BAB I PENDAHULUAN. Suroso Abdussalam, Arah & Asas Pendidikan Islam, Sukses Publising, Bekasi Barat, 2011, hlm. 38.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. ( Jakarta: Indeks, 2009), hlm. 6. Islami, (Jogjakarta: Darul Hikmah, 2009), hlm. 83

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup tidak bisa lepas dari pendidikan karena manusia diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisa memahami aksara hijaiyah. Maka dari itu, pemberantasan buta aksara

BAB I PENDAHULUAN. Hamzah B Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm. 138.

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. pada masa ini adalah masa pembentukkan fondasi dan dasar pembentukkan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan hasil dari proses pendidikan berupa manusia yang berkualitas. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada proses pembelajaran di dalamnya, proses pembelajaran meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Sochib, Pola Asuhan Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. DEPDIKNAS, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 Butir 4. 2

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas. maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur,

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2009), hlm Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka

SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU DI KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang harus mempersiapkan dan menghasilkannya. 1. membuat anak sanggup ekstra keras untuk mencapai tujuan sesuatu.

PERAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI (Studi di PAUD Geger Sunten, Desa Suntenjaya) Iis Nurhayati. STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah (ا : ا)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm Diah Harianti, Model dan Contoh Pengembangan Diri Sekolah Menengah Pertama,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia berkenalan terlebih dahulu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik intelektual, emosional dan spiritual. Gulen sebagaimana dikutip

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Al-qur an adalah firman Allah SWT, sebagai mu jizat Nabi Muhammad. petunjuk bagi ummat manusia. Sebagai firman Allah, Al-qur an

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB V PEMBAHASAN. siswa melalui ekstrakurikuler marching band di MTa Al-Ma arif. pada jam latihan marching band maupun pada jam pembelajaran.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan aspek aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Akan tetapi, suatu proses yang digunakan dalam usaha kependidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan, yaitu mengarahkan anak didik (manusia) kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individu, sosial, dan hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada-nya.1 Pendidikan Islam pada hakikatnya adalah proses perubahan menuju kearah positif. Dalam konteks sejarah, perubahan yang positif ini adalah jalan Tuhan yang telah dilaksanakan sejak zaman Nabi Muhammad saw. Pendidikan Islam dalam konteks perubahan ke arah yang positif ini identik dengan kegiatan dakwah yang biasanya dipahami sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. Sejak wahyu pertama diturunkan dengan program iqra (membaca), pendidikan Islam praktis telah lahir, berkembang dan eksis dalam kehidupan umat manusia, yakni sebuah proses pendidikan yang melibatkan dan menghadirkan Tuhan. Membaca sebagai sebuah proses pendidikan dilakukan dengan menyebut nama Tuhan yang Menciptakan2. Untuk dapat mewujudkan pendidikan tersebut, maka seluruh personal yang terkait dengan pendidikan anak, dituntut untuk terlebih dahulu membenahi keimanan atau ketaqwaannya, akhlaknya dan seluruh pemikirannya serta pada saat bersamaan, tinggalkanlah sekularisme dan sejenisnya yang merupakan jalur fujur3. Sebagaimana Allah swt berfirman dalam QS At-Tahrim : 6. 1 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, Pustaka Pelajar, Yogayakarta, 2004, hlm. 135. Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam : Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, PT. LKiS printing Cemerlang, Yogyakarta, 2009, hlm. 18-19. 3 Suroso Abdussalam, Arah & Asas Pendidikan Islam, Sukses Publising, Bekasi Barat, 2011, hlm. 38. 2 1

2 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.4 Proses pendidikan merupakan interaksi aktif antara peserta didik dengan pendidik dan berwujud dalam proses pembelajaran, yang mana peserta didiklah yang menjadi sasaran utama pendidik. Dalam hal ini komunikasi pasti terdapat efek bagi peserta didik, sehingga hal ini perlu diperhatikan. Belajar memang berhubungan dengan perubahan, seperti juga perkembangan berhubungan dengan adanya suatu yang berubah. Dalam belajar ada sesuatu yang diubah atau berubah, dari rangkaian atau susunan (repertiore) tingkah laku dan perubahan ini bersifat menetap.5 Kenyataan yang ada di Taman kanak-kanak ini adalah banyak perubahan dalam segi pelajaran misalnya area matematika, area Agama, area balok, area musik, area seni, area bahasa dan sebagainya yang asalnya memori anak tidak terisi setelah mendapat berbagai macam pelajaran ini akhirnya terisi. Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Kedua masalah tersebut sulit ditangani secara bersamaan sebab upaya meningkatkan kualitas, masalah kuantitas terabaikan, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila masalah pendidikan tidak pernah tuntas di manapun, termasuk dinegara yang sudah maju sekalipun6. Perbaikan kualitas pendidikan akan mendorong kemajuan 4 Al-Qur an Surat At-Tahrim : 11. Singgih G.Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hlm. 118. 6 Nana Sudjana, CBSA: Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 1996, hlm.1. 5

