BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rokok pada remaja yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi seluruh dunia sejak satu dekade yang lalu (Mayasari, 2007). Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

HUBUNGAN ANTARA IKLAN ROKOK DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA (Studi Kasus di SMA Negeri 4 Semarang) ARTIKEL ILMIAH

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latarbelakang. merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein &

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Lusia Salmawati, Rasyika Nurul, Febrina D.: 18-26) 18

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS XI DI SMK TUNAS BANGSA SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PAPARAN MEDIA IKLAN DAN PERSEPSI DENGAN TINGKAT PERILAKU MEROKOK SISWA SMK

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat didefinisikan sebagai perilaku penggunaan tembakau yang menetap, biasanya lebih

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang bisa membuat. ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

commit to user BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian tentang hubungan serangan asma dengan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

Hubungan Terpaan Gambar Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Motivasi dari Pasangan Terhadap Upaya untuk Berhenti Merokok

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kebiasan merokok adalah pemandangan yang tidak. asing lagi untuk kita lihat. Menurut laporan WHO (2002),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. utama kanker di dunia. Survei dari WHO 8,2 juta orang meninggal kerena

Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

BAB I PENDAHULUAN. Fawzani dan Triratnawati (2005), masalah rokok juga menjadi persoalan

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK DI KELURAHAN SAWAH BESAR RW VII. Manuscript

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku merokok tidak mengenal batasan usia mulai dari kalangan remaja,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

HUBUNGAN POLA ASUH KELUARGA TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PRIA DI DESA KENTENG KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia khususnya dikalangan pelajar. Walaupun sudah

POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahkam teradi kecenderungan usia mullai merokok yang semakin muda.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

Keywords: Smoking Habits of Students, Parents, Friends, Ads

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN JATI KOTA PADANG TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir di setiap kalangan masyarakat adalah perilaku merokok. Rokok tidaklah suatu hal yang baru dan asing lagi di masyarakat, baik itu laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda. Orang merokok mudah ditemui, seperti di rumah, kantor, cafe, tempat-tempat umum, di dalam kendaraan, bahkan di sekolah-sekolah. Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan baik si perokokmaupun orang di sekelilingnya. Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat di tolelir oleh masyarakat. Rokok secara luas telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Adapun penyebab kematian utama para perokok adalah kanker, penyakit jantung, paru-paru, dan stroke (Fawzani & Triratnawati, 2005). Banyak diungkapkan oleh berbagai kalangan penelititentang berbagai bahaya rokok bagi kesehatan, para perokok seakan-akan tidak peduli terhadap hasil berbagai penelitian itu. Laporan World Health Organization(WHO) tahun 2008 menyatakan bahwa lebih dari lima juta orang meninggal karena penyakit yang di sebabkan rokok. Hal ini berarti setiap satu menit tidak kurang sembilan orang meninggal akibat racun pada rokok atau dalam setiap 1

2 enam detik di dunia ini akan terjadi satu kasus kematian akibat rokok. Pada tahun 2030 diperkirakan lebih dari 80% kematian akibat rokok terjadi di negara-negara berkembang. Meningkatnya prevalensi merokok menyebabkan masalah rokok menjadi semakin serius. Jumlah perokok dunia mencapai 1,35 miliar orang (WHO,2008). Di negara-negara berkembang, seperti di Indonesia jumlah perokok dari waktu ke waktu semakin meningkat. Pada tahun 1995 pravalensi perokok penduduk> 15 tahun adalah 26,9. Pada tahun 2001 meningkat menjadi 31,5 (Lensa Indonesia, 2011). Pada tahun 2007 mencapai 34,2 (Riskesdas,2007), kemudian pada tahun 2010 meningkat lagi menjadi 34,7 (Riskesdas, 2010). Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia. Dari data World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, dapat disimpulkan bahwa Indonesia menempati urutan ketiga setelah China dan India pada sepuluh negara perokok terbesar dunia. Jumlah perokok Indonesia mencapai 65 juta penduduk. Sementara itu China mencapai 390 juta perokok dan India 144 juta perokok (Endrawanch, 2009). Perokok di masyarakat Indonesia ternyata tidak hanya di kalangan dewasa saja, namun sudah merambat kekalangan remaja. Data WHO tahun 2008 menyebutkan bahwa 63% pria adalah perokok dan 4,5% wanita adalah perokok. Sedangkan statistik dari remaja Indonesia yaitu 24,1% remaja lakilaki adalah perokok dan 4,0% remaja wanita adalah perokok.

