BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sartono (2008: 281) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Debt To Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR)

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dividen sebelumnya sudah pernah dilakukan penelitian tersebut antara lain :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Tinjauan Pustaka. baik dalam bentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang paling tidak,

BAB II KAJIAN TEORI. dividen non kas (Mahmud M Hanafi, 2014:361). Dividen kas (cash dividend)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi pengembalian investasi pada equity securities pada perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II LANDASAN TEORI. A. Teori yang Relevan dengan Kebijakan Deviden. bahwa teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen (manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

4.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perusahaan adalah memberi keuntungan yang maksimal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Sesuai dari judul skripsi ini yaitu pengaruh likuiditas, leverage,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham dan akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam melakukan investasi, setiap investor perlu mempertimbangkan

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Bab ini akan menguraikan dan membahas mengenai tinjauan pustaka yang relevan dengan topik penelitian. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan bahan rujukan oleh penulis diantaranya adalah sebagai berikut : 2.1.1 RB Atok Risaptoko, 2007 Peneliti mengambil judul penelitian Analisis pengaruh Cash Ratio, Debt to Total Asset Ratio, Asset Growth, Firm Size dan Return On Asset terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di BEJ. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial dari Cash Ratio, Debt to Total Asset Ratio, Asset Growth, Firm Size dan Return On Asset terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan yang ada di BEJ. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang diambil dari Indonesia Capital Market Directory 2010 (ICMD 2006). Data yang digunakan untuk analisis ini adalah 41 perusahaan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta dari tahun 2002-2005. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan persamaan kuadrat terkecil, uji F, Uji t dan Uji asumsi klasik. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian Atok Risaptoko menunjukkan bahwa : 1. Pengujian secara simultan : 8

9 Bahwa variabel independen yang terdiri dari Cash Ratio, Debt to Total Asset Ratio, Asset Growth, Firm Size dan Return On Asset secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent Dividend Payout Ratio. 2. Pengujian secara Parsial : a. Bahwa variabel Cash Ratio dan Debt to Total Asset Ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. b. Bahwa variabel Asset Growth, Firm Size dan Return On Asset tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya untuk rasio solvabilitas diukur menggunakan Debt to Total Asset Ratio, sedangkan pada penelitian sekarang rasio solvabilitas diukur dengan menggunakan Debt Equity Ratio. Persamaan penelitian terdahulu dan sekarang menggunakan variabel terikat Dividend Payout Ratio. 2.1.2 Sisca Christanty Dewi, 2008 Peneliti mengambil judul penelitian Pengaruh kepemilikan managerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah perusahaan dengan kepemilikan saham oleh manajerial dan kepemilikan institusional, kebijakan hutang dan profitabilitas yang semakin tinggi cenderung untuk menurunkan kebijakan dividen, serta apakah perusahaan besar cenderung untuk menaikkan kebijakan dividen daripada perusahaan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa laporan keuangan seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2008. Teknik analisis yang

10 digunakan adalah regresi linear berganda dan teknik samplingnya menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian Sisca Christianty Dewi menunjukkan bahwa : 1. Bahwa variabel kepemilikan managerial memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. 2. Bahwa variabel kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. 3. Bahwa variabel kebijakan hutang memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. 4. Bahwa variabel profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. 5. Bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Pada penelitian terdahulu, untuk rasio keuangan hanya menggunakan rasio profitabilitas. Sedangkan pada penelitian sekarang rasio keuangan lebih diperinci dengan menggunakan rasio solvabilitas serta rasio likuiditas. Penelitian terdahulu dan sekarang menggunakan variabel terikat kebijakan dividen. 2.1.3 Yulia Efni dan Sri Restuti, 2009 Peneliti mengambil judul penelitian Pengaruh Current ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Rentabilitas Ekonomi (RE), Return on Equity (ROE) terhadap Dividen Per Share (DPS) pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari CR, DER, RE dan ROE terhadap DPS pada Perusahaan Manufaktur yang ada di BEI

11 dan juga untuk mengetahui pengaruh signifikan dari CR, DER, RE dan ROE secara parsial terhadap DPS pada Perusahaan Manufaktur yang ada di BEI. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa laporan keuangan seluruh perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan teknik samplingnya menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian Yulia Efni dan Sri Restuti menunjukkan bahwa : 1. Pengujian secara simultan : Bahwa variabel independent yang terdiri dari CR, DER, RE dan ROE secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent DPS. 2. Pengujian secara Parsial : a. Bahwa variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Rentabilitas Ekonomi (RE) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividen Per Share (DPS). b. Bahwa variabel Return on Equity (ROE) memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividen Per Share (DPS). Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya untuk rasio likuiditas diukur dengan menggunakan variabel current ratio dan rasio profitabilitas menggunakan variabel rentabilitas ekonomi. Adapun pada penelitian sekarang rasio likuiditas diukur dengan menggunakan variabel cash ratio dan rasio profitabilitas menggunakan variabel return on asset. Persamaan penelitian terdahulu dan sekarang menguji secara parsial dan juga simultan.

