DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

KORELASI HBA1C DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh: PAHYOKI WARDANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

KATA PENGANTAR. Denpasar, 27 Desember Penulis

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA ANTARA LAKI-LAKI DEWASA MUDA OBESITAS DAN NON OBESITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini

PENCEGAHAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS MELALUI PROGRAM PENYULUHAN DAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH DI DUKUH CANDRAN DESA SENTONO KLATEN JAWA TENGAH

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

HUBUNGAN ANTARA HBA1C DENGAN KADAR HDL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik.

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus timbul akibat perubahan gaya hidup sedenter yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. fibrosa yang longgar. Skin tag dapat berupa tonjolan kecil, lunak dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

GAMBARAN KADAR GULA DARAH DAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK TROMBOTIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakaan lebih dari 360 juta orang dan diperkirakan akan naik lebih dari dua kali

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR ARTI SINGKATAN ATAU TANDA... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian..... 5 1.4 Manfaat Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6 2.1 Diabetes Melitus... 6 2.1.1 Definisi Diabetes Melitus... 6 2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus... 6 2.1.3 Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe 2... 8 2.2 Glukosa... 12 2.2.1 Definisi Glukosa... 12 2.2.2 Pemeriksaan Glukosa Darah... 13 2.2.3 Pengaturan Kadar Glukosa Darah... 14 2.2.4 Hormon Utama pada Homeostasis Metabolik... 16 2.3 Trigliserida... 19 2.3.1 Definisi Trigliserida... 19 2.3.2 Struktur Kimia Trigliserida... 21 2.3.3 Penyimpanan Trigliserida... 21 2.3.4 Hidrolisis Trigliserida... 22 2.4 Resistensi Insulin... 23 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS... 28 3.1 Kerangka Berpikir... 28 3.2 Kerangka Konsep... 29 3.3 Hipotesis..... 30 BAB IV METODE PENELITIAN... 31 4.1 Desain Penelitian... 31 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 31 4.2.1 Tempat Penelitian... 31 4.2.2 Waktu Penelitian... 31 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 31

4.3.1 Populasi Penelitian... 31 4.3.2 Sampel Penelitian... 32 4.3.3 Cara Pengambilan Sampel... 32 4.3.4 Besar Sampel... 33 4.4 Variabel Penelitian... 33 4.4.1 Klasifikasi Variabel... 33 4.4.2 Definisi Operasional Variabel... 34 4.5 Instrumen Penelitian... 34 4.6 Cara Kerja Penelitian... 35 4.7 Pengolahan dan Analisis Data... 36 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 38 5.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian... 38 5.2 Analisis Univariat... 38 5.3 Analisis Bivariat... 44 5.4. Keterbatasan Penelitian... 47 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 48 6.1 Simpulan...... 48 6.2 Saran...... 49 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH BALI Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan hiperglikemi sebagai penanda khasnya dan dapat terjadi resistensi insulin pada DM Tipe 2 yang dikaitkan dengan kenaikan kadar Trigliserida (TG). Menjaga kadar gula darah menjadi dasar dari pengobatan DM Tipe 2. Menormalkan kadar gula darah biasanya disertai pula dengan turunnya kadar TG. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan kadar Gula Darah Puasa (GDP) dengan kadar TG pada penderita DM Tipe 2 di RSUP Sanglah Bali. Penelitian ini menggunakan studi analitik cross-sectional terhadap 100 penderita DM Tipe 2 dengan menggunakan data sekunder. Sampel merupakan penderita DM Tipe 2 yang pada rekam medisnya menerangkan hasil pemeriksaan GDP dan TG pada hari yang sama dan berobat di RSUP Sanglah Bali pada periode 01 Januari-31 Desember 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara kadar GDP dengan kadar TG (r= 0.772; p= 0.000).Melihat hasil yang ada, penderita DM Tipe 2 harus menjaga kadar gula darahnya dengan baik. Kata Kunci: Diabetes Melitus Tipe 2, Gula Darah Puasa, Trigliserida