3 kearah pencapaian tujuan yang lain, yakni peningkatan kuantitas dengan menekan biaya penyelenggaraannya7. Raudlatul Athfal didirikan sebagai usaha pengembangan seluruh segi kepribadian anak didik dalam rangka menjembatani pendidikan keluarga kependidikan sekolah. Raudlatul Athfal merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang menyelenggarakan program pendidikan umum dan pendidikan keagamaan Islam bagi anak berusia 4-6 tahun.8 Adapun fungsi dari pendidikan Raudlatul Athfal adalah untuk mengenalkan anak dengan dunia sekitar, menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik, serta menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar. Sedangkan tujuan Raudlatul Athfal adalah membentuk dasar anak untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak usia dini yang meliputi moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa, fisik, kemandirian dan seni.9 Ruang lingkup program kegiatan belajar, meliputi pembentukan perilaku atau akhlak melalui pembiasaan dalam pengembangan moral pancasila, agama, disiplin, perilaku atau emosi dan kemampuan.10 Namun sampai saat ini di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) masih menjadi kontroversi, dapatkan anak usia dini diberikan materi pelajaran seperti membaca, menulis dan menghitung. Menurut Jerome Brunner, setiap materi pelajaran dapat diajarkan kepada setiap kelompok umur dengan cara-cara yang sesuai dengan perkembangannya. Dalam konteks anak usia dini kuncinya adalah pada permainan atau bermain.11 Kegiatan pembelajaran anak usia dini harus sesuai dengan kondisi sosial budaya di mana anak tersebut berada.12 Proses pembelajaran pada anak usia dini sudah seharusnya memainkan fungsi-fungsi, karena tujuan pembelajaran 7 Dadang Sulaiman, Teknologi/Metodologi Pengajaran, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan, Jakarta, 1988, hlm.25. 8 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hlm. 127 9 Ibid, hlm. 128 10 Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Rineke Cipta, Jakarta, 1998, hlm. 3 11 Dedi Supriadi, Membangun Bangsa Melalui Pendidikan, PT Remaja Rosadakarya, Bandung, 2004, hlm. 62 12 Suyadi, dan Maulidya Ulfah, Konsep Dasar PAUD, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm. 42.

4 anak didik akan tercapai manakala berada pada kondisi yang menyenangkan dan hal menyenangkan bagi anak usia dini adalah bermain. Beberapa fenomena menunjukkan bahwa munculnya sinyal negatif dalam dunia pendidikan. Dalam istilah Paula Freire adalah pendidikan yang menindas. Pendidikan anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pendidikan regular seperti sekolah. Pendidikan pada anak usia dini lebih ditekankan pada upaya untuk membangun dan mengembangkan karakter anak sesuai dengan potensi dan perkembangan anak yang bersangkutan. Dalam hal pendidikan agama untuk anak usia dini, maka pembelajarannya lebih ditekankan pada bagaimana menanamkan nilai-nilai agama pada diri anak dengan memanfaatkan karakteristik PAUD, yaitu belajar, bermain, dan bernyanyi.13 Penanaman nilai-nilai agama sejak masa usia dini merupakan hal yang sangat krusial karena dapat membentuk perilaku maupun mental spiritual dan keagamaan anak di masa depannya. Nilai secara harfiah mencakup arti harga, banyak sedikitnya isi, serta sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Nilai merupakan suatu kualitas yang diyakini kebenarannya dan dijadikan pedoman seseorang untuk bertindak dalam situasi sosial tertentu dan dalam memandang sesuatu itu baik,benar, berharga. Nilai agama adalah konsep mengenai penghargaan tertinggi yang diberikan masyarakat kepada beberapa masalah pokok dalam kehidupan keagamaan yang bersifat suci dan menjadi pedoman bagi tingkah laku keagamaan warga masyarakat.14 Nilai agama itu dapat dikatakan bersumber dan dikembangkan dari agama. Dalam agama Islam, nilai agama mencakup tiga aspek, yaitu aqidah, ibadah, dan akhlak. Nilai-nilai aqidah mengajarkan Allah sebagai pencipta alam semesta, nilai-nilai ibadah mengajarkan agar setiap perbuatan manusia senantiasa dilandasi hati yang ihklas, dan nilai- nilai akhlak mengajarkan agar setiap manusia berperilaku sesuai norma atau adab yang benar atau baik. Penanaman nilai-nilai agama adalah suatu upaya untuk mengenalkan dan 13 Ibid. Abdullah Nasikh Ulwan, Pedoman Mendidik Anak dalam Islam, Asyifa, Semarang, 1991, hlm. 319. 14

