JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI UKL-UPL

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

DIREKTORI PERUSAHAAN INDUSTRI DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016 KECAMATAN DENPASAR TIMUR

JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI UKL-UPL

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997

Jenis-jenis Sumber Daya Alam

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG

1. Budidaya burung puyuh Ekor < Populasi <

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2015

NO. BIDANG JENIS IZIN / NON IZIN

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

BUPATI KARANGASEM KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 130 /HK/2013 TENTANG

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

BAB V SUMBER DAYA ALAM

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG : RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN

Kata Pengantar KATA PENGANTAR

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 09 PERTURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 107 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

(Jalan Ahmad Marzuki Pontianak)

LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU A. KEGIATAN YANG MENIMBULKAN GANGGUAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB II : TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Tabel : SE-12. JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA SKALA MENENGAH DAN BESAR Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2009

TARIF RETRIBUSI IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN. TARIP RETRIBUSI (Rp) NO JENIS DAN FUNGSI BANGUNAN UKURAN BANGUNAN SEDERHANA

JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN (SPPL) DI KOTA DEPOK

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri 2008

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.

BAB III STUDI LITERATUR

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00

PENGUKUHAN PKP PER JENIS USAHA JENIS USAHA :... NAMA/MEREK USAHA/ALAMAT : N.P.W.P NO. P.K.P KETERANGAN (1) (2) (3) (4) (5)

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Lapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov

Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha KBLI 2009 KBLI 2005

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 45 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri Tahun 2009

KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02

UPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 317 TAHUN

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

m 2 Luas lantai <10.000

Kepala BPPTPM Tipe C dan D 15 Izin Mendirikan Dan menyelenggarakan Rumah Sakit Khusus Tipe C Kepala BPPTPM

BAB III URAIAN SEKTORAL

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 02 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 02 TAHUN 2007 TENTANG

DAFTAR INFORMASI PUBLIK DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi : Potensi Industri di Kabupaten Garut Tahun 2012

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG

LAPORAN REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN ANGGARAN 2014 PER SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (dalam rupiah)

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

Transkripsi:

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI UKL-UPL A. Bidang Pertanian 1 Budidaya tanaman pangan dan holtikultura dengan atau tanpa unit pengolahannya terdiri : a. semusim;dan luas < 2.000 ha (satu hamparan) b. tahunan. luas < 5.000 ha (satu hamparan) 2 Budidaya tanaman perkebunan : a. semusim dengan atau tanpa unit pengolahannya terdiri: 1. dalam kawasan budidaya non luas < 2.000 ha kehutanan; dan 2. dalam kawasan hutan produksi luas < 2.000 ha yang dapat dikonversi (HPK); b. tahunan dengan atau tanpa unit pengolahannya terdiri: 1. dalam kawasan budidaya non luas < 3.000 ha kehutanan; dan 2. dalam kawasan hutan produksi luas < 3.000 ha yang dapat dikonversi (HPK); 3 Percetakan sawah di luar kawasan 100 luas 500 ha ( terletak pada hutan 4 Penggilingan padi dan penyosohan beras B. Bidang Kehutanan satu hamparan lokasi ) Kapasitas 0,3 ton beras / jam 1 Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu luas < 5.000 ha (UPHHK) dari hutan tanaman 2 Usaha pengolahan kayu kebutuhan volume 300 m³/bulan bahan baku 3 Pembangunan taman safari semua besaran 4 Pembangunan kebun binatang semua besaran 5 Pemanfaatan aliran air di hutan lindung semua besaran dan hutan produksi 6 Pengusahaan pariwisata alam luas < 100 ha 7 Pengusahaan kebun buru luas < 250 ha 8 Pengembangan wisata alam semua besaran

- 2-9 Penangkaran satwa liar di hutan semua besaran lindung 10 Penangkaran satwa liar di hutan luas < 5 ha produksi 11 Pemanfaatan air di hutan lindung volume pengambilan air kurang dan hutan produksi dari 30% dari ketersediaan sumber daya atau debit 12 Wisata alam di hutan lindung semua besaran dan hutan produksi 13 Usaha pemanfaatan hasil hutan kayu luas < 30.000 ha restorasi ekosistem dalam hutan alam pada hutan produksi 14 Usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan tanaman pada hutan produksi: a. Hutan Tanaman Industri (HTI); luas 10.000 ha b. Hutan Tanaman Rakyat (HTR);dan luas 10.000 ha c. Hutan Tanaman Hasil Rehabilitasi luas 10.000 ha (HTHR). 15 Usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (UPHHBK) dalam hutan alam dan hutan tanaman pada hutan produksi : a. rotan, sagu, nipah, bambu yang luas 10.000 ha meliputi kegiatan penanaman, pemanenan, pengayaan, pemeliharaan, pengamanan, dan pemasaran hasil; b. getah, kulit kayu, daun, buah atau luas 10.000 ha biji, gaharu, yang meliputi kegiatan pemanenan, pengayaan, pemeliharaan, pengamanan dan pemasaran hasil; dan c. komoditas pengembangan bahan luas 10.000 ha baku bahan bakar nabati (biofuel). 16 Industri primer hasil hutan: a. industri primer hasil hutan (industri kapasitas produksi 6.000 m 3 penggergajian kayu, industri serpih kayu, industri veneer, industri kayu lapis dan laminated veneer lumber);dan b. industri primer hasil hutan bukan luas 15 ha kayu. 17 Pengusahaan Pariwisata Alam (PPA) di luas < 100 ha zona pemanfaatan taman wisata alam, atau di blok pemanfaatan taman hutan raya dengan luas bagian zona/blok pemanfaatan yang menjadi objek pembangunan sarana dan prasarana. 18 Pengusahaan taman baru dengan luas luas < 1.000 ha total sub blok pengelolaan dan sub blok pemanfaatan. 19 Penangkaran tumbuhan alam dan/ semua besaran atau penangkaran satwa liar yang diperdagangkan.

- 3-20 Pembangunan taman satwa untuk semua besaran tujuan komersial. 21 Pembangunan tempat penampungan luas 1.000 m 2 satwa liar yang diperdagangkan. 22 Pengembangan wisata alam terbatas luas 5.000 Ha pada kawasan hutan. C. Bidang Perhubungan 1 Pembangunan Jalur Kereta api, dengan atau tanpa stasiunnya: a. pada permukaan tanah (atgrade) panjang 5 km s.d. < 25 km ;dan b. pada permukaan tanah (elevated). Panjang < 5 km 2 Pembangunan terminal penumpang 0.5 s.d. < 5 ha dan terminal barang transportasi jalan. 3 Pembangunan bandar udara untuk fixed wing beserta fasilitasnya: a. landasan pacu;dan b. terminal penumpang atau terminal kargo. panjang < 1.200 m luas < 10.000 m 2 4 Stasiun Kereta Api. luas 1.000-10.000 m² 5 Biro Travel/Car Rental. jumlah 20-100 unit kendaraan 6 Warnet. jumlah 50 unit 7 Terminal peti kemas luas. luas < 5 ha 8 Pembangunan depo peti kemas. 0,25 luas 2 ha 9 Pemancar radio atau televisi. luas 0,5 s/d < 1 ha atau tower tinggi 50 m D. Bidang Perindustrian 1 Minyak goreng kelapa. produksi riil 2.500 ton/th 2 Tepung terigu. produksi riil 2.500 ton/th 3 Makanan dari tepung beras atau produksi riil 2.500 ton/ th tepung lainya. 4 Makanan dari tepung terigu. produksi riil > 1.000 ton/th 5 Pembuatan gula lainya. produksi riil > 2.500 ton/th 6 Sirup dari bahan gula. penggunakan gula 150 ton/th 7 Pengolahan gula lainnya selain sirup. investasi > 500 juta (diluar lahan 8 Pati/sari ubi kayu (tepung tapioca) hasil ikutan/sisa industry pati/sari ubi kayu. penggunaan singkong > 1.000 ton/th 9 Teh ekstrak. produksi riil > 2.000 ton/ th 10 Kecap. produksi riil 1.000 ton/ th atau 350.000 ltr/ th 11 Tahu dan tempe. penggunaan kedelai > 500 ton/ th 12 Air minum dalam kemasan. semua besaran 13 Kerupuk. produksi riil > 1.000 ton/ th 14 Rotan mentah, setengah jadi, chopstick, tusuk gigi dan sendok es krim dari kayu. produksi riil > 1.500 m 3 / th