3 Dari data WHO terhadap perokok di Indonesia memperlihatkan bahwa prevalensi perokok laki-laki jauh lebih tinggi dari pada perokok wanita. Demikian juga halnya di provinsi Jawa Tengah. Presentase perokok laki-laki yang merokok setiap hari adalah 52,4% dari jumlah penduduk laki-laki sedangkan perokok wanita yaitu 2,1% dari jumlah penduduk wanita (Riskesdas, 2010). Jika diuraikan menurut umur, prevalensi paling tinggi Menurut hasil Riskesdas tahun 2010 adalah pada umur 15-19 tahun atau seusia remaja di Sekolah Menengah Atas (SMA). Menurut Kurt Lewin (dalam Komalasari & Helmi, 2000), banyak alasan yang melatarbelakangi seorang remaja merokok. Perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri,juga disebabkan oleh faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja adalah faktor teman sebaya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana tahun 2011 terhadap remaja di SMP dan SMA Jakarta menunjukan bahwa sebesar 56,1% teman sebaya berpengaruh pada perilaku merokok pada remaja. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Rosmala,dkk pada siswa SMP As-Syafiahtahun 2003 menunjukan bahwa faktor teman sebaya adalah faktor kedua yang sangat mempengaruhi remaja untuk merokok yaitu sebesar 49,6%, dengan faktor pertamanya adalah faktor keluarga yaitu sebesar 50%. Pengaruh lingkungan dari teman sebaya juga memberi peran yang sangat besar terhadap perkembangan kepribadian remaja termasuk salah

4 satunya adalah perilaku merokok. Menurut Ahmadi (2004) kelompok teman sebaya merupakan faktor penting yang mempengaruhi perilaku remaja, mengingat semakin dominannya peran kelompok sebaya daripada orangtua pada usia-usia remaja atau menjelang dewasa, dibandingkan masa-masa sebelumnya. Kelompok teman sebaya menyediakan suatu lingkungan, yaitu dunia tempat remaja dapat melakukan sosialisasi dengan nilai yang berlaku, bukan lagi nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan oleh teman seusianya, dan tempat dalam rangka remaja menemukan jati dirinya. Namun apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai negatif, maka akan menimbulkan bahaya bagi perkembangan jiwa remaja (Kartono,2006). Kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya juga merupakan akibat melemahnya ikatan remaja dengan orangtua, sekolah dan norma-norma konvensional (Sihite, 2007). Selain itu banyaknya waktu yang diluangkan remaja diluar rumah bersama dengan teman-teman sebayanya dari padadengan orangtuanya adalah salah satu alasan pokok pentingnya peran teman sebaya bagi remaja. Peranan penting kelompok teman sebaya terhadap remaja terutama berkaitan dengan sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku. Remaja seringkali menilai bahwa bila dirinya memakai model pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang populer, maka kesempatan baginya untuk diterima oleh kelompok menjadi besar. Demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum alkhohol, obat-obatan terlarang

