BAB II KONDISI MASYARAKAT DESA BALONGDOWO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB III DISKRIPSI ANAK HASIL PEMERKOSAAN AYAH TERHADAP ANAK KANDUNG DI KELURAHAN WIYUNG KECAMATAN WIYUNG KOTA SURABAYA

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah dari Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yaitu:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Sungai Tonang Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA BANTAN AIR KECAMATAN BANTAN. Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis yang mempunyai jumlah penduduk

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ada di kecamatan Kampar Utara yang luas wilayahnya , 75 Ha. Adapun batas-batas wilayah desa sawah:

BAB II PROFIL DESA KASIKAN. Propinsi. Desa Kasikan merupakan desa paling ujung sebelum Desa Talang

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo,

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB III DISKRIPSI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI PERNIKAHAN WANITA HAMIL. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM. halnya desa lain, Desa Labuhan Ratu Pasar juga memiliki sejarah dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KECAMATAN KENJERAN. sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bulak, di sebelah Barat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

DAFTAR LAMPIRAN. Lowokwaru kota Malang. Memiliki curah hujan 1883 mm/thn, ketinggian 452 Meter dari

BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan Kecamatan Bangkinang Barat. Hal ini disebabkan karena Salo telah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

BAB II. GAMBARAN UMUM KECAMATAN SABAK AUH KABUPATEN SIAK SRI INDRAPURA A. Letak Geografis, Demografis, Visi dan Misi Kecamatan Sabak Auh

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB IV PROFIL DESA KEDUNG PELUK

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I LATAR BELAKANG

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Lokasi Penelitian bertempat di Kelurahan Gundih Kecamatan Bubutan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah satu desa dari 13

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Kelurahan Simpang Baru merupakan salah satu kelurahan yang terletak di

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MAYANG PONGKAI. Kebanyakan dari masyarakat Desa Mayang Pongkai pada dasarnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

BAB II PROFIL WILAYAH. Deskripsi wilayah disusun berdasarkan hasil survei lapangan dan. pendapat, maupun diskusi dengan tokoh masyarakat di Kampung

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT

IV. GAMBARAN UMUM KELURAHAN LANGKAPURA. Pada abad ke 18 jauh sebelum Indonesia merdeka tepatnya sekitar tahun 1823

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM RW 01. Kelurahan Simpang Empat Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru. Luas wilayah

BAB III PELAKSANAAN SEWA MENYEWA RUKO DI DESA KUWASEN KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab.

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pekanbaru, terdiri atas 65 RW dan 318 RT. Luas wilayah Kecamatan Tampan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku. Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Desa Pangkalan Terap Kecamatan Teluk Meranti

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. meranti provinsi riau. Jarak Desa Tanjung bunga dengan ibu kota kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan

Transkripsi:

BAB II KONDISI MASYARAKAT DESA BALONGDOWO A. Letak Geografis Desa Balongdowo Desa Balongdowo merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Desa Balongdowo Kecamatan Candi merupakan Desa yang cukup maju dengan kondisi kota yang tertata rapi. Jalan yang menghubungkan Desa Balongdowo dengan daerah sekitarnya merupakan jalan yang sudah beraspal dengan kondisi yang baik. Desa Balongdowo yang terbagi menjadi tiga Dusun, yaitu Dusun Balongdowo, Dusun Tempel, dan Dusun Pecis. 27 Secara administratif Desa Balongdowo memiliki batas-batas sebagai berikut: 28 Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Desa Klurak Kecamatan Candi : Desa Kendal Pecabean Kecamatan Candi : Desa Ngaban Kecamatan Tanggulangin : Desa Balong Gabus Kecamatan Candi Luas wilayah Desa Balongdowo Kecamatan Candi +162.30 Ha. Wilayah Desa Balongdowo meliputi 4 Rukun Warga (RW) dan 29 Rukun Tetangga (RT). Desa Balongdowo terletak diketinggian 4 M dari permukaan laut, dan banyaknya curah hujan 500 mm/tahun. Topografi dari kelurahan ini 27 M. Solik (Kepala Desa Balongdowo), Wawancara, Sidoarjo, 20 Maret 2016. 28 Peta Desa Balongdowo, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo.

