dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu. Dalam pendekatan kualitatif dilakukan pemahaman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. sesuai jika didekati dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. komunitas, atau bahkan suatu bangsa (Poerwandari 2011). tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. kualitatif., artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

3. METODE PENELITIAN

Gambaran 26konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Metode Penelitian

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE. Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. 22 Universitas Indonesia. Faktor-Faktor Pendulung..., Nisa Nur Fauziah, FPSI UI, 2008

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). Menurut Moleong

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuatu yang berada di luar individu, manusia tidak secara sederhana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengeksplorasi gambaran umum remaja

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan penelitian kualitatif fenomenologis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan, subjek penelitian, metode pengumpulan data, alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. perolehan sampel acak, melainkan berupaya memahami sudut pandang dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia

3. METODE PENELITIAN. 28 Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan identity formation pada gay.

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar

BAB III METODE PENELITIAN. bagaimana peran ganda single parent dalam memberikan pola asuh. Agar

BAB III METODE PENELITIAN. Akulturasi pada setiap anak jalanan terdapat perbedaan-perbedaan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dilakukan, yaitu untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan

BAB III. pemahaman yang mendalam mengenai kondisi psychological well being pada istri

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengkaji dan mempelajari secara

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang hadir dalam suatu konteks yang terbatas (bounded context), meski batasbatas

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif lebih menekankan pada cara berfikir yang lebih positifistik yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. 23 Universitas Indonesia. Gambaran Penghayatan..., Mitra Atensi, FPSI UI, 2008

3. METODA. Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. 31 Universitas Indonesia. Gambaran Stres..., Muhamad Arista Akbar, FPSI UI, 2008

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

DASAR-DASAR ANALISIS dan INTERPRETASI

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian ilmiah yang dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. pandangan dasar pendekatan kualitatif menuprut Staruss dan Corbin. organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang dilakukan adalah field research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga buah sekolah menengah pertama

3. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODEPENELITIAN. Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. resiliensi pada mantan pengguna narkoba yang diperoleh dari kisah hidup dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. permasalahan yang sangat kompleks dan dinamis sehingga penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-naratif. Disebut sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menganai Studi Tentang Orientasi Menghukum Anak Nakal yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009).

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian mengenai Proses Penyesuaian Diri di Lingkungan Sosial pada Remaja Putus Sekolah. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup pendekatan penelitian dan tipe penelitian yang digunakan, metode pengambilan data, prosedur pengambilan sampel, karakteristik subjek penelitian, prosedur penelitian, dan prosedur analisis data. 3.1. Pendekatan dan Tipe Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Banyak peristiwa alami dan gejala manusiawi yang tampil sebagai keunikan sehingga sulit untuk dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu. Dalam pendekatan kualitatif dilakukan pemahaman yang menyeluruh dan untuk mengenai fenomena yang diteliti (Poerwandari, 2005). (Poerwandari, 2005) juga menambahkan bahwa pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang tepat untuk memahami manusia dalam segala kompleksitasnya sebagai makhluk subjektif. Penelitian kualitatif juga memungkinkan peneliti untuk mempelajari isu-isu tertentu secara mendalam dan mendetail karena pengumpulan data tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja (Poerwandari, 2005). Sebagian besar aspek psikologi manusia sangat sulit direduksi dalam elemen atau angka, dan akan lebih etis dan konstektual bila diteliti dalam setting alamiah. Banyak bagian dari psikologi manusia yang selama ini dilihat dalam kerangka statis dan tidak berubah sesungguhnya perlu diteliti dengan perspektif perkembangan sekaligus holistik-integratif. Penelitian kualitatif

