BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Kemajuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. ditengah-tengah masyarakat, apalagi dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah. Maka masyarakat harus cepat tanggap menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri masyarakat yang maju pada umumnya antara lain, bersikap rasional, mampu mandiri, berpandangan luas, menghargai waktu, menyadari pentingnya perencanaan serta berorientasi jauh ke depan, mengutamakan prestasi, menyadari pentingnya spesialisasi, mengoptimalkan manfaat komunikasi dan informasi serta menuntut kepastian dan tertib hukum. Salah satu cara untuk mempersiapkan dan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas tinggi adalah melalui proses pendidikan. Arti pendidikan itu sendiri tercantum pada Undang-Undang tahun 2003 yang berbunyi: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam rangka menciptakan kader-kader bangsa sebagai generasi penerus pembangunan bangsa yang berkualitas. Salah satu tujuan pendidikan adalah membentuk 1

2 manusia yang baik dan berbudi pekerti luhur menurut cita-cita dan nilai-nilai dari masyarakat serta untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerjasama, tangguh, bertangung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, dan juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air dan bangsa. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat membangun diri sendiri dan bersama-sama membangun bangsa di dalam pendidikan dan menjadi masyarakat yang maju. Disamping itu pendidikan merupakan masalah yang penting bagi manusia, karena pendidikan yang menyangkut kelangsungan hidup manusia. Manusia muda tidak hanya cukup tumbuh dan berkembang dengan dorongan insting saja, melainkan perlu bimbingan dan dorongan dari luar dirinya (pendidikan) agar ia menjadi manusia yang sempurna. Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 menegaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

3 Dalam dunia pendidikan belajar merupakan perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Prestasi belajar adalah tujuan terpenting dari sebuah proses belajar. Dunia pendidikan masa kini mengenal tiga kompetensi penting yang harus dimiliki oleh seorang siswa setelah mengalami proses pendidikan yaitu, aspek kognitif (pengetahuan umum), psikomotor (praktek), dan afektif (sikap diri). Aspek kognitif berkaitan dengan kegiatan mental siswa dalam memperoleh, mengolah mengorganisasi dan menggunakan pengetahuan. Aspek kognitif biasanya yang paling diutamakan. Aspek psikomotor sendiri berkaitan erat dengan pengalaman nyata dalam mata kuliah terkait. Aspek psikomotorik berkaitan dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah menerima suatu pengalaman. Sedangkan aspek afektif terkait dengan bentuk sikap dan nilai. Aspek ini mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai. Ciri khas aspek ini biasanya muncul pada cara bertingkah laku. Ketiga aspek ini tidak bisa dilepaskan dari kegiatan belajar. Dalam konteks prestasi belajar yang ingin dicapai, tiga aspek inilah yang harus dijadikan sasaran penilaian. Berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dapat diketahui dari hasil belajar mengajar yang diperoleh. Keberhasilan belajar tersebut pada umumnya dikaitkan dengan tinggi rendahnya nilai yang dicapai, daya serap mahasiswa serta prestasi yang berupa nilai semester. Menurut Sardiman A.M (2001:46) Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi

4 antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dalam atau dari luar individu dalam belajar. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa adalah intelegensi, motivasi, minat, bakat, kondisi fisik, sikap dan kebiasaan. Sedangkan yang termasuk faktor yang berasal dari luar diri siswa adalah keadaan sosial ekonomi, lingkungan, sarana dan prasarana, guru dan cara mengajarnya, kurikulum dan sebagainya. Menurut Jeanne Rini P (2003:2), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Di Indonesia, alat ukur evaluasi prestasi belajar disebut tes hasil belajar. Kedua test ini digunakan untuk mengukur taraf keberhasilan sebuah program pengajaran dan untuk mengatahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kemampuannya. Dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa tidak hanya didukung oleh itu saja tapi juga dari orang-orang yang ada di dekat siswa tersebut. Salah satunya adalah seorang teman namun semua itu harus dilandasi oleh kesetiakawanan sosial antar mahasiswa agar mereka dapat bergaul dan dapat merasakan keadaan disekitar mereka. Menurut Pratiwi (2010) kesetiakawanan adalah: Kesetiakawanan sosial atau rasa solidaritas sosial adalah merupakan potensi spritual, komitmen bersama sekaligus jati diri bangsa oleh karena itu kesetiakawanan sosial merupakan Nurani bangsa Indonesia yang tereplikasi dari sikap dan perilaku yang dilandasi oleh pengertian, kesadaran, keyakinan tanggung jawab dan partisipasi sosial sesuai dengan kemampuan dari masing-masing warga masyarakat dengan semangat kebersamaan, kerelaan untuk berkorban demi sesama, kegotongroyongan dalam kebersamaan dan kekeluargaan.

