BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh Pendapatan..., Fani, Fakultas Ekonomi 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-undang No.25 Tahun 2000 tentang Program. Pembangunan Nasional , bahwa program penataan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau-pulau atau dikenal dengan sebutan Negara Maritim. Yang mana dengan letak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang di bidang otonomi daerah tersebut telah menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

BAB I PENDAHULUAN. bertumpu pada penerimaan asli daerah. Kemandirian pembangunan baik di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. RI secara resmi telah menetapkan dimulainya pelaksanaan otonomi daerah sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian. wewenang dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan yang sebaik mungkin. Untuk mencapai hakekat dan arah dari

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 yang telah diganti dengan UU No. 34 Tahun 2004

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. dampak diberlakukannya kebijakan otonomi daerah. Sistem otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu fungsi alokasi yang meliputi: sumber-sumber ekonomi dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan atas pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan umum UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sirojuzilam (2005) pengembangan wilayah pada dasarnya

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah melakukan reformasi di bidang pemerintahan daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. semua itu kita pahami sebagai komitmen kebijakan Pemerintah Daerah kepada. efisien dengan memanfaatkan sumber anggaran yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di dalam peraturan perundang-undangan telah

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang APBD.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melancarkan jalannya roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat provinsi maupun tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

RANCANGAN BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi dan daerah-daerah

BAB IV PEMBAHASAN. Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang terdiri dari : dapat dipaksakan untuk keperluan APBD.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. nyata dan bertanggung jawab. Sesuai UU Nomor 23 Tahun 2014 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. pusat (Isroy, 2013). Dengan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah. otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. pulihnya perekonomian Amerika Serikat. Disaat perekonomian global mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 dan

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan umum pada Undang-Undang. Nomor 22 Tahun 1999 kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor

BAB VIII EKONOMI DAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kabupaten dan kota memasuki era baru sejalan dengan dikeluarkannya UU No.

BUPATI JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. oleh rakyat (Halim dan Mujib 2009, 25). Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bertujuan sebagai salah satu syarat

KONTRIBUSI REALISASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. oleh krisis ekonomi yang menyebabkan kualitas pelayanan publik terganggu dan

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam landasan teori, akan dibahas lebih jauh mengenai Pertumbuhan

EVALUASI EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat dengan daerah, dimana pemerintah harus dapat mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya dana yang dibutuhkan untuk membiayai pengeluaranpengeluaran. pemerintah di bidang pembangunan dan kemasyarakatan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang memadai dan

2014 ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional didasarkan

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam keuangan daerah menjadi salah satu tolak ukur penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 22 Tahun 1999 yang diubah dalam Undang-Undang No. 32 Tahun tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 yang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam rangka mewujudkan tujuan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang mampu dicapai daerah tersebut. Pembentukan Daerah otonom dimaksudkan untuk memungkinkan daerah bersangkutan mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri serta meningkatkan daya guna penyelenggaraan pemerintah dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan, maka untuk kelancaran roda pemerintah sangat tergantung kepada kemampuan daerah untuk menggali serta memanfaatkan segala potensi sebagai sumber keuangan yang ada didaerahnya. Pelaksanaan otonomi daerah saat ini diatur dalam Undang-undang No. 12 Tahun 2008 dimana undang-undang ini merupakan penyempurnaan dari Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Drs. Darwin, MBP, 2010, p.5). Dengan otonomi ini, masing-masing tingkat pemerintahan dituntut untuk menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya secara konsekuen dan harmonis. Fungsi dan tanggungjawab pemerintah daerah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, terutama dalam memberikan pelayanan masyarakat (Drs. Darwin, MBP, 2010, p.9). Selain itu, otonomi dikembangkan sejalan dengan prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Otonomi nyata dibangun atas kehendak untuk menangani urusan pemerintah berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah dan berpotensi tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi daerah yang khas (Deddi Nordiawan dan Ayuningtyas Hertianti, p.24).

2 Peranan Pendapatan Daerah merupakan faktor-faktor yang sangat penting karena menentukan volume, kekuatan dan kemampuan keuangan daerah dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah. Peranan pajak daerah dan retribusi daerah sebagai sumber pendapatan daerah yang utama disamping dana perimbangan yang diperoleh dari hasil eksploitasi sumberdaya alam akan sangat menentukan kekuatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) (Drs. Darwin, p.43). Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang juga merupakan modal dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan dana pembangunan dan memenuhi belanja daerah. Indikator penting keberhasilan kemampuan keuangan daerah tercermin dalam kemampuan suatu daerah dalam menggali pendapatan asli daerah (PAD). Selain PAD, Dana Perimbangan juga merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang memiliki kontribusi besar terhadap struktur APBD. Berdasarkan Undang-undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Pusat dan Daerah, pembagian dana perimbangan daerah akan dilaksanakan dengan melihat pada sumber pendapatannya (Drs. Darwin, p.45). PAD dan Dana Perimbangan memiliki peranan yang besar sebagai sumber pembiayaan pembangunan dan pada akhirnya mampu mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Penurunan kegiatan ekonomi diberbagai daerah juga menyebabkan penurunan PAD Daerah sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan pemerintah, pembangunan, dan pelayanan masyarakat oleh pemerintah daerah secara otonom. Begitu juga sebaliknya peningkatan kegiatan ekonomi diberbagai daerah akan meningkatkan PAD daerah sehingga pelaksanaan kegiatan pemerintah, pembangunan, dan pelayanan masyarakat oleh pemerintah tidak terhambat.

3 Pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu meningkatkan PDRB yang menunjukan keberhasilan pembangunan daerah. Sejalan dengan pencapaian tujuan tersebut, maka pertumbuhan yang diharapkan adalah pertumbuhan yang mampu ditunjang oleh peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), peningkatan PDRB serta peningkatan pertumbuhan penduduk disertai pemerataan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bekasi sebagai salah satu indikator perekonomian daerah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang tentu menggambarkan geliat pembangunan ekonomi dan kesejahteraan yang juga meningkat dari waktu ke waktu. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kota Bekasi meningkat sebesar 14,23% pada tahun 2010 dan 12,73% pada tahun 2011. Dengan struktur perekonomian yang didominasi oleh sektor sekunder dan tersier, maka ekonomi Kota Bekasi akan sangat bergantung pada kondusifitas iklim perekonomian nasional dan global, demikian juga dengan pertumbuhan ekonominya.turun drastisnya Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bekasi tahun 2009 hingga di titik 4,13% adalah implikasi dari faktor kondusifitas dimaksud. Namun demikian, dengan Laju Pertumbuhan Ekonomi tiga tahun setelahnya yang mencapai rata-rata 6,4%. Menurut Azhari Samudra (2005, p.44-45) menyatakan bahwa, berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah, sumber-sumber penerimaan daerah yang dapat digunakan untuk membiayai penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan antara lain: a. Pendapatan Asli Daerah (PAD). b. Dana Perimbangan. c. Pinjaman Daerah. d. Lain-lain Penerimaan yang sah.

4 Sumber keuangan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari : a. Hasil Pajak Daerah; b. Hasil Retribusi Daerah; c. Hasil Perusahaan Daerah; d. Lain-lain usaha daerah yang sah. Sumber keuangan yang berasal dari Dana Perimbangan, terdiri dari : a. Dana Bagi Hasil; b. Dana Alokasi Umum; c. Dana Alokasi Khusus. Menurut Azhari Samudra (2005, p.39-40) menyatakan bahwa, berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009, jenis pendapatan pajak untuk kabupaten/kota terdiri dari: 1. Pajak Hotel; 2. Pajak Restoran; 3. Pajak Hiburan; 4. Pajak Reklame; 5. Pajak Penerangan Jalan; 6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C; 7. Pajak Parkir; 8. Pajak Lingkungan; 9. Pajak Sarang Walet 10. Pajak Air Bawah Tanah. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, masalahmasalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Pendapatan Asli Daerah Kota Bekasi merupakan modal dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan dana pembangunan dan memenuhi belanja daerah, Pendapatan Asli Daerah Kota Bekasi pada tahun 2010 mengalami kenaikan yang signifikan.

5 2. Pembagian Dana Perimbangan Daerah akan dilaksanakan dengan melihat pada sumber pendapatannya yang diharapkan mampu meningkatkan PDRB. Dana Perimbangan Kota Bekasi sempat mengalami fluktuasi. 3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bekasi 2009 sempat mengalami penurunan drastis yang diakibatkan dari perolehan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan Kota Bekasi yang menurun. 1.3 Batasan Masalah Dari identifikasi masalah yang berkaitan tersebut, perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini agar masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Dalam hal ini hanya akan dibahas mengenai pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan pertumbuhan ekonomi daerah. 1.4 Rumusan Masalah Dari identifikasi dan latar belakang masalah yang ada, dimana dalam masalah Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah, memiliki prosedur dan sistem yang diterapkan dalam ketiga masalah tersebut. Untuk itu, masalah utama yang akan menjadi bahasan pokok dalam penelitian ini mencakup permasalahan mengenai pendapatan asli daerah, dana perimbangan, terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, antara lain: 1. Apakah Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Kabupaten / Kota Bekasi 2. Apakah Dana Perimbangan berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Kabupaten / Kota Bekasi 3. Apakah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Kabupaten / Kota Bekasi

6 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pendapatan asli daerah dan dana perimbangan sehingga data tersebut dapat digunakan dalam analisis. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Kabupaten / Kota Bekasi. 2. Untuk mengetahui pengaruh dari Dana Perimbangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Kabupaten / Kota Bekasi. 3. Untuk mengetahui pengaruh dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Kabupaten / Kota Bekasi. 1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Dapat dijadikan bahan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pendapatan asli daerah dan dana perimbangan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan dapat mempermudah dalam penyusunan skripsi ini. 2. Bagi Pemerintah Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah dalam hal pendapatan asli daerah dan dana perimbangan agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. 3. Bagi Pembaca Dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk berbagai pihak yang memerlukan, khususnya yang berhubungan dengan masalah pendapatan asli daerah dan dana perimbangan.

7 1.7 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran secara ringkas mengenai skripsi ini, maka sistem penulisannya akan dibagi ke dalam beberapa bab sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II BAB III BAB IV BAB V TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis penelitian. METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas variabel penelitian dan definisi operasionalnya, penentuan populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan deskripsi obyek penelitian, seluruh proses dan teknik analisis data hingga hasil dari pengujian seluruh hipotesis penelitian sesuai dengan metode yang digunakan. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari keseluruhan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini. Selain itu juga menjelaskan apa saja keterbatasan dan saran untuk penelitian-penelitian selanjutnya agar dapat lebih mengembangkan dalam penelitian ini.