BAB 1. PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia menetap diperkotaan. Jumlah Desa di Indonesia. lebih 375 buah ( Rahardjo Adisasmita, 2006:1 ).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mempercepat peningkatan perkembangan desa (swadaya dan desa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah suatu negara yang mempunyai latar belakang perbedaan antar

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas secara berurutan tentang latar belakang

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI LANGKAH KE DEPAN

MATERI SISTEM PEREKONOMIAN DI INDONESIA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi merupakan sektor yang sangat penting dan

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan nasibnya bekerja di sektor ini. Seperti di Desa pasokan sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan hasil-hasil pembangunan dengan jalan meningkatkan dan. memperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan masyarakat.

Permasalahan Perumahan dan Permukiman di Indonesia

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pangan adalah kebutuhan pokok sekaligus menjadi esensi kehidupan

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

Undang Undang No. 5 Tahun 1984 Tentang : Perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

I. PENDAHULUAN. manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selalu meningkat di setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah pembangunan Indonesia seutuhnya. Kemiskinan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pertanian merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. bidang admistrasi maka kabupten Humbang Hasundutan dijadikan sebagai lokasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan

UU 15/1997, KETRANSMIGRASIAN. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 15 TAHUN 1997 (15/1997) Tanggal: 9 MEI 1997 (JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara agraris yang artinya sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.

ARTIKEL ILMIAH UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DAERAH PEDESAAN. Oleh: Drs. Suyoto, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

PENDAHULUAN. penduduk suatu Negara (Todaro, 1990).

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian antara lain: menyediakan pangan bagi seluruh penduduk,

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

I. PENDAHULUAN. mendorong dan meningkatkan stabilitas, pemerataan, pertumbuhan dan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. salah satu negara berkembang yang mayoritas. penduduknya memiliki sumber mata pencaharian dari sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam/bertani, sehingga

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

Peranan Sektor Agroindustri Dalam Pembangunan Nasional Oleh: Iis Turniasih *), Nia Kania Dewi **)

ARAHAN PENGEMBANGAN USAHATANI TANAMAN PANGAN BERBASIS AGRIBISNIS DI KECAMATAN TOROH, KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

EVALUASI EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya

I. PENDAHULUAN. negara agraris di dunia, peranan tanaman pangan juga telah terbukti secara

PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/1996

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang dituju harus melibatkan dan pada

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN. rakyat secara merata dan adil, penyediaan pangan dan gizi yang cukup memadai

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar 65% jumlah penduduk Indonesia hidup di daerah pedesaan, sisanya 35% jumlah penduduk Indonesia menetap diperkotaan. Jumlah Desa di Indonesia mencapai sekitar 65.000 buah dan jumlah kabupaten dan kota sebanyak kurang lebih 375 buah ( Rahardjo Adisasmita, 2006:1 ). Daerah pedesaan sangat luas wilayahnya, sebagian besar penduduknya hidup di sektor pertanian dalam arti luas (meliputi sub-sub sektor tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan), artinya struktur perekonomiannya sangat berat sebelah pada sektor pertanian atau merupakan daerah yang berbasis agraris (agriculture base). Tingkat kesejahteraan penduduk, ketersediaan sarana prasarana dan tingkat produktivitas pertanian, pendidikan, derajat kesehatan, ketersediaan kemudahan adalah lebih rendah dibandingkan dengan daerah perkotaan (BN. Marbun, 1983:13). Di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah digariskan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.

Pembangunan jangka panjang dilaksanakan secara bertahap. Adapun tujuan dari setiap tahap pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat serta meletakkan landasan yang kuat untuk pembangunan tahap berikutnya. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional, sekaligus menjamin pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan rasa keadilan, sehingga pembangunan nasional tidak hanya mencapai peningkatan produksi dan pendapatan, tetapi juga mencegah melebarnya jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin. Yang sesuai dengan GBHN Th 1999-2004 : Pada hakekatnya pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Dalam pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, dan kukuh kekuatan moral etikanya. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional, sekaligus menjamin pembagian pendapatan yang merata, sehingga terwujud suatu masyarakat yang adil dan makmur baik materiil dan spiritual. Untuk melaksanakan pembangunan perlu disusun lebih dahulu rencana atau pola pembangunan. Pelaksanaan pembangunan itu dilaksanakan secara bertahap dan berencana, agar pembangunan itu berhasil dengan baik dan mencapai sasarannya. Sejak tahun 1945 sampai 1966 pelaksanaan pembangunan di Indonesia tidak dapat berjalan dengan lancar. Peristiwa-peristiwa yang menimpa dan merongrong Indonesia mempersulit pembangunan, karena harus menghadapi agresi Belanda

