Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

DEMOGRAFI. Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Pengukuran dalam Demografi

KAJIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010 DAN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

1. Masalah Jumlah Penduduk

Deskripsi Singkat Topik :

BAB 1 PENDAHULUAN. (fertilitas), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH FERTILITAS, MORTALITAS, DAN TRANSMIGRASI BINAAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI SUMATERA UTARA OLEH SITI HARIYATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP KETERSEDIAAN FASILITAS SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2009 DAN 2013

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk.

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan

(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana

The Causes Refinement Agricultural Land In Kenagarian Lansek Kadok Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penduduk adalah Orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh

Universitas Gadjah Mada

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

(MS.6) TAKSIRAN TFR BERDASARKAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA MENGGUNAKAN METODE CAMPURAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari

Di Unduh dari : Bukupaket.com Sumber buku : bse kemdikbud

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN FERTILITAS DI SUMATERA UTARA

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sekitar dan juga mempelajari semua aspek permasalahn yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

PENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

D x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian.

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

MORTALITAS (KEMATIAN)

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Fertilitas. Andri Wijanarko,SE,ME.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2001 DAN 2005

PERTEMUAN 12 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

I. PENDAHULUAN. dari tiga perempat penduduk dunia bertempat tinggal di negara-negara sedang

STUDI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA GEMPA TAHUN 2010 DI DESA SAUMANGANYA KECAMATAN PAGAI UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Prosiding SNaPP2010 Edisi Eksakta ISSN:

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perhitungan Jumlah Penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan dan penghidupan masyarakat baik materil maupun spiritual yang

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk

KAJIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010 DAN 2014

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB V ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN WONOSARI TAHUN 2012 DAN 2016

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Thomas Maltus mengatakan dalam bukunya yang berjudul Essay on the

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

DEMOGRAFI KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

UKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair

PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang berarti menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan mengenai rakyat atau

EVALUASI KONDISI DEMOGRAFI SECARA TEMPORAL DI PROVINSI BENGKULU: Rasio Jenis Kelamin, Rasio Ketergantungan, Kepadatan Peduduk

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M

PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARIMA DI KABUPATEN NIAS UTARA TAHUN 2014 SKRIPSI ONEMAR ZEGA

ANALISIS PERTUMBUAHAN PENDUDUK DAN KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2009 DAN 2013

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PEKERJA WANITA SEKTOR INFORMAL KABUPATEN MOJOKERTO

MORTALITAS & MORBIDITAS

MASALAH KEPENDUDUKAN DI NEGARA INDONESIA. Sri Rahayu Sanusi,SKM,Mkes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi oleh

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI SOSIAL EKONOMI PUS PENGGUNA MOW DAN MOP DI TANJUNG ANOM

Transkripsi:

Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Oleh : Yuliani Fitri*Yeni Erita**Rozana Eka Putri** Mahasiswa Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* Dosen Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat** ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan pendudukdi lihat dari (tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi) Di Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini mengolah data sekunder berupa data penduduk dari tahun 2009-2014 yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Rokan Hulu dan Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil. Teknik analisis data menggunakan rumus tingkat pertumbuhan Penduduk. Hasil penelitian ini adalah: Tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Tambusai Utara dilihat dari faktor angka kelahiran, kematian, dan migrasi sebesar 4,1% setiap tahun pada periode 2009-2014 yang termasuk kedalam kategori amat cepat. Dimana faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk dilihat dari angka kelahiran di mengalami penambahan penduduk 160,81 bayi setiap seribu penduduk wanita usia 15-49 tahun setiap tahunnya pada periode 2009-2014, pertumbuhan penduduk dilihat dari angka kematian di mengalami penurunan 1,10 per seribu penduduk setiap tahun pada periode 2009-2014 dan pertumbuhan penduduk dilihat dari angka migrasi di mengalami penambahan penduduk 3,11 per seribu penduduk setiap tahun pada periode 2009-2014.

