dianjurkan oleh ajaran Islam. Mana kala beban biaya pernikahan itu semakin sederhana dan mudah, maka semakin mudahlah penyelamatan terhadap kesucian kehormatan laki-laki dan wanita, semakin berkurang pulalah perbuatan keji (zina) dan kemungkaran. Dan sebaliknya semakin besar dan tinggi beban perkawinan dan semakin ketat mempermahal mahar maka semakin berkuranglah perkawinan, dan meningkatnya perzinahan. غ غ اى غ غ غ غ اى غ غ ت

62 Tidak boleh memudaratkan diri sendiri dan tidak boleh memudharatkan orang lain. 2 Melihat penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasanya mahar hendaklah bersifat sedehana dan tidak berlebihan, karena sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik, oleh karenanya mahar hendaklah disesuaikan dengan kemampuan dari pihak laki-laki. Sebagaimana Firman Allah dalam QS. Al- Baqarah (2) : 286 Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. 3 disebutkan juga dalam hadits sebagai berikut. ى غ ا ا ت ر ر هن ى غ ي ا غ س ر ر هن ى غ ص غ ق (ى طرب ىين) Sebaik-baik wanita ialah yang paling ringan maskawinnya. (HR. Athabrani) 4 Akan tetapi kebanyakan dari masyarakat hanya berfokus pada kebiasaan adat setempat yang ada didesa surabaya udik, calon laki-laki akan berusaha memenuhi mahar yang jumlahnya tinggi, yang mengekibatkan perkawinan sering kali tertunda dalam jangkau waktu cukup lama, dikarenakan mahar yang belum tercukupi. Tanpa disadari masyarakat Desa Surabaya Udik Sukadana Kabupaten Lampung Timur sudah melanggar Pasal 31 yang 2 Djazuli Ilmu Fiqih Penggaliaan,Perkembangan Dan Penerapan Hukum Islam Edisi Revisi Cetakan Ke7 (Prenada Media Group Jakarta 2010), h. 110 3 Departemen Agama Ri, Al-Qur an Dan Terjemahnya (Bogor : Syaamil Qur an, 2007), h.49. 4 Muhammad Faiz Almath 1100 Hadits Terpilih (Jakarta, Gema Insani: 1991), h. 228

63 berbunyi: penentuan mahar berdasarkan atas asas kesederhanaan dan kemudahan yang dianjurkan oleh ajaran Islam. Oleh karena itu mahar hendaklah tidak memberatkan calon laki-laki, atau bahkan sampai menggagalkan pernikahan. Lainhalnya yang dilakukan oleh adat orangorang non muslim, dimana mahar berarti menjual anak perempuan kepada seorang suami atau menghargakan dengan sejumlah tertentu untuk dibeli oleh seorang calon suami. jadi anggapan masyarakat Desa Surabaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur tentang pemahaman mahar salah karena mahar yang sebenarnya adalah pemberian wajib bagi calon laki-laki kepada calon perempuan yang akan dinikahinya sebagai pemberian dengan penuh kerelaan atau sebagai tanda cinta dan tanggung jawab dalam membina rumah tangga. Seharusnya Peraturan yang telah ada dalam Islam pun harus dipahami secara mendalam dan tetap harus ditaati sebagai dasar untuk bersikap hati-hati dalam melakukan sesuatu.