1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden age, dimana anak mampu menyerap informasi dengan cepat. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar pertama untuk mengembangkan kemampuan kognitif, efektif, psikomotor, bahasa, sosial emosional, dan moral agama. Menurut NAEYC (National Association for the education of young children) anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya yang berada pada rentang usia 0-8 tahun Sujiono (2013:6). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab 1, pasal 1, butir 14, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia dini dari usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pendidikan untuk membantu dan merangsaang perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini itu sendiri secara jasmani dan rohani agar anak mempersiapkan diri untuk memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Upaya yang diberikan pada anak usia dini adalah dalam bentuk menstimulus, membimbing dan mengasuh serta pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak yang disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Jadi Pendidikan anak usia dini merupakan upaya yang meliputi seluruh tindakan yang diberikan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan pengasuhan, dan pendidikan pada anak dengan menciptakan lingkungan yang menyenangkan
2 dimana anak dapat mengexplor pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperoleh dari lingkungan seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan teman sebaya. Melalui cara megamati, meniru, dan bereksperimen yang berlangsung terus menerus dan berulang-ulang yang melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Secara singkat perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses atau tahapan pertumbuhan kearah yang lebih maju meliputi perkembangan fisik (koordinassi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya fikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan anak usia dini diadakan untuk merangsang setiap aspek perkembangan agar berkembang sesuai dengan tahapan usianya. Aspek-aspek perkembangan anak yang harus dikembangkan yaitu : nilai moral dan agama, fisik motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Semua aspek tersebut harus dikembangkan secara optimal sesuai dengan tahapan usia anak. Salah satunya adalah keterampilan sosial anak yang masuk dalam perkembangan sosial anak. Dengan demikian kemampuan sosial adalah kemampuan anak untuk mengelola emosi dirinya dengan orang lain yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antar sesama manusia serta kemampuan untuk mengelola emosi diri sendiri maupun orang lain sehingga ia bisa berinteraksi dengan baik dengan teman-teman sebaya atau dengan orang dewasa di lingkungan sekitarnya.
3 Faktor- faktor yang medukung kemampuan sosial anak usia dini antara lain : lingkungan keluarga, sekolah dan teman sebaya. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang sangat penting untuk perkembangan awal anak, karena disitulah anak mulai menemukan jati diri dan benar salah tingkah laku. Pola asuh orang tua dan saudaranya pada saat dirumah juga mendukung bagi perkembangan anak, jika anak selalu diberikan pembelajaran yang negatif saat dirumah, seperti anak yang menyaksikan orang tua yang bertengkar. Maka anak akan terbentuk sifat negatifnya, namun begitu sebaliknya jika perlakuan positif yang selalu di terapkan saat dirumah maka anak akan besikap positif, seperti orang tua yang selalu mengajarkan anak untuk beribadah, berbuat baik dan lain-lain. Lingkungan sekolah juga tidak kalah penting, karena di sekolah anak menemukan temanteman baru, pengalaman-pengalaman baru dan permainan baru. sekolah meupakan lingkungan ke dua bagi anak, di sekolah anak berhubungan langsung dengan pendidik PAUD dan teman sebayanya. Hubungan antara anak dengan pendidik PAUD, dan anak dengan teman sebyanya dapat mendukung pekembangan anak sosial dan emosi anak. Stimulus yang diberikan oleh pendidik PAUD terhadap anak memiliki pengaruh yang tidak sdikit guna mengoptimalkan perkembangn sosila dan emosi anak. Pendidik PAUD merupakan wakil dari orang tua mereka saat mereka ada disekolah. Pola asuh dan prilaku yang ditampilkan oleh pendidik paud dihadapan anak juga dapat mendukung pekembangan sosial dan emosinya. Contohnya jika pendidik paud mudah melakukan kekerasan, khususnya kekerasan secara fisik terhadap anak, pada saat itu anak juga akan menyelesaikan bebagai
4 masalah yang di alminya dengan kekerasan pula, pastinya hal itu dapat memperhambat sosial dan emosinya. Teman sebaya anak usia dini biasanya adalah anak yang berjenis kelamin sama, walaupun terkadang ada anak yang berbeda jenis kelamin, tetapi anak usia dini cenderung mengutamakan teman yang sama jenis kelaminya dimana anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya dengan cara langsung berhubungan dengan teman sebaya, saling berkerjasama dan didalam mengembangkan kemampuan sosial anak guru juga berperan penting untuk meningkatkan kemampuan sosial anak. Anak usia dini mempunyai karekteristik yang berbeda dan unik. Kemampuan bersosialisasi anak dapat dilihat pada saat anak berhubungan langsung dengan guru, orang tua, teman sebaya yang berada dilingkugan tempat tinggal maupun sekolah. Dalam kehidupan, keluarga merupakan lingkungan pertama untuk menentukan perkembangan sosial dan emosi bagi anak dikemudian hari. Kesibukan orang tua yang selalu bekerja dan tidak mengawasi anaknya mengakibatkan anak tidak berhubungan dengan baik di lingkungan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan disekolah maka terdapat 10 dari 18 anak yang masih kesulitan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Mereka masih belum mampu berbagi dengan teman dan tidak saling berkeja sama permasalahan ini muncul karena didasari oleh beberapa faktor penghambat yaitu kurangnya kreatifitas guru untuk menciptakan kegiatan yang menarik dan beragam bagi anak sehingga mengakibatkan minimnya kesempatan anak untuk mengeksplor dirinya yang kemudian menghambat kemampuan sosialnya.
