BAB I PENDAHULUAN. simpan-pinjam, hutang piutang, usaha bersama, dan sebagainya. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. piutang dapat terjadi di dunia. Demikian juga dalam hal motivasi, tidak sedikit. piutang karena keterpaksaan dan himpitan hidup.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah saw. diberi amanat oleh Allah swt. untuk menyampaikan kepada. tercapainya kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah perubahan. Sekedar contoh, dalam sejarah manusia telah terjadi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB II LANDASAN TEORI A. HUTANG PIUTANG MENURUT HUKUM ISLAM. Secara bahasa qard{ berarti al-qat{ yang artinya potongan

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG ARISAN BERSYARAT DI PERUMAHAN GATOEL MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

tabarru dengan tujuan tolong menolong yang dianjurkan oleh ajaran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

A. Analisis Praktik Sistem Kwintalan dalam Akad Utang Piutang di Desa Tanjung Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Banyak orang-orang Islam dalam kehidupan sehari-harinya yang. mengerjakannya, mungkin karena sibuk dengan kegiatan lain atau memang

BAB I PENDAHULUAN. Desa Padang Manih termasuk ke dalam Nagari Campago. Campago

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama dengan cara bermuamalah. Mua>malah adalah interaksi atau. Dalam kaitannya dengan mua>malah, Islam mengatur segala

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Arisan Bahan Pokok Untuk Resepsi Di Desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratay Kabupaten Pesawaran

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter. Lebih dari itu, lembaga keuangan syariah ini diharapkan mampu membawa

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh 4 (empat) kasus

BAB I PENDAHULUAN. petunjuk dan pedoman dalam melangsungkan hidup sehari-hari. Hukum Islam. semua umat Muslim dalam kehidupan bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB II TINJAUAN TEORI TENTANG UTANG PIUTANG. Utang piutang dalam istilah Arab sering disebut dengan ad-dain (jamaknya

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB IV KELURAHAN PUTAT JAYA KECAMATAN SAWAHAN KOTA SURABAYA JAWA TIMUR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONAL WADI< AH PADA TABUNGAN ZAKAT DI PT. BPRS BAKTI MAKMUR INDAH

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB IV. A. Tinjauan terhadap Sewa Jasa Penyiaran Televisi dengan TV Kabel di Desa Sedayulawas

BAB I PENDAHULUAN. muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini. Dalam rangka menuju

BAB IV ANALISIS PRAKTIK PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

Pada bab ini, penulis akan mengulas secara terperinci praktik. pembayaran hutang dengan mempekerjakan sebagai pijakan dasar pengambilan

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebagai makhluk sosial, dalam hidupnya manusia memerlukan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PANDANGAN TOKOH AGAMA TERHADAP UTANG-PIUTANG BERSYARAT

BAB I PENDAHULUAN. Menurutnya hubungan manusia sebagai makhluk sosial ini dalam Islam

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah mempunyai arti menghambakan diri kepada

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi qadrat Allah Swt. bahwa manusia harus hidup bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia harus saling tolong menolong antara satu dengan yang lainnya. Untuk memenuhi kemajuan dan tujuan hidup, diperlukan hubungan kerja sama yang baik antara sesama manusia. Kegiatan mu a>malah merupakan kegiatan-kegiatan yang menyangkut hubungan antar manusia yang meliputi aspek politik, ekonomi dan sosial. Kegiatan mu a>malah yang menyangkut aspek ekonomi meliputi kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup, seperti: jual beli, simpan-pinjam, hutang piutang, usaha bersama, dan sebagainya. 1 Didalam kegiatan ber mu a>malah, terdapat unsur tolong menolong antara sesama manusia. Seperti dalam aspek ekonomi yang bentuknya hutang piutang, kegiatan mu a>malah ini bertujuan untuk membantu kepada pihak yang membutuhkan dana atau barang demi kelangsungan hidup ataupun kebutuhannya. Hal ini sesuai dengan ajaran agama Islam dalam al- Quran surah al-maidah: 2: 1 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad Syafi I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1992), 8. 1

2 dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya. 2 Hutang-piutang seakan telah menjadi salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama bagi kehidupan masyarakat di pedesaan. Karena dalam suatu kehidupan sudah la>zim ada pihak yang kekurangan dan ada pula pihak yang berlebih dalam hartanya. Hutang-piutang atau dalam istilah fikih disebut dengan al-qard} adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. 3 Hutang piutang (qard}) merupakan perbuatan baik yang diperintahkan Allah dan Rasul. Hutang piutang bukan merupakan perbuatan yang dilarang. Hal ini sesuai dengan al-quran surah al-baqarah: 245: siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-nya-lah kamu dikembalikan. 4 2 Depak RI, al-quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Indah Press, 1994),157. 3 Muhammad Syafi i Antonio, BANK SYARIAH Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), 131. 4 Depak RI, al-quran, 60.

3 Dari sisi muqrid}, Islam menganjurkan kepada umatnya untuk memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan dengan cara memberi utang. Dari sisi muqtarid}, utang bukan merupakan perbuatan yang dilarang, melainkan dibolehkan karena seseorang berutang dengan tujuan untuk memanfaatkan barang atau uang yang diutangnya itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan ia akan mengembalikannya persis seperti yang diterimanya atau sesuai dengan nilai yang dihutangnya. 5 Dalam kaitan dengan hal ini ada beberapa hadis yang berisi anjuran untuk membantu orang lain, antara lain: Dalam Hadis Ibnu Mas ud: : مسعود ابن عن ك ص د ق ت ه ا م ر ة ك ا ن ا ل م ر ت ي ق ر ض ا م س ل م ا ض ي ق ر م س ل م م ن م ا قال النيب ص.م. ا ن Dari Ibn Mas ud bahwa Rasulullah saw. Bersabda, tidak ada seorang muslim yang menukarkan kepada seorang muslim qard} dua kali, kecuali seperti sedekah satu kali. 6 Dari hadis-hadis diatas dapat dipahami bahwa qard} merupakan perbuatan yang dianjurkan, yang akan diberi imbalan oleh Allah. Dalam hadis dijelaskan bahwa memberikan hutang atau pinjaman dua kali nilainya sama dengan memberikan sedekah satu kali. Ini berarti bahwa qard} merupakan perbuatan yang sangat terpuji karena bisa meringankan beban orang lain. 5 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2013), 275. 6 Lidwa Pusaka, Kitab 9 Imam Hadits, (Digital Library, Kitab Ibnu Majjah, Hadits No. 2421).

4 Di dalam Islam juga telah dijelaskan mengenai pengambilan manfaat. Pengambilan manfaat dalam hutang piutang hukumnya haram, apabila hal itu disyaratkan atau ditetapkan dalam perjanjian. Demikian ini termasuk rekayasa terhadap riba berdasarkan sabda Rasulullah saw.: ك ل ق ر ض ج ر م ن ف ع ة ف ه و ر ب semua hutang yang menarik manfaat (keuntungan), maka ia termasuk riba. 7 Apabila manfaat (kelebihan) tidak disyaratkan pada waktu akad maka hukumnya boleh. Sesuai dengan hadis Nabi: ع ن أ ب ه ر ي ر ة ق ا ل ا س ت ق ر ض رسول هللا صلى هللا عليه وأله وسلم س ن ا, ف أ ع ط ى س ن ا خ ي ر ا س ن ه و ق ا ل خ ي ار ك م أ ح اس ن ك م ق ض اء. م ن Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah saw. berutang seekor unta, kemudian beliau membayarnya dengan seekor unta yang lebih baik daripada unta yang diutangnya, dan beliau bersabda: sebaik-baik kamu sekalian adalah orang yang paling baik dalam membayar utang. 8 Para ulama juga sepakat bahwa persyaratan memberikan tambahan diluar pinjaman untuk kreditur hukumnya haram dan termasuk riba, baik tambahan nilai, seperti: memberikan pinjaman Rp.100.000,- dengan syarat pengembalian Rp. 110.000,- atau tambahan kwalitas, seperti: memberikan pinjaman mata uang rupiah dengan syarat pengembalian dalam bentuk mata uang dolar, maupun tambahan jasa, seperti: memberikan pinjaman uang 7 Ibnu Hajar al-asqalany, Syarah Bulughul Maram, (Achmad Sunarta) (Surabaya: Halim Jaya, 2001), 503, sanad hadits diatas sangat d}a i>f. 8 Lidwa Pusaka, Kitab 9 Imam Hadits, (Digital Library, Kitab Muslim, Hadits No. 3004).

5 kepada seseorang dengan syarat dia meminjamkan mobilnya kepada pemberi pinjaman selama 1 minggu. 9 Kegiatan mu a>malah yang berbentuk hutang piutang ini sering dilakukan oleh masyarakat, tidak jarang masyarakat Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. Mereka hidup dalam keadaan ekonomi yang pas-pasan. Oleh karena itu, mayoritas masyarakatnya berpencaharian sebagai petani. Tidak semua petani tersebut mempunyai dana untuk memenuhi kebutuhan pertaniannya. Sebelum dibentuknya kelompok tani, cara warga mendapatkan pupuk adalah dengan menghutang di suatu individu. Individu tersebut sengaja menghutangkan pupuk dengan adanya tambahan harga saat pengembalian yang hampir 25%. Melihat harga pupuk yang mahal saat pengembalian, akhirnya warga Kaligambir rt: 03 rw: 02 mendirikan kelompok tani. Kelompok tani tersebut sebagai wadah bagi warga dalam menyediakan salah satu kebutuhan pertaniannya yaitu pupuk. Modal yang diperoleh kelompok tani dalam menyediakan pupuk berasal dari hasil penjualan traktor. Awalnya traktor itu merupakan hasil pemberian dari seorang yang mencalonkan dirinya sebagai DPD. Untuk mencari dukungan dalam pemilu, calon DPD tersebut memberikan traktor kepada kelompok tani. Tujuan diberikannya traktor tidak lain sebagai penunjang pertanian pada masyarakat Desa Kaligambir. Ternyata tujuan tersebut tidak sesuai, jarang petani yang 9 Yusuf Al Subaily, Fiqh Perbankan Syariah: Pengantar Fiqh Muamalat dan Aplikasinya dalam Ekonomi Modern, (t.tp.: t.p., t.t.), 48-49.

6 mempergunakan traktor tersebut. Akhirnya traktor dijual dan hasil dari penjualan traktor sebagian digunakan untuk membeli pupuk. Sehingga masyarakat dapat mendapatkan pupuk dari kelompok tani tersebut. Petani mendapatkan pupuk dengan cara menghutang. Harga pokok pupuk tersebut adalah Rp. 190.000/kw. Setiap petani mendapatkan jumlah pupuk yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhannya. Jika lahannya luas, maka petani tersebut bisa menghutang pupuk dalam jumlah yang banyak, begitu pula sebaliknya. Jangka waktu pengembalian hutang dalam transaksi hutang piutang pupuk di Desa Kaligambir adalah setelah petani panen. Ketentuan yang diberikan adalah dengan adanya kelebihan atau tambahan dari harga pokoknya. Tambahan tersebut disyaratkan di awal oleh ketua kelompok tani ketika petani hendak menghutang. Dalam pengembaliannya pun juga terdapat perbedaan, antara anggota kelompok tani dan bukan dari anggota. Apabila yang menghutang masih dalam suatu anggota kelompok tani, maka tambahannya Rp. 20.000/kw sedangkan apabila yang menghutang itu bukan dari anggota kelompok maka tambahannya Rp. 30.000/kw. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa harga pokok pupuk tersebut adalah Rp. 190.000/kw. Jadi semisal hutang 1kw maka petani yang bukan dari anggota kelompok harus membayar Rp. 220.000 dan anggota kelompok harus membayar Rp.210.000. Tambahan uang dalam

7 pengembalian hutang tersebut akan digunakan untuk tambahan modal kedepannya dalam membeli pupuk dalam jumlah yang lebih banyak lagi. 10 Dari sinilah penulis tertarik untuk menelusuri dan meneliti hutang piutang yang terjadi di Desa Kaligambir dengan judul Analisis Hukum Islam Terhadap Hutang Piutang Pupuk dalam Kelompok Tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. B. Identifikasi dan Batasan Masalah Dari latar belakang masalah yang sudah dijelaskan, kiranya dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pengambilan manfaat dalam hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. 2. Tata cara hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. 3. Akad hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. 4. Pelaksanaan hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. 5. Perjanjian dalam hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. 6. Jangka waktu hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. 10 Taufik Siswanto, Wawancara, Kaligambir, 19 september 2016.

8 7. Ketentuan-ketentuan dalam hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar 8. Tata cara pengembalian hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar Mengingat luasnya masalah yang tercakup dalam penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan masalah agar pembahasan lebih fokus. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan yang hendak diteliti, yaitu: 1. Praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. 2. Analisis hukum Islam terhadap praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang sudah dijelasakan sebelumnya, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar? 2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar?

9 D. Kajian Pustaka Banyak sekali penelitian yang telah mengungkap tentang hutang piutang. Akan tetapi penulis menemukan celah yang belum terbahas dalam beberapa penelitian yang telah ada, yakni tentang hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. Demi menunjukkan posisi penelitian, maka penulis paparkan tentang penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya, diantaranya: 1. Skripsi saudari Siti Munasiroh, Prodi Muamalah UIN Sunan Ampel Surabaya (2016), Analisis Urf Terhadap Tradisi Hutang Piutang Pupuk Urea dibayar Dengan Uang (Studi Kasus di Desa Ladju Kidul Kec. Singgahan Kab. Tuban). Skripsi ini menjelaskan tentang tradisi masyarakat di Desa Ladju Kidul dalam melakukan transaksi hutang piutang pupuk yang dibayar dengan uang. Dari hasil penelitian tersebut terlihat bahwa tradisi hutang piutang pupuk di Desa Ladju Kidul merupakan urf fasidah, karena transaksi hutang pupuk urea yang dibayar dengan uang adalah transaksi yang obyeknya mithli, maka pengembaliannya harus sesuai. 11 2. Skripsi saudara Syaikhul Munif, jurusan Muamalah IAIN Walisongo Semarang (2013), Praktik Hutang Piutang Pupuk Di Lingkungan Petani Tebu Desa Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati. Skripsi ini 11 Siti Munasiroh, Analisis Urf Terhadap Tradisi Hutang Piutang Pupuk Urea dibayar Dengan Uang (Studi Kasus di Desa Ladju Kidul Kec. Singgahan Kab. Tuban) (Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2016), 77.

10 menjelaskan tentang praktik hutang piutang pupuk di lingkungan petani tebu di Desa Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati. Dimana penyedia pupuk menerapkan ketentuan adanya tambahan dalam pembayaran hutang kepada petani tebu. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik memberikan kelebihan hutang piutang pupuk di lingkungan petani tebu awalnya bermula dari keinginan petani dengan tujuan agar dipermudah dalam memperoleh hutang pupuk. Namun kemudian praktik tersebut berubah dengan adanya syarat yang diberlakukan oleh penyedia pupuk kepada petani tebu berupa keharusan penjualan hasil panen tebu kepada penyedia pupuk sebagai konsekuensi (syarat) dalam hutang piutang. Praktik hutang piutang pupuk di lingkungan petani tebu di Desa Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati dalam tinjauan hukum Islam masih banyak terkandung aspek kemafsadatan dari pada aspek kemaslahatan. 12 3. Skripsi saudari Nurul Fadilah, Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamlah) UIN Sunan Ampel Surabaya (2009), Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Hutang Pupuk dengan Gabah di Desa Pucuk Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto. Deskripsi implementasi hutang pupuk dengan gabah yang terjadi di Desa Pucuk adalah pihak debitur (petani) menghutang pupuk kepada kreditur (pedagang pupuk), dimana orang yang memberi hutang melakukan kesepakatan tentang obyek yang dihutangkan beserta terjadinya proses kesepakatan antara keduanya 12 Syaikhul Munif, Praktek Hutang Piutang Pupuk Di Lingkungan Petani Tebu Desa Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati (Skripsi--IAIN Walisongo, Semarang, 2013), vii.

11 mengenai waktu pengembaliannya. Dengan mensyaratkan pelunasan hutang harus berupa gabah kering, dimana harga pupuk yang dihutangkan sudah ditinggikan dari harga pasaran, namun apabila telah tiba waktu jatuh temponya dan penghutang mengalami gagal panen, maka orang yang menghutangi melakukan penyitaan barang-barang yang dianggap berharga dengan ketentuan nilai sama dengan gabah kering. Hasil dari skripsi ini menjelaskan bahwa implementasi hutang pupuk dengan gabah yang terjadi di Desa Pucuk adalah tidak dibenarkan dalam Islam. Karena hutang piutang dalam Islam mensyaratkan dalam hal pengembalian hutang harus sama dan sejenis. Bahkan dalam Islam memberikan kelonggaran kepada orang yang kondisinya pailit. 13 4. Skripsi saudari Cucu Susilawati, Prodi Muamalah UIN Sunan Gunung Djati Bandung (2014), Pelaksanaan Utang Piutang Pupuk dibayar dengan Padi di Desa Sukaras, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor. Skripsi ini menjelaskan tentang pelaksanaan utang piutang pupuk yang dibayar dengan padi. Ketentuan dalam utang tersebut adalah waktu pengembalian utang setelah panen, kemudian barang yang dipinjam harus dikembalikan berupa padi sebanyak pupuk yang dipinjam baik panen itu gagal maupun hasil. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa praktik utang piutang pupuk yang dibayar dengan padi ini banyak mad}aratnya daripada mas}lahatnya. Adapun mas}lahatnya adalah membantu 13 Nurul Fadhilah, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasin Hutang Pupuk dengan Gabah di Desa Pucuk Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto (Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2009), 54-56.

12 meringankan beban petani sedangkan mad}aratnya adalah tengkulak menggunakan praktik utang piutang ini untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, memperkaya diri dan mengeksploitasi petani yang sedang kesusahan. Berdasarkan fiqh praktik qard} ini juga mengandung riba nasi ah. 14 5. Skripsi saudara Noer Cholis, Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) UIN Sunan Ampel Surabaya (2015), Analisis Hukum Islam Terhadap Utang Piutang di Desa Brumbun Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun. Skripsi ini menjelaskan tentang praktik hutang piutang dalam bentuk uang dan pupuk. Dimana hutang piutang tersebut terjadi antara petani padi dengan penjual pupuk yang dilakukan secara langsung dan tatap muka. Petani datang kepada penjual pupuk, kemudian mengadakan kesepakatan namun yang meminta kesepakatan adalah pihak yang berhutang (petani/warga) dengan kesepakatan berhutang uang atas nama pupuk sebagai hitungan dalam menentukan jumlah uang yang dipinjam. Perjanjian ini dilakukan secara lisan dan tertulis. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa praktik hutang piutang yang terjadi di desa Brumbun merupakan sebuah transaksi yang diperbolehkan dalam Islam karena didasari atas suka sama suka. 15 14 Cucu Susilawati, Pelaksanaan Utang Piutang Pupuk dibayar dengan Padi di Desa Sukaras, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor (Skripsi--UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, 2014), 3-4. 15 Noer Cholis, Analisis Hukum Islam Terhadap Utang Piutang di Desa Brumbun Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun (Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2015), 54-55.

13 Dari penelitian-penelitian yang sudah dibahas sebelumnya, dapat dikatakan bahwa fokus penelitian yang dibahas tidak sama dengan yang akan diteliti oleh penulis. Disini penulis mefokuskan penelitian tentang praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani dengan adanya tambahan saat pelunasan yang tambahannya sudah dijelaskan di awal. Bagaimana Islam memandang kegiatan transaksi tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Hukum Islam Terhadap Hutang Piutang Pupuk dalam Kelompok Tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab dua pertanyaan yang telah dirumuskan diatas, yakni: 1. Untuk mendeskripsikan praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. 2. Untuk menjelaskan bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. F. Kegunaan Hasil Penelitian Kegunaan hasil penelitian ini mempunyai dua aspek yakni aspek teoritis dan aspek praktis.

14 1. Aspek Teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan dibidang fiqh mu a>malah terutama masalah hutang piutang. 2. Aspek Praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan acuan yag jelas terutama bagi masyarakat Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar yang terlibat dalam kegiatan hutang piutang pupuk agar terhindar dari riba. G. Definisi Operasional Berdasarkan judul penelitian skripsi Analisis Hukum Islam Terhadap Hutang Piutang Pupuk dalam Kelompok Tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar, dirasa perlu adanya pendefinisian judul secara operasional agar dapat diketahui dan dipahami secara jelas maksud judul penelitian tersebut. Hutang piutang pupuk : hutang piutang pupuk yang dilakukan antara masyarakat dan kelompok tani dengan pengembalian berupa tambahan yang telah disepakati. Hukum Islam : Suatu aturan yang mengatur hutang piutang dalam jual beli mura>bah}ah yang bersumber dari al-

15 Quran dan al-sunah serta melalui upaya pemikiran ahli hukum. H. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 16 Metode yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Jenis dan pendekatan penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Artinya, peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk menyimpulkan data. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang bersifat alamiah. 17 2. Lokasi Penelitian. Dalam penelitian kualitatif peneliti wajib hadir di lapangan, karena peneliti merupakan instrument penelitian utama yang memang harus hadir sendiri secara langsung di lapangan untuk mengumpulkan data. Pada penelitian ini, peneliti datang sendiri pada kelompok tani di Desa Kaligambir Rt: 03 Rw: 02 Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. 16 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), 2. 17 Ibid., 8.

16 3. Populasi dan Sampel Proses pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Nonprobability sampling dengan jenis Snowball sampling. Teknik Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan jenis Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. 18 Pada penelitian ini, peneliti memilih sampel yang dianggap mampu untuk memberikan data mengenai hutang piutang pupuk, kemudian jika peneliti merasa belum lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh orang-orang sebelumnya. 4. Data dan Sumber Data a. Data yang dikumpulkan Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka data yang bisa dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang cara pelaksanaan hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. 18 Ibid., 84-85.

17 b. Sumber Data 1) Sumber Primer Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. 19 Sumber primer dalam penelitian ini yaitu pihak pemberi hutang dan pihak penerima hutang serta dokumen yang berhubungan dengan hutang piutang pupuk di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. 2) Sumber Sekunder Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. 20 Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku yang ada hubungannya dengan penelitian ini. 5. Tenik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. 21 Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku 19 Ibid., 225. 20 Ibid. 21 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2007), 115.

18 manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. 22 Dalam penelitian ini penulis mengamati langsung praktik hutang piutang pupuk yang terjadi di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. Penulis mengamati cara dalam hutang piutang tersebut, yaitu dalam akad atau perjanjiannya, ketentuan-ketentuan yang diberlakukan dan cara pengembaliannya. b. Wawancara Wawancara adalah cara-cara memperoleh data dengan berhadapan langsung, bercakap-cakap, baik antara individu dengan individu maupun individu dengan kelompok. 23 Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data hutang piutang pupuk di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. c. Studi Dokumen Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data atau usaha untuk menemukan bukti otentik melalui dokumen, seperti suratsurat, catatan-catatan, peraturan dan sebagainya. 24 Penggunaan metode dokumentasi ini bermanfaat untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk mendukung penganalisisan penelitian secara lebih mendalam. 22 Sugiyono, Metode Penelitian, 145. 23 Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilm-ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya (t.tp.: t.p., t.t.), 222. 24 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Pendekatan Praktek, cet. 5, (Jakarta: Rajawali, 2002), 231.

19 6. Teknik Pengolahan Data Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Pentingnya pengolahan data diantaranya adalah menyajikan data dalam susunan yang baik sehingga dapat memberikan arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. 25 Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: a. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan data yang telah dikumpulkan 26 terutama dari segi kelengkapan bacaan, kejelasan makna, keselarasan satu dengan yang lainya, relevansi atau keseragaman kesatuan/kelompok. b. Organizing, mengatur dan menyusun data-data hasil editing sedemikian rupa sehingga menghasilkan data yang baik dan mudah dipahami. c. Analizing, merupakan tahapan terakhir yaitu menganalisis lebih lanjut data-data mengenai praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar yang telah tersusun untuk memperoleh kesimpulan atas rumusan masalah yang telah diungkapkan. 25 Umar Danny, Teknik Pengolahan Data, dalam http://umardanny.com/teknik-pengolahandata-materi-metodologi-penelitian-ppt/, diakses pada 3 Oktober 2016. 26 Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2005), 118.

20 7. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahanbahan lain sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. 27 Dalam menganalisis data-data yang telah terkumpul, penulis menggunakan teknik deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan data-data yang telah terkumpul tentang praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani, kemudian dianalisis dengan pola pikir induktif yang dipergunakan untuk mengemukakan kenyataan dari hasil penelitian yang bersifat khusus untuk kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum yang sesuai terhadap hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. I. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah penulisan dan pemahaman secara menyeluruh tentang penelitian ini, maka dibuatlah sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab pertama pendahuluan. Dalam bab ini penyusun menguraikan dan menjelaskan yang meliputi: latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi 27 Sugiyono, Metode Penelitian, 244.

21 operasional, penelitian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab kedua merupakan landasan teori yang membahas mengenai jual beli mura>bah}ah} dan hutang piutang (al-qard}). Dalam hal ini peneliti membagi menjadi beberapa subbab yaitu pengertian jul beli mura>bah}ah, dasar hukum jual beli mura>bah}ah, rukun dan syarat jual beli} mura>bah}ah, jenis-jenis mura>bah}ah, definisi hutang piutang (al-qard}), dasar hukum hutang piutang (al-qard}), hukum qard}, rukun dan syarat hutang piutang (al-qard}), pengembalian manfaat dalam hutang piutang (al-qard}) serta tata krama dalam hutang piutang (al-qard}). Teori ini bertujuan untuk memberikan penerangan terhadap praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kaligambir, Kecamatan Panggungrejo, Blitar. Bab ketiga merupakan praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. Bab ini merupakan data yang diperoleh dari lapangan yang kemudian sebagai acuan untuk analisis pada bab IV. Hasil penelitian ini meliputi pembahasan keadaan geografis, keadaan penduduk, keadaan ekonomi, kondisi pendidikan, suasana kehidupan beragama, dan praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. Bab keempat merupakan analisis. Dalam bab ini menggambarkan analisis bagaimana praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani yang

22 dilakukan masyarakat Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar ini berdasarkan hukum Islam dengan kerangka teori yang digunakan. Bab V merupakan bab terakhir. Bab ini memaparkan kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya sehingga didapatkan jawaban terhadap persoalan yang dikaji serta saran-saran dari penulis.