BAB V KESIMPULAN dan SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan industri otomotif khususnya sepeda motor di Indonesia saat ini begitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya,

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. pembeda diantara pesaingnya karena perusahaan yang mengembangkan merek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aset tak terwujud dalam suatu perusahaan adalah ekuitas yang diwakili

5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW

BAB I PENDAHULUAN. mengeksploitasi sepenuhnya asset yang dimiliki untuk memaksimalkan strategi demi

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Setiap perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk

BAB I PENDAHULUAN. telah melampaui kegunaan, fungsi, dan nilai komersialnya. Konsumen tidak

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar

BAB I PENDAHULUAN. tenaga manusia, hewan, maupun mesin (Haryono:2009). Transportasi. sangat berperan dalam pembangunan secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan eksistensinya dalam dunia bisnis. Jadi manusia dalam hal ini para

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri yang dapat memikat

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat di dunia. Peta persaingan juga mulai meningkat. Banyak

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW. peningkatan taraf hidup masyarakat yang semakin tinggi, sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia adalah pasar bagi seluruh pelaku bisnis. Dunia yang tengah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi yang memadai. Saat ini jumlah sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diera perdagangan saat ini dengan semakin banyaknya kompetitor

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perkembangan dalam dunia bisnis secara otomatis telah

BAB I PENDAHULUAN. dalam memproduksi barang yang dibutuhkan, karena selain memasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan para produsen sepeda motor semakin berlomba-lomba dalam menjual sepeda

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Kekuatan merek terletak pada kemampuannya untuk. dialami oleh seorang konsumen dalam melakukan pembelian.

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah perubahan perekonomian dunia yang semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang terjadi sekarang ini menjadikan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perdagangan saat ini yang semakin ketat. Apalagi di era

BAB I PENDAHULUAN. strategi pemasaran yang efektif untuk menggaet konsumen baru dan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan jumlah kendaraan pada tahun Sumber : bps.go.id, 28 Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pertumbuhan perusahaan otomotif

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang kehidupan termasuk ekonomi, teknologi, komunikasi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri otomotif kendaraan bermotor merupakan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pada industri sepeda motor. Para produsen motor sport terus melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mobil tidak lebih efisien dibandingkan dengan sepeda motor. Hal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. keputusan pembelian pada produk notebook Toshiba di Universitas Kristen

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tingkat persaingan usaha yang cenderung ketat. mengambil langkah-langkah kunci untuk mengungguli pesaingnya.

Bab I. Pendahuluan. perusahaan. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan pada industri otomotif mengalami peningkatan yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perusahaan. Untuk dapat mengahadapi tingkat persaingan yang ketat, untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan dan selera konsumen mutlak diperlukan

Bab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan diri dalam setiap usaha pemenuhan kebutuhan konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang digunakan untuk. lebih praktis dan lebih mudah menerjang kemacetan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi negara,

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N 97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan mengembangkan keunggulan kompetitif dengan pesaingnya. Industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar

BAB I PENDAHULUAN. kecil maupaun yang sudah mapan. Bahkan bagi sebagian pebisnis, pemasaran

Gambar 1.1 Grafik Data Penjualan Sepeda Motor Sepanjang Tahun Sumber : Data AISI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan citra yang baik dan unggul bagi produknya. Setiap konsumen

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan

Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan pasar bebas yang terjadi saat ini mempengaruhi usaha

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar dalam era teknologi terjadi sangat cepat dimana fenomena

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa segmen, sehingga apa yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. relatif lebih bebas akibat dikuranginya proteksi dalam perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini

I. PENDAHULUAN. empat membuat jalanan di kota-kota menjadi terganggu arus lalu-lintasnya, tidak heran

1. Penelitian yang dilakukan Agriani (2012) dengan judul Pengaruh Brand. analisis regresi linier berganda. Adapun variabel penelitian ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

