18 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa. Kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Siswa bukan sekedar belajar tentang pengetahuan bahasa, melainkan belajar menggunakan bahasa untuk keperluan berkomunikasi. Karena itu, tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai struktur, konteks kalimat, dan kaidah bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian siswa mampu berbahasa dengan baik dan benar. Bahasa merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Kemauan dan desakan untuk memakai bahasa disebabkan keinginan manusia untuk mengadakan hubungan dengan manusia yang lain. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan pikiran dan perasaanya kepada orang lain secara tepat. Juga dengan bahasa seorang ilmuan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan. Dilihat dari segi wujudnya, bahasa yang digunakan manusia ada yang berupa bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan digunakan oleh pembicara dan pendengar, bahasa tulis digunakan oleh penulis dan pembaca. Salah satu wujud penggunaan bahasa tulis adalah karangan. Karangan adalah salah satu karya tulis yang dibuat oleh seseorang. Dalam membuat karangan penulis perlu memperhatikan hal-hal penting agar karangan yang dibuat bisa dikatakan bagus dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Salah satu syarat menulis karangan yang baik 1
19 dapat menarik perhatian pembacanya. Karangan dapat dikatakan baik jika karangan tersebut dapat dinikmati oleh banyak orang. Karena itu karya yang harus kita sodorkan adalah karya yang dapat memikat hati para pembaca. Akhadiah dkk (1995:143) mengatakan bahwa dalam menuangkan gagasan atau ide secara tertulis, kita dituntut mampu menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam satu kesatuan yang utuh. Hubungan itu membentuk kesatuan yang logis. Dalam menulis atau mengarang, kesatuan itu diwujudkan dalam bentuk paragraf. Di dalam pengajaran menulis, paragraf disajikan secara bermakna sebagai satu kesatuan yang utuh, yaitu dalam konteks komunikasi secara tertulis. Paragraf merupakan kesatuan yang terdiri dari beberapa buah kalimat. Sedangkan karangan sendiri merupakan sebuah cerita yang ditulis oleh seseorang yang menceritakan tentang suatu hal. Karangan ditulis berdasarkan runtutan tulis yang benar yaitu ditulis berdasarkan paragraf. Karangan itu sendiri bermacam-macam jenisnya, yakni antara lain karangan narasai, karangan deskripsi, karangan argumentasi, dan lain sebagainya. Sebaliknya deskripsi adalah karangan yang menggambarkan sesuatu hal sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, misal tentang keadaan kota Purwokerto, tentang suasana senja di gunung Slamet, dan lain sebagainya. Deskripsi bertalian dengan pelukisan kesan pancaindera terhadap sebuah objek. Terkait dengan hal tersebut peneliti mencoba mengangkat permasalahan mengenai karangan siswa, khususnya siswa SMP karena saat ini hampir diabaikan oleh siswa itu sendiri. Karangan siswa adalah karya tulis atau karangan yang dibuat oleh siswa, baik itu berupa karangan narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi dan sebagainya. Akan tetapi yang akan dibahas dalam penelitian ini yakni mengenai
20 karangan deskripsi. Apabila mendengar karangan deskripsi, maka pemikiran kita pasti akan langsung menuju sebuah penggambaran sesuatu hal sebagai objek tujuannya. Ketika kita melihat sebuah fenomena atau kasus maka kita akan menggambarkan hal yang kita lihat atau dengar tersebut. Dari segi pemakaian bahasa, karangan deskripsi dapat dikatakan tidak menggunakan bahasa baku, karena karangan deskripsi tergolong karangan bebas. Karangan deskripsi sendiri merupakan sebuah bentuk tulisan yang mengambarkan sesuatu objek dengan bahasa sendiri tanpa adanya perintah dari apapun. Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun temurun, akan tetapi merupakan hasil proses belajar dan ketekunan berlatih (Akhadiah dkk, 1995:177). Jadi kemampuan menulis itu mengalami proses pertumbuhan melalui latihan-latihan. Untuk memperoleh kemampuan menulis, tidak cukup hanya mempelajari pengetahuan tentang teori menulis, melainkan tumbuh melalui proses pelatihan. Siswa mampu menulis secara efektif apabila menguasai hal-hal yang berkaitan dengan menulis. Dengan bekal menulis yang dimiliki, mereka akan mampu menyampaikan gagasan dan kehendaknya yang mudah diterima orang lain. Kesulitan mengajarkan pelajaran menulis pada siswa itu dikarenakan kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis. Peneliti menyadari bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut teknik dan metode yang digunakan kurang tepat. Ada beberapa faktor permasalahan yang menyebabkan kondisi tersebut. Pertama, kurang tepat dalam memilih strategi pembelajaran. Kedua, siswa kurang termotivasi dalam mengarang, sebagian siswa menunjukkan sikap kurang senang dalam menulis karangan, yang disebabkan kekurangmampuan siswa dalam mengungkapkan isi atau gagasan, yang meliputi: kekurangmampuan siswa dalam