- 4-15 Pengolahan biji mete. produksi riil > 10 ton/ hari 16 Pengolahan tempurung kepala. produksi riil > 2.500 ton/ th 17 Rokok. produksi riil 300 jt btg/ th 18 Perabot/kelengkapan rumah tangga dari kayu, meubel dan kotak TV. investasi > 500 juta (diluar lahan 19 Pembuatan kusen. produksi riil 400 m 3 / th 20 Karung goni. investasi > 500 juta (diluar lahan 21 Perabot rumah tangga lainnya. investasi > 500 juta (diluar lahan 22 Industri percetakan lain. investasi > 500 juta (diluar lahan atau jumlah mesin 5 unit 23 Industri penyempurnaan kain. Investasi > 500 juta (diluar lahan 24 Industri batik. Investasi > 500 juta (diluar lahan 25 Pakaian jadi dari tekstil. Investasi > 500 juta (diluar lahan 26 Barang dari kulit dan kulit buatan. Investasi > 500 juta (diluar lahan 27 Pupuk alam yang berasal dari batuan/ semua besaran bukan batuan pupuk alam/sintetis lainya, hasil ikutan/sisa dari jasa penunjang industry pupuk alam/non sintetis. 28 Perlengkapan rumah tangga dari tanah liat tanpa atau dengan glazur, hiasan rumah tangga dan pot bunga segala jenis dari tanah liat, hasil ikutan/sisa dari jasa penunjang industry barang dari tanah liat untuk keperluan rumah tangga. 29 Batu bata berongga atau tidak berongga press mesin, batu bata press mesin dan tangan, semen merah, kerikir tanah liat, batu bata lainnya dari tanah liat, hasil ikutan/sisa dan jasa penunjang industry genteng dan tanah liat. 30 Barang lainnya dari tanah liat, barang dari tanah gemuk hasil ikutan/sisa dan jasa penunjang industry barang kainnya dari tanah liat. investasi > 500 juta (diluar lahan Investasi > 500 juta (diluar lahan investasi > 500 juta (diluar lahan 31 Alat pertanian dari logam. investasi > 500 juta (diluar lahan 32 Alat pemotong dan alat-alat lain yang investasi > 500 juta (diluar lahan digunakan dalam rumah tangga. 33 Alat pertukangan, pertanian dan investasi > 500 juta (diluar lahan dapur dari logam. 34 Pemeliharaan dan perbaikan mesin investasi > 500 juta (diluar lahan pertanian, mesin pengolah/ pengerjaan logam danperlengkapannya. 35 Mesin pengolah/pengerjaan kayu dan perlengkapannya. investasi > 500 juta (diluar lahan

- 5-36 Pemeliharaan/ perbaikan mesin logam/ investasi > 500 juta (diluar lahan kayu. 37 Mesin pengolah hasil pertanian dan investasi > 500 juta (diluar lahan perkebunan,hasil kehutanan dan mesin pengolah makanan minuman serta mesin pengolah lainnya. 38 Mainan. investasi > 500 juta (diluar lahan 39 Rotan barang jadi. investasi > 500 juta (diluar lahan 40 Handycarft/ kerajinan. tenaga kerja > 100 orang 41 Penggergajian kayu/ pengolahan kayu. semua besaran 42 Pelinting rokok. investasi > 500 juta (diluar lahan 43 Pulp dan kertas yang terintegrasi dengan Hutan Tanaman Industri. kapasitas < 300.000 ton pulp per tahun atau investasi > 500 juta (diluar lahan 44 Percetakan dan penerbitan. jumlah mesin 5 unit atau investasi > 500 juta (diluar lahan 45 Alat pertanian dari logam. luas 1.000-10.000 m² atau investasi > 500 juta (diluar lahan 46 Aluminium, perak, emas dan sejenisnya. luas 1.000-10.000 m² atau Investasi > 500 juta (diluar lahan 47 Penyamakan kulit. luas 1.000-10.000 m² lahan 48 Tekstil/ tenun dan pakaian. luas 1.000-10.000 m² lahan 49 Buah-buahan dan sayuran. luas1.000-10.000 m² atau investasi > 500 juta (diluar lahan 50 Kerajinan ukiran dan alat- alat dapur dari kayu. luas 1.000-10.000 m² atau investasi > 500 juta (diluar lahan 51 Jasa perbengkelan. luas 1.000-10.000 m² lahan 52 Jasa binatu. luas 500-10.000 ptg/ hari lahan 53 Kayu dan kertas/karton. luas 1.000-10.000 m² lahan 54 Kimia, cat, karet, pupuk, plastik, kaca dan keramik. luas 1.000-10.000 m² lahan 55 Semen, batu, kapur dan asbes. luas 1.000-10.000 m² lahan