juga menekankan pada dinamika dan proses (Poerwandari, 2005), sehingga penulis merasa bahwa metode kualitatif merupakan metode yang tepat untuk mengulas lebih jauh mengenai proses Penyesuaian Diri di Lingkungan Sosial pada Remaja Putus Sekolah. Diharapkan dengan menggunakan metode kualitatif maka ulasan mengenai topik tersebut akan lebih mendalam dan mendetail. 3.1.2 Tipe Penelitian 3.2 Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, tipe penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan strategi yang tepat untuk digunakan saat pertanyaan penelitian berhubungan dengan bagaimana dan mengapa, saat peneliti memiliki control yang lemah terhadap kejadian, dan saat peneliti ingin memfokuskan diri pada fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan nyata (Yin, 1994). Pendekatan studi kasus membuat peneliti dapat memperoleh pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai interelasi berbagai fakta dan dimensi dari kasus khusus. Kasus yang dimaksud dapat berupa individu, peran, kelompok kecil, organisasi, komunitas, suatu bangsa, keputusan, kebijakan, proses, atau suatu peristiwa khusus (Poerwandari, 2005). Kelebihan dari studi kasus terletak pada kemampuannya untuk mencari lebih dalam mengenai suatu hal (Berg, 2001). 3.2.1 Teknik Pengambilan Subjek Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan subjek berdasarkan teori dimana subjek dipilih berdasarkan kriteria tertentu berdasarkan teori atau konstruk operasional sesuai dengan tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar subjek benar-benar mewakili fenomena yang dipelajari (Poerwandari, 2005).

3.2.2 Karakteristik Subjek Penelitian Sarantakos (dalam Poerwandari, 2005) mengemukakan prosedur penentuan subjek atau sumber data dalam penelitian kualitatif umumnya diarahkan tidak pada jumlah kasus yang besar, melainkan pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian, tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik dalam hal jumlah maupun karakteristik sampelnya, sesuai dengan pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian dan tidak diarahkan pada keterwakilan dalam arti jumlah atau peristiwa acak, melainkan pada kecocokan konteks. Peneliti menentukan karakteristik subjek yang dianggap mewakili konteks yang ingin diteliti. Karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Remaja perempuan dan laki-laki yang berusia kurang lebih 15 tahun. Dalam penelitian ini digunakan subyek perempuan dan laki-laki. karena pada umumnya anak remaja yang mengalami putus sekolah tidak hanya anak perempuan saja tetapi juga terjadi pada anak laki-laki. 2. Memiliki alasan mengapa remaja ini memilih untuk putus sekolah daripada harus melanjutkan sekolahnya. 3. Memiliki pendidikan minimal sekolah menengah pertama (SMP) Dengan pendidikan minimal yang dimiliki subyek penulis beranggapan bahwa subyek dapat memahami pertanyaan yang diajukan dan mampu menjawabnya dengan baik. 3.2.3 Jumlah Subjek

Penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan jumlah kasus sedikit karena memang fokusnya pada kedalaman kasus yang akan diteliti dan proses. Suatu kasus tunggal pun dapat digunakan bila secara potensial memang sangat sulit bagi peneliti memperoleh kasus lebih banyak dan bila dari kasus tunggal tersebut memang diperlukan sekaligus dapat diungkap informasi yang sangat mendalam (Banister dalam Poerwandari, 2005). Dalam penelitian ini, jumlah subjek yang digunakan adalah tiga orang. Jumlah tersebut dipilih karena berdasarkan ketersediaan subjek dan setiap orangnya memiliki kasus yang dianggap cukup mewakili kasus yang akan diteliti. 3.3 Metode Pengumpulan Data Peneliti menggunakan dua metode dalam pengambilan data dalam penelitian ini yaitu metode wawancara dan observasi. 3.3.1 Wawancara Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara Stewart dan Cash (2006) menyebutkan bahwa wawancara adalah proses komunikasi yang saling berinteraksi antara dua pihak, salah satu pihak paling tidak memiliki tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya, dan biasanya melibatkan kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam pengertian wawancara terdapat lima elemen didalamnya, yaitu interaksi, proses, pihak tertentu, tujuan, dan pertanyaan. Elemen pertama adalah interaksi. Wawancara merupakan sebuah interaksi karena didalamnya terdapat pertukaran atau pembagian peran, tanggungjawab, perasaan, keyakinan, motivasi, dan informasi. Elemen kedua adalah proses. Sebuah proses merupakan interaksi dari beberapa variable dengan derajat