POPULATION GROWTH IN THE DISTRICT OF NORTH TAMBUSAI ROKAN HULU RIAU PROVINCE By : Yuliani Fitri*Yeni Erita**Rozana Eka Putri** Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatera* Geography Education College Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatera* ABSTRACT This study aims to determine population growth seen from (the birth rate, mortality, and migration) In District North Tambusai Rokan Hulu Riau Province. This type of research is descriptive. This research process secondary data Tambusai District residents North of years 2009-2014 were obtained from the Central Statistics Agency (BPS) Rokan Hulu and the Office of Population and Civil Registration. Data were analyzed using population growth rate formula. Results of this research are: population growth rate in the District of North Tambusai seen from factors birth rate, mortality, and migration of 4.1% annually in the period 2009-2014 were included into the category very quickly. Where the factors that influence population growth seen on the birth rate in the District of North Tambusai residents have additional 160.81 thousand babies every resident women aged 15-49 per year in the period 2009-2014, seen population growth of the death rate in the District of North Tambusai declined 1.10 per thousand of the population each year in the period 2009-2014 and population growth seen from migration rate in the District of North Tambusai experienced a population increase of 3.11 per thousand of the population each year in the period 2009-2014.

PENDAHULUAN Secara umum masalah kependudukan di Indonesia meliputi lima topik yaitu jumlah penduduk yang besar atau padat, tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk yang timpang dan masalah mobilitas penduduk. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah/ukuran (size) penduduk yang terjadi akibat berlangsungnya peristiwa kependudukan, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. (Gee, 2007 dalam Noveria,2011). Untuk tingkat global(dunia), pertumbuhan pendududuk hanya dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatankekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus-menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk), tetapi secara bersamaan akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua golongan umur. Sementara itu migrasi juga berperan imigran (pendatang) akan menambah dan emigran akan mengurangi jumlah penduduk ( Ida Bagoes Mantra, 2003). Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai populasi pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Menurut data dari Tribunnews.com Indonesia berada pada posisi ke empat jumlah penduduk terbanyak di dunia. Keadaan tersebut tidak terlepas dari penduduk di Indonesia yang masih memiliki jumlah yang besar, ini ditunjukkan data penduduknya pada tahun 2010 berjumlah 233.850.990 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010). Peningkatan jumlah penduduk diakibatkan oleh tingkat kelahiran rendah dan tingkat kematian tinggi selain itu juga diakibatkan oleh mobilitas yang tinggi. Salah satu Provinsi di Indonesia yang jumlah penduduknya meningkat dari tahun ketahun adalah Provinsi Riau. Jumlah penduduk di Provinsi Riau mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tingginya pertumbuhan penduduk di Provinsi Riau disebabkan faktor lain selain angka kelahiran dan kematian, yakni angka migrasi dan perpindahan penduduk. Tingginya angka pertumbuhan penduduk di Riau dari migrasi, menunjukkan Riau memiliki potensi yang besar dari berbagai sektor. Baik untuk investasi, pengembangan usaha, perdagangan dan sektor ekonomi lainnya. Ini hendaknya menjadi suatu nilai tambah dalam mengembangan potensi ekonomi daerah. Hal ini melihat bahwa tingginya angka permintaan akan keperluan akan sarana tempat tinggal. Salah satu kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu satu dasawarsa terakhir, jumlah penduduk paling tinggi berada di kecamatan Tambusai Utara dengan jumlah penduduk 86.363 jiwa, selanjutnya Kecamatan Tambusai yang mencapai 60.114 jiwa. Pertumbuhan penduduk meningkat setiap tahunnya di tidak hanya diakibat oleh angka kelahiran tinggi dan angka kematian rendah, tetapi banyak migrasi yang datang ke daerah tersebut. Hal ini terlihat pada data BPS 2013 jumlah migrasi

penduduk kecamatan tambusai utara tergolong cukup tinggi dikarenakan adanya pembukaan perusahaan perkebunan baru yang mendatangkan pekerja dari luar daerah dengan jumlah yang cukup banyak laki-laki 52% (42,537) perempuan 48% (39,354) yang dapat menyebabkan ledakan penduduk, yaitu keadaan di mana pertumbuhan penduduk sangat pesat melebihi daya dukung alam. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan tanggal 13 Maret 2015 di Kabupaten Rokan Hulu. Penduduk di kecamatan tersebut sangat banyak dan permukiman masyarakat memusat pada lokasi pabrik kelapa sawit. Hal ini terlihat dari data tabel statistik Kabupaten Rokan Hulu. Berdasarkan masalah dan data yang di peroleh dari BPS Rokan Hulu di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pertumbuhan penduduk dengan judul: Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk dilihat dari (tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan tingkat migrasi) di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Kabupaten Rokan Hulu dari tahun 2009-2014 METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif yaitu untuk melihat, menggambarkan serta mengungkapkan sesuatu apa adanya. Sudjana Ibrahim (2007;64) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh kaitan antara variabelvariabel yang ada, penelitian ini tidak menguji hipotesis melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabelvariabel yang di teliti. Populasi wilayah dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk masingmasing desa di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Kabupaten Rokan Hulu yang berjumlah 86.363 orang. Sampel dalam penelitian sampel dari 11 desa yang ada di Kecamatan Tambusai Utara antara lain: Suka Damai, Mahato Sakti,Rantau Sakti, Payung Sekaki, Pagar Mayang, Simpang Harapan, Mekar Jaya, Bangun Jaya, Tambusai Utara, Tanjung Medan, dan Mahato. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder didapat dari dokumentasi dan cacatan statistik, baik dari kantor pemerintah desa, kecamatan maupun kabupaten dan instansi terkait. Data - data tersebut meliputi karakteristik fisik dan non fisik kecamatan Tambusai Utara selama kurun waktu 5 tahun dari tahun 2009 dan tahun 2014. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Tingkat Pertumbuhan penduduk Rumus : Pt = Po.e rt Keterangan: Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan r =tingkat pertumbuhan penduduk t = jangka waktu e = angka exponensiil, besarnya 2,718282 1. Kelahiran (fertilitas)