- 6-56 Logam dasar bukan besi. luas 1.000-10.000 m² lahan 57 Kendaraan bermotor dan komponennya luas 1.000-10.000 m² lahan 58 Industri peralatan olahraga luas 1.000-10.000 m² lahan atau Investasi > 500 juta (diluar lahan 59 Gudang luas 5.000-10.000 m² lahan 60 Kegiatan industri yang tidak termasuk tersebut diatas adalah: a. urban; dan b. rural. E. Bidang Pekerjaan Umum luas lahan 0,5 ha, luas bangunan 1.000 m 2 lahan. luas lahan 1 ha, luas bangunan 1.000 m 2 lahan. 1 Pembangunan bendungan/waduk: a. pembangunan bendungan/waduk atau jenis tampungan air lainnya: 1. tinggi; 2. luas genangan;atau 3. volume tampungan. b. rehabilitas bendungan/ waduk atau jenis tampungan air lainnya: 1. tinggi; 2. luas genangan;atau 3. volume tampungan. 2 Daerah irigasi: a. pembangunan baru; b. peningkatan; atau c. pencetakan sawah. 3 Normalisasi sungai (termasuk sodetan) dan pembuatan kanal banjir: a. di kota sedang;atau 1. panjang; dan 2. volume pengerukan. b. pedesaan. 1. panjang; dan 2. volume pengerukan. 4 Pembangunan/ peningkatan jalan (termasuk jalan tol) yang membutuhkan pengadaan tanah diluar rumija (ruang milik jalan): 6 tinggi < 15 m 50 luas < 200 ha 300.000 volume < 500.000 m³ 6 tinggi < 15 m 50 luas < 200 ha 300.000 Volume < 500.000 m³ 500 luas < 2.000 ha 500 luas < 1.000 ha 100 luas < 500 ha(perkelompok) 3 panjang < 10 km 100.000 Volume < 500.000 m³ 10 panjang < 25 km 150.000 Volume < 500.000m³

