BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis yang sudah dilakukan di bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal seperti berikut : 1. Ternyata dari metode penelitian ekuitas merek yang diterapkan pada produk jasa hotel dalam hal ini jurnal yang dipakai sebagai acuan metode eksplorasi, dapat dipakai untuk penelitian produk motor, hal ini dapat disimpulkan, karena hasil dari analisis bahwa variabel-variabel pada Perceived Quality memiliki hubungan signifikan positif dengan Brand Image maupun Brand Loyalty, hanya saja perbedaanya bila pada produk motor, Perceived Quality yang dianggap penting hubungannya dengan Brand Loyalty dan Brand Image adalah variabel Tangibility, Reliability, dan Assurance, sedangkan pada produk jasa hotel yang paling penting dan berhubungan dengan Brand Image dan Brand Loyalty adalah Tangibility, Reliability, dan emphaty, ini merupakan hal yang sangat masuk akal, produk jasa hotel harus memiliki tingkat emphaty yang tinggi agar mempengaruhi Brand Image dan Brand Loyalty, karena kinerja produk jasa sepenuhnya dilihat dari kepuasan konsumen, berbeda dengan produk motor yang lebih mementingkan Assurance daripada variabel emphaty hubungannya dengan Brand Loyalty dan Brand Image.
2. Kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu motor (atribut asosiasi merek yang menempel pada masing-masing motor) dapat dilihat dari pertanyaan Brand Image yang dibahas pada bab 4 : Untuk kesan kenyamanan, responden memilih merek motor honda, dan kedua adalah Yamaha, ketiga suzuki,, Untuk merek motor yang berkesan mewah responden memilih Yamaha, kemudian honda disini sebenarnya Yamaha lebih terkesan mewah oleh responden, karena jumlah dari responden Honda yang memilih sangat setuju motor terkesan mewah terpaut lebih besar satu angka dari merek Yamaha, sedangkan responden yang memiliki motor Yamaha hanya 40 orang dibandingkan dengan Honda 68 orang. Untuk kesan irit bahan bakar, responden memilih Honda, kemudian Yamaha, karena jumlah dari responden Honda yang memilih sangat setuju 44% dan setuju sebanyak 50%. Disini terlihat responden yang memakai motor yamaha setuju bahwa yamaha irit, tetapi tidak seyakin responden yang memakai motor honda, hanya 2,5% yang sangat setuju, 40% setuju, namun 32,5% menyatakan tidak setuju, yang artinya menurut responden yang memakai motor yamaha merasa merek yamaha tidak memiliki kesan hemat bahan bakar. Untuk kesan motor yang memiliki kesan berkecepatan tinggi, responden memilih Yamaha, kemudian honda, karena jumlah dari responden Yamaha yang memilih sangat setuju 30% dan setuju sebanyak 37,5%. Disini terlihat responden yang memakai motor honda sebesar 35,3% ragu-ragu bahwa honda memiliki
kesan motor yang berkecepatan tinggi, artinya menurut responden yang memakai motor yamaha,mereka merasa merek yamaha memiliki kesan motor berkecepatan tinggi, namun resdponden yang memakai merek honda ragu bila honda memiliki kesan motor berkecepatan tinggi. 3. Tingkat performance (kinerja persepsi kualitas) dan importance (harapan persepsi kualitas) dari tiap-tiap merek motor, dapat dilihat dari pertanyaan kuesioner Perceived Quality, untuk kesesuain kualitas motor dengan yang iklan janjikan, didapat bahwa tingkat kepuasan responden terletak pada merek motor Honda, 8,82% dari responden yang memakai motor honda sangat setuju, dan 69,11% setuju, kemudian yamaha, dan ketiga merek suzuki. Bila melihat kesesuaian harapan konsumen terhadap kualitas suku cadang asli dapat dilihat dari pertanyaan Perceived Quality 8, dari hasil tabel dapat dilihat bahwa kepuasan antara harapan dan kesesuaian konsumen terhadap kualitas suku cadang asli dipegang oleh Honda, kemudian yamaha, dan terakhir adalah suzuki. 4. Perbedaan tingkat brand loyality antara satu merek motor dengan motor lainnya dapat diwakilkan dari pertanyaan Brand Loyalty 4, dimana responden tidak akan mau mengganti merek motornya dengan merek motor lain di lain waktu, maka didapatkan hasilnya honda masih memimpin tingkat Brand Loyalty untuk kategori ini, disusul oleh yamaha dan suzuki.
