BAB I PENDAHULUAN. dapat diserap dan dipahami oleh siswa-siswanya. Untuk mencapainya, guru harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Persepsi. a. Pengertian persepsi. Manusia diciptakan oleh yang Maha Kuasa dengan kesempurnaan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 15 3

DAFTAR PUSTAKA. Al-Qur an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, Semarang,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. menggunakan model Advance Organizer (AO) dibandingkan. 5% yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran merupakan gaya mengajar yang menjadikan peserta didik

I. PENDAHULUAN. pribadi yang taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, arif, dan dapat bergaul

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran tim pendengar. Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB I PENDAHULUAN. maka hasil yang dicapai akan rendah. Bentuk keterlibatan siswa itu ialah adanya perhatian

BAB I PENDAHULUAN. memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku

I. PENDAHULUAN. perbedaan pada siswa-siswanya. Siswa yang pandai akan terhambat kemajuannya

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB V PENUTUP. 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Minat Belajar terhadap

Prosiding Pendidikan Agama Islam ISSN:

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

BAB V PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran college ball terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: variabel dapat dikatakan memiliki korelasi sedang.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan setiap siswa, bahkan mempengaruhi berbagai aspek perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PRAKTIKAN PPL PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA

BAB V PENUTUP. 1. Hasil belajar siswa yang belajar dikelas eksperimen dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar dipandang masih belum efektif. Indikasi kearah sana

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini. Ilmu yang memiliki pengaruh yang besar untuk memacu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ASPEK SIKAP PADA MATA PELAJARAN PKn DI SMP NEGERI 24 BULUKUMBA

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. hlm.4. dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm. 317

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mananggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Upaya meningkatkan kreativitas siswa dengan metode discussion group

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, M Pengembangan Kurikulum. Bandung: Pustaka Setia.

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. 1. memberikan bimbingan dan selalau mendorong semangat belajar anak didik,

BAB II KAJIAN TEORI. Sesuai yang dikatakan Slameto bahwa belajar ialah suatu proses atau

BAB I PENDAHULUAN. atau bukti-bukti baru dalam lapangan pendidikan dan menguji fakta-fakta lama,

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB II KAJIAN TEORI. murid dalam berbagai peristiwa belajar 15. Jadi strategi pembelajaran. pelajaran yang diinginkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi yang dewasa ini semakin berkembang tidak

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB V PEMBAHASAN. A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pada BAB IV dapat dikemukakan simpulan penelitian yaitu penerapan metode

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat datang dari guru, suatu fenomena atau persoalan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi guru PAI dalam menumbuhkan minat belajar siswa di SMA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga

BAB I PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. 1. tingkah laku, kecakapan, keterampilan, dan kemampuan, serta perubahan

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 M/1436 H

BAB III METODE PENELITIAN. metodologi kualitatif adalah segala prosedur penelitian yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Mengajar merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang hubungan antara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. learning sebagai sumber belajar IPS, dapat disimpulkan beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. tenaga pendidik/ tenaga pengajar yang tugas utamanya adalah mengajar. 1

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH : ERIKA DIANTY ASNAWATI

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam undang-undang RI tentang Pendidikan Nasional No. 20

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Alamsyah, Maurizal, Kiat Jitu Meningkatkan Prestasi Dengan Mind Mapping,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan metode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Teman Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. mengajar mencerminkan dua arah, bukan semata-mata memberikan informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan terkait penelitian ini, ketiga kesimpulan itu adalah:

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

DAFTAR PUSTAKA. Afandi, Yazid Fiqih Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga Keuangan Syari ah. Yogyakarta: Logung Pustaka.