12 2.1.3 Danang P. Muhammad dan Aris Sunindyo, 2010 Peneliti mengambil judul penelitian Analisis pengaruh Current ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Assets (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Perbankan Go Public di BEI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari CR, DER, ROA terhadap DPR pada Perusahaan Perbankan yang ada di BEI dan juga untuk mengetahui pengaruh signifikan dari CR, DER dan ROA secara parsial terhadap DPR pada Perusahaan Perbankan yang ada di BEI. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang diambil dari Indonesia Capital Market Directory 2010 (ICMD 2010). Data yang digunakan untuk analisis ini adalah 8 perusahaan perbankan yang Go Public di PT. Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006-2010. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan teknik samplingnya menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian DP Muhammad dan Aris Sunindyo menunjukkan bahwa : 1. Pengujian secara simultan : Bahwa variabel independen yang terdiri dari CR, DER dan ROA secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent DPR. 2. Pengujian secara Parsial : a. Bahwa variabel Current Ratio (CR) memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. b. Bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio

13 c. Bahwa variabel Return on Asset (ROA) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya untuk rasio likuiditas diukur dengan menggunakan variabel current ratio dan rasio profitabilitas menggunakan variabel return on asset. Adapun pada penelitian sekarang rasio likuiditas diukur dengan menggunakan variabel cash ratio dan rasio profitabilitas menggunakan variabel return on asset. Persamaan penelitian terdahulu dan sekarang menguji secara parsial dan juga simultan dan menggunakan variabel terikat kebijakan dividen. Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya disajikan pada tabel 2.1 berikut : Tabel 2.1 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENELITIAN Atok Risaptoko Christanty Dewi Kebijakan dividen Kebijakan dividen CR Kepemilikan DAR Managerial Asset Growth Institusional Firm Size Kebijakan ROA Hutang Profitabilitas Ukuran Perusahaan 2002-2005 Tahun 2002-2008 Perusahaan di Perusahaan di BEJ BEI Teknis Regresi Linier Analisis Data Berganda Purposive Purposive Sampling Sampling DP Muhammad dan Aris Sunindyo CR DER ROA Kebijakan dividen Yulia Efni Sri Restuti Kebijakan dividen CR DER RE ROE Penelitian Sekarang Kebijakan dividen CR DER ROA 2006-2010 2003-2005 2009 2011 Perusahaan Perbankan di BEI Regresi Linear Berganda Purposive Sampling Perusahaan di BEI Regresi Linier Berganda Purposive Sampling Perusahaan di BEI Regresi Linier Berganda Purposive Sampling Sumber : Atok Risaptoko (2007), Sisca Christanty Dewi (2008), Yulia Efni dan Sri Restuti (2009), DP Muhammad (2010)

14 2.2 Landasan Teori Pada sub bab ini, peneliti ingin menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Landasan teori ini berisi tentang hal- hal yang terkait dengan penelitian yang dilakukan secara teoritis. Juga dikemukakan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 2.2.1 Teori Keagenan Teori keagenan menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham sering kali bertentangan sehingga dapat terjadi konflik diantaranya keduanya (Tarjo dan Hartono 2003). Untuk mengawasi dan menghalangi perilaku oportunis manager maka pemegang saham harus bersedia mengeluarkan kos pengawasan tersebut, kos tersebut disebut kos keagenan (cost agency). Agency cost dapat dikurangi dengan beberapa pendekatan diantaranya adalah dengan menggunakan kebijakan hutang dan profitabilitas. 2.2.2 Teori Ketidak Relevanan Dividen (Dividend Irrelevance Theory) Pendapat ini dikemukakan oleh Modigliani dan Miller. MM berargumentasi bahwa pembagian laba dalam bentuk dividen tidak relevan. Kebijakan dividen perusahaan tidak berpengaruh terhadap harga pasar saham dan nilai perusahaan. MM menyatakan bahwa Dividend Payout Ratio (DPR) hanya merupakan bagian kecil dari keputusan pendanaan perusahaan. DPR tidak mempengaruhi kekayaan pemegang saham. MM berargumentasi bahwa nilai sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba, hal ini terjadi pada pasar persaingan sempurna (Martono dan Harjito, 2004).