struktur tertentu yang dinamis, kontinu, dan ever-changing. Elemen ketiga adalah pihak-pihak tertentu. Sebuah wawancara dapat terdiri dari dua orang atau lebih tetapi tidak pernah terdiri dari lebih dari dua pihak yaitu pewawancara dan orang yang yang di wawancara. Elemen keempat adalah tujuan. Dalam wawancara, paling tidak salah satu pihak memiliki tujuan yang penting dan intensi untuk fokus pada pokok bahasan tertentu. Tujuan yang serius dan telah ditentukan sebelumnya menjadi faktor yang membedakan wawancara dengan percakapan biasa. Elemen terakhir adalah pertanyaan. Bertanya dan menjawab pertanyaan merupakan hal yang penting dalam semua wawancara. Pertanyaan merupakan alat bagi pewawancara dan orang yang diwawancara untuk mendapatkan informasi, mengecek mengenai akurasi pesan yang dikirim dan diterima, memverifikasi impresi dan asumsi, dan membantu mengeluarkan perasaan dan pemikiran (Stewart dan Cash, 2006). Wawancara merupakan percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif digunakan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan mengenai makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat digunakan melalui pendekatan lain (Banister dalam Poerwandari, 2005). Sehingga dengan menggunakan metode wawancara diharapkan peneliti bisa menggali lebih dalam mengenai proses penyesuaian diri di lingkungan sosial pada remaja putus sekolah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara moderately schedule interview dimana dalam jenis wawancara ini peneliti telah membuat pertanyaan-pertanyaan utama dan kemungkinan probing yang dapat dilakukan (Stewart & Cash, 2006). Jenis wawancara ini memberikan kebebasan untuk melakukan probing terhadap jawaban dan kebebasan untuk beradaptasi untuk memvariasikan interviewee dan situasinya, topik yang luas, dan interviewee yang menolak atau

interviewee yang memiliki masalah dengan ingatan. Seringkali wawancara menjadi tidak berstruktur dan kehilangan fokus tetapi dengan adanya satu set pertanyaan pada wawancara moderately schedule memudahkan pewawancara untuk menjaga wawancara tetap pada fokusnya atau mengembalikan ke struktur apabila dibutuhkan (Stewart & Cash, 2006). Pertanyaan yang digunakan pun lebih bersifat terbuka. Pertanyaan terbuka memberikan kebebasan pada subjek untuk memberikan jumlah jawaban ataupun jenis informasi yang ingin diberikan. Pertanyaan terbuka dibagi dua yaitu tanpa batasan dan dengan batasan (Stewart & Cash, 2006). Dalam penelitian ini digunakan pertanyaan terbuka dengan batasan tertentu sehingga data yang diperoleh lebih terfokus sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. 3.3.2 Observasi Metode lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Tujuan observasi adalah untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut (Poerwandari, 2005). Dengan observasi maka peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dimana hal yang diteliti ada atau terjadi. Observasi juga memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada pembuktian, dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif. Selain itu observasi memungkinkan peneliti untuk melihat hal-hal yang oleh subjek sendiri kurang disadari dan dapat mengungkap mengenai hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek secara terbuka dalam wawancara. Selain itu dengan observasi, peneliti bisa bergerak lebih jauh dari persepsi selektif yang ditampilkan subjek

penelitian atau pihak-pihak lain dan juga memungkinkan peneliti merefleksi dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukannya. 3.4 Instrumen Penelitian 3.4.1 Pedoman Wawancara Tujuan pembuatan pedoman wawancara adalah sebagai panduan peneliti selama melakukan wawancara agar tetap berada di jalur pertanyaan yang jelas. Pedoman wawancara juga bertujuan untuk mengingatkan peneliti tentang aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi checklist apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan (Poerwandari, 2005). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat pertanyaan wawancara yaitu pertanyaan harus bersifat netral, tidak diwarnai nilai-nilai tertentu, yang berbeda dengan nilai yang dikenal atau diyakini responden. Selain itu peneliti juga harus menghindari penggunaan istilah-istilah yang canggih, resmi, ataupun tinggi, terlebih lagi dalam mewawancara individu yang bukan mewakili kalangan ilmiah atau kalangan professional. Hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah peneliti harus menggunakan pertanyaan terbuka bukan pertanyaan tertutup (Smith dalam Poerwandari, 2005). 3.4.2 Alat Bantu Penelitian Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, alat perekam, pulpen, dan kertas. Pulpen dan kertas digunakan untuk mencatat hasil observasi selama wawancara berlangsung. Sebelum menggunakan alat perekam, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada subjek untuk memakai alat perekam.

3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Tahap Persiapan Tahap persiapan dari penelitian ini dimulai dengan mencari informasi dan teori-teori mengenai topik penelitian ini. Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini didapat literatur, artikel-artikel di internet, jurnal, ataupun e-book. Peneliti juga berkorespondensi dengan beberapa pakar untuk mendapatkan jurnal ataupun artikel yang dibutuhkan. Informasi dan teoriteori tersebut kemudian dirangkum dan dipilah sesuai dengan relevansinya pada topik penelitian ini. Setelah semua informasi dan teori yang dibutuhkan telah terpenuhi, peneliti kemudian menyusun pedoman wawancara yang akan digunakan untuk menggali lebih dalam mengenai topik penelitian. Setelah pedoman wawancara selesai disusun, peneliti mencari subjek yang sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam mencari subjek, peneliti meminta bantuan kepada teman-teman dan orangtua untuk membantu mencari. Namun, tetap saja peneliti mengalami kesulitan karena ada beberapa subjek yang tidak mau diwawancara karena tidak mau mengungkit luka lama kembali. Setelah subjek didapatkan maka peneliti mengadakan pertemuan sebelum wawancara dimulai untuk membina rapport dengan subjek. Pembinaan rapport dilakukan melalui pertemuan langsung, telefon, ataupun pesan singkat melalui telepon genggam. 3.5.2 Tahap Pelaksanaan Setelah semua persiapan wawancara selesai, peneliti mulai menghubungi masing-masing subjek untuk membuat janji pertemuan wawancara. Sebelum wawancara pertama dimulai, peneliti meminta satu waktu khusus untuk membina rapport dengan ketiga subjek. 3.5.3 Prosedur Analisis Data

Data yang diperoleh berupa narasi, deskripsi, dan cerita disusun sesuai dengan tahapantahapan tertentu, yaitu (Poerwandari, 2005): 1. Organisasi Data Dengan banyaknya jumlah data kualitatif yang beragam, perlu mengorganisasikannya dengan rapi agar mudah dalam melakukan analisis serta intepretasi. Hal yang penting untuk disimpan dan diorganisir antara lain: a. Data mentah berupa catatan lapangan dan kaset hasil rekaman b. Data yang sudah diproses sebagiannya, seperti transkip wawancara dan catatan refleksi peneliti c. Data yang sudah dibubuhi kode spesifik d. Penjabaran kode-kode dan kategori e. Catatan pencarian dan penemuan f. Daftar indeks dari semua materi g. Teks laporan 2. Koding dan Analisis 2.1 Koding Koding dimaksudkan untuk mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari agar peneliti dapat menemukan makna dari data yang dikumpulkan. Langkah awal

koding adalah: 1. Penyusunan transkripsi verbatim atau catatan lapangan 2. Melakukan penomoran pada baris transkip dan catatan lapangan secara urut dan kontinu. 3. Memberikan nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu. 2.2 Analisis Analisis tematik merupakan dasar analisis penelitian kualitatif. Proses ini memungkinkan peneliti menemukan pola serta tema dari hasil penelitiannya dan menterjemahkannya menjadi data. Kemudian dilakukan klasifikasi atau memberi kode khusus pada pola tersebut. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan: 1. Membaca transkip setelah selesai dibuat untuk mengidentifikasi kemungkinan tema yang muncul. 2. Membaca transkip berulang-ulang untuk memperoleh ide umum tentang tema, sekaligus untuk menghindari kesulitan mengambil kesimpulan. 3. Membawa alat bantu untuk mencatat pemikiran-pemikiran analitis yang spontan muncul. 4. Membaca kembali data dan catatan analisis secara teratur dan menuliskan tambahan-tambahan pemikiran bila dibutuhkan. 5.

3. Intepretasi Intepretasi dilakukan untuk memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam. Peneliti memiliki perspektif mengenai apa yang sedang diteliti dan mengintepretasi data melalui perspektif tersebut.