dan juga perisriwa-peristiwa rongrongan dalam negeri. Semenjak Pemerintah orde baru pembangunan itu digiatkan kembali berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Pada tahun 1969 pemerintah telah menyusun suatu Rencana Pembangunan Lima Tahun ke-i ( mulai 1969/1970-1974/1975) yang disingkat REPELITA. Repelita mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1969. Dasar hukum bagi pemerintah Republik Indonesia dalan menyusun Repelita adalah Ketetapan MPRS XLI/ 1968 tentang tugas pokok kabinet pembangunan. Di dalam konsideran ketetapan MPRS No. ; XL/1968 ditegaskan: 1) Dalam rangka melaksanakan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan Rencana Pembangunan Lima Tahun perlu dibentuk kabinet pembangunan. 2) Politik Kabinet Pembangunan ini sesuai dengan kehendak rakyat menuju ke arah stabilitas dan Pembangunan Nasional. Pembangunan itu dititik beratkan pada: a. bidang pertanian b. bidang industri c. bidang kesejahteraan rakyat dan mental spiritual d. bidang hankam Bidang pertanian mendapat perhatian besar, karena pertanian adalah mata pencaharian sebagian besar rakyat Indonesia dan konsumsi sebagian besar penduduk Indonesia berupa karbohidrat. Diantara sumber-sumber karbohidrat tersebut, beras merupakan komoditi terpenting. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa kira-kira 40 persen dari anak-anak pra-sekolah

memperlihatkan gejala-gejala penyakit kekurangan gizi. Tidak dapat dinyatakan dengan pasti berapa jumlah orang yang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi, tetapi semua perkiraan menyatakan ratusan juta orang. Dengan demikian Indonesia yang menghadapi masalah ledakan penduduk, maka ratusan jiwalah yang akan mati atau rusak jasmaninya karena kekurangan makan. Mengenai pembangunan desa di dalam Repelita 1 paragraf 99 disebutkan bahwa : Pemerintah sangat menaruh perhatian kepada pembangunan desa. Namun ternyata hasil-hasil pembangunan yang dilaksanakan selama ini belum sepenuhnya mampu meningkatkan kemakmuran masyarakat, khususnya dipedesaan. Belum semua hasil-hasil kemajuan pembangunan dapat dinikmati oleh sebagian besar penduduk, terlebih-lebih golongan miskin (Hadi Prayitno, 1987:6). Sebagaimana diketahui kemiskinan yang terbesar, khususnya wilayah pedesaan tetap menjadi perhatian yang serius dalam pembangunan, meskipun pembangunan telah mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perbaikan hidup rakyat di pedesaan seperti halnya perbaikan hidup rakyat pada umumnya mula-mula diharapkan dari pembangunan ekonomi negara secara keseluruhan. Perbaikan ekonomi suatu negara diduga akan menetes kebawah dan menyentuh semua warganya, akan tetapi perbaikan ekonomi tidak dengan sendirinya menetes kebawah, tidak juga pada sebagian besar penduduk pedesaan. Pembangunan pedesaan adalah suatu strategi pembangunan yang dirangsang bagi peningkatan kehidupan ekonomi dan sosial dari kelompok khusus masyarakat, yaitu si miskin di pedesaan (Hadi Prayitno 1987:15). Tujuan utama dari Pembangunan desa adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, dalam rangka meletakkan dasar Pembangunan Nasional yang