5. Urutan prioritas responden dalam membeli motor didapati 32,9% responden mementingkan merek motor sebagai urutan pertama dalam hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam membeli sebuah motor, kemudian 25,7% memberi urutan pertama alasan mereka membeli motor pada bentuk body motor yang menarik, 24,3% dari responden mementingkan motor yang hemat bahan bakar untuk urutan prioritas pertama dalam membeli sepeda motor, urutan harga motor sebagai urutan pilihan pertama hanya 7,9%, ini menyatakan bahwa harga produk murah bukan kunci sukses utama dalam menjual motor, motor yang berkecepatan tinggi sebagai urutan pertama orang dalam membeli motor hanya 4,3%, berarti orang yang membeli motor dengan urutan prioritas utama adalah motor yang memiliki kecepatan tinggi hanyalah orang yang senang berkendara dengan kecepatan tinggi, untuk urutan ketersediaan suku cadang cukup mengejutkan, hanya 5% orang yang memilih ketersediaan suku cadang dalam membeli sepeda motor, maka kesimpulan yang didapat dari keseluruhan, konsumen berfikir hal utama yang menarik konsumen untuk membeli atau pertimbangan utama dalam membeli motor yang pertama yaitu merek motor yang ingin dibeli, kemudian bentuk body motor, irit bahan bakar, harga murah, kecepatan tinggi, dan urutan terakhir yang jadi pertimbangan dalam membeli sebuah sepeda motor adalah ketersediaan suku cadang. 6. Urutan motor sporty sebenarnya dibuat penulis karena banyaknya motor sporty yang dipakai oleh masyarakat sekarang, motor sporty yang tergolong mahal seperti honda CBR, kawasaki ninja RR pun sering ditemui di jalan, kedua merek
motor ini seakan berlomba-lomba dalam penjualan. Disini penulis ingin mengetahui sebenarnya diantara motor-motor sporty yang sudah dituliskan pada kuesioner, merek apakah yang akan dipilih responden paling banyak sebagai urutan pertama yang mewakili citra motor sporty. 41,4% dari responden memilih motor Honda CBR sebagai urutan nomer 1, 44,3% memilih kawasaki ninja RR sebagai motor urutan nomer 1 sebagai Brand Image motor sport, sisanya 2,9% merek bajaj pulsar, 2,9% yamaha vixion, honda tiger 4,3%, dengan data ini dapat dilihat bahwa ternyata motor Kawasaki Ninja RR lebih banyak yang memilih sebagai motor urutan nomer 1 yang memiliki Brand Image sebagai motor sporty. Alasan dari responden kebanyakan memilih motor kawasaki ninja RR karena Body desain yang lebih gagah atau besar dan responden berpersepsi bahwa motor kawasaki ninja RR lebih kencang daripada keluaran motor Honda yaitu CBR, untuk motor lain seperti motor Bajaj Pulsar dan motor yamaha vixion memiliki tingkat yang sama, namun motor honda tiger masih memimpin dari yamaha vixion dan bajaj pulsar. 5.2 Saran 1. Melihat dari tabel tingkat loyalitas konsumen, khususnya pada pertanyaan Brand Loyalty 4 dengan pertanyaan yang membahas masalah keinginan untuk mengganti merek motor di lain waktu, walau honda tetap memiliki tingkat brand loyalitas yang paling tinggi dibandingkan dengan pesaingnya, namun sebesar 32,3% responden yang memakai motor honda merasa ragu akan tetap membeli merek motor honda di lain waktu, jumlah yang memilih sangat
setuju dan setuju sebesar 36,7% memang lebih besar dari persentase keraguan, namun dalam hal ini terlihat bahwa keraguan responden memperlihatkan terbukanya kesempatan yang lebar untuk produk merek lain yang bisa menandingi honda, dalam hal ini pesaing terdekatnya yaitu merek yamaha dan suzuki. Hal ini wajar dikarenakan konsumen selalu berpindah kepada produk yang lebih baik, jadi untuk mempertahankan prestasinya Honda harus menjaga kualitas produk, tetap inovatif, dan menjaga kestabilan harga jual. 2. Kesan-kesan yang melekat pada masing-masing merek motor merupakan strength yang harus dipertahankan dan dikembangkan, itu dapat menjadi senjata ampuh diferensiasi pada persaingan dengan kompetitor, contohnya untuk kesan mewah dan kesan motor berkecepatan tinggi, produk yamaha memimpin, namun untuk kesan kenyamanan, irit bahan bakar honda memimpin, dengan mempertajam strength masing-masing produk, yang juga merupakan differensiasi produk dapat menjadi nilai jual dari masing-masing produk. 