BAB I PENDAHULUAN. belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. 1 Artinya bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Penyelenggaraan

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kegiatan belajar mengajar, bertujuan untuk menghasilkan perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan pembelajaran, seorang guru pasti mengharapkan agar siswasiswanya aktif dalam pembelajaran tersebut. Guru ingin materi yang disampaikannya dapat diserap dan dipahami oleh siswa-siswanya. Untuk mencapainya, guru harus memiliki cara agar materi yang diajarkan tersampaikan dengan baik. Selain tujuan dan materi, terdapat pula tiga elemen penting yang tidak bisa diabaikan dalam proses pembelajaran. Ketiga elemen itu adalah metode, alat/media pembelajaran serta evaluasi. Metode merupakan cara yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Dalam bahasa Arab metode itu disebut al-tariqah berarti jalan. Dengan demikian, metode dapat pula diartikan kepada suatu jalan yang dapat ditempuh dalam menyampaikan materi pelajaran. 1 Berkenaan dengan metode, Al-Qur an telah memberikan petunjuk mengenai metode pendidikan secara umum dalam QS. An-Nahl ayat 125: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S An Nahl :125) Petunjuk Al-Qur an tentang metode-metode pendidikan dapat kita peroleh dari ungkapan al-hikmah ( bijaksana) dan al-mau izhah al-hasanah ( pelajaran yang baik). Karena itu, secara eksplisit al-sunnah berperan memberikan penjelasan. Pada tulisan ini dicantumkan metode-metode pendidikan agama Islam yang 1 Yusuf, M Kadar, 2011, Tafsir Tarbawi, Pekanbaru: Zanafa Publishing, Cet-II, h. 145

diharapkan sesuai dengan materi agama Islam yang berlandaskan pada Al-Qur an dan Al-Sunnah. 2 Metode ceramah merupakan metode yang boleh dikatakan metode yang tradisional karena sejak dulu telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan siswa dalam pembelajaran walaupun metode ini lebih memprioritaskan keaktifan guru di dalamnya. Guru biasanya menggunakan metode ini agar siswa tidak lari dari cakupan materi yang telah direncanakan sebelumnya. Selain itu, siswa yang belajar pun tidak sedikit jumlahnya, sehingga untuk melakukan pemerataan dalam pembelajaran digunakanlah metode ceramah dalam pembelajaran tersebut. Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan secara langsung terhadap siswa. 3 Dalam proses pembelajaran di sekolah, tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat informasi ( konsep, pengertian, prinsip-prinsip) yang banyak serta luas. 4 Metode ceramah sering digunakan oleh guru bila bahan yang diajarkan banyak dan materinya bersifat informasi yang harus disampaikan guru dalam pembelajaran. Cara ini kadang-kadang membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan keterampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan menarik perhatian murid. 5 Cara seperti ini akan bisa efektif jika guru terampil dalam menggunakan metode ceramah ini. Melvin L. Silberman telah mengemukakan solusi agar metode ceramah ini bisa efektif. Dia menjelaskan, guru harus melakukan 4 hal yaitu membangkitkan minat, 2 Majid, Abdul, 2009, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung :Remaja Rosdakarya, Cet-VI, h. 136 3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, Cet-II, h.110 4 Abdul Majid. Op. Cit., hal. 138 5 Roestiyah N. K, 2008, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, Cet-VII, h. 136-137

memaksimalkan pemahaman dan pengingatan, melibatkan siswa selama penceramahan dan menekankan kembali apa yang telah disajikan. 6 Agar metode ini efektif, maka guru perlu terlebih dahulu menarik perhatian siswa, mengasah ingatan siswa, siswa dilibatkan dalam penceramahan. Setelah itu, apa yang telah disampaikan oleh guru harus diberi penguatan agar bisa melekat di pikiran siswa. Demikian pula dengan siswa, dalam proses pembelajaran mereka harus selalu aktif. Mereka dituntut tidak hanya menerima penyampaian guru, tetapi juga harus aktif dalam mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang dicarinya. 7 Selain guru yang menerangkan pelajaran, siswa hendaknya juga menanyakan apa yang tidak dimengerti kepada guru tersebut agar pemahamannya dapat optimal. Keaktifan merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Nana Sudjana mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang aktif, bila siswa tidak dikutkan, maka hasil yang dicapai akan rendah. Bentuk keterlibatan siswa itu ialah adanya perhatian menginternalisasikan informasi, aktif dalam memecahkan masalah dan lain-lain. 8 Keaktifan siswa dalam pembelajaran sangatlah penting. Hal itu karena tanda siswa yang belajar itu adalah aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran aktif tidak bisa berjalan secara hampa tanpa intervensi dari guru dalam menerapkan berbagai metode pembelajaran. Metode pembelajaran melalui ceramah adalah metode yang menghendaki siswa harus mendapat informasi yang sama dalam jumlah siswa yang banyak. Kegiatan pembelajaran yang menekankan pada penyampaian informasi secara herbal dan cenderung searah ( guru-siswa) ini dapat terstrukstur, menggunakan teknologi rendah dan memungkinkan. Kegiatan ini untuk mengajarkan siswa-siswa dalam waktu yang relatif singkat. 9 Metode ceramah merupakan metode tradisional, karena sejak lama metode ini digunakan oleh seorang guru atau tenaga pengajar. Namun demikian, metode ini tetap 6 Melvin L Silberman, 2006, Aktif Learning101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nusamedia, h. 46-47 7 Yusuf, M, Kadar. Op. Cit., h. 91 8 Sudjana, Nana, 1998, CBSA dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, h. 115 9 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, 2012, Belajar Dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, Jakarta: Bumi Aksara, Cet-III, h. 97-99

memiliki fungsinya yang penting untuk membangun komunikasi antara pengajar dan pembelajar. 10 Metode ceramah sebagai salah satu metode pengajaran yang seharusnya pula memperhatikan asas-asas didaktik atau pedoman-pedoman orang yang mengajar itu, selama pengajaran berlangsung. 11 Untuk keaktifan rohaninya maka tindakan-tindakan yang perlu dilakukan antara lain: 12 1. Guru memberi pertanyaan-pertanyaan 2. Guru memberi persaingan sehat Untuk keaktifan jasmani, maka ada tugas-tugas mencatat. Dalam pelaksanaan mengajar, guru menceramahkan atau menyampaikan bahan ajaran sesuai dengan sistematika yang telah disusun. Untuk memperjelas bahan, guru dapat memberikan contoh-contoh atau menerangkan dengan alat peraga. Agar para siswa berperan lebih aktif, kegiatan ceramah dapat diselingi dengan tanya jawab. 13 Bila guru memiliki kepribadian yang hebat, maka metode ini dapat menggugah semangat siswa untuk terus maju, berkembang dan meningkat. Melatih murid memusatkan perhatian, terampil menyeleksi, mencatat dan mengkritk sesuatu dengan bijaksana. 14 Guru biasanya belum puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tak ada guru berarti tak ada belajar. 15 Menurut Melvin L Silberman dalam buku Tukiran Taniredja, Efi Miftah Faridli dan Sri Harmianto Model-Model Pembelajaran Inovatif menjelaskan bahwa Meskipun metode ceramah ini ada beberapa kelemahan, tetapi apabila dilaksanakan dengan h. 81 h.43 10 Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2010, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 11 Suryosubroto B. 2009, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, Cet-II, h. 159 12 Ibid., h, 161-162 13 R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, 2010, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet-III, 14 Sriyono, 1992, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, Jakarta: Rineka Cipta, h. 100 15 Sanjaya, Wina, 2009, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet-VI, h. 145-146

langkah-langkah yang tepat sebagai salah satu metode pembelajaran aktif dengan menggunakan modifikasi-modifikasi untuk mengurangi kekurangan-kekurangannya. 16 Guru yang menerapkan metode ceramah menghendaki siswa mendapatkan informasi yang sama dan diajarkan pada siswa yang jumlahnya tidak sedikit dengan waktu yang singkat. Meskipun menekankan pada verbal seorang guru, tapi tidak menutup kemungkinan siswa ikut aktif di dalamnya seperti bertanya, menanggapi, berpendapat dan keaktifan yang lainnya. Dalam hal ini, penulis akan meneliti persepsi atau pandangan siswa mengenai pembelajaran yang berlangsung. Persepsi yang dimaksud ialah kemampuan siswa dalam mengelompokkan dan menginterpretasikan tentang suatu objek yang diamatinya yaitu penerapan metode ceramah oleh guru dan pengaruhnya terhadap keaktifan siswa tersebut. Berdasarkan studi kependahuluan dan ditambah dengan pengalaman PPL penulis secara langsung di Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Pekanbaru, penulis mengamati ada terdapat beberapa kejanggalan yang terjadi di dalam proses pembelajaran khusus pada guru yang menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi mereka. Selain itu, juga hubungannya dengan keaktifan siswa selama pembelajaran. Hal ini terlihat dari beberapa gejala sebagai berikut: a. Masih terlihat guru kurang memberi kesempatan berpendapat kepada siswa b. Guru menjelaskan materi sampai habis waktu c. Guru terkadang tidak menyimpulkan materi pelajaran d. Masih ada siswa yang keluar masuk kelas saat pembelajaran berlangsung e. Masih ada siswa yang tidak membuat catatan 16 Tukiran Taniredja, Efi Miftah Faridli dan Sri Harmianto, 2012, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Bandung: Alfabeta, Cet-III, h. 47