sehat dan kuat. Melalui Pembangunan Desa akan dipercepat pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, menuju terciptanya keadilan bagi seluruh rakyat. Kurang lebih 81% dari wilayah Indonesia bertempat tinggal di desa. Partisipasi masyarakat pedesaan amat diperlukan bagi berhasilnya pembangunan dan sekaligus akan dapat meningkatkan penghidupan masyarakat di pedesaan. Dalam konteks kependudukan pedesaan, persoalan-persoalan yang seringkali muncul diantaranya: kualitas kehidupan yang rendah, kebiasaan kawin diwaktu muda, jumlah angkatan kerja yang banyak (tetapi kualitasnya rendah) dan tradisionalisme yang kaku. Sementara mereka yang bekerja di sector pertanian mencapai 80% dari total penduduk yang tinggal di pedesaan. (Hadi prayitno, 1987:6). Pertanian merupakan mata pencaharian dan lapangan kerja pokok bagi penduduk pedesaan di Indonesia, sehingga dalam pembangunan pedesaan perhatian utama tetap harus ditujukan pada pembangunan pertanian sebagai sektor kegiatan ekonomi yang menonjol. Juga dikatakan bahwa syarat mutlak bagi berhasilnya pembangunan pedesaan adalah tetap berupa pembangunan pertanian. (Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad, 1987:9). Melihat pada data tersebut dapat dikatakan bahwa desa-desa di Indonesia pada umumnya berfungsi sebagai desa agraris. Keadaan ini dimungkinkan karena kesuburan tanah dan iklim yang mendukung berkembangnya tanaman pertanian. Berkaitan dengan banyaknya persoalan yang dihadapi seperti tersebut diatas, maka perlu kemampuan untuk mengenal masalah-masalah yang dihadapi. Serta pemecahan masalah-masalah tersebut perlu dipupuk dan dirintis oleh

masyarakatnya sendiri, juga sangat perlu pula penanganan dan bimbingan yang sungguh-sungguh dari pemerintah. Daerah yang potensi pembangunannya besar akan segera nampak dari respon yang diberikannya pada program-program pembangunan nasional. Potensi-potensi ini tidak hanya terdiri atas sumber alam dan sumber fisik, tetapi juga sumber daya manusianya, keahlian dan ketrampilan teknis yang dimilikinya. Peranan faktor manusia sangat penting dalam hal ini, karena hanya oleh manusialah sumbersumber ekonomi yang ada di daerah dapat digali dan digerakkan dalam pembangunan. Salah satu kekuatan yang berpengaruh besar pada bekerjanya gaya-gaya ekonomi adalah pemerintah. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian ada yang baik tetapi ada juga yang tidak baik. Tetapi tidak akan pernah dapat menentukan batas-batas campur tangan pemerintah yang ideal. Masalahnya bukanlah banyak atau sedikitnya campur tangan dan peranan pemerintah, tetapi bagaimana dan dalam bidang apa pemerintah dapat membantu mendorong warga masyarakatnya untuk mencapai efisiensi tertinggi dalam usaha meningkatkan kesejahteraannya. (Mubyarto, 1994:243) Pemerintah orde baru dalam usaha mencapai tujuan pembangunan nasional, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan pemerataan pembangunan yang sesuai dengan kondisi negara Indonesia, mulai 1 april 1969 Pemerintah orde baru melaksanakan rencana pembangunan lima tahun atau Repelita. Pada Repelita I-III, yakni dari tahun 1969-1984 pemerintah orde baru menaruh perhatian yang sangat besar pada pembangunan pertanian, khususnya peningkatan produksi beras.

Upaya Pemerintah dalam peningkatan sektor pertanian di harapkan dapat pula meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat pedesaan yang sebagian besar mata pencaharian pokoknya pada sektor pertanian, sehingga tujuan pembangunan nasional terwujud. Alasan lain untuk memberi prioritas pada pembangunan pertanian sangat jelas. Pada abad ke-15 dan 16 bangsa-bangsa Portugis, Belanda, Inggris dan bangsa Eropa Barat lainnya datang ke Indonesia dan negara-negara Asia lainnya untuk memperoleh rempah-rempah dari dunia Timur yang banyak diminati oleh pasaran Eropa Barat. Tidak berapa lama kemudian bangsa Belanda dengan jalan kekerasan dengan menghadapi perlawanan-perlawanan dari raja-raja di Indonesia pada saat itu berhasil menguasai Kepulauan Nusantara. Indonesia yang waktu itu dikenal dengan nama Netherlands Indie menjadi pusat produksi bahan-bahan mentah pertanian yang penting. Sampai Indonesia merdeka Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian dibandingkan dengan yang bekerja pada sektor lainnya, khususnya didaerah pedesaan. Dapat dilihat pada tabel 1 berikut