3. Untuk industri-industri termasuk industri motor dan lainnya untuk mencapai suatu brand equity yang baik sehingga mampu bertahan atau bahkan menjadi market leader dalam bidang industrinya, harus memfokuskan kinerja pada variabel Perceived Quality yang mempengaruhi Brand Loyalty dan Brand Image dan fokus kepada differensiasi yang menjadi strength dari produk,
karena hal itu yang menyebabkan konsumen membeli produk yang kita tawarkan. 4. Dalam tiap penelitian ternyata memiliki perbedaan masing-masing mengenai hal-hal yang terkait dengan pengukuran brand ekuity dari suatu merek, jurnal yang dipakai sebagai acuan eksplorasi ini memiliki perbedaan hasil apabila digunakan untuk produk barang, karena jurnal acuan menerapkan pada produk jasa hotel, namun pada intinya pengukuran brand equity ini terbukti berhasil baik pada produk jasa maupun barang,, maka untuk mengukur brand equity hal-hal didalamnya perlu dimasukkan Brand Image, Brand Loyalty, dan Perceived Quality (beserta dekomposisinya). Untuk pembaca yang ingin meneliti lebih lanjut saya sarankan untuk membahas lebih dalam pada variabel dekomposisi pada perceived quality. 5. Melihat dari analisis bab 4 mengenai urutan dalam pertimbangan membeli sepeda motor maka penting bagi industri sepeda motor untuk memperhatikan apa yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam membeli sepeda motor, dalam hal ini merek motor sebagai urutan nomer 1, ini berarti Brand Image sebagai pertimbangan utama, maka perusahaan harus meningkatkan Brand Imagenya agar produknya dapat menjadi pilihan masyarakat, kemudian urutan kedua yang dipilih yaitu bentuk body motor, urutan ini menurut analisa bab 4 lebih penting dari pertimbangan hemat bahan bakar dan harga motor murah, hal ini menandakan produsen motor harus melihat bahwa untuk meningkatkan
penjualan produk harus meningkatkan Brand Image dengan variabel-variabel perceived quality dan membuat produk dengan desain body motor yang disukai oleh konsumen atau masyarakat. 6. Setelah dilihat pada kesimpulan mengenai urutan sepeda motor sporty, maka sebaiknya produsen motor harus melihat alasan dari responden dalam memilih motor sebagai urutan nomer 1, responden kebanyakan lebih menyukai desain body kawasaki ninja RR dikarenakan lebih besar dari motor Honda CBR yang ramping, jadi terkesan motor Kawasaki Ninja RR lebih terkesan maskulin, begitupun dengan halnya Honda Tiger, diplih responden lebih tinggi daripada Yamaha Vixion dan Bajaj Pulsar karena desain Body yang lebih besar. Masukan untuk produsen motor baik Honda, Yamaha, dan Bajaj Pulsar untuk membuat desain Body yang lebih besar untuk tipe motor sporty. 7. Secara keseluruhan motor Honda masih memegang persentase yang besar dalam keseluruhan merek motor yang dipakai oleh masyarakat, kemudian kesan irit dan nyaman yang melekat harus terus dipertahankan, komunikasi pemasaran harus ditekankan pada strength yang dimiliki agar lebih tajam dalam penjualan. Untuk merek motor Yamaha terkesan lebih mewah, dan berkecepatan tinggi, dalam hal ini bisa menjadi strength untuk kompetisi di kancah pasar motor, untuk suzuki dan kawasaki masih memiliki kesamaan tingkat Brand equity, untuk saran perusahaan produsen kedua motor ini, harus memiliki strength berbeda dengan motor kompetitor yang lain dan
mengkomunikasikannya dengan baik, agar menjadi differensiasi sekaligus senjata ampuh dalam persaingan sepeda motor.