I. PENDAHULUAN. material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

I. PENDAHULUAN. Kedudukan pemerintah daerah berkaitan dengan otonomi daerah, bergulirnya otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Seperti yang tercantum di dalam

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, dan juga memiliki teknologi, tetatpi di dalam organisasi tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang berhasil dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil (selanjutnya disebut Undang- Undang Nomor 43 tahun 1999), adalah suatu landasan hukum untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dengan yang lain. Dalam kehidupannya manusia sering

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. bermental baik, berwibawa, berdaya guna dan berhasil guna,berkualitas. peranan pegawai negeri adalah unsur aparatur negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah instansi pemerintahan yang bergerak dibidang pelayanan

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

BAB I PENDAHULUAN. bersaing menunjukan yang terbaik karena yang terbaiklah yang akan dipilih

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja. Tujuan instansi pemerintah dapat dicapai apabila manajemen

I. PENDAHULUAN. unsur manusia yang ada di dalamnya. Pemeliharaan pegawai yang dilakukan oleh

I. PENDAHULUAN. aparatur negara yang terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk. menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi pemerintah merupakan organisasi yang dibentuk untuk memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri bagi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang orang yang memiliki satu tujuan dengan dengan dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil kepada

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian tersirat amanat

BAB I PENDAHULUAN. masuh belum cukupnya kualitas SDM yang menangani pembangunan. Disamping kualitas SDM, kualitas jenjang pendidikan di Dinas-dinas

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini tidak sekedar berjalan sangat cepat tetapi bersifat tidak pasti. Tipe-tipe

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

BAB I PENDAHULUAN. Setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa pegawai dapat. tinggi dan berkualitas dalam bidang pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

2015 PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing pegawai. Tidak hanya itu,

BAB III PEMBAHASAN. Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo bertempat di Jln Pone

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak dalam menjalankan roda suatu perusahaan, manusia merupakan unsur. karyawan pada suatu perusahaan menjadi sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG

PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan modal penting yang

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan berbagai aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan bukan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bisnis, maka selayaknya SDM tersebut dikelola sebaik mungkin. Kesuksesan

BERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dituntut untuk selalu siap dalam menyelesaikan kegiatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PAG) Bandung

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat masyarakat terus

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jalan dan drainase, sesuai dengan visi dari SKPD (Surat Keputusan. Bina Marga dan Pengairan yang tertuang dalam SKPD :

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

VISI DAN MISI BIB LEMBANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orangorang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisen dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksisitensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran. Organisasi sebagai suatu kesatuan yang dinamis merupakan alat untuk mencapai tujuan pokok. Pencapaian tujuan dalam suatu program tidak saja tergantung dari pada konsep dan program-program kerja yang tersusun secara baik saja, tetapi juga sangat tergantung dari pelaksanaannya yaitu pegawai-pegawai yang terlibat langsung dalam pelaksanaan program kerja tersebut, dimana para pegawai tersebut mempunyai kemampuan dan kemauan melaksanakan pekerjaannya. 1

Tanpa adanya pegawai yang mempunyai kemampuan dan keinginan, maka pencapaian tujuan tidak akan berhasil. Menurut Musanef dalam buku Manajemen Kepegawaian menyatakan bahwa berhasilnya suatu proses pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sangat tergantung pada unsur manusia yang memimpin dalam melaksanakan tugas serta kegiatan-kegiatan dalam usaha yang bersangkutan, sehingga dituntut adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan, setiap pemimpin organisasi seyogyanya menitikberatkan perhatian pada usahanya agar tenaga atau pegawaianya dapat berdaya guna sebagaimana yang diharapkan, dalam arti mampu, cakap, dan mau melaksanakan tugas-tugas secara teratur dan tertib berdasarkan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan. Pelaksanaan peraturan-peraturan pegawai atau disiplin kerja banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor, diantaranya yang mempengaruhi adalah kepemimpinan, dimana kepemimpinan ini mempunyai tugas yang salah satunya motivasi bawahan. Motivasi mempunyai fungsi sebagai alat menggerakkan seseorang agar bekerja lebih efektif dan efisien sehingga kedisiplinan dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari atau rutin dapat diciptakan atau dipertahankan. Jika ditinjau dari sudut hubungan antara manusia, motivasi sebagai pembangkit motif karyawan, menggugah daya gerak mereka bekerja lebih giat, tekun dan rajin. Jadi dalam memotivasi pada karyawan atau bawahan, maka dituntut menggunakan kata-kata yang positif dan bersifat membangun dan mengandung kebijaksanaan serta menimbulkan sikap yang optimis bukan kata-kata negatif yang menjatuhka 2

mental bawahan. Oleh karena itu pimpinan itu harus benar-benar dan berhati-hati dalam memberikan tugas kepada bawahan, berkaitan dengan hal tersebut, Sardiman AM mengemukakan beberapa fungsi dari pada motivasi yaitu : 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yag melepaskan energi. 2. Menentukan arah atau perbuatan yang hendak dicapai. 3. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan. Berdasarkan pendapat diatas maka motivasi itu disamping sebagai penggerak juga sebagai kompos dan filter dalam melaksanakan pekerjaan serta mendorong seseorang untuk tetap berdisiplin dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari. PNS berkedudukan sebagai aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat dan dengan kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah, menyelenggarakan tugas pemerintaha dan pembangunan. Kesetiaan dan ketaatan yang penuh tersebut mengandung pengertian bahwa pegawai negeri berada sepenuhnya dibawah pimpinan pemerintah. Dalam rangka merealisasikan kedudukan dan peranannya sebagai aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat, dituntut adanya kedisiplinan PNS. Landasan hukum disiplin PNS dan kebijakan pelaksanaannya telah digariskan dalam PP Nomor 53 Tahun 2010 yang denga jelas mengatur kewjiban yang harus ditaati da larangan yang tidak boleh dilarang oleh setiap PNS yang melakukan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah dan pembangunan. 3

Terkait dengan pembentukan kedisiplinan PNS pada suatu instansi/dinas/badan pemerintahan tertentu, seseorang atasan memiliki posisi dan peranan strategis dalam upaya membentuk kedisiplinan PNS di instansi/dinas/badan pemerintahan yang dipimpinnya. Sebab berdasarkan depinisi diatas, kedisiplinan PNS merupakan prilaku PNS yang terbentuk dari hasil latihan untuk selalu mematuhi aturan tata tertib yang teah ditentukan, dalam hal ini adalah kewajiban yang harus dilakukan dan larangan harus dihindari oleh setiap PNS sebagaimana diatur dalam PP 53 Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok Peraturan Disiplin Pegawai Negri Sipil (PNS). Oleh karena itu, dalam upaya pembentukan kedisiplinan PNS pada suatu instansi/dinas/badan pemerintahan tertentu, seorang atasan harus menjalin komunikasi dengan bawaannya, karena komunikasi merupakan sarana yang sangat vital dalam konteks pembentukan kedisiplinan PNS. Melalui proses komunikasi seseorang dapat mengetahui pikiran dan perasaan pada orang lain dan lebih jauh lagi seseorang dapat mengupayakan perubahanperubahan pada tingkah laku seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi merupakan aktivitas dan sarana yang penting dalam kehidupan manusia, tak ada seorang pun yang dapat melepaskan diri dari proses ini, baik sebagai individu maupun mahluk sosial. Melalui proses komunikasi seseorang dapat mengetahui pikiran dan perasaan orang lain, sekaligus dapat menyampaikan pikiran-pikiran dan perasaan pada orang lain dan lebih jauh lagi seseorang dapat mengupayakan perubahan-perubahan pada tingkah laku seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. 4

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis pada Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pesawaran kehadiran kerja pegawai masih kurang disiplin seperti halnya absensi kehadiran yang seharusnya hari kerja yang berlaku adalah 5 hari kerja yaitu dari hari senin sampai dengan jum at dan jam kerja yang berlaku adalah mulai pukul 07.30 wib hingga pukul 15.30 wib, dikurangi waktu istirahat 1 jam yaitu dari pukul 12.00 wib sampai dengan pukul 13.00 wib pegawai berkewajiban untuk kembali kekantor dan sebelum pulang kerumah pegawai diwajibkan untuk mengisi kembali absen kehadiran pada jam 15.30 wib setelah absen kehadiran diisi kembali oleh semua pegawai lalu absen tersebut diserahkan kepada pimpinan untuk diperiksa kembali. Keterlambatan pegawai untuk hadir tepat waktu terjadi karena banyaknya pegawai yang tempat tinggalnya di Kota Bandar Lampung. Badan Kepegawaian dan Diklat merupakan suatu unit atau bagian sekretariat kepegawaian daerah kabupaten pesawaran yang mempunyai tugas memberi pelayanan secaraprima dalam menunjang misi kepegawaian kabupaten pesawaran, sehingga membutuhkan pegawai yang berkualitas serta bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Tetapi kesediaan pegawai entaati tata tertib masih rendah karena masih banyaknya pegawai menganggap remehnya kedisiplinan, mereka mennganggap kedisiplinan itu suatu benda untuk mereka seperti halnya untuk berangkat kerja kekantor pagi pun mereka merasa malas dan menjadi hal yang sangat berat untuk dilakukan seperti halnya mengikuti apel pagi yang dilaksanakan setiap hari senin dan senam pagi yang dilaksanakan pada hari jum at. Walaupun setiap melaksanakan kegiatan tersebut dilakukan absen 5

kehadiran olh pimpinan dan selain kehadiran banyak juga pegawai yang berpakaian tidak sesuai dengan peraturan. Kepemimpinan dan disiplin kerja merupakan satu komponen dimana kepemimpinan sangat berpengaruh pada disiplin kerja pegawai terhadap ketaatan pegawai mematuhi jam kerja kantor, melaksanakan pekerjaan kantor dan ketaatan pegawai dalam mematuhi peraturanperaturan kantor yang telah ditetapkan. Adapun masalah dalam rencana penelitian ini adalah ; kedisiplinan PNS merupakan suatu sikap dan prilaku PNS dalam melaksanakan kewajiban dan menghindari larangan sebagaimana diatur dalam PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dapat terbentuk dalam suatu proses yang dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama adanya komunikasi antara atasan dan bawahan. Sebagai suatu proses pembentukan sikap dan perilaku dengan waktu relatif panjang dan tidak cukup hanya dalam waktu 1 atau 2 bulan masa pendidikan dan pelatihan (diklat) calon PNS. Terjadinya kesenjangan antara harapan bahwa PNS berkedudukan dan berperan sebagai aparatur Negara, abdi negara dan abdi masyarakat dengan kenyataan banyak PNS yang kurang berdisiplin dalam melaksanakan kedudukan dan peranan tersebut. Lokasi dalam penelitian ini adalah Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pesawaran karena data yang di peroleh dari tempat tersebut sudah memenuhi syarat dalam penelitian, karena data-data yang diteliti tersebut berada di Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pesawaran. Selain lokasi penelitian ini dapat 6

mudah terjangkau, penulis juga bekerja sebagai pegawai honorer di lokasi penelitian. Meningkatkan dan banyaknya masalah pegawai tentang kedisiplinan, maka penulis tertarik untuk melakukan tinjauan langsung ke lokasi penelitian dalam masalah kedisiplinan pegawai. Bagaimana diatur dalam pasal 25 sampai dengan pasal 28. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran motivasi kerja terhadap disiplin kerja pegawai? 2. Sejauh manakah program upaya Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pesawaran dalam pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan pegawainya untuk disiplin? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah; 1. Dapat mengetahui berapa pentingnya peran motivasi kerja terhadap disiplin kerja pegawai. 2. Untuk mengetahui proses implementasi dari program upaya pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan pegawai untuk disiplin di Kabupaten Pesawaran yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian dan Diklat. 7

D. Manfaat Penelitian Berdasarkan pada tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam memberikan tambahan pengetahuan bagi bidang ilmu sosiologi khususnya dan ilmu social umumnya yang berkaitan dalam usaha meningkatkan dan memperlancar pelaksanaan disiplin kerja pegawai dalam kaitannya dengan motivasi pada Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pesawaran. 2. Manfaat Praktis. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran penulis untuk instansi/dinas/badan dalam usaha meningkatkan dan memperlancar pelaksanaan disiplin kerja pegawai dalam keikatannya dengan motivasi pada Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pesawaran. Serta dapat bermanfaat bagi penelitian lebih lanjut dan dapat memenuhi salah syarat dalam menempuh ujian Sarjana pada Universitas Lampung jurusan sosiologi pada program Strata I (S1). 8