ABSTRACT CORRELATION BETWEEN FASTING BLOOD SUGAR LEVELS WITH LEVELS OF TRIGLYCERIDES IN TYPE 2 DIABETES MELLITUS AT GENERAL HOSPITAL CENTER SANGLAH BALI Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease with hyperglycemia as its typical marker and insulin resistance can occur in type 2 diabetes that is associated with increased levels of Triglycerides (TG). Keeping blood sugar level is the basis treatment of DM Type 2. Normalize blood sugar levels are usually accompanied with decreasing levels of TG. The aim of this study is to determine a correlation between Fasting Blood Sugar (FBS) levels and the levels of TG in Type 2 DM patients at RSUP Sanglah Bali. This study use cross-sectional analytic study on 100 patients with Type 2 Diabetes Mellitus using secondary data. Samples are patients with Type 2 Diabetes Mellitus in their medical records with the results of GDP and TG on the same day in it and was treated at RSUP Sanglah in Bali during the period January 01 to December 31, 2015. The results showed that there is a positive correlation between the levels of GDP with TG levels (r = 0.772; p = 0.000).Looking the results, patients with DM Type 2 should keep their blood sugar levels well. Keywords: Type 2 Diabetes Mellitus, Fasting Blood Sugar, Triglycerides

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Diabetes Melitus (DM) saat ini merupakan penyakit yang sudah menjadi gangguan gaya hidup utama di dunia. Penyakit metabolik ini mempunyai penanda khas yang diketahui oleh khalayak umum yaitu hiperglikemi. Hiperglikemi merupakan hasil dari kerusakan pada sekresi insulin, kerja dari insulin atau bahkan keduanya. Diabetes hiperglikemi kronik jika kita tidak melakukan pencegahan sebelumnya akan berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, seperti misalnya kegagalan dari organ yang berbeda terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (ADA. 2012). Penderita DM meningkat setiap tahunnya, tidak hanya di Asia bahkan prevalensinya meningkat secara global (Ramachandran Ambady. dkk 2012). Secara epidemiologi, WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (Kemenkes RI. 2015). Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030. Hasil survey akhir dari WHO dan IDF menemukan bahwa Indonesia menduduki 10 negara dengan penyandang DM terbanyak (Widyahening indah dkk, 2012). Sedangkan Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7% dan daerah pedesaan DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Berdasarkan laporan Rikesdas 2007 menunjukkan bahwa DM lebih banyak

dijumpai pada perempuan (6,4%) dibandingkan laki-laki (4,9%) (Kemenkes RI.2015). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2012, DM termasuk sepuluh penyakit utama dengan jumlah penderita sebanyak 8.543 kasus. Pengklasifikasian DM pada tahun 1965 telah diajukan oleh WHO yaitu terdapat 2 tipe utama DM, yaitu Insulin Dependent Diabetes Mellitus yang lebih dikenal dengan sebutan DM Tipe 1 dan Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus dikenal dengan DM Tipe 2. DM Tipe 1 hingga saat ini diperkirakan merupakan diabetes yang sangat jarang terjadi di populasi, hanya kurang dari 5-10% dari seluruh populasi penderita diabetes. Secara umum DM Tipe 1 disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada sel-sel β pulau Langerhans, hal itu disebabkan oleh reaksi otoimun. Berbeda dengan DM Tipe 2. Tipe ini merupakan tipe dari diabetes yang lebih umum. Diabetes tipe ini lebih banyak penderitanya jika dibandingkan dengan DM Tipe 1. Dari keseluruhan populasi yang menderita diabetes, 90-95% diantaranya menderita DM Tipe 2. Hal ini umumnya terjadi pada kalangan masyarakat yang berusia di atas 45 tahun. Obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat serta kurang gerak badan yang menjadi gaya hidup masyarakat kini menyebabkan tidak hanya populasi di atas usia 45 tahun saja yang terkena bahkan remaja dan anak-anak pun kini banyak yang menderita penyakit tersebut (Muchid, Abdul dkk. 2005, Diabetes Care 2012). Gaya hidup masyarakat tersebut mengakibatkan suatu keadaan yang dinamakan Resistensi Insulin. Keadaan tersebut disebabkan oleh gagalnya sel-sel sasaran insulin untuk merespon insulin secara normal (ADA. 2012) DM Tipe 2 ditandai dengan keabnormalitasan dari beberapa lipid, meliputi peningkatan dari kadar trigliserida plasma atau yang dikenal dengan sebutan