5 Pola asuh orang tua sangat mendukung pembentukan bagaimana anak akan berkembang dan berprilaku kedepanya, seperti anak belum bisa menunjukkan sikap mau berkerjasama dengan teman sebaya atau guru pada saat proses belajar di sekolah. Anak selalu mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada di rumah seperti sedih, senang, dan marah saat disekolah dan proses pembelajaran berlangsung, sedih saat anak di tinggalkan ibunya pulang ia akan menangis bahkan diam saja tidak mau di tegur guru dan temanya kadang anak sampai mengamuk dengan membuang tas atau barang yang ada disekitarnya. Kemudian anak marah saat guru menyuruhnya untuk membuang sampah pada tempatnya, anak saling berkelahi dengan teman untuk merebutkan sebuah mainan, tempat duduk atau perhatian guru, anak saling mengejek jika temanya memiliki kekurangan karena budaya dan kebiasaan yang beragam terkadang banyak anak yang berkelahi karena anak satu dengan yang lain berbicara dengan bahasa yang berbeda-beda yang tidak dimengerti satu sama lain. Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai dasar pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu untuk pembentukan karakter, budi pekerti luhur, dan bertakwa kepada tuhan yang maha Esa. Pendidikan anak usia dini dapat dimulai di rumah atau dalam keluarga, karena didalam keluargalah anak akan terbentuk sifat dan prilakunya. Di dalam kehidupan bermasyarakat diharapkan melalui pendidikan sejak usia dini dapat menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik untuk anak, baik didalam keluarga, lingkungan sekolah dan teman sebaya, agar sikap dan perilaku anak tidak menyimpang di kemudian hari.
6 Dari latar belakang di atas maka judul penelitian ini adalah: Faktor-faktor Yang Mendukung Kemampuan Sosial Anak Usia Dini di TK Budi Mulya Kalirejo Kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun Ajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Terdapat beberapa anak yang kurang baik dalam berinteraksi. 2. Anak belum mampu berkomunikasi dengan beraneka ragam budaya suku dan agama. 3. Anak tidak mau berbagi dengan temannya dalam kegiatan bermain 4. Permainan yang kurang menarik mengakibatkan anak sulit diajak bekerjasama C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas banyak faktor yang menyebabkan masalah itu muncul. Maka penulis memfokuskan penelitian pada faktor-faktor yang mendukung kemampuan sosial anak usia dini di TK Budi Mulya Kalirejo Kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun ajaran 2015/2016. D. Perumusan Masalah dan Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah serta pembatasan masalah yang sudah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu :
7 Faktor-faktor apa saja yang bisa mendukung kemampuan sosial pada anak usia dini. Dari rumusan masalah tersebut maka di peroleh permasalahan penelitian adalah: Bagaimanakah kemampuan sosial anak ditinjau dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan teman sebaya. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktor apa saja yang mendukung kemampuan sosial anak usia dini di TK Budi Mulya Kalirejo Kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun Ajaran 2015/2016. F. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Sebagai pendorong orang tua dan guru untuk meningkatkan kemampuan sosial anak 2. Manfaat praktis a. Manfaat untuk anak Untuk memberikan pemahaman dalam kehidupan ketika bersosialisasi dengan lingkungan sekitar tempat tinggal. b. Manfaat untuk guru Agar guru memilki wawasan betapa pentingnya pengetahuan sosial anak usia dini.
8 c. Manfaat untuk sekolah Sebagai masukan bagi sekolah dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran yang baik dan bersosial tinggi.