21 memilih kata, kekurangmampuan siswa dalam menetapkan ejaan, kekurangmampuan siswa dalam menyusun kalimat efektif. Agar dapat membuat sebuah karangan deskripsi yang baik, penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:berpikir sehat, kritis, dan logis, mampu mencari, mengumpulkan, memilih fakta yang sesuai dengan tujuan dan topik, mampu menggunakan bahasa secara baik dan benar, efektif, dan tidak menimbulkan salah penafsiran. Sehubungan dengan pembelajaran menulis karangan deskripsi, peneliti menemukan fenomena yang terdapat pada hasil siswa. Fenomena tersebut peneliti temukan ketika melaksanakan praktek pengalaman lapangan (PPL) sebagai guru di SMP NEGERI 1 AJIBARANG. Saat itu peneliti memberikan tugas karangan deskripsi kepada siswa kelas VIII dengan tema bebas tanpa ditentukan oleh peneliti. Dengan harapan hasil karangan siswa tergambar berbagai macam objek karangan yang berbeda-beda tidak satu objek yang bersamaan, karena akan menimbulkan penggambaran yang menarik dan berbeda. Dari hasil tugas siswa, peneliti melihat ada beberapa hal yang menarik untuk diananlisis, yaitu peran-peran semantis unsur-unsur fungsional dalam kalimat. Ketertarikan dimulai ketika peneliti menganalisis tugas karangan deskripsi siswa. Analisis tersebut berkenaan dengan peran semantis unsur-unsur kalimat untuk mengetahui keserasian dan kelogisan hubungan unsur-unsur kalimat tersebut. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui keberagaman dan kelogisan hubungan-hubungan peran semantis dalam karangan deskripsi karangan siswa. Hal ini lah yang menjadi ketertarikan tersendiri bagi peneliti. Kaitan dengan peran semantis unsur-unsur fungsional kalimat adalah kata-kata yang menduduki unsur-unsur fungsional kalimat
22 harus cocok satu sama lain. Unsur-unsur fungsional kalimat adalah S, P, O, K. Katakata yang menduduki fungsi S, misalnya harus sesuai dengan kata-kata menduduki fungsi P, terutama dari segi peran semantis. Misalnya unsur Subjek yang berperan sebagai pelaku harus berdampingan dengan unsur predikat yang berperan sebagai tindakan, bukan yang berperan sebagai pengenal. Pada dasarnya tiap kalimat menyatakan suatu peristiwa atau keadaan yang melibatkan satu peserta atau lebih, dengan peran semantis yang berbeda-beda. Peserta itu dinyatakan dengan nomina atau frasa nominal. Dalam hal ini peran semantis unsur kalimat akan berbicara mengenai pelaku, sasaran, pengalam, peruntung dan atribut. Dengan demikian, pada kalimat: (1) Ida memberikan hadiah kepada Ibunya terdapat tiga peserta: Ida, hadiah dan Ibunya. Kalimat tersebut mengandung subjek yang menyatakan pelaku, predikat yang menyatakan perbuatan, objek yang menyatakan peserta sasaran perbuatan, dan pelengkap yang menyatakan peserta peruntung yang memperoleh manfaat dalam peristiwa tersebut.hal itulah yang melatarbelakangi peneliti mengambil judul Analisis Peran Semantis Unsur-Unsur Fungsional Kalimat pada Karangan Deskripsi Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ajibarang tahun Ajaran 2012-2013. F. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana pola hubungan peran semantis unsur-unsur fungsional kalimat dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ajibarang?
23 G. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusaan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan pola hubungan peran semantis unsur-unsur fungsional kalimat dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ajibarang Tahun Ajaran 2012-2013. 2. Mendeskripasikan variasi bahasa yang terdapat pada karangan deskripsi siswa. H. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan peneliti. Peneliti dapat mengerti dan memahami teori-teori yang didapat selama proses perkuliahan mengenai hubungan dengan peran semantis unsur-unsur fungsional kalimat. Peneliti dapat lebih mencermati gaya bahasa yang digunakan siswa pada karangan deskripsi. Peneliti dapat mengerti materi berkenaan dengan aspek semantik kalimat terutama dalam karya tulis siswa yang berupa karangan deskripsi. Hasil penelitian tersebut, peneliti dapat menemukan pola peran semantis yang baru. 2. Manfaat Praktis a. Secara praktis, peneliti berharap hasil tulisan ini dapat menjadi referensi atau contoh untuk pengajaran bahasa Indonesia disekolah, baik di SMP maupun SMA/MA, berkenaan dengan aspek semantik kalimat terutama dalam karya tulis siswa yang berupa karangan deskripsi. b. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepustakaan yang berguna bagi pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.