1) Angka Kelahiran Kasar (CBR) 2) Angka kelahiran umum (general fertility rate) 3) Angka Kelahiran Menurut Umur (ASFR) 4) Angka Fertilitas Total (TFR) 2. Kematian (mortalitas) 1) Angka kematian kasar (CDR) 2) Angka Kematian Menurut Umur (ASDR) 3. Migrasi 1) Angka migrasi masuk Mi 2) Angka migrasi keluar 3) Angka migrasi neto HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran sebagai berikut Tingkat pertumbuhan penduduk di di lihat dari angka kelahiran, kematian, dan migrasi sebesar 4,1% setiap tahun pada periode 2009-2014 yang termasuk kedalam kategori amat cepat. Hal ini sesuai dengan Prayoga (2007: 5-9), Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatankekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Yang dipengaruhi oleh faktor kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), in-migratian (migrasi masuk) dan out-migration (migrasi keluar). Menurut Salladien (1980: 26) pertumbuhan penduduk amat cepat apabila angka pertumbuhan di atas 2%. Angka kelahiran di lihat dari pengukuran tingkat kelahiran kasar selama lima tahun yaitu : pada tahun 2009 tiap 1000 penduduk terdapat 30,86 kelahiran bayi, pada tahun 2010 tiap 1000 penduduk terdapat 33,92 kelahiran bayi, pada tahun 2011 tiap 1000 penduduk terdapat 37,65 kelahiran bayi, pada tahun 2012 tiap 1000 penduduk terdapat 39,62 kelahiran bayi, dan pada tahun 2013 tiap 1000 penduduk terdapat 41,18 kelahiran bayi. Hal ini sesuai dengan Sudjinggo (1988:101) angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran hidup per 1000 penduduk dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Angka kelahiran dilihat dari pengukuran tingkat kelahiran umum selama lima tahun yaitu : pada tahun 2009 tiap 1000 penduduk wanita usia 15-49 tahun terdapat 122,16 kelahiran bayi, pada tahun 2010 tiap 1000 penduduk wanita usia 15-49 tahun terdapat 147,19 kelahiran bayi. pada tahun 2011 tiap 1000 penduduk wanita usia 15-49 tahun terdapat 168,92 kelahiran bayi, pada tahun 2012 tiap 1000 penduduk wanita usia 15-49 tahun terdapat 178,88 kelahiran bayi, dan pada tahun 2013 tiap 1000 penduduk wanita usia 15-

49 tahun terdapat 186,88 kelahiran bayi. Hal ini sesuai dengan Sudjinggo (1988:104) angka fertilitas umum adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran hidup per 1000 wanita dalam usia repeoduksi. Tingkat kelahiran dilihat dari pengukuran tingkat kelahiran menurut umur selama lima tahun yaitu : tiap 1000 penduduk wanita umur 15-19 tahun terdapat 244,67 kelahiran bayi, tiap 1000 penduduk wanita umur 20-24 tahun terdapat 305,58 kelahiran bayi, tiap 1000 penduduk wanita umur 25-29 tahun terdapat 218,20 kelahiran bayi, tiap 1000 penduduk wanita umur 30-34 tahun terdapat 228,78 kelahiran bayi, tiap 1000 penduduk wanita umur 35-39 tahun terdapat 162,06 kelahiran bayi, tiap 1000 penduduk wanita umur 40-44 tahun terdapat 63,28 kelahiran bayi, dan tiap penduduk wanita umur 45-49 tahun terdapat 66,24 kelahiran bayi. Hal ini sesuai dangan Sudjinggo (1988:106) angka kelahiran khusus menurut umur atau Age Specifik Birth Rate (ASBR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran hidup per 1000 waninta dari kelompok umur tertentu. Dilihat dari angka kelahiran di mengalami penambahan penduduk 160,81 bayi setiap seribu penduduk wanita usia 15-49 tahun setiap tahunnya pada periode 2009-2014 Hal ini sesuai dengan Sudjinggo (1988:29) kelahiran (fertilitas) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Menurut Sambiring (1985:39) fertilitas adalah taraf kelahiran yang sesungguhnya atau berdasarkan jumlah kelahiran yang telah terjadi (lahir hidup). Fertilitas mengenai kelahiran hanya mencakup kelahiran hidup, jadi bayi yang dilahirkan menunjukkan tanda-tanda hidup kendati pun hanya sebentar dan terlepas dari lamanya bayi itu dikandung. Beberapa parameter fertilitas antara lain : Angka kelahiran kasar, Angka fertilitas umum (General Fertility Rate), dan Angka kelahiran menurut umur (Age Specific Fertility Rate). Tingkat kematian dilihat dari pengukuran tingkat kematian kasar selama lima tahun yaitu: pada tahun 2009 setiap 1.000 penduduk di 1,75 kematian, pada tahun 2010 setiap 1.000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat 1,44 kematian, pada tahun 2011 setiap 1.000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat 0,62 kematian, pada tahun 2012 setiap 1.000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat 0,83 kematian, dan pada tahun 2013 setiap 1.000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat 0,84 kematian. Hal ini sesuai dengan Sembiring (1985:29) tingkat kematian kasar, tingkat kematian per 1000 penduduk. Tingkat kematian itu disebut kasar karena ukuran itu mengabaikan faktor umur. Tingkat kematian dilihat dari pengukuran tingkat kematian menurut umur selama lima tahun yaitu: tiap 1000 penduduk di yang berumur 0-4 tahun terdapat 0,19 kematian, tiap 1000 penduduk di yang

berumur 5-14 tahun terdapat 0,37 kemataian, tiap 1000 penduduk di yang berumur 15-24 terdapat 0,50 kematian, tiap 1000 penduduk di penduduk yang berumur 25-34 tahun terdapat 0,46 kematian. tiap 1000 Utara penduduk yang berumur 35-44 tahun terdapat 0,58 kematian, tiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara penduduk yang berumur 45-54 tahun terdapat 1,37 kematian, tiap 1000 penduduk di penduduk yang berumur 55-64 tahun terdapat 2,33 kematian, tiap 1000 Utara penduduk yang berumur 65-74 tahun terdapat 5,14 tiap kematian, tiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara penduduk yang berumur 75-84 tahun terdapat 5,87 kematian, dan tiap 1000 penduduk di penduduk yang berumur 85+ tahun terdapat 3,13 kematian. Hal ini sesuai dengan Prayoga (2007: 91) resiko kematian berbeda antara satu kelompok penduduk dan kelompok penduduk lainnya, demikian pula antara satu kelompok umur yang satu kelompok umur lainnya. Ada kecendrungan angka kematian yang tinggi pada golongan umur 65 tahun keatas dan kurang pada golongan umur 5 tahun. Dilihat dari angka kematian di mengalami penurunan 1,10 per seribu penduduk setiap tahun pada periode 2009-2014 Hal ini sesuai dangan Sudjinggo (1988: 29), Menurut Prayoga (2007: 85), mortalitas sama peranannya dengan fertilitas dalam pengaruhnya terhadap perubahan penduduk. Konsep mati menurut UN (United Nations) dan WHO (World Health Organization) adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Beberapa angka kematian yang sederhana anatara lain: Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) dan Angka kematian menurut umur (ASDR) Tingkat migrasi dilihat dari pengukuran tingkat migrasi masuk selama lima tahun yaitu: pada tahun 2009 setiap 1000 penduduk di migrasi masuk sebesar 6,84 migran, pada tahun 2010 setiap 1000 Utara terdapat migrasi masuk sebesar 6,59 migran, pada tahun 2012 setiap 1000 penduduk di migrasi masuk sebesar 7,12 migran, pada tahun 2009 setiap 1000 Utara terdapat migrasi masuk sebesar 7,57 migran, dan pada tahun 2013 setiap 1000 penduduk di migrasi masuk sebesar 7,94 migran. Hal ini sesuai dengan Prayoga (2007: 116) migrasi masuk adalah Masuknya penduduk kesuatu daerah tempat tujuan (area of destination). Tingkat migrasi dilihat dari pengukuran tingkat migrasi keluar selama lima tahun yaitu : pada tahun 2009 setiap 1000 penduduk di migrasi keluar sebesar 3,11 migran, pada tahun 2010 setiap 1000 Utara terdapat migrasi keluar

sebesar 3,99 migran, pada tahun 2011 setiap 1000 penduduk di migrasi keluar sebesar 4,13 migran pada tahun 2012 setiap 1000 Utara terdapat migrasi masuk sebesar 4,33 migran,pada tahun 2013 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi keluar sebesar 4,92 migran. Hal ini sesuai dengan Prayoga (2007: 116) migrasi keluar adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (out of origin). Tingkat migrasi dilihat dari pengukuran tingkat migrasi neto selama lima tahun yaitu : pada tahun 2009 setiap 1000 penduduk di migrasi neto sebesar 3,72 migran, pada tahun 2010 setiap 1000 Utara terdapat migrasi neto sebesar 2,59 migran, pada tahun 2011 setiap 1000 penduduk di Kecamatan Tambusai Utara terdapat migrasi neto sebesar 3,23 migran, pada tahun 2012 setiap 1000 penduduk di migrasi neto sebesar 3,23 migran, pada tahun 2013 setiap 1000 Utara terdapat migrasi neto sebesar 3,01 migran. Hal ini sesuai dengan Prayoga (2007: 116) migrasi neto merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan jumlah migrasi keluar. Dilihat dari angka migrasi di mengalami penambahan penduduk 3,11 per seribu penduduk setiap tahun pada periode 2009-2014. Hal ini sesuai dengan Sudjinggo (1988: 149), pertumbuhan penduduk di suatu negara atau wilayah selain dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian juga dipengaruhi oleh migrasi penduduk. Menurut Prayoga (2007: 116), migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administrasi/batas bagian dalam suatu negara. Beberapa ukuran-ukuran migrasi menurut Prayoga (2007:123) : angka migrasi masuk, angka migrasi keluar, angka migrasi neto. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data sekunder dan pembahasan dibagian terdahulu maka diambil simpulan sebagai berikut: Tingkat pertumbuhan penduduk di di lihat dari angka kelahiran, kematian, dan migrasi sebesar 4,1% setiap tahun pada periode 2009-2014 yang termasuk kedalam kategori amat cepat. Dimana faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk dilihat dari angka kelahiran di Kecamatan Tambusai Utara mengalami penambahan penduduk 160,81 bayi setiap seribu penduduk wanita usia 15-49 tahun setiap tahunnya pada periode 2009-2014, pertumbuhan penduduk dilihat dari angka kematian di Kecamatan Tambusai Utara mengalami penurunan 1,10 per seribu penduduk setiap tahun pada periode 2009-2014 dan pertumbuhan penduduk dilihat dari angka migrasi di Kecamatan Tambusai Utara mengalami penambahan penduduk 3,11 per

seribu penduduk setiap tahun pada periode 2009-2014. b. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka ada beberapa implikasi dapat peneliti sampaikan: 1. Diharapkan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan pertambahan jumlah penduduk di Kecamatan tambusai utara tiap tahunnya. 2. Diharapkan kepada pemerintah untuk meningkat kesejahteraan penduduk di Kecamatan Tambusai Utara. 3. Perlunya upaya untuk meminimalisir pertumbuhan penduduk di Kecamatan Tambusai Utara. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hulu: Kecamatan Tambusai Utara Dalam Angka 2014 Mantra, Ida Bagoes. (2000). Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Noveria, Mita. (2011). Pertumbuhan Penduduk dan Kesejahteraan. Jakarta : LIPI Press. Prayoga, Ayudha D. (2007). Dasar - Dasar Demografi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Salladien. 1980. Konsep Dasar Demografi. Surabaya: PT Bina Ilmu Surabaya. Sembiring. 1985. Demografi. Jakarta : Fakultas Pasca Sarjana IKIP. Sudjinggo. 1988. Teknik Pengukuran Demografi. Jakarta: Universitas Negri Padang