STRATEGIC BRAND COMMUNICATION

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Antony Rahardi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. volume penjualan (Wahyuni, 2008). Usaha untuk dapat memenangkan. berkembang dan berubah-ubah (Kotler, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan dunia saat ini khususnya dalam perekonomian semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis yang sudah dilakukan di bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal seperti berikut : 1. Ternyata dari metode penelitian ekuitas merek yang diterapkan pada produk jasa hotel dalam hal ini jurnal yang dipakai sebagai acuan metode eksplorasi, dapat dipakai untuk penelitian produk motor, hal ini dapat disimpulkan, karena hasil dari analisis bahwa variabel-variabel pada Perceived Quality memiliki hubungan signifikan positif dengan Brand Image maupun Brand Loyalty, hanya saja perbedaanya bila pada produk motor, Perceived Quality yang dianggap penting hubungannya dengan Brand Loyalty dan Brand Image adalah variabel Tangibility, Reliability, dan Assurance, sedangkan pada produk jasa hotel yang paling penting dan berhubungan dengan Brand Image dan Brand Loyalty adalah Tangibility, Reliability, dan emphaty, ini merupakan hal yang sangat masuk akal, produk jasa hotel harus memiliki tingkat emphaty yang tinggi agar mempengaruhi Brand Image dan Brand Loyalty, karena kinerja produk jasa sepenuhnya dilihat dari kepuasan konsumen, berbeda dengan produk motor yang lebih mementingkan Assurance daripada variabel emphaty hubungannya dengan Brand Loyalty dan Brand Image.

2. Kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu motor (atribut asosiasi merek yang menempel pada masing-masing motor) dapat dilihat dari pertanyaan Brand Image yang dibahas pada bab 4 : Untuk kesan kenyamanan, responden memilih merek motor honda, dan kedua adalah Yamaha, ketiga suzuki,, Untuk merek motor yang berkesan mewah responden memilih Yamaha, kemudian honda disini sebenarnya Yamaha lebih terkesan mewah oleh responden, karena jumlah dari responden Honda yang memilih sangat setuju motor terkesan mewah terpaut lebih besar satu angka dari merek Yamaha, sedangkan responden yang memiliki motor Yamaha hanya 40 orang dibandingkan dengan Honda 68 orang. Untuk kesan irit bahan bakar, responden memilih Honda, kemudian Yamaha, karena jumlah dari responden Honda yang memilih sangat setuju 44% dan setuju sebanyak 50%. Disini terlihat responden yang memakai motor yamaha setuju bahwa yamaha irit, tetapi tidak seyakin responden yang memakai motor honda, hanya 2,5% yang sangat setuju, 40% setuju, namun 32,5% menyatakan tidak setuju, yang artinya menurut responden yang memakai motor yamaha merasa merek yamaha tidak memiliki kesan hemat bahan bakar. Untuk kesan motor yang memiliki kesan berkecepatan tinggi, responden memilih Yamaha, kemudian honda, karena jumlah dari responden Yamaha yang memilih sangat setuju 30% dan setuju sebanyak 37,5%. Disini terlihat responden yang memakai motor honda sebesar 35,3% ragu-ragu bahwa honda memiliki

kesan motor yang berkecepatan tinggi, artinya menurut responden yang memakai motor yamaha,mereka merasa merek yamaha memiliki kesan motor berkecepatan tinggi, namun resdponden yang memakai merek honda ragu bila honda memiliki kesan motor berkecepatan tinggi. 3. Tingkat performance (kinerja persepsi kualitas) dan importance (harapan persepsi kualitas) dari tiap-tiap merek motor, dapat dilihat dari pertanyaan kuesioner Perceived Quality, untuk kesesuain kualitas motor dengan yang iklan janjikan, didapat bahwa tingkat kepuasan responden terletak pada merek motor Honda, 8,82% dari responden yang memakai motor honda sangat setuju, dan 69,11% setuju, kemudian yamaha, dan ketiga merek suzuki. Bila melihat kesesuaian harapan konsumen terhadap kualitas suku cadang asli dapat dilihat dari pertanyaan Perceived Quality 8, dari hasil tabel dapat dilihat bahwa kepuasan antara harapan dan kesesuaian konsumen terhadap kualitas suku cadang asli dipegang oleh Honda, kemudian yamaha, dan terakhir adalah suzuki. 4. Perbedaan tingkat brand loyality antara satu merek motor dengan motor lainnya dapat diwakilkan dari pertanyaan Brand Loyalty 4, dimana responden tidak akan mau mengganti merek motornya dengan merek motor lain di lain waktu, maka didapatkan hasilnya honda masih memimpin tingkat Brand Loyalty untuk kategori ini, disusul oleh yamaha dan suzuki.

5. Urutan prioritas responden dalam membeli motor didapati 32,9% responden mementingkan merek motor sebagai urutan pertama dalam hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam membeli sebuah motor, kemudian 25,7% memberi urutan pertama alasan mereka membeli motor pada bentuk body motor yang menarik, 24,3% dari responden mementingkan motor yang hemat bahan bakar untuk urutan prioritas pertama dalam membeli sepeda motor, urutan harga motor sebagai urutan pilihan pertama hanya 7,9%, ini menyatakan bahwa harga produk murah bukan kunci sukses utama dalam menjual motor, motor yang berkecepatan tinggi sebagai urutan pertama orang dalam membeli motor hanya 4,3%, berarti orang yang membeli motor dengan urutan prioritas utama adalah motor yang memiliki kecepatan tinggi hanyalah orang yang senang berkendara dengan kecepatan tinggi, untuk urutan ketersediaan suku cadang cukup mengejutkan, hanya 5% orang yang memilih ketersediaan suku cadang dalam membeli sepeda motor, maka kesimpulan yang didapat dari keseluruhan, konsumen berfikir hal utama yang menarik konsumen untuk membeli atau pertimbangan utama dalam membeli motor yang pertama yaitu merek motor yang ingin dibeli, kemudian bentuk body motor, irit bahan bakar, harga murah, kecepatan tinggi, dan urutan terakhir yang jadi pertimbangan dalam membeli sebuah sepeda motor adalah ketersediaan suku cadang. 6. Urutan motor sporty sebenarnya dibuat penulis karena banyaknya motor sporty yang dipakai oleh masyarakat sekarang, motor sporty yang tergolong mahal seperti honda CBR, kawasaki ninja RR pun sering ditemui di jalan, kedua merek

motor ini seakan berlomba-lomba dalam penjualan. Disini penulis ingin mengetahui sebenarnya diantara motor-motor sporty yang sudah dituliskan pada kuesioner, merek apakah yang akan dipilih responden paling banyak sebagai urutan pertama yang mewakili citra motor sporty. 41,4% dari responden memilih motor Honda CBR sebagai urutan nomer 1, 44,3% memilih kawasaki ninja RR sebagai motor urutan nomer 1 sebagai Brand Image motor sport, sisanya 2,9% merek bajaj pulsar, 2,9% yamaha vixion, honda tiger 4,3%, dengan data ini dapat dilihat bahwa ternyata motor Kawasaki Ninja RR lebih banyak yang memilih sebagai motor urutan nomer 1 yang memiliki Brand Image sebagai motor sporty. Alasan dari responden kebanyakan memilih motor kawasaki ninja RR karena Body desain yang lebih gagah atau besar dan responden berpersepsi bahwa motor kawasaki ninja RR lebih kencang daripada keluaran motor Honda yaitu CBR, untuk motor lain seperti motor Bajaj Pulsar dan motor yamaha vixion memiliki tingkat yang sama, namun motor honda tiger masih memimpin dari yamaha vixion dan bajaj pulsar. 5.2 Saran 1. Melihat dari tabel tingkat loyalitas konsumen, khususnya pada pertanyaan Brand Loyalty 4 dengan pertanyaan yang membahas masalah keinginan untuk mengganti merek motor di lain waktu, walau honda tetap memiliki tingkat brand loyalitas yang paling tinggi dibandingkan dengan pesaingnya, namun sebesar 32,3% responden yang memakai motor honda merasa ragu akan tetap membeli merek motor honda di lain waktu, jumlah yang memilih sangat

setuju dan setuju sebesar 36,7% memang lebih besar dari persentase keraguan, namun dalam hal ini terlihat bahwa keraguan responden memperlihatkan terbukanya kesempatan yang lebar untuk produk merek lain yang bisa menandingi honda, dalam hal ini pesaing terdekatnya yaitu merek yamaha dan suzuki. Hal ini wajar dikarenakan konsumen selalu berpindah kepada produk yang lebih baik, jadi untuk mempertahankan prestasinya Honda harus menjaga kualitas produk, tetap inovatif, dan menjaga kestabilan harga jual. 2. Kesan-kesan yang melekat pada masing-masing merek motor merupakan strength yang harus dipertahankan dan dikembangkan, itu dapat menjadi senjata ampuh diferensiasi pada persaingan dengan kompetitor, contohnya untuk kesan mewah dan kesan motor berkecepatan tinggi, produk yamaha memimpin, namun untuk kesan kenyamanan, irit bahan bakar honda memimpin, dengan mempertajam strength masing-masing produk, yang juga merupakan differensiasi produk dapat menjadi nilai jual dari masing-masing produk. 3. Untuk industri-industri termasuk industri motor dan lainnya untuk mencapai suatu brand equity yang baik sehingga mampu bertahan atau bahkan menjadi market leader dalam bidang industrinya, harus memfokuskan kinerja pada variabel Perceived Quality yang mempengaruhi Brand Loyalty dan Brand Image dan fokus kepada differensiasi yang menjadi strength dari produk,

karena hal itu yang menyebabkan konsumen membeli produk yang kita tawarkan. 4. Dalam tiap penelitian ternyata memiliki perbedaan masing-masing mengenai hal-hal yang terkait dengan pengukuran brand ekuity dari suatu merek, jurnal yang dipakai sebagai acuan eksplorasi ini memiliki perbedaan hasil apabila digunakan untuk produk barang, karena jurnal acuan menerapkan pada produk jasa hotel, namun pada intinya pengukuran brand equity ini terbukti berhasil baik pada produk jasa maupun barang,, maka untuk mengukur brand equity hal-hal didalamnya perlu dimasukkan Brand Image, Brand Loyalty, dan Perceived Quality (beserta dekomposisinya). Untuk pembaca yang ingin meneliti lebih lanjut saya sarankan untuk membahas lebih dalam pada variabel dekomposisi pada perceived quality. 5. Melihat dari analisis bab 4 mengenai urutan dalam pertimbangan membeli sepeda motor maka penting bagi industri sepeda motor untuk memperhatikan apa yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam membeli sepeda motor, dalam hal ini merek motor sebagai urutan nomer 1, ini berarti Brand Image sebagai pertimbangan utama, maka perusahaan harus meningkatkan Brand Imagenya agar produknya dapat menjadi pilihan masyarakat, kemudian urutan kedua yang dipilih yaitu bentuk body motor, urutan ini menurut analisa bab 4 lebih penting dari pertimbangan hemat bahan bakar dan harga motor murah, hal ini menandakan produsen motor harus melihat bahwa untuk meningkatkan

penjualan produk harus meningkatkan Brand Image dengan variabel-variabel perceived quality dan membuat produk dengan desain body motor yang disukai oleh konsumen atau masyarakat. 6. Setelah dilihat pada kesimpulan mengenai urutan sepeda motor sporty, maka sebaiknya produsen motor harus melihat alasan dari responden dalam memilih motor sebagai urutan nomer 1, responden kebanyakan lebih menyukai desain body kawasaki ninja RR dikarenakan lebih besar dari motor Honda CBR yang ramping, jadi terkesan motor Kawasaki Ninja RR lebih terkesan maskulin, begitupun dengan halnya Honda Tiger, diplih responden lebih tinggi daripada Yamaha Vixion dan Bajaj Pulsar karena desain Body yang lebih besar. Masukan untuk produsen motor baik Honda, Yamaha, dan Bajaj Pulsar untuk membuat desain Body yang lebih besar untuk tipe motor sporty. 7. Secara keseluruhan motor Honda masih memegang persentase yang besar dalam keseluruhan merek motor yang dipakai oleh masyarakat, kemudian kesan irit dan nyaman yang melekat harus terus dipertahankan, komunikasi pemasaran harus ditekankan pada strength yang dimiliki agar lebih tajam dalam penjualan. Untuk merek motor Yamaha terkesan lebih mewah, dan berkecepatan tinggi, dalam hal ini bisa menjadi strength untuk kompetisi di kancah pasar motor, untuk suzuki dan kawasaki masih memiliki kesamaan tingkat Brand equity, untuk saran perusahaan produsen kedua motor ini, harus memiliki strength berbeda dengan motor kompetitor yang lain dan

mengkomunikasikannya dengan baik, agar menjadi differensiasi sekaligus senjata ampuh dalam persaingan sepeda motor.