5 mengajarkan intisari ajaran agama kepada anak agar ia dapat mengetahui dan memehaminya yang kelak akan membiasakan dirinya untuk melaksanakan ajaran agama tersebut.15 Hal ini berangkat dari realitas penyelenggaraan pendidikan yang terjadi dilapangan, orang tua bangga bila anaknya tersebut sebagai juara di kelas, anak dipicu untuk belajar, belajar dan belajar, supaya menjadi pintar dan menjadi juara. Selain itu, guru hendaknya menghabiskan kurikulum cepat. Tetapi dampak yang diperoleh dari cara belajar seperti ini tidak menguntungkan dan lebih lanjut lagi tidak memanusiakan. Sedangkan, mereka yang kebutuhannya bermain terpenuhi, makin tumbuh dengan memiliki keterampilan mental yang lebih tinggi, untuk menjelajahi dunianya dan menjadi manusia yang memiliki kebebasan mental untuk tumbuh kembang sesuai potensi yang dimilikinya. 16 Hasil survey yang dilakukan peneliti, bahwa penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak usia dini di PAUD Bintang Laut Desa Panggung Kedung Jepara sudah berjalan dengan baik. Dengan ditanamkan nilai-nilai keagamaan bagi anak, maka anak akan menjadi lebih aktif, serta berketerampilan dan berkarakter islami. B. Fokus Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan data fokus penelitian (fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada). yaitu tentang penanaman nilai-nilai keagamaan anak usia dini di PAUD Bintang Laut Desa Panggung Kedung Jepara. Dalam hal ini difokuskan lagi pada penerapan penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak usia dini di PAUD Bintang Laut Desa Panggung Kedung Jepara, faktor penghambat dan pendorong dalam penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak usia dini di PAUD Bintang Laut Desa Panggung Kedung Jepara. 15 16 Ibid. Observasi di PAUD Bintang Laut Desa Panggung Kedung Jepara.

6 C. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang dan fokus penelitian di atas, maka penulis mengangkat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak usia dini di PAUD Bintang Laut Desa Panggung Kedung Jepara 2. Apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam penanaman nilainilai keagamaan anak pada usia dini di PAUD Bintang Laut Desa Panggung Kedung Jepara? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulisan skripsi ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak usia dini di PAUD Bintang Laut Desa Panggung Kedung Jepara. 2. Untuk mengetahui pendukung dan penghambat dalam penanaman nilainilai keagamaan pada anak usia dini di PAUD Bintang Laut Desa Panggung Kedung Jepara. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoretis Secara teoritis penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan pada penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak usia dini di PAUD dan meningkatkan ketajaman analisis. Selain itu penelitian ini juga sebagai wadah untuk mengimplementasikan ilmu tentang penelitian. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang bisa diambil dari penelitian ini adalah : a. Bagi lembaga pendidikan, sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan kualitas strategi penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak usia dini di PAUD Bintang Laut Desa Panggung Kedung Jepara.

7 b. Bagi pendidik, memberikan masukan kepada guru, khususnya guru kelas tentang pentingnya menerapkan strategi belajar yang tepat dan agar mampu memahami setiap siswanya. c. Bagi peneliti yang akan datang, untuk mempersiapkan diri menjadi guru yang mampu memberikan metode pembelajaran secara tepat dan benar kepada siswa. d. Bagi siswa diharapkan dapat memanfaatkan layanan pembelajaran yang diberikan oleh guru maupun orang tua, karena layanan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa.