DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA... 5 2.1 Tanaman Obat-Obatan yang Berbunga... 5 2.2 Tanaman Lansekap... 5 2.3 Fungsi Tanaman dalam Lansekap... 6 2.4 Desain Lanskap... 8 2.5 Warna Tanaman... 10 2.6 Tekstur Tanaman... 10 2.7 Identifikasi... 12 2.8 Inventarisasi... 13 III. METODE PENELITIAN... 14 3.1 Tempat dan Waktu Praktikum... 14 3.2 Alat dan Bahan... 15 3.3 Metode Penelitian... 16 LAMPIRAN... 19 DAFTAR PUSTAKA... 24
ABSTRAK Luh Ratih Paramita. 1205105067. Identifikasi Tanaman Obat-obatan Berbunga yang Dapat Digunakan Sebagai Elemen Lunak Lansekap di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Dibimbing oleh Ir. Sang Made Sarwadana, M.Si dan Ir. I Nyoman Gede Astawa, MP. Indonesia merupakan negara agraris yang terkenal akan kekayaan rempah rempah dan berbagai jenis tanaman. Keanekaragaman sumber daya alam membuat Indonesia memiliki banyak keanekaragaman hayati termasuk juga keanekaragaman tanaman obat tradisional atau lebih sering dikenal dengan tanaman herbal. Tanaman obat-obatan berbunga di Daerah Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali masih sangat sedikit digunakan sebagai elemen desain lansekap, sehingga belum dimanfaatkan secara optimal. Masih banyak jenis tanaman obat-obatan yang berbunga lainnya di seluruh Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, tanaman yang dibudidayakan maupun tumbuh secara liar. Memiliki data lengkap mengenai suatu jenis tanaman obat-obatan di suatu wilayah sangat penting artinya baik untuk ilmu pengetahuan dan melestarikannya. Tanaman obat-obatan yang berbunga mempunyai potensi sebagai tanaman hias, karena bunga dapat memberikan nuansa kemewahan, sehingga akan timbul rasa bangga oleh pemiliknya. Metode teknik pengambilan sampel ini menggunakan metode survei, kuisioner dan wawancara. Hasil penelitian ini terdapat 52 jenis tanaman obat-obatan berbunga yang dikelompokkan menjadi lima habitus yaitu semak, perdu, tanaman air, pohon, dan penutup tanah. Terdapat empat fungsi tanaman obat-obatan berbunga yang telah terinventarisasi dan identifikasi sebagai elemen desain lansekap yaitu sebagai pagar, peneduh, penyerap polutan, dan keindahan. Kata kunci : inventarisasi, identifikasi, elemen lunak, tanaman obat. 2
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang terkenal akan kekayaan rempah rempah dan berbagai jenis tanaman. Indonesia dikenal sebagai gudangnya tanaman obat sehingga mendapat julukan live laboratory (Wijayakusuma, 2007). Keanekaragaman sumber daya alam membuat Indonesia memiliki banyak keanekaragaman hayati termasuk juga keanekaragaman tanaman obat tradisional atau lebih sering dikenal dengan tanaman herbal. Pemanfaatan tanaman obat tersebut merupakan warisan budaya bangsa berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun hingga ke generasi sekarang, sehingga tercipta berbagai ramuan tumbuhan obat menjadi ciri khas pengobatan tradisional di Indonesia (Abdul, 2009). Selain tanaman obat-obatan dimanfaatkan untuk kesehatan, tanaman obat-obatan juga memiliki potensi sebagai tanaman hias, terutama pada bunganya. Misalnya bunga kumis kucing (Orthosiphon grandiflarus) dan kecombrang (Etlingera elatior), namun masih belum dimanfaatkan secara optimal. Tanaman obat-obatan adalah salah satu dari sekian banyak flora yang tersebar di Indonesia termasuk di Bali. Tanaman obat-obatan di Indonesia memiliki 10.000 jenis tanaman obat yang di antaranya 940 spesies tanaman obat dan sekitar 250 spesies tanaman obat yang telah dimanfaatkan sebagai obat. Spesies tumbuhan berbunga di hutan tropika Indonesia terdapat 30.000 spesies dan diperkirakan sebanyak 3.689 spesies 3
merupakan tanaman obat (Nurfina, 2006). Terdapat 500 jenis tanaman obat dan sekitar 300 spesies tanaman berbunga yang telah dimanfaatkan sebagai obat dan tanaman hias atau lansekap di daerah Bali (Adiputra dan Handari, 2007). Tanaman obat-obatan yang berbunga di Daerah Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali masih sangat sedikit digunakan sebagai elemen desain lansekap, sehingga belum dimanfaatkan secara optimal. Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali terdapat 43 jenis tanaman obat-obatan (Wisnu, 2015). Masih banyak jenis tanaman obat-obatan yang berbunga lainnya di seluruh Kecamatan Kediri, baik yang dibudidayakan maupun yang tumbuh secara liar. Memiliki data lengkap mengenai suatu jenis tanaman obat-obatan di suatu wilayah sangat penting artinya baik untuk ilmu pengetahuan dan melestarikannya. Daerah pedesaan di Kecamatan Kediri terdapat tanaman obat-obatan yang berbunga serta belum dimanfaatkan secara optimal sebagai tanaman hias, hanya menanam tanaman obatobatan secara acak dan ada juga yang tumbuh secara liar, dikarenakan ketidaktahuan akan nilai eksotis dari tanaman obat-obatan yang berbunga. Banyaknya tanaman hias yang dijumpai di pekarangan rumah, dan ternyata tumbuhan obat pun bisa dijadikan tanaman hias. Banyak pula orang tak menyangka bahwa jenis-jenis tanaman di pekarangan rumahnya dan di taman-taman kota memiliki fungsi sebagai bahan obat alami. Tanaman obat-obatan dapat dijadikan tanaman hias, karena selain menanam berbagai tanaman hias yang bisa dijadikan obat dan sekaligus mengenalkan berbagai macam tanaman kepada masyarakat atau 4
keluarga, baik untuk dikonsumsi sendiri ataupun hanya sekadar menikmati tanaman di halaman rumah. Tanaman obat-obatan yang berbunga mempunyai potensi sebagai tanaman hias, karena bunga dapat memberikan nuansa kemewahan, sehingga akan timbul rasa bangga oleh pemiliknya, warna yang dikeluarkan oleh bunga memberikan rasa rileksasi bagi yang melihatnya, sehingga didapatkan ketenangan hati. Jenis warna tertentu menggambarkan akan sikap kepribadian bagi pemiliknya. Misalnya warna merah maka pemiliknya identik dengan sikap yang berani dan tegas. Warna kuning mewakili sikap keanggunan dan lain sebagainya. Bunga juga dapat memberikan kesan kenyamanan bagi pemiliknya. Kenyamanan adalah segala sesuatu yang memperlihatkan penggunaan ruang secara harmonis, baik dari segi bentuk, tekstur, warna, aroma, suara, bunyi, cahaya atau lainnya, sehingga mempunyai nilai keseluruhan yang mengandung keindahan (Simond, 2000). Tanaman pada lansekap memiliki fungsi yang beragam, peletakan setiap jenis tanaman harus disesuaikan dengan tujuan perencanaan tanpa melupakan fungsi tanaman yang dipilih. Pengelompokan tanaman obat-obatan berbunga berdasarkan ukuran, bentuk, warna, dan tekstur tanaman serta susunan jenis tanaman maupun cara pengaturan penanamannya dan hubungannya dengan lingkungan sekitar akan mempengaruhi kualitas estetika suatu rancangan, maka harus mengikuti rencana penanaman yang disusun untuk memenuhi fungsi serta estetikanya. Tanaman berdasarkan ukuran merupakan karakteristik penting unsur tanaman yang perlu dikaji 5
terlebih dahulu dalam pemilihan tanaman. Ukuran tanaman secara langsung mempengaruhi ukuran ruang, daya tarik komposisi, dan keseluruhan kerangka kerja perancangan (Booth, 2001). Dari uraian tersebut di atas maka dilakukan penelitian mengenai fungsi tanaman yang ditanam pada di daerah tersebut ditanam sebagai pagar, atau sebagai peneduh, sehingga tanaman dapat ditempatkan dengan tepat dan sesuai dengan fungsinya. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : a. Apa saja jenis tanaman obat-obatan berbunga yang dapat dijadikan sebagai elemen lunak lansekap di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali? b. Apa saja jenis tanaman obat-obatan berbunga sampai saat ini belum dikelompokkan ke dalam elemen lunak lansekap? c. Apa saja fungsi tanaman obat-obatan berbunga sebagai tanaman lansekap? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a. Menginventarisasi, dan mengidentifikasi jenis tanaman obat-obatan berbunga yang ada di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. 6
b. Mengelompokkan tanaman obat-obatan yang berbunga dalam elemen lunak lansekap. c. Mengetahui fungsi tanaman obat-obatan berbunga sebagai tanaman lansekap. 1.4 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Untuk memperluas khasanah pengetahuan masyarakat tentang potensi tanaman obat- obatan berbunga yang dapat digunakan sebagai elemen desain lansekap. b. Pemerintah dapat mengantisipasi kejenuhan akan jenis tanaman yang sudah beredar di masyarakat dan menambah keragaman tanaman hias. c. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai potensi tanaman obat-obatan berbunga yang dapat digunakan sebagai elemen desain lansekap. 7