- 7 - a. di kota sedang; atau 1. panjang; dan 2. pengadaan tanah b. di pedesaan 1. panjang; dan 2. pengadaan tanah 5 Persampahan: a. pembangunan TPA sampah domestic pembuangan dengan sistem controlled landfill/ sanitary landfill termasuk instalasi penunjangnya: 1. luas kawasan TPA; dan 2. kapasitas total 3< panjang < 10 km 5 < luas < 10 ha 10 < panjang < 30 km 10 < luas < 30 ha semua besaran s.d. < 10 ha semua besaran s.d. < 10.000 ton b. pembangunan transfer station; kapasitas < 1000 ton/ hari c. pembangunan instalasi pengolahan sampah terpadu; 50 kapasitas 100 ton/ hari d. Composting plant; dan kapasitas< 500 ton/ hari e. Pembangunan incinerator. kapasitas< 500 ton/ hari 6 Air Limbah Domestik: a. pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), termasuk fasilitas penunjangnya; b. pembangunan Instalasi Air Limbah(IPAL) limbah domestik, termasuk fasilitas penunjangnya; dan c. pembangunan sistem perpipaan air limbah. 7 Pembangunan saluran drainase (primer dan/atau sekunder) di pemukiman di kota sedang. 8 Air Minum: a. Pembangunan jaringan distribusi; b. Pembangunan jaringan pipa transmisi (dengan panjang) kota sedang/kecil; c. Pengambilan air baku dari sungai, danau, dan sumber air permukaan lainnya; 1. sungai/ danau; dan 2. mata air. d. Pembangunan instalasi pengolahan air dengan pengolahan lengkap;dan e. Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan: 1. pelayanan masyarakat oleh penyelenggara SPAM;dan 2. kegiatan lain dengan tujuan komersil. 9 Pembangunan kolam retensi/polder di area pemukiman 1. luas < 2 ha; atau 2. kapasitasnya < 11 m³/ hari 1. luas < 3 ha; atau 2. beban organik < 2,4 ton / hari 1. luas layanan < 500 ha;atau 2. debit air limbah< 16.000 m³/ hari panjang 2 s.d. < 10 km (luas layanan)100 500 ha 8 Panjang < 10 km 50 Debit < 250 liter/ detik 2,5 Debit < 250 liter/ detik 50 < Debit < 100 liter/detik 2,5 Debit < 50 liter/ detik 1,0 Debit < 50 liter/ detik 1 Luas 5 ha

- 8 - F. Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman 1 Pembangunan Perumahan dan kawasan luas 1 ha s.d. 10 ha Permukiman. 2 Pembangunan gedung : a. pembangunan gedung di atas 5000 luas 10.000 2 tanah/ bawah tanah; dan b. pembangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana 5000 luas 10.000 2 dan/ atau sarana umum. 3 Pengembangan kawasan permukiman baru : a. pengembangan kawasan permukiman luas kawasan 10 ha baru sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal pedesaan; dan b. pengembangan kawasan permukiman luas kawasan 10 ha baru dengan pendekatan kasiba/ Lisiba (Kawasan Siap Bangun/ Lingkungan Siap Bangun). 4 Peningkatan kualitas permukiman kegiatan ini dapat berupa: a. penanganan kawasan kumuh luas kawasan 10 ha di perkotaan dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrakstuktur, tanpa pemindahan penduduk; b. pembangunan kawasan luas kawasan 10 ha tertinggal;dan c. pembangunan kawasan pedesaan. luas kawasan 10 ha G. Bidang Energi dan Sumber daya mineral 1 Mineral Batubara kegiatan eksploitasi semua besaran detail pada tahap IUP yang berupa kegiatan delineasi 3 dimensi yang mencakup pemboran, pembuatan puritan, lubang bor, shaft dan terowongan. 2 Eksploitasi (operasi produksi) mineral dan batubara: a. Perizinan;dan luas 1 s.d < 200 ha b. daerah terbuka untuk pertambangan. luas 1 s.d < 200 ha/ tahun 3 Eksploitasi(operasi produksi) mineral logam / bukan logam : a. kapasitas biji; dan/ atau b. jumlah material penutup yang dipindahkan. 4 Eksploitasi (operasi produksi) mineral batuan : a. kapasitas; dan/ atau b. jumlah material penutup yang dipindahkan. < 300.000 ton/ tahun < 1.000.000 ton/ tahun 50.000 s.d. < 500.000 m 3 / tahun < 1.000.000 m 3 / tahun