hipertrigliserida. Trigliserida (TG) pada penderita DM Tipe 2 melebihi kadar 200 mg/dl (Leaf David. 2008). Dua sumber utama dari trigliserida plasma yaitu yang pertama adalah eksogen yang dibawa oleh kilomikron (misalnya lemak dari makanan) maupun endogen (yang berasal dari hati), endogen dibawa oleh yang Very Low Density Lipoprotein (VLDL). Selanjutnya lipoprotein dan kilomikron akan mengalami hidrolisis yang dilakukan oleh Lipoprotein Lipase (LPL) dan menjadi asam lemak bebas dalam kapiler yang diketahui terletak antara jaringan lemak dan otot skelet. Setelah seseorang tersebut makan. Kilomikron akan mengsekresikan trigliserida dan lebih dari 90% trigliserida yang bersirkulasi tersebut berasal dari usus. Seseorang yang mengalami DM Tipe 2 ditandai dengan hipertrigliserida, hipertrigliserida merupakan suatu peningkatan trigliserida plasma puasa dengan atau tanpa gangguan lipoprotein lainnya. Peningkatan kadar insulin dan resistensi insulin yang terjadi pada penderita DM Tipe 2 akan menyebabkan efek pada metabolisme lemak antara lain akan terjadi penurunan aktivitas dari LPL sehingga menyebabkan menurunan katabolisme kilomikron dan VLDL (Kurniawan Liong. dkk 2013). Asam lemak yang telah dihasilkan tersebut akan tidak mampu dikatabolisme sehingga kelebihannya akan dieterifikasi menjadi trigliserida. Berkurangnya sekresi insulin juga dapat mengakibatkan enzim Hormon Sensitif Lipase (HSL) menjadi sangat aktif. Keadaan ini menyebabkan hidrolisis dari TG yang disimpan sehingga akan melepaskan banyak sekali asam lemak dan gliserol ke sirkulasi darah. Hal ini mengakibatkan konsentrasi FFA dalam plasma akan meningkat sehingga pada DM Tipe 2 konsentrasi TG dalam sirkulasi darah meningkat. Hal ini diperparah dengan

kurangnya aktivitas fisik pada DM Tipe 2 yang menjadikan kadar asam lemak dalam darah akan meningkat (Ginsberg. 2000) Sel β pada DM Tipe 2 dikatakan sudah tidak memiliki kemampuan dalam memproduksi cukup insulin sehingga tidak dapat mencegah hiperglikemi terutama saat seseorang menyantap makanan yang banyak mengandung karbohidrat (guyton&hall.2007). Menurunnya sel β sebanyak 20% terjadi pada saat terjadi intoleransi glukosa. Berdasarkan hal itu memperjelas bahwa pendekatan pengobatan pada DM Tipe 2 adalah dengan memperbaiki resistensi insulin dan dengan memperbaiki fungsi dari sel β. Melakukan perubahan pada pola hidup penderita dengan cara berolah raga teratur dan memperbaiki pola makan penderita adalah menjadi hal dasar dari pengobatan DM Tipe 2. Menjaga kadar gula darah agar tidak tinggi adalah dengan cara mengontrol makanan. Dengan menormalkan kadar glukosa darah biasanya disertai pula dengan turunnya kadar trigliserida, tetapi hanya dapat sedikit memberi pengaruh terhadap HDL. Menurunnya kadar TG menyebabkan penyesuaian perubahan dari partikel LDL. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin membuktikan apakah terdapat hubungan antara kadar Gula Darah Puasa dengan kadar Trigliserida pada penderita DM tipe 2 di RSUP Sanglah Bali. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat hubungan antara kadar GDP dengan kadar TG pada penderita DM Tipe 2 di RSUP Sanglah Bali.

1.3 Tujuan Sehubungan dengan perumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk : 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan kadar GDP dengan kadar TG pada penderita DM Tipe 2 di RSUP Sanglah Bali. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran kadar GDP pada penderita DM Tipe 2 di RSUP Sanglah Bali 2. Mengetahui gambaran kadar TG pada penderita DM Tipe 2 di RSUP Sanglah Bali 3. Mengetahui hubungan kadar GDP dengan kadar TG pada pasien DM Tipe 2 di RSUP Sanglah Bali 1.4 Manfaat Penelitian 1. Mengetahui bagaimana hubungan kadar GDP dengan kadar TG pada DM tipe 2 di RSUP Sanglah Bali 2. Memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait dalam memandang DM tipe 2 sehingga dapat menerapkan pola hidup sehat sebagai tindakan preventif dan tindakan kuratif. 3. Meningkatkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.