5 atau merokok, maka remaja cenderung mengikutinya tanpa mempedulikan perasaannya sendiri dan akibatnya. Faktor lain yang mendorong dan mempengaruhi remaja untuk merokok, sala satunya adalah iklan. Iklan merupakan suatu media untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat terhadap suatu produk dan iklan memiliki fungsi untuk menyampaikan informasi, membujuk, atau untuk mengingatkan masyarakat terhadap produk rokok (Agung, 2010). Agung (2010) menambahkan dalam penelitianya menyatakan bahwa dengan melihat iklan yang ada di televisi dan media massa, remaja mulai mengenal dan mencoba untuk merokok karena gencarnya iklan rokok yang beredar di masyarakat, ditambah dengan adanya image yang dibentuk oleh iklan rokok sehingga terlihat seakan orang yang merokok adalah orang yang sukses dan tangguh yang dapat melalui rintangan apapun. Faktor keterpaparan iklan (media massa) berpengaruh terhadap perilaku remaja untuk merokok. Remaja dengan melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. Penelitian Setyowati (2005), telah menghasilkan temuan adanya hubungan yang cukup signifikan antara keterpaparan terhadap iklan rokok dengan perilaku merokok pada remaja. Cara lain yang digunakan oleh industri rokok untuk memasarkan produk mereka adalah dengan melakukan berbagai kegiatan di lingkungan

6 sekolah. Hal ini dapat dilihat dari banyak kegiatan remaja di lingkungan sekolah seperti konser musik, pentas seni, seminar remaja danlain-lain yang disponsori oleh rokok. Industri rokok bahkan berani melakukan promosi rokok secara langsung dengan membagikan rokok gratis pada remaja dan membagikan hadiah berupa pemantik dan merchandise mereka sebagai bentuk kerjasama sponsor. Hal ini terlihat saat menjadi sponsor diberbagai acara yang berhubungan dengan remaja seperti menjadi sponsor olahraga maupun konser yang kebanyakan penontonnya adalah remaja (Crofton, 2009). Iklan, promosi, ataupun sponsor merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para produsen rokok untuk mempermudah produsen rokok dalam mempengaruhi remaja dan anak-anak. Pengaruh iklan sangat mempengaruhi dalam kehidupan remaja. Terkadang remaja yang menjadi perokok pemula tersrbut akibat melihat iklan rokok di lingkungan mereka, karena remaja belum mengerti benar mengenai bahaya yang di sebabkan oleh perokok ataupun penyakit yang dapat timbul karena rokok, sehingga orang tua dapat memberi pemahaman terhadap anak-anaknya tentang merokok (Wawan & dewi, 2010). Kebiasaan merokok pada seorang remaja sendiri memerlukan perhatian yang besar dari pemerintah. Penurunan sumber daya manusia dimasa yang akan daatang menjadi sesuatu hal yang tidak mustahil terjadi yang disebabkan karena remaja terbiasa dengan perilaku yang tidak sehat. SMK YPT I Purbalingga adalah salah satu sekolah menengah kejuruan yang

7 ada di Purbalingga dengan jumlah 5 kejuruan yaitu TKJ sebanyak 40 siswa, TI sebanyak 39 siswa, TFL sebanyak 43 siswa, TPBO sebanyak 78, TKR sebanyak 266 siswa. Penelitian pengambilan jumlah populasi yang terbanyak dari kelima kejuruan tersebut yaitu kejuruan TKR sebanyak 266 siswa. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMK YPT I Purbalingga didapatkan 10 orang siswa kelas 1 pada saat class meetting terdapat 3 (30%) mereka mengaku bahwa alasan merokok karena ingin terlihat lebih jantan seperti yang ada di iklan rokok, 5 (50%) siswa yang mengaku alasan merokok karena ajakan dari teman, dan 2 (20%) siswa yang mengaku alasan mereka merokok karena ingin mencari kesenangan saat menghadapi masalah yang sulit. Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan kelompok teman sebaya dan iklan rokok dengan perilaku merokok pada remaja (kelas 10) SMK YPT 1 Purbalingga? B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka timbul pertanyaan penelitian: Adakah hubungan antara kelompok teman sebaya, iklan rokok dengan perilaku merokok pada remaja(kelas 10)di SMKYPT 1 PURBALINGGA C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan antara kelompokteman sebaya, iklan rokok dengan perilaku merokok pada remaja (kelas 10) di SMK YPT 1 PURBALINGGA

8 2. Tujuan khusus 1. Mengetahui peran teman sebaya pada remaja SMK YPT 1 Purbalingga 2. Mengetahui ketertarikan iklan rokok pada remaja SMK YPT 1 Purbalingga 3. Mengetahui perilaku merokok pada remaja SMK YPT 1 Purbalingga 4. Menganalisa hubungan antara teman sebaya dengan perilaku merokok pada remaja SMK YPT 1 Purbalingga 5. Menganalisa hubungan antara iklan rokok dengan perilaku merokok pada remaja SMK YPT 1 Purbalingga D. Manfaat penelitian a. Bagi responden Memberikan informasi kepada siswa SMK YPT 1 Purbalingga mengenai pengaruh teman sebaya dan iklan rokok terhadap perilaku merokok pada remaja b. Bagi SMK YPT 1 Purbalingga Memberikan tambahan pustaka sekolah dengan informasi mengenai pengaruh teman sebaya dan perilaku merokok pada remaja. c. Bagi peneliti Sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis selanjutnya dan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan, yang telah diperoleh diperkuliahan.

9 E. Penelitian terkait 1. Ariani (2011) Dengan judul penelitian hubungan antara iklan rokok dengan sikap dan perilaku merokok pada remaja.tujuan penelitian ini yaitu menganalisis hubungan antara iklan rokok sengan sikap dan perilaku merokok pada remaja yang bersekolah di SMA Negeri 4 Semarang.Desain studi adalah penelitian observasional yang dilakukan dengan pendekatancross sectional.penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Semarang.Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling dan didapatkan jumlah responden sebanyak 55 orang.data dikumpulkan dengan menggunakan angket, yang diisi oleh para responden pada jam sekolah. Analisis data diolah dengan SPSS for window dengan uji signifikan p<0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 56,4% siswa memiliki sikap tidak baik, dan 38,2% siswa merupakan perilaku merokok sedang. Kemudian analisis hubungan antara iklan terhadap sikap merokokpada siswa SMA Negeri 4 Semarang didapatkan nilai signifikan p adalah 0,002.Analisis hubungan antara iklan terhadap perilaku merokok pada siswa SMA Negeri 4 Semarang didapatkan nilai signifikan p adalah 0,311. 2. Ariana Uswatun Hasanah, Sulastri (2011) Dengan judul penelitian adalah hubungan antara dukungan orang tua, teman sebaya, iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa laki-laki madrasah aliyah negeri 2 boyolali. Tujuan penelitian ini untuk

10 mengetahui hubungan antara dukungan orang tua, teman sebaya, iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa laki-laki madrasah aliyah negeri 2 boyolali. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. Penelitian ini menggunakan metode simple random sampling dengan jumlah sampel 89 responden. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji korelasi Chi Square. Hasil penelitian menunjukan: (1) terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dengan perilaku merokok pada siswa laki-laki Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali dengan kategori hubungan kurang kuat, (2) terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa laki-laki Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali dengan kategori hubungan kuat, (3) terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa laki-laki Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali dengan kategori cukup kuat. 3. Indah Permatasari dan Wahyuni (2011) Dengan judul penelitian Hubungan pola asuh keluarga dan lingkungan teman sebaya dengan perilaku merokok pada remaja usia 11-20 tahun di desa nambuhan kecamatan purwodadi kota purwodadi kabupaten grobogan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis Hubungan pola asuh keluarga dan lingkungan teman sebaya dengan perilaku merokok pada remaja usia 11-20 tahun di desa nambuhan kecamatan purwodadi

11 kota purwodadi kabupaten grobogan. Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Analisa data yang digunakan adalah chi-square dan regresi logistik dan jumlah sampel yang digunakan sebanyakn 73 responden, hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja adalah = 10.270 dengan taraf signifikan hitung (Pvalue=0,001) sedangkan hubungan teman sebaya dengan perilaku merokok pada remaja adalah = 18.850 dengan taraf signifikan hitung (Pvalue=0,000). Berdasarkan hasil regresi logistik variabel bebas yang paling berbengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja yaitu variabel lingkungan teman sebaya dengan nilai OR 9.165.