5 Survei seismik di darat dan laut. semua besaran 6 Kegiatan penyimpanan BBM di darat semua besaran dan/atau di perairan. 7 Pembangunan stasiun pengisian bahan semua besaran bakar umum. 8 Pembangunan stasiun semua besaran pengisian bahan bakar gas. 9 Kilang minyak pelumas (termasuk fasilitas). kapasitas< 10.000 ton/ tahun 10 Stasiun pengisian bahan bakar di darat semua besaran dan di perairan di perairan. 11 Stasiun pengisian bahan bakar gas, semua besaran stasiun pengisian bulk elpiji. 12 Stasiun mini CNG. semua besaran 13 Pembangunan jaringan transmisi: a. saluran Udara Tegangan Tinggi b. saluran Kabel Tegangan Tinggi tegangan 150 kv tegangan 150 kv 14 Tenaga listrik untuk kepentingan 0,5 < daya < 10 MW sendiri H. Bidang Pariwisata 1 Taman rekreasi. luas 1.000 s.d. 10.000 m² 2 Hotel berbintang. luas < 10.000 m² 3 Hotel melati. kapasitas 20 kamar 4 Kolam pemancingan. luas 1.000-10.000 m² 5 Restoran / rumah makan. kapasitas >100 orang/kursi 6 Jasa boga. kapasitas 500 s.d. 1.000 porsi 7 Pembangunan dan pengelolaan tempat hiburan: a. kafe; b. diskotik; c. karaoke; d. billyard;dan e. salon atau klinik kecantikan. 8 Tempat konvensi, pameran dan balai pertemuan. 9 Pembangunan gelanggang renang/ - 9 - kapasitas > 50 orang +life music kapasitas > 50 orang +life music kapasitas > 10 ruang kapasitas > 20 meja kapasitas > 1.000 m² luas 5.000 m² s.d. 10.000 m² luas 2.000 m² s.d. 10.000 m² sarana olahraga. 10 Pondokan/ kos kosan. kapasitas 50 s.d. 200 kamar 11 Pembangunan bioskop. kapasitas 500 s.d. 1.000 kursi 12 Toko serba ada. kapasitas 5.000 m² s.d. 10.000 m² I. Bidang Kesehatan 1 Rumah sakit. semua besaran 2 Puskesmas dengan rawat inap. semua besaran 3 Laboratorium kesehatan. semua besaran 4 Laboratorium uji. semua besaran 5 Klinik Kesehatan Pratama/ Utama semua besaran dengan rawat inap.

- 10-6 Industri farmasi produksi obat semua besaran 7 Apotik/ toko obat luas 1.000 m² 8 Industri rumah tangga, makanan dan minuman luas 1.000 m² J. Bidang Kominfo 1 Pemasangan kabel telekomunikasi panjang 5 km bawah tanah. 2 Antena telepon selular atau Based Transceiver Station (BTS) ketinggian menara. panjang 50 m K. Bidang Peternakan 1 Budidaya Unggas terletak pada satu hamparan lokasi : a. Burung Puyuh; b. Ayam Petelur; c. Itik/ angsa/ entok; d. Kalkun; dan e. Ayam Pedaging produksi per siklus. jumlah 25.000 ekor jumlah 10.000 ekor jumlah 15.000 ekor jumlah 10.000 ekor jumlah 15.000 ekor atau jumlah > 1 ha jumlah 300 ekor 2 Budidaya kambing dan domba terletak pada satu hamparan lokasi. 3 Budidaya sapi potong terletak pada jumlah 100 ekor satu hamparan lokasi. 4 Budidaya sapi perah terletak pada satu jumlah 20 ekor hamparan lokasi. 5 Budidaya kerbau terletak pada satu jumlah 50 ekor hamparan lokasi. 6 Budidaya kuda terletak pada satu kapasitas 50 ekor hamparan lokasi. 7 Budidaya babi terletak pada satu jumlah 50 ekor hamparan lokasi. 8 Budidaya rusa terletak pada satu jumlah 300 ekor hamparan lokasi. 9 Budidaya kelinci terletak jumlah 1000 ekor pada satu hamparan lokasi. 10 Rumah pemotongan hewan: a. ayam potong dengan kapasitas jumlah 100 ekor produksi; dan b. sapi / kerbau / kambing / domba. jumlah 20 ekor 11 Pasar hewan perkotaan. semua besaran 12 Rumah sakit hewan. semua besaran 13 Laboratorium kesehatan hewan. semua besaran 14 Budidaya ternak terpadu (lebih dari semua besaran satu jenis ternak) yang terletak pada satu hamparan. 15 Produsen obat hewan. semua besaran

- 11 - L. Bidang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun (B3) 1 Setiap kegiatan pengumpulan dan pengangkutan limbah B3 sebagai kegiatan utama. semua besaran BUPATI KUDUS, ttd. M U S T H O F A

- 12 -