5 Oleh karena itu kesetiakawanan sosial merupakan nilai dasar yang ada dalam masyarakat yang harus terus digali, dikembangkan dan didayagunakan dalam mewujudkan cita-cita. Sebagai nilai dasar kesejahteraan sosial, kesetiakawanan sosial harus terus diperbaiki sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang dan diwujudkan dalam kehidupan nyata. Kesetiakawanan sosial merupakan nilai yang bermakna bagi setiap orang, apa lagi bagi mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa. Sebagai generasi yang memiliki tangung jawab akan keberlangsungan masa depan bangsa maka kesetiakawanan sosial sangat di butuhkan untuk berperan aktif dalam meningkatkan prestasi mahasiswa. Dalam wujudnya pun mahasiswa juga mempunyai kesetikawanan sosial dilingkungannya, mahasiswa mengadakan baksos dan membantu masyarakat yang sedang kesusahaan seperti bencana alam. Mereka berusaha untuk meringankan dan merasakan derita masyarakat. Semua itu sesuai dengan ciri-ciri kesetiakawanan sosial yaitu kepedulian, solidaritas, rasa sepenanggungan, kasih sayang, kebersamaan, ketulusan, (Hariyanto: 2010). Kesetiakawanan yang timbul dikalangan mahasiswa memang masih cukup erat, banyak ide dan kegiatan yang dilakukan mahasiswa untuk sekedar meringankan atau membantu masyarakat yang membutuhkan. Dunia pendidikan dituntut agar dapat mendorong dan mengupayakan peningkatan kemampuan dasar untuk menjadi individu yang unggul dan memiliki daya saing kuat secara tepat. Pembelajaran di Perguruan tinggi tidak hanya ditentukan oleh faktor pengajar atau dosen, melainkan sangat

6 dipengaruhi oleh keaktifan. Sehingga peran keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran akan lebih besar daripada dosen namun masih banyak mahasiswa yang mengandalkan pembelajaran langsung dari dosen di banding dengan mencari sendiri resensi ilmu pengetahuan dari berbagai sumber. Dalam memasuki dunia Perguruan Tinggi, mahasiswa harus beradaptasi untuk tidak terlalu mengharapkan bimbingan dan penyuluhan seperti di SMA. Mahasiswa harus diberi kemandirian belajar untuk mencapai kedewasaan untuk membentuk dirinya menjadi mahasiswa yang berilmu dan beragama. Menurut Suwarno (2006:92) Faktor yang menyebabkan kualitas pembelajaran antara lain karena belum dimanfaatkannya sumber belajar secara maksimal, baik oleh pengajar maupun peserta didik. Sumber belajar yang digunakan saat ini hanya terbatas pada satu buku saja dan masih banyak mahasiswa yang hanya tergantung pada dosen. Mahasiswa kurang memanfaatkan perpustakaan yang tersedia di kampus dan memanfaatkan sumber belajar lain untuk menambah informasi atau referensi. Pandangan masyarakat pada umumnya mengenai pendidikan bersifat konvensional yaitu mengkaitkan penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang terjadi hanya berlangsung di dalam kelas, dimana sejumlah peserta didik belajar secara bersama-sama memperoleh pelajaran dari seorang guru. Dosen datang, menerangkan, dan mahasiswa hanya pasif mencatat. Proses belajar dapat memberi pengaruh terhadap perkembangan kemampuan akademis dan psikologis setiap manusia dalam hidupnya. Menurut Iskandar

7 (2009:99) tidak selalu kegiatan belajar harus ada yang mengajar, dan sebaliknya tidak selalu kegiatan mengajar menghasilkan kegiatan belajar. Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena dalam proses tersebut siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap informasi yang disampaikan oleh dosen, tetapi mahasiswa dapat melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan, agar hasil belajarnya lebih baik. Belajar sebagai bagian dari proses pembelajaran seharusnya dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Dengan mahasiswa mau menerapkan sikap yang tidak tergantung dengan dosen dalam proses belajar maka prestasi mahasiswa pun akan bisa meningkat apa lagi ditunjang dengan kesetiakawanan sosial antar teman sehingga mahasiswa dapat belajar secara kelompok dan saling membantu apabila ada kesulitan dalam proses pembelajaran didalam kelas. Menurut Mudjiman (2007:1) belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motif untuk menguasai sesuatu kompetensi, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) merupakan salah satu perguruan tinggi yang berusaha mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dengan berbagai sarana dan fasilitas yang ada. UMS memiliki 10 fakultas, salah satunya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). FKIP UMS Program studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi mempunyai visi Menjadi pusat unggulan (Center of excellence) dalam pengembangan sumber daya insani pada bidang pendidikan ekonomi