Berdasarkan gejala-gejala tersebut, penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan judul: Pengaruh Persepsi Penerapan Metode Ceramah Terhadap Keaktifan Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Pekanbaru. B. Penegasan Istilah Untuk menghindarkan kesalahpahaman dalam mengartikan judul penelitian ini, maka perlu untuk menegaskan beberapa kalimat dalam judul ini yaitu: 1. Persepsi Bimo Walgito mengemukakan bahwa persepsi merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus dan diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang integrated (satu kesatuan) dalam diri individu. 17 Persepsi ini dalam artian pandangan atau tanggapan siswa terhadap penerapan metode ceramah yang digunakan guru dalam pembelajaran dan pengaruhnya terhadap keaktifan siswa tersebut. 2. Metode ceramah Metode dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah yang strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. 18 Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik. 19 Metode ceramah adalah cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap peserta didiknya. 20 17 Walgito, Bimo, 2002, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi, h. 70 18 Shalih Abd. Al- Aziz dalam buku Ramayulis Metodologi Pendidikan Agama Islam h. 2-3 19 Sagala, Syaiful, 2012, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta Cet-X, h. 201 20 Ruslan Latief dalam buku Ramayulis Metodologi Pendidikan Agama Islam h. 305

3. Keaktifan Siswa Keaktifan dalam proses belajar-mengajar adalah berfungsinya semua alat-alat yang ada pada diri siswa, dalam proses belajar mengajar terutama pikiran, pendengaran, penglihatan dan lain sebagainya yang digunakan dalam proses belajar mengajar. 21 Keaktifan yang dimaksud ialah siswa aktif mendengar, berpikir, bertanya, menjawab, memberi pendapat, mencatat dan menyimpulkan materi pelajaran dalam pembelajaran. 4. Pendidikan agama Islam Pendidikan Agama Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi. 22 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah a) Bagaimana persepsi siswa terhadap penerapan metode ceramah oleh guru pada pembelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Pekanbaru? b) Bagaimana keaktifan siswa saat berlangsungnya pembelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Pekanbaru? c) Faktor apa saja yang mempengaruhi keaktifan siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Pekanbaru? d) Apakah ada pengaruh persepsi penerapan metode ceramah terhadap keaktifan siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Pekanbaru? 21 S. Nasution, 1996, Didaktik Azas-Azas Mengajar, Bandung: Jemmaars, h. 88 22 M. Arifin, 2009, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Cet-IV, h. 8

2. Batasan Masalah Supaya penelitian ini jelas tujuan akhirnya, maka perlu untuk membatasi masalah yang ada. Penulis membatasinya kepada pengaruh persepsi penerapan metode ceramah terhadap keaktifan siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Pekanbaru. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat disusun dalam rumusan masalah dari penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh persepsi penerapan metode ceramah terhadap keaktifan siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Pekanbaru? D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh persepsi penerapan metode ceramah terhadap keaktifan siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Pekanbaru. 2. Manfaat Penelitian a) Untuk menambah pengetahuan bagi kita semua, terutama bagi penulis sendiri mengenai pembahasan pada penelitian ini. b) Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi perhatian oleh guru dalam mentransfer ilmu yang dimilikinya agar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.