21 termasuk dataran rendah dengan suhu udara minimum 32 o C. Sedangkan orbita Desa Balongdowo adalah: 29 Jarak dari Pusat Pemerintahan Desa : + 2 KM Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : + 5 KM Jarak dari Ibukota Kabupaten : + 10 KM Jarak dari Pusat Pemerintah Provinsi : + 30 KM B. Demografis 1. Komposisi Penduduk Desa Balongdowo dilihat dari komposisi penduduknya merupakan wilayah Desa yang heterogen. Dari segi etnis, di wilayah Desa Balongdowo selain terdapat suku Jawa, keturunan Cina, keturunan Arab, suku Madura, dan orang-orang dari luar pulau Jawa, semua terdaftar sebagai warga Negara Indonesia (WNI). Dari data monografi Desa Balong Dowo tidak ada warga Negara Asing (WNA) yang tercatat menetap di Desa Balongdowo. Jumlah penduduk Desa Balongdowo pada tahun 2015 sebanyak 7.003 jiwa, yang terdiri dari warga Negara Indonesia laki-laki 3.549 jiwa dan warga Negara Indonesia perempuan 3.454 jiwa. 30 Untuk melihat laju pertumbuhan penduduk Desa Balongdowo Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo menurut jenis kelamin dapat dilihat dari table dan grafik di bawah ini. 29 Data monografi Desa Balongdowo tahun 2016. 30 Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015.

22 Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Di Desa Balongdowo Menurut Jenis Kelamin No. Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah 1. 1980 1371 1272 2643 2. 1990 1766 1473 3239 3. 2000 1614 1783 3397 4. 2010 2880 2915 5795 5. 2016 3549 3454 7003 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo Di dalam komunitas Sapta Darma di Desa Balongdowo dimana jumlah warganya hanya sekitar 100 sampai dengan 200 orang. Hampir seratus persen warganya berasal dari etnik Jawa. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Hadi Suprayitno selaku ketua umum Persatuan Sapta Darma (PERSADA) Kabupaten, dapat di ketahui warga Sapta Darma di Desa Balongdowo paling banyak berusia 18-55 tahun dan sebagian lagi berusia 56 keatas. Warga yang berusia 65 keatas biasanya adalah generasi pertama, atau orang-orang pertama yang masuk kedalam aliran kerokhanian Sapta Darma di Desa Balongdowo. 31 2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Pendidikan adalah suatu usaha untuk meningkatkan daya pikir atau mengubah cara berpikir dari yang tidak bisa menjadi bisa. Hal ini sesuai 31 Hadi Suprayitno (ketua umum PERSADA Kabupaten), Wawancara, Sidoarjo, 16 April, 2016.

23 dengan pembukaan UUD 1945 bahwa meningkatkan kecerdasan Bangsa adalah suatu tujuan Bangsa Indonesia dimana tingkat kemajuan masyarakat salah satunya dapat diperhatikan dari tingkat pendidikannya. 32 Pendidikan di Desa Balongdowo bisa dikatakan tidak tertinggal jauh dengan daerah lainnya. Hal ini dikarenakan Desa Balongdowo sendiri bukan merupakan daerah yang tertinggal, tetapi desa yang terletak di pinggir kota yang telah mampu dan berkembang. Maka dari itu, tidaklah sulit bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya, karena sarana dan prasarana yang mendukung. Pendidikan pada dasarnya tidak hanya menyelenggarakan pendidikan formal seperti halnya TK (Taman Kanak-Kanak), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi. Sedangkan pendidikan non formal yang dapat mendidik anak adalah pendidikan pesantren, kursus atau bimbingan keluarga. Hal tersebut dapat dilihat dalam table di bawah ini: Tabel 2.2 Sarana Pendidikan Desa Balongdowo No. Status Pendidikan Jumlah 1. Kelompok Bermain 2 32 UUD 1945 Pasal 31 yang menyatakan bahwa setiap warga Negara Indonesia berhak mendapat dan mengikuti pendidikan untuk mencerdaskan Bangsa Indonesia.

24 2. Taman Kanak-Kanak 3 3. Sekolah Dasar 1 4. Sekolah Menengah Pertama - 5. Sekolah Menengah Atas - Sumber: Data Monografi Desa Balongdowo Kecamatan Candi Berdasarkan pengelompokan pendidikan, dapat dilihat tingakat pendidikan masyarakat cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari table komposisi di Desa Balongdowo. Table 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Desa Balongdowo No. Tingkat Pendidikan Jumlah 1. Tidak Tamat Sekolah Dasar 113 2. Tamat Sekolah Dasar 1816 3. Tamat Sekolah Menengah Pertama 2618 4. Tamat Sekolah Menengah Atas 1394 5. Tamat Akademi (D1 D3) 192 6. Tamat Perguruan Tinggi 290 Sumber: Data Monografi Desa Balongdowo Kecamatan Candi. Dalam komunitas aliran kerokhanian Sapta Darma di Desa Balongdowo, pendidikan formal bagi warganya adalah hal yang sangat penting. Oleh karena itu warga aliran kerokhanian Sapta Darma yang berusia

25 20-55 tahun banyak yang merupakan lulusan SMA atau sederajat, dan sedang menjalankan pendidikan di perguruan tinggi maupun telah tamat perguruan tinggi. Selain itu, tingakat pendidikan yang bisa dibilang tidak cukup tinggi dapat dilihat dari para warga yang telah berumur lebih dari 60 tahun tapi kebanyakan dari mereka merupakan lulusan setingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). 33 C. Keadaan Sosial Masyarakat Desa Balongdowo 1. Kondisi Sosial Pola-pola hubungan yang berkembang dalam pergaulan sehari-hari dan etika komunitas masyarakat Desa Balongdowo. Kehidupan suatu masyarakat dalam garis besarnya mengikuti suatu tatanan atau prilaku yang biasa kita sebut dengan adat istiadat. Tatanan prilaku, adat istiadat, atau etika dalam praktek merupakan cita-cita, norma-norma, pendirian, kepercayaan, sikap, aturan, hukum, undang-undang dan sebagainya yang mendorong kelakuan manusia. Adat istiadat dalam suatu masyarakat timbul dan harus difahami dengan cara belajar oleh para individu (warga) masyarakat satu demi satu, lambat laun, terus-menerus, mulai pada saat sesudah mereka dilahirkan sampai pada masa mereka hampir meninggal. 34 Pada setiap komunitas masyarakat mengenal dan memakai etika yang berlaku sebagai adat istiadat yang dijadikan patokan atau landasan dalam 33 Hadi Suprayitno (ketua umum PERSADA Kabupaten), Wawancara, Sidoarjo, 16 April, 2016. 34 Koentjaraningrat. Prof. Dr, Beberapa Pokok Antropologi Sosial (Jakarta: Dian Rakyat, 1992), 216.

26 berinteraksi antara individu atau individu dengan komunitas individu lain. Bentuk interaksi ini akan semakin mematangkan pergaulan individu dalam memahami seluk beluk etika yang ada dalam masyarakat. Proses pemahaman ini diperlukan waktu yang panjang dalam pembelajarannya. Adapun pola kehidupan masyarakat Desa Balongdowo yang sangat sederhana, ini tercermin dari gaya berinteraksi, pakaian yang dikenakan dan bangunan rumah yang mereka tempati. Dalam berinteraksi masyarakat Desa Balongdowo sama dengan masyarakat desa-desa lain pada umumnya. Mereka berinteraksi dan berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa. Dalam penggunaan bahasa, terbagi menjadi tiga tingkatan pemakaian bahasa Jawa yaitu mulai dari bahasa Jawa Kasar (ngoko), bahasa Jawa Halus (kromo), dan bahasa Jawa yang sangat halus (kromo inggil). Ketiga bahasa ini digunakan sesuai dengan status orang yang dihadapi dalam berkomunikasi, misalnya bahasa Jawa Kasar digunakan ketika berhadapan dengan teman sebaya atau digunakan orang tua terhadap anaknya. Bahasa Jawa kromo digunakan ketika berkomunikasi dengan orang yang yang lebih tua, sedangkan pemakaian bahasa Jawa kromo inggil digunakan anak terhadap orang tua. 35 Dari pemakaian bahasa yang digunakan sehari-hari Nampak bahwa masyarakat Desa Balongdowo memiliki etika bahasa dalam pergaulan yang menjunjung tinggi adat istiadat yang ditanamkan dan diajarkan semenjak kecil oleh lingkungan keluarga yang kemudian tercermin dan dibawa dalam 35 Hasil observasi penulis di Desa Balongdowo Candi Sidoarjo.

27 berinteraksi pada lingkungan yang lebih luas. Sedangkan dalam berinteraksi masyarakat Desa Balongdowo sangat terbuka dan lugas, namun masih membatasi dengan benteng budaya Jawa yang sangat mengakar. Diantaranya tradisi perkawinan, tingkepan, tahlilan orang meninggal dan berziarah kemakam para wali. Desa Balongdowo merupakan masyarakat asli dari suku Jawa. Oleh karena itu hubungan pergaulan antar masyarakat terjalin sangat akrab dan harmonis antar warga masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari hubungan yang terjalin pada saat salah satu warga ada yang meninggal, punya hajatan dan pada saat itulah mereka saling membantu. Berbagai bentuk kegiatan kemasyarakatan mewarnai kehidupan sosial masyarakat Desa Balongdowo, terbukti hingga saat ini masyarakat masih peduli dalam melestarikan tradisi-tradisi yang ada di Desa Balongdowo. Beberapa tradisi yang masih dipertahankan diantaranya: a. Dalam tradisi perkawinan, sistem melamar seperti masyarakat pada umumnya. Orang yang melamar pertama kali adalah dari pihak laki-laki lalu dilanjutkan dari pihak perempuan untuk meneruskan tindak lanjut dan penentuan tanggal pernikahan. Dalam penentuan tanggal pernikahan masih menggunakan Weton yaitu menggunakan perhitungan kelahiran calon mempelai laki-laki dan calon mempelai perempuan. b. Slametan Tingkepan, acara ini dilaksanakan pada bulan ke tujuh dari saat kehamilan, acara tersebut diisi dengan membaca QS. Luqman, Yusuf,

28 Muhammad, Maryam, dengan tujuan agar bacaan tersebut dapat menjadikan anak akan dilahirkan menjadi anak yang mempunyai akhlak baik seperti yang terkandung dalam QS. Luqman, kalau yang dilahirkan jenis kelamin laki-laki akan setampan dan soleh seperti Nabi Yusuf, jika berjenis kelamin perempuan akan secantik dan solehah seperti Maryam. c. Masyarakat juga masih melaksanakan slametan untuk orang yang meninggal, selama 7 hari 7 malam dengan dibacakan QS. Yasin dan tahlil dirumah orang yang meninggal. d. Berziarah kemakam para wali atau makam para leluhur. Terbukti di Desa Balongdowo, terdapat satu makam yang sangat dikenal oleh masyarakat luas khususnya masyarakat Sidoarjo yaitu makam Syekh Suro Sulaiman konon beliau adalah orang yang mbabat alas daerah Sidoarjo dan mengamankan diri di Desa Balongdowo hingga meninggal. 36 Dengan adanya makam Syekh Suro Sulaiman tersebut, banyak warga yang sering berziarah ke makam itu untuk memohon sesuatu kepada Allah melalui perantara beliau. Biasanya makam itu ramai dikunjungi pada hari Kamis Kliwon. 2. Kondisi Sosial Agama Agama berasal dari kata Gam (bahasa Sansekerta) yang artinya pergi, kemudian mendapat awalan I, U dan akhiran A sehingga pengertiannya berubah menjadi jalan. Jadi agama, igama dan ugama dalam bahasa Bali 36 M. Solik (Kepala Desa Balongdowo), Wawancara, Sidoarjo, 07 April, 2016.

29 ketiganya mempunyai arti berikut, agama merupakan peraturan tata cara upacara, hubungan manusia dengan raja. Igama yaitu peraturan tata cara upacara dewa-dewa agung. Agama ialah peraturan tata cara dalam berhubungan dengan manusia. 37 Menurut kamus ilmiah popular agama adalah keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan. Sedangkan agama menurut sosiologi yaitu dipandang sebagai wadah lahiriah atau sebagai instansi yang mengatur pernyataan iman di forum terbuka (masyarakat) yang manisfetasinya dapat dilihat atau disaksikan dalam bentuk kaidah-kaidah, ritus dan kultus, atau do a-do a. 38 Dari pengertian-pengertian agama diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa agama adalah suatu keyakinan atau kepercayaan kepada Tuhan yang didalamnya terdapat peraturan-peraturan, tata cara ataupun upacara yang dijadikan ikatan oleh manusia dengan Tuhannya. Masyarakat Desa Balongdowo berdasarkan data monografi tahun 2016. Agama yang dianut adalah Agama Islam, Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. adapun jumlah pemeluk masing-masing Agama dapat dilihat pada table berikut: 37 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta: Grafindo Persada, 1998), 35. 38 Hendropuspito, Sosiologi Agama (Yogyakarta: Kanisius, 1983), 36.

30 Table 2.4 Penduduk Desa Balongdowo Berdasarkan Agama No. Agama Jumlah 1. Islam 4587 2. Kristen 1600 3. Hindu 405 4. Budha 204 5. Penganut Aliran Kepercayaan Tuhan Yang Maha Esa Sumber: Data Monografi Desa Balongdowo. 206 Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar atau mayoritas penduduk Desa Balongdowo adalah beragama Islam. Meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam, pada dasarnya banyak masyarakat Desa Balongdowo yang merupakan Islam Abangan atau mengaku beragama Islam tetapi tidak menjalankan syari at agama Islam. Selain agama Islam, Kristen, Hindu dan Budha di Desa Balongdowo juga berkembang aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun kelompok ini bukan penganut agama akan tetapi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan suatu bentuk kebudayaan religi yang terus dikembangkan oleh para penganutnya, sehingga mereka memiliki komunitas sendiri. Sering kali dalam pendataan komunitas ini tidak tercatat, dikarenakan kepercayaan

31 terhadap Tuhan Yang Maha Esa masih dianggap bukan agama, sehingga dalam data-data yang ada mereka tercatat sebagai pemeluk Agama Islam. 39 Untuk memudahkan dalam menjalankan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa maka diperlukan sarana ibadah. Adapun sarana ibadah yang ada di Desa Balongdowo dapat dilihat sebagai berikut: Table 2.5 Sarana Ibadah di Desa Balongdowo No. Tempat Jumlah 1. Masjid 2 2. Musholla 18 3. Gereja - 4. Vihara - 5. Pura - Sumber: Data Monografi Desa Balongdowo. Dalam data tersebut di atas sarana peribadatan yang tercatat adalah sarana-sarana peribadatan untuk agama-agama yang telah diakui oleh pemerintah. Tetapi ada satu srana peribadatan di Desa Balongdowo yan tidak tercatat dalam data monografi, yakni juga terdapat sarana ibadah unruk penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dinamakan Sanggar. Selain digunakan sebagai sarana ibadah, sanggar juga digunakan untuk sarana perkumpulan bagi komunitas aliran Sapta Darma tersebut. Sanggar yang terdapat di Desa Balongdowo merupakan satu-satunya Sanggar 39 Hasil observasi penulis di Desa Balongdowo Candi Sidoarjo.

32 yang ada di Desa Balongdowo bahkan Sanggar ini merupakan sanggar pusat bagi warga Sapta Darma di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Dilihat dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa kehidupan keagamaan yang ada di Desa Balongdowo berjalan dengan baik, hubungan antar pemeluk agama juga berjalan harmonis dan tidak ada pertentangan. 3. Kondisi Sosial Ekonomi Dari data monografi Desa Balongdowo Maret 2016, menunjukkan bahwa pekerjaan penduduk sangat bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari tabel dan grafik di bawah ini: Tabel 2.6 Jumlah Penduduk di Desa Balongdowo Menurut Mata Pencaharian No. Mata Pencaharian 1980 1990 2000 2010 2016 1. Petani 172 134 134 142 170 2. Nelayan 373 351 237 211 230 3. Pengusaha 7 15 30 23 7 4. Buruh 94 115 135 497 395 5. Pedagang 132 169 172 596 110 6. TNI - 2 4 16 15 7. Pegawai Negeri Sipil 17 28 33 42 34 Sumber: Badan Statistik Kabupaten Sidoarjo.

33 Dari table dan grafik diatas diketahui bahwa mata pencarian penduduk Desa Balongdowo sangat bervariasi, dan sebagian besar bermata pencarian sebagai petani dan nelayan kupang. Petani di Desa Balongdowo dibagi menjadi beberapa macam yaitu petani pemilik tanah, petani penggarap tanah dan petani penggarap atau penyekap. Petani bagi masyarakat Desa Balongdowo tidak hanya dalam pengertian orang yang menggarap sawah tetapi juga petani tambak. Dalam komunitas Kerokhanian Sapta Darma mata pencaharian warganya sangat heterogen atau bermacam-macam. Tetapi paling banyak warga Sapta Darma di Desa Balongdowo bermata pencaharian sebagai petani sawah dan pedagang. Sebagian lagi sesuai dengan tingkat pendidikannya bermata pencaharian sebagai pengusaha swasta, pegawai negeri sipil dan bermacam pekerjaan yang lain. Warga Kerokhanian Sapta Darma yang bermata pencarian sebagai petani kebanyakan adalah warga yang berusia 40 tahun keatas yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dan setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). 40 Perkembangan wilayah dapat diukur dari perkembangan non agraris yang terdapat dalam wilayah tersebut. Begitu juga halnya dengan Desa Balongdowo. Dengan semakin berkembangnya penduduk dan semakin variatifnya kebutuhan masyarakat dalam mencukupi kebutuhan primer, skunder hingga tersiernya maka perkembangan fasilitas perdagangan dan jasa 40 Hadi Suprayitno (ketua umum PERSADA Kabupaten), Wawancara, Sidoarjo, 16 April, 2016.

34 di Desa Balongdowo ini juga semakin pesat. Dengan adanya pasar tradisional maupun rumah toko dan mini market yang semakin berkembang di sekitar perumahan Desa Balongdowo. Hal ini dapat membantu dalam perekonomian penduduk Desa Balongdowo.