15 2.2.3 Teori Kerelevanan Dividen A. Teori Bird-in-the-Hand Pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian yang berarti mengurangi resiko yang pada gilirannya mengurangi tingkat keuntungan yang diisyaratkan pemegang saham (biaya modal = ks). Pembayaran dividen yang tinggi akan membantu ketidakpastian. Myron Gordon and John Lintner berpendapat bahwa biaya modal akan naik apabila pembagian dividen dikurangi, karena para investor lebih yakin terhadap penerimaan dari pembagian dividen daripada kenaikan modal yang akan dihasilkan dari laba ditahan. B. Teori Preferensi Pajak Teori ini mengemukakan bahwa nilai perusahaan dapat maksimal pada tingkatan pembayaran dividen (DPR) yang rendah, karena investor lebih menyukai laba ditahan dibandingkan dividen karena alasan pajak. Beberapa pertimbangan atas teori ini : 1. Investor effort to avoid taxes on dividend Menurut teori ini investor dapat menghindari pajak dengan jalan melakukan pinjaman uang yang cukup untuk menghasilkan bunga yang sama dengan setiap rupiah dividen. 2. Taxes On The Investor Secara umum apabila tingkat pajak atas dividen lebih besar daripada tingkat pajak capital gains, maka investor lebih suka bila laba ditahan, karena pajak atas capital gains tidak akan dibayar sampai saham tersebut dijual, sehingga dimasa yang akan datang nilai uangnya akan lebih rendah.

16 C. Teori Signaling Hipotesis Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti naiknya harga saham. Sebaliknya, penurunan dividen pada umumnya menyebabkan turunnya harga saham. Fenomena ini dianggap sebagai bukti bahwa investor lebih suka dividen daripada capital gains. Tetapi Modigliani dan Miller berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen diatas biasanya merupakan suatu sinyal kepada investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik dimasa mendatang. D. Teori Clientele Effect Berdasarkan teori clientele effect : 1. Kelompok (clientele) pemegang saham berbeda akan memilki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. 2. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai dividend payout ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang pada saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. 3. Jika ada perbedaan pajak bagi individu, maka kelompok pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. 2.2.4 Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos pos aktiva dan utang

17 lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut : 1. Quick Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut : 2. Cash Ratio Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dan kas equivalen yang dapat menutupi utang lancar atau kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi rasio ini, maka menunjukkan perusahaan memiliki ketersediaan dana. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut: 3. Current Ratio Rasio ini menunujukkan sejauhmana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban jangka pendek yang dimiliki perusahaan. Semakin baik perusahaan mengelola asset maka akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :

18 2.2.5 Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Beberapa rasio solvabilitas adalah sebagai berikut : 1. Debt To Total Asset Ratio (DAR) Rasio ini menunjukkan sejauhmana utang dapat ditutupi oleh aktiva. Lebih besar rasio, maka akan lebih aman (solvable). Bias juga dibaca berapa porsi utang dibanding dengan aktiva. Supaya aman porsi utang terhadap aktiva harus lebih kecil. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut : 2. Debt To Equity Ratio (DER) Rasio ini menggambarkan sampai sejauhmana modal pemilik dapat menutupi utang utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini, maka akan semakin baik. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut : 3. Debt Service Ratio (TIE) Rasio ini menggambarkan sejauhmana laba setelah dikurangi bunga dan penyusutan serta biaya non kas dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar rasio ini semakin besar kemampuan perusahaan

19 menutupi utang utang nya. Perusahaan yang sehat, laba yang diperoleh jauh melebihi kewajiban pembayaran atau pelunasan utang. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut : 2.2.6 Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan kas, modal dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio. Beberapa jenis Rasio Profitabilitas adalah sebagai berikut : 1. Net Profit Margin (NPM) Rasio ini menunjukkan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut : 2. Gross Profit Margin (GPM) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menutupi biaya biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio, perusahaan dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :

20 3. Return On Asset (ROA) Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini, maka akan semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut : 4. Return On Equity (ROE) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gains untuk pemegang saham. Semakin besar rasio ini, maka akan semakin baik. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut : 2.2.7 Dividend Payout Ratio Dividend payout ratio (DPR) merupakan persentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividen. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dengan earning per share EPS). Menurut Darmadji (2006) menyatakan bahwa rasio pembayaran dividend (payout ratio) merupakan rasio yang mengukur perbandingan dividend

21 per share terhadap laba perusahaan EPS. Sedangkan Jogiyanto Hartono (1998), menyatakan bahwa DPR diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Secara matematis DPR dapat dirumuskan sebagai berikut : Jadi DPR merupakan prosentase laba yang dibagikan kepada pemegang saham umum dari laba yang diperoleh perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi DPR yang ditetapkan oleh suatu perusahaan, maka semakin besar jumlah laba perusahaan yang akan dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham. 2.2.8 Kriteria faktor yang berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam menetapkan DPR. Faktor-faktor yang mempengaruhi dividen seperti pajak, inflasi, biaya transaksi dan preferensi pribadi membuat pertanyaan tentang bernilai atau tidaknya dividen menjadi tidak mutlak. Ada situasi saat dividen tinggi disukai dan skenario lain saat tidak adanya atau rendahnya dividen yang disukai. Dampak dari inflasi, efek klien dan isi informasi dari dividen memberikan kerangka untuk analisa pentingnya dividen. Masing-masing berguna untuk menjawab pertanyaan tentang nilai dividen dalam situasi tertentu. Namun dalam penelitian kali ini studi akan memfokuskan pada faktorfaktor yang dapat mempengaruhi penetapan DPR dari sisi rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan seperti faktor likuiditas, financial leverage, dan profitabilitas yang diproksikan dengan Cash Ratio (CR), Debt Equity Ratio

22 (DER), Return On Asset (ROA) sebagai variabel-variabel independen akan digunakan untuk memprediksi DPR sebagai variabel dependen. Berikut adalah pembahasan mengenai variabel-variabel yang dihipotesiskan berpengaruh terhadap DPR. 2.2.8.1 Pengaruh Cash Ratio (CR) terhadap Dividend Payout Ratio CR merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi CR menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya. Dengan semakin meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor. Kas dan equivalennya menunjukkan besarnya kas dan setara kas (giro dan simpanan lain yang pengambilannya tidak dibatasi oleh waktu) yang tercermin dalam neraca (sisi asset/current asset). Dengan begitu kemampuan perusahaan dalam membayar dividen akan cukup baik jika kas tersedia kapanpun. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan RB Atok Risaptoko (2007), dikemukakan bahwa variabel cash ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dividend payout ratio, yang berarti variabel cash ratio menjadi faktor penting dalam menentukan kebijakan dividen di perusahaan. 2.2.8.2 Pengaruh Debt Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout Ratio Bambang Riyanto (2001) menyatakan bahwa solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan membayar semua hutang-hutangnya. Apabila perusahaan

23 menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang mana ini berarti hanya sebagian kecil saja yang pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen (Riyanto 2001). Prihantoro (2003) menyatakan bahwa DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang secara sistematik. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal dan semakin besar beban biaya hutang yang harus dibayar perusahaan. Semakin meningkat rasio hutang maka hal tersebut berdampak pada menurunnya profit yang diperoleh peusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yulia Efni dan Sri Restuti (2009) bahwa variabel debt equity ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijkan dividen, sedangkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh DP Muhammad dan Aris Sunindyo (2010) menyatakan bahwa variabel debt equity ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dividend payout ratio yang berarti variabel debt equity ratio menjadi faktor penting dalam menentukan kebijakan dividen.

24 2.2.8.3 Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Dividen adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, yang akan dibagikan kepada para investor atau pemegang saham jika perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada para pemegang saham, adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Karena dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya DPR. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Atribut profitabilitas ini diwakili oleh tingkat keuntungan setelah pajak dibagi dengan total aset. Return On Assets (ROA) diukur dari profitabilitas/laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total investasinya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan. Parington (1989) dan Widodo (2002) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor terpenting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam DPR. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat kembalian investasi (return) semakin besar. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa return yang diterima oleh investor dapat berupa pendapatan dividen dan capital

25 gain. Dengan demikian meningkatnya ROA juga akan meningkatkan pendapatan dividen. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh RB Atok Risaptoko (2007) serta DP Muhammad dan Aris Sunindyo (2010), keduanya menyatakan bahwa variabel return on asset tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dividend payout ratio, yang berarti variabel return on asset tidak menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan kebijakan dividen. 2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Rasio Likuiditas Cash Ratio (CR) Rasio Solvabilitas Debt Equity Ratio (DER) Rasio Profitabilitas Return OnAsset (ROA) H 2 (-/+) H 3 (+) H 1 Kebijakan Dividen Dividend Payout Ratio (DPR) 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui kebenaran dari hipotesis yaitu : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas secara simultan terhadap kebijakan dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

26 2. Terdapat pengaruh rasio likuiditas dan solvabilitas terhadap kebijakan dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 3. Terdapat pengaruh positif rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.