Tabel I. Persentase Penduduk Berdasarkan Lapangan Kerja No Sektor 1930 1961 1971 1980 1. Pertanian 73,9 73,3 61,7 55,9 2. Industri 11,5 5,8 7,5 9,1 3. Pertambangan 0,9 0,3 0,2 0,7 4. Lain-lain 14,7 20,6 30,6 34,3 Sumber: Sensus Penduduk tahun 1961, 1971, 1980. Pemerintah Orde baru dalam Repelita I, mengkhususkan pada peningkatan produksi beras. Hal ini dalam kaitan konsumsi sebagian besar penduduk Indonesia berupa karbohidrat. Diantara sumber-sumber karbohidrat tersebut, beras merupakan komoditi terpenting. Sebagaimana sudah disebutkan Repelita tidak didasarkan pada pembangunan makro ekonomi yang kompleks dengan tujuan yang muluk-muluk. Tujuan utamanya sangat sederhana, yaitu meningkatnya Produksi beras dengan 47% dalam Pelita I-Pelita II, dari 10,52 juta ton menjadi 15,42 juta ton.( Mubyarto, 1994:227). Adanya Repelita yang memberi prioritas pada sektor pertanian merupakan perangsang yang sangat penting. Disamping adanya Repelita yang sifatnya merangsang itu pemerintah Orde baru menciptakan pula kebijaksanaankebijaksanaan khusus yang sifatnya merangsang pula. Kebijaksanaan pertanian yang lebih spesifik oleh pemerintah orde baru meliputi berbagai bidang yang penting diantaranya adalah kebijaksanaan harga, subsidi

harga pupuk, kebijaksanaan pemasaran dan kebijaksanaan struktural. Dalam meningkatkan rangsangan pada petani untuk bekerja lebih giat dan mereka akan lebih pasti dalam usaha untuk meningkatkan produksi. Namun strategi kebijakan dan program pembangunan pedesaan khususnya pada masa orde baru adalah sentralistik. Kewenangan perencanaan pembangunan sepenuhnya berada pada pemerintah pusat. Akibatnya pelaksanaan pembangunan lamban karena lemahnya birokrasi yang terlalu panjang dan tumpang tindih akibat lainnya tidak jarang rencana-rencana pembangunan yang telah disusun dan dilaksanakan itu ternyata tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat, karena daerah tidak diikut sertakan dalam penyusunan perencanaan ( Rahardjo Adisasmita, 2006:3). Untuk mewujudkan pengembangan ekonomi pedesaan, rencana pembangunan harus disusun berdasarkan karakteristik, potensi, kondisi geografis dan kebutuhan pedesaan yang ada. Pembangunan pedesaan dilaksanakan dalam rangka memeratakan pembangunan keseluruh pelosok wilayah, dan kesenjangan pertumbuhan antar wilayah diupayakan makin menurun, sehingga makin mantap terwujudnya pembangunan pedesaan.

B. Analisis Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi masalah tentang tujuan pembangunan pedesaan pada masa pemerintahan orde baru, yaitu : 1. Meningkatkan kesejahteraan petani pedesaan 2. Memperbaiki pemenuhan sektor pangan masyarakat pedesaan 3. Upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi pertanian 2. Batasan Masalah Mengingat luasnya masalah yang ada dan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalahnya pada: Upaya pembangunan pedesaan untuk meningkatkan produksi pertanian pada masa pemerintah orde baru tahun 1969-1974. 3. Rumusan masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa sajakah upaya pemerintah orde baru dalam pelaksanaan pembangunan pedesaan untuk meningkatkan produksi pertanian tahun 1969-1974.

C. Tujuan, Kegunaan, Ruang Lingkup Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah jawaban atas masalah yang telah dirumuskan diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui upaya pembangunan pedesaan melalui penyediaan sarana dan prasarana untuk memberdayakan masyarakat pedesaan oleh pemerintah orde baru pada Repelita 1 (1969-1974). b. Untuk mengetahui upaya pembangunan pedesaan melalui peningkatan produksi pertanian oleh pemerintah orde baru pada Repelita 1 (1969-1974). 2. Kegunaan Penelitian a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan dibidang ilmu pengetahuan bagi para pembaca dan peneliti, dan menambah informasi mengenai upaya pemerintah dalam mempercepat pembangunan pedesaan melalui peningkatan produksi pertanian. b. Sebagai suplemen bahan ajar pada mata pelajaran sejarah di SMA kelas XII semester I pada sub pokok bahasan usaha mengisi kemerdekaan.

3. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup subjek penelitian adalah pemerintah orde baru dengan objek penelitian adalah upaya pembangunan pedesaan untuk meningkatan produksi pertanian tahun 1969-1974. Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Daerah Lampung, dan perpustakaan Universitas Lampung. Pendekatan ilmu yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan tekhnik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan dokumentasi. Waktu penelitian 2010, dan bidng ilmu yang sesuai dengan penelitian ini adalah sejarah sosial ekonomi.