BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini, sumber daya manusia merupakan hal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. muda penerus bangsa untuk membangun negeri ini. menjalankan profesinya. Tidak hanya dalam mengajar kepada siswa didik, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. menjawab tantangan tersebut, maka tantangan yang muncul merupakan. ancaman serius yang harus diupayakan metode penyelesainnya.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. penelitian yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan output yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan juga terus berubah. Untuk itu semua aspek termasuk sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia khususnya pembelajaran matematika harus. informasi, serta kemampuan memecahkan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan mengemukakan beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. mudah. Tidak mudah, karena harus memahami setiap perilaku bawahan yang. organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin majunya dan berkembangnya tekhnologi di era globalisasi yang

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia. Dalam menghadapi persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber daya manusia yang memiliki peran sentral dalam. menentukan output pendidikan. Peran sentral tersebut terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

Nama : Fitria Novita Sari NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Adi Kuswanto

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa. manusia ke era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan tenaga - tenaga terampil dan cerdas di dalam berbagai

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penentu terwujudnya tujuan organisasi. Setiap organisasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang begitu cepat terutama adanya persaingan yang sangat ketat antara satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, LAMA MENJABAT, DAN MOTIVASI DIRI DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH KOMPENSASI, PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PDAM KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. peralihan besar-besaran dalam bidang ekonomi, yaitu era globalisasi. Era

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kebutuhan informasi dan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan bersedia mengerahkan segenap kemampuannya untuk. diluar diri seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian. integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu mengahadapi tantangan dari luar maupun dari dalam perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. bukan merupakan segmen bisnis yang populer. menerbitkan edisi Bandung-nya, seperti Kompas, Republika, SINDO, Koran Tempo,

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN, DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Bandung yang merupakan bagian integral dari sistem

BA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani. hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarakan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. atau lembaga pemerintahan dituntut mengadakan penyesuaian-penyesuaian dalam semua

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dalam upaya menghasilkan karyawan berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Pada Sidang Paripurna DPR RI 29 September 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, sumber daya manusia merupakan hal terpenting suatu organisasi karena perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional suatu organisasi. Sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah yang benar-benar kompetensi, kompetitif dan berkinerja tinggi, karena akan sangat mempengaruhi kualitas dan kinerja pegawai. Pendidikan penting bagi pembangunan masa depan bangsa, oleh karena itu, semangat dan komitmen untuk memajukan dunia pendidikan dengan membangun mutu dan sistem yang handal, adalah keharusan bila suatu bangsahendakmaju.fakta yang ada di bangsa ini menunjukkan bahwa belenggu kemerosotan dunia pendidikan belum berhasil diatasi.kualitas masih rendah.sistem yang mengatur belum kokoh dan stabil, bahkan cenderung parsial dan mudah goyah. Keadilan pendidikan pun belum juga dirasakan masyarakat dengan proporsi yang sama disemua daerah. para pemimpin bangsa ini sudah berulangkali menegaskan komitmennya untuk memajukan pendidikan di negeri ini. Kita tentunya tidak sedang pesimis dengan masa depan bangsa ini. Optimisme memang harus tetap terbangun.sekalipun kita sama-sama mengetahui bahwa tantangan dalam membenahi dunia pendidikan kita tidaklah mudah, namun keyakinan untuk lebih baik jangan sampai sirna.dunia pendidikan yang masih 1

2 dengan beragam persoalan klasik, misalnya soal keterbatasan anggaran, luasnya wilayah nusantara sehingga untuk menjangkaunya sangat sulit, kemudian soal ketersediaan guru yang berkualitas, khususnya didaerah tertinggal, harus diatasi secara tepat. Inilah fakta empiric yang harus diatasi. Ke depan, kita harus serius dan satu persepsi untuk membangun pendidikan yang berkualitas dan handal. Yang mampu mencetak anak bangsa menjadi generasi yang tangguh, yang tidak saja mapan untuk mengikuti perkembangan dunia, namun juga harus bisa menjadi pelopor pembaharuan. Hanya dengan cara yang seperti itulah bangsa kita bisa bangkit, kokoh dan menjadi mandiri. Membangun dunia pendidikan yang berkualitas tentu membutuhkan waktu, dana dan yang utama keseriusan. Harus ada komitmen.setahap demi setahap, dunia pendidikan harus digerakkan dan diarahkan sebagai alat untuk mencapai cita-cita bersama.dan untuk itu, peran pemimpin dalam merumuskan segala kebutuhan pendidikan sangatlah vital. Untuk mencapai tujuan tersebut maka para kepala sekolah/madrasah khususnya dan pemangku kepentingan pendidikan pada umumnya, mutlak perlu mengetahui secara benar konsep, maksud dan tujuandari sekolah sehingga kepala sekolah/madrasah akan lebih dapat melaksanakan kompetensi manajerialnya secara menyeluruh dan bermakna yang akan membantu peningkatan kinerja sekolah. Rendahnya kualitas pendidikan dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu yang berhubungan dengan aktivitas guru dalam mengajar, siswa dalam

3 pembelajaran dan peran serta kepemimpinan sekolah yaitu kepela sekolah yang perlu mengoptimalkan fungsinya sehingga dapat meningkatkan kualitas sekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin mengglobal saat ini membuat sekolah membutuhkan adanya pemimpin yang handal yang mampu mengatur dan mengelola sekolah dengan baik agar menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien dalam menjalankan kegiatan organisasiya serta dapat bersaing di zaman yang semakin berkembang.dengan perkembangan yang ada saat ini persaingan dalam dunia pendidikan menjadi semakin besar, dibutuhkan kepemimpinan yang mampu memberikan pengaruh yang signifikan bagi lembaga pendidikan agar dapat terus eksis.kepemimpinan di era modern berbeda dengan kepemimpinan di era sebelumnya, saat ini pemimpin harus bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang semakin berkembang.ada berbagai model kepemimpinan yang saat ini diterapkan oleh perusahaan-perusahaan diantaranya kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional, tapi yang menjadi permasalahan setiap model kepemimpinan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Penelitian yang dilakukan oleh Riaz dan Haider (2010) menunjukkan bahwa kepemimpinan transaksional memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa keberhasilan pekerjaan dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan tranformasional dan transaksional.

4 Penelitian yang dilakukan oleh Mutaqin (2010) menunjukkan bahwa iklim organisasi, disiplin kerja, dan etos kerja berpengaruh positif terhadap efektivitas kerja. Peningkatan mutu pendidikan khususnya pada satuan pendidikan memerlukan adanya kepala sekolah/madrasah yang handal, Tangguh dan berkemampuan yang secara bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan di sekolah dapat memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada semua peserta didik.kepala sekolah/madrasah yang handal diharapkan dapat menjadi lokomotif dan kekuatan untuk membimbing, menjadi contoh, serta menggerakkan para pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah/madrasah. Di dalam penyelenggaraan sekolah menengah atas (SMA), tingkatkeberhasilannya ditentukan oleh standar pelayanan minimal (SPM). Untukmengetahui apakah SPM ini telah diterapkan dengan baik dan benar,diperlukan suatu indikator keberhasilan. Dalam indikator keberhasilantertuang berbagai indikator dan ukuran ketercapaian minimal sesuai dengankomponen yang ada di dalam SPM. Komponen SPM terdiri dari: kurikulum,pesertadidik,ketenagaan,sarana prasarana, organisasi, pembiayaan,manajemen sekolah, dan peran serta masyarakat. Etos kerja yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok masyarakat, akan menjadi sumber motivasi bagi perbuatannya. Apabila dikaitkan dengan situasi kehidupan manusia yang sedang membangun, maka etos kerja yang tinggi akan dijadikan sebagai prasyaraat yang mutlak, yang harus ditumbuhkan dalam

5 kehidupan itu. Karena hal itu akan membuka pandangan dan sikap kepada manusianya untuk menilai tinggi terhadap kerja keras dan sungguh-sungguh, sehingga dapat mengikis sikap kerja yang asal-asalan, tidak berorientasi terhadap mutu atau kualitas yang semestinya. Menurut Tasmara (2006: 45), etos menunjukkan pula sikap dan harapan seseorang. Di dalam harapan tersimpan kekuatan dahsyat di dalam batinnya yang terus bercahaya, berbinar-binar, sehingga menyedot seluruh perhatiannya.mereka terobsesi, terpikat, dan terus berjalan untuk memenuhi harapannya tersebut.mereka yang ingin mewujudkan harapan atau cita-citanya itu memiliki sikap ketabahan yang sangat kuat.mereka tidak gampang menyerah atau bergantu haluan dari arah yang telah diyakininya. Kinerja pegawai yang optimal dapat diwujudkan dengan adanya seorang pemimpin yang mampu mengetahui motivasi dan kemampuan para pegawainya dalam melakukan pekerjaannya.pemimpinmengelola tugas organisasi sesuai dengan motivasi dan kemampuan masing-masing pegawainya.penting untuk diperhatikan, motivasi yang tinggi yang didukung dengan kemampuan dan ketepatan dalam melaksanakan tugas, belum menjamin tercapainya performa yang tinggi tanpa dibarengi dengan penciptaan lingkungan kerja yang kondusif. Kinerja seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara pekerjaan dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan guru pada bidang tugasnya.menempatkan guru sesuai dengan keahliannya secara mutlak harus dilakukan. Bila guru diberikan tugas tidak sesuai dengan keahliannya akan berakibat menurunnya cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan

6 menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka. Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja guru. Posisi strategi guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan professional, factor kesejahteraan, etos kerja, motivasi kerja, gaya kepemimpinan kepala sekolah serta fasilitas dari sekolah itu sendiri. Guru merupakan salah satu sumber daya manusia yang berada di sekolah, kinerja guru mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan sekolah. Gaya kepemimpinan seorang atasan atau kepala sekolah merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kinerja guru di sekolah, Kepala sekolah merupakan seorang manajer sekolah yang memimpin berjalannya kegiatan pada suatu sekolah.keberadaan Kepala Sekolah sangat diperlukan oleh seluruh guru, siswa serta karyawan yang merupakan warga sekolah. Jabatan Kepala Sekolah dibatasi oleh peraturan yang berlaku, sehingga dalam suatu sekolah sering terjadi pergantian Kepala Sekolah, begitupun di SMAN 112 Jakarta, sejak berdirinya tahun 1991 sudah terjadi sebelas kali pergantian Kepala Sekolah. Kepala Sekolah menampilkan perilaku gaya kepemimpinan yang berbedabeda, hal tersebut sangat mempengaruhi kinerja para guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk berkinerja secara optimal sesuai dengan kompetensi dan profesionalitas dibidangnya, oleh karena itu untuk meningkatkan mutu suatu sekolah diperlukan figur Kepala Sekolah yang memiliki kemampuan mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan serta mampu memberikan umpan balik informatif terhadap kebutuhan para guru agar memiliki etos kerja yang tinggi. Dalam hal ini Kepala Sekolah harus memiliki

7 teknik- teknik untuk dapat memelihara kinerja guru antara lain dengan memberikan penerapan etos kerja yang tepat dan konsisten, karena etos kerja juga merupakan faktor yang berpengaruh dalam kinerja seseorang. Penelitian ini dilakukan, karena fenomena yang terjadi di SMA N 112 Jakarta Barat yang mengalami beberapa kali pergantian kepala sekolah, dan yang terjadi adalah setiap pergantian kepala sekolah ternyata memberikan atmosfir baru, karena masing-masing kepala sekolah memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Sebagai contoh jika kepala sekolah mempunyai kepedulian terhadap kinerja guru maka guru akan memiliki kinerja yang baik, tetapi jika suatu periode yang menjabat seorang kepala sekolah yang kurang memperhatikan atau kurang peduli terhadap perkembangan kemajuan sekolah dan guru maka kinerja guru menjadi rendah, hal ini dapat dilihat berdasarkan data hasil peringkat ujian sekolah se Jakarta Barat dimana dalam beberapa tahun belum mendapat hasil yang memuaskan. Tabel 1.1. Peringkat SMA Negeri 112 Jakarta Barat Berdasarkan Perolehan Nilai Ujian Nasional Tingkat Kota ADM Jakarta Barat. Tahun Peringkat Sekolah Berdasarkan Nilai UN IPA IPS Jumlah SMA Negeri 2009 7 4 17 2010 4 4 17 2011 3 4 17 2012 4 4 17 2013 4 5 17 Sumber: Bagian Kurikulum SMAN 112 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa peringkat ujian nasional SMAN 112 pada tahun 2009 berada di peringkat 7 dari 17 sekolah untuk program IPA dan untuk program IPS berada di peringkat 4 dari 17 sekolah yang ada Jakarta

8 Barat. Pada tahun berikutnya peringkat sekolah meningkat menjadi peringkat 4 untuk program IPA sedangkan untuk program IPS tetap di posisi yang sama. Jumlah siswa kelas XII yang ada di SMAN 112 mencapai hampir 300 siswa, bahkan pada tahun 2011 jumlahnya mencapai 337 orang siswa. Akan tetapi jumlah siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri masih cukup rendah. Tabel 1.2.Jumlah Siswa di SMAN 112 Jakarta Barat. Tahun Jurusan Jumlah IPA IPS 2009 156 112 268 2010 200 120 320 2011 160 177 337 2012 160 120 280 2013 160 116 276 Sumber: Bagian Kurikulum SMAN 112 Selama periode tahun 2009-2013 jumlah siswa kelas XII yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri sebanyak 583 orang, sedangkan jumlah siswa kelas XII pada periode yang sama adalah sebanyak 1.481 orang. Hasil tersebut menunjukkan selama periode tersebut hanya kurang lebih 39% siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri. Adapun jumlah siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri pada periode 2009-2013 dapat dilihat pada tabel 1.3. Table 1.3.Jumlah Siswa yang Diterima di Perguruan Tinggi Negeri. Tahun Jurusan Jumlah IPA IPS 2009 48 21 69 2010 135 29 164 2011 37 23 60 2012 104 41 145 2013 113 37 150 Sumber: Bagian Kurikulum SMAN 112

9 Berdasarkan data di atas dapat diindikasikan bahwa kinerja guru di SMAN 112 Jakarta masih belum sesuai dengan harapan, dapat terlihat dari masih rendahnya peringkat sekolah berdasarkan hasil ujian nasional, dan masih sedikitnya siswa yang diterima di perguruan tinggi negeri. Dari fenomena yang ada maka kinerja guru dapat mempengaruhi prestasi atau hasil belajar siswa. Penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja guru menunjukkan ketidakkonsistenan hasil, misalnya penelitian oleh Irra Chrisyanti Dewi dan Nuri Herachwati (2010) kepemimpinan transaksional efektif namun penelitian oleh Munawaroh (2011) menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Berdasarkan alasan tersebut penulis akan meneliti sejauh mana keterkaitan dan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent, dan penulis menentukan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Gaya Kepemimpinan Transaksional dan Etos Kerja terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus di SMA Negeri 112 Jakarta). 1.2 Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah dan Batasan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan data diatas mengindikasikan bahwa kinerha guru di SMA Negeri 112 masih belum sesuai dengan harapan, hal ini juga dapat terlihat dari beberapa indikator.

10 1. Kepala sekolah yang sering berganti, membuat kepemimpinan kepala sekolah belum maksimal sehingga kinerja guru rendah. 2. Guru yang masuk ke kelas datang terlambat walaupun guru datang ke sekolah tepat waktu, hal ini dapat mengurangi lamanya kegiatan belajar mengajar di dalam kelas sehingga pemanfaatan waktu menjadi tidak efektif dan efisien 3. Masih ada guru yang mengajar tanpa persiapan yang maksimal. 4. Masih rendahnya peringkat sekolah berdasarkan hasil ujian nasional. 5. Target kurikulum belum tercapai secara maksimal. 1.2.2 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan pokok-pokok permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja guru di SMAN 112 Jakarta? 2. Apakah gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh terhadap kinerja guru di SMAN 112 Jakarta? 3. Apakah etos kerja berpengaruh terhadap kinerja guru di SMAN 112 Jakarta? 4. Apakah gaya kepemimpinan transformasional, gaya kepemimpinan transaksional dan etos kerja berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SMAN 112 Jakarta? 1.2.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memberikan batasan masalah yang terdiri dari empat variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan

11 transformasional, gaya kepemimpinan transaksional dan variabel etos kerja sebagai variabel independen dan variabel kinerja guru sebagai variabel dependent. Peneliti membatasi hanya empat variabel namun tidak menutup kemungkinan bahwa dalam penelitian masih terdapat variabel lain yang mempengaruhi kinerja guru. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menjelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja guru dengan menggunakan variabel gaya kepemimpinan transformasional, gaya kepemimpinan transaksional dan etos kerja guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : 1. Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru di SMA Negeri 112 Jakarta. 2. Pengaruh gaya kepemimpinan transaksional terhadap kinerja guru di SMA Negeri 112 Jakarta. 3. Pengaruh etos kerja terhadap kinerja guru di SMA Negeri 112 Jakarta. 4. Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, gaya kepemimpinan transaksional dan etos kerja terhadap kinerja guru di SMA Negeri 112 Jakarta.

12 1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini baik secara teoritis maupun praktiknya adalah: 1. Bagi sekolah diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau informasi dalam meningkatkan kinerjanya. 2. Sebagai bahan masukkan untuk kepala sekolah untuk mengambil keputusan dan menentukan kebijakan di sekolahnya khususnya yang berhubungan dengan kinerja guru. 3. Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian lanjutan dan menambah wawasan bagi pembaca. 4. Bagi penulis diharapkan dapat memperdalam pengetahuan tentang gaya kepemimpinan transformasioanal dan transaksional serta etos kerja.