8 akuntansi yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman dan tuntutan jaman. FKIP UMS beralamat di Jalan Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura, Surakarta. Lokasi ini sangat strategis karena dekat dengan jalan raya yang dilalui bus dari beberapa daerah. Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan angkatan 2009 Universitas Muhammadiyah Surakarta terbagi menjadi 5 kelas, rata-rata satu kelas berjumlah 40 mahasiswa. Penulis memilih Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP UMS angkatan 2009 karena penulis sering bertemu untuk mengikuti mata kuliah bersama. Banyak mahasiswa yang tidak mau duduk di bangku depan karena takut diberi pertanyaan oleh dosen, mahasiswa yang tidak masuk ke kelas tetapi menandatangani absensi karena malas bertemu dengan dosen, mahasiswa yang hanya tidur di kelas karena bosan mendengarkan dosen hanya bercerita. Akan tetapi banyak juga mahasiswa yang rajin datang tetapi dosen datang tidak tepat waktu dan bahkan sering tidak hadir. Pendapat mahasiswa yang kurang baik ini akan sangat mempengaruhi nilai IPK. Banyak mahasiswa yang mau belajar karena ada tugas dan bahkan banyak mahasiswa yang belum pernah pergi ke lajar karena ada tugas dan bahkan banyak mahasiswa yang belum pernah pergi perpustakaan. Hal ini karena kurangnya kemandirian belajar mahasiswa.

9 Melihat pentingnya kesetiakawanan sosial dan kemandirian belajar, maka penulis tertertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH KESETIAKAWANAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UMS ANGKATAN 2009. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Kurangnya kesetiakawanan sosial antar teman membuat hasil belajar tidak maksimal. 2. Masih rendahnya kemandirian belajar mahasiswa dalam proses pembelajaran. 3. Masih rendahnya prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh kesetiakawanan sosial dan kemandirian belajar. C. Pembatasan Masalah Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan masalah yang akan dibahas deskripsi ini yaitu: 1. Kesetiakawanan sosial merupakan nilai dasar kesejahteraan sosial, modal sosial (Social Capital) yang ada dalam masyarakat harus terus digali,

10 dikembangkan dan didayagunakan dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. 2. Kemandirian belajar yang dimaksud adalah adanya motivasi dari dalam diri mahasiswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan tanpa tergantung pada siapa pun. 3. Prestasi belajar yang dimaksud adalah nilai seluruh mata kuliah yang ditempuh, yang dirata-rata dalam Indeks Prestasi Komulatif mahasiswa. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh yang signifikan antara kesetiakawanan sosial terhadap prestasi belajar. 2. Adakah pengaruh yang signifikan antara kemandiriaan belajar terhadap prestasi belajar. 3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara kesetiakawanan sosial dan kemandirian belajar secara bersama sama terhadap prestasi belajar. E. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh kesetiakawanan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa.

11 2. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. 3. Untuk mengetahui pengaruh kesetiakawanan sosial dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Menambah pemahaman serta pengetahuan tentang kesetiakawanan dan belajar mandiri. b. Mendukung teori mengenai pengaruh kesetiakawanan sosial, belajar mandiri, dan prestasi belajar. c. Salah satu sumber bagi penelitian berikutnya. 2. Manfaat praktis a. Bagi mahasiswa Dapat membangkitkan kreativitas, menanamkan belajar mandiri, dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk memotivasi belajar dalam rangka meningkatkan prestasi belajar sehingga mempercepat masa studinya. b. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi dunia pendidikan dan lebih meningkatkan kemandirian dalam belajar serta kesetiakawanan sosial.

12 G. Sitematika Penelitian BAB I Pendahuluan Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penelitian. BAB II Landasan Teori Bab ini terdiri dari Tinjauan tentang Prestasi Belajar, Tinjauan tentang Kesetiakawanan Sosial, Tinjauan tentang Kemandirian Belajar, Tinjauan tentang pengaruh Kesetiakawanan Sosial dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar, Hipotesis. BAB III Metode Penelitian Bab ini terdiri dari Jenis dan Rancangan Penelitian, Obyek Penelitian, Instrument Pengumpulan Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Penyajian Data, Teknik Analisis Data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini terdiri dari Gambaran Umum Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Pengujian Instrumen Penelitian, Deskripsi Data, Uji Prasyarat Analisis Data, Pengujian Hipotesis, Pembahasan. BAB V Penutup Bab ini terdiri dari Kesimpulan dan Saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN