PERNYATAAN ORISINALITAS...

dokumen-dokumen yang mirip
: Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK

:Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Ekspor Biji Kakao Indonesia dan Daya Saingnya Tahun Nama : I Putu Arsa Wijaya NIM :

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

Kata kunci : Kunjungan Wisatawan,Inflasi,dan Kurs Dollar Amerika Serikat, dan Ekspor Anyaman Provinsi Bali.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

DAFTAR ISI. Hal. i ii iii

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. bertambah seiring dengan peningkatan pembangunan, untuk itu ekspor harus

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN INFLASI TERHADAP VOLUME EKSPOR IKAN TUNA PROVINSI BALI PERIODE

VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERNYATAAN ORISINILITAS...

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI DAN PROSPEK EKSPOR KOPI PROVINSI BALI. Oleh :

Abstrak. Kata kunci : ekspor pakaian jadi, kurs dollar amerika serikat, inflasi, harga ekspor

DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP IMPOR BAHAN BAKU INDUSTRI DI INDONESIA PERIODE TAHUN SKRIPSI

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

KAJIAN TEORI 1. NilaiTukar Rupiah

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR IKAN TUNA DI JAWA TIMUR KE JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1.

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

PENGARUH KUNJUNGAN WISATAWAN, INFLASI DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP NILAI EKSPOR KERAJINAN BAMBU PROVINSI BALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan Internasional dalam perekonomian setiap negara memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

Analisis impor Indonesia dari Cina

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN HARGA TERHADAP EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada peningkatan perdagangan internasional. Secara umum bentuk perdagangan

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR NON-MIGAS INDONESIA KURUN WAKTU TAHUN SKRIPSI. Oleh: MADE ADIEL PRADIPTA NIM:

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

PROSPEK EKSPOR MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA KE INDIA TAHUN Oleh: KETUT BUDIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

Abstrak. Kata kunci: Ekspor Ikan Tuna, Kurs, Negara Tujuan, Produksi, Produk Domestik Bruto. DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT, TINGKAT INFLASI DAN KURS VALUTA ASING TERHADAP EKSPOR KERAJINAN KERANG PROVINSI BALI TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR GRAFIK...xii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

PENGARUH HARGA, KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT DAN PRODUKSI TERHADAP EKSPOR VANILI DI PROVINSI BALI TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia tidak lepas dari perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.

VOLUME EKSPOR KOMODITAS PISANG INDONESIA PERIODE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SKRIPSI. Oleh : KUKUH DWI SAPUTRO NIM :

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Judul : PENGARUH KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT, LUAS AREA BUDIDAYA, INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR, JUMLAH PRODUKSI TERHADAP EKSPOR UDANG INDONESIA TAHUN 2000-2015 Nama : I Kadek Widnyana Mayogantara NIM : 1215151026 Abstrak Indonesia merupakah negara kepulauan yang memiliki banyak pulau yang luas wilayah lautnya adalah 96.079,15 km² dengan kekayaan biota laut dan air tawar, salah satunya adalah udang. Udang di Indonesia cukup banyak dibudidayakan selain menangkap dari alam yang memiliki kualitas Ekspor yang banyak diminati oleh negara - negara yang maju dan berkembang. Tujuan dalam penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari 4 faktor ekonomi yaitu Kurs Dollar Amerika Serikat, Luas Area Budidaya, Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) terhadap Ekspor Udang Indonesia baik secara simultan maupun parsial. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan periode Tahun 2000-2015. Dalam menganalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan menggunakan program aplikasi SPSS. Hasil analisis data menunjukkan Jumlah produksi, kurs dollar amerika serikat, luas area budidaya dan IHPB secara bersama - sama berpengaruh signifikan terhadap ekspor udang tahun 2000-2015. Secara parsial variabel jumlah produksi dan luas area budidaya berpengaruh tidak signifikan tehadap ekspor udang tahun 2000-2015. Variabel IHPB dan kurs dollar Amerika Serikat berpengaruh positif signifikan terhadap ekspor udang 2000-2015. Variabel jumlah produksi dalam penelitian ini berpengaruh dominan dibandingkan dengan variabel lainnya. Kata kunci: Ekspor, Produksi, Lahan, Kurs, IHPB i

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 12 1.3 Tujuan Penelitian... 13 1.4 Kegunaan Penelitian... 13 1.5 Sistematika Penulisan... 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 15 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional... 15 2.1.2 Konsep Ekspor... 17 2.1.3 Konsep Produksi... 17 2.1.4 Konsep Luas Area Budidaya... 18 2.1.5 Konsep Kurs... 18 2.1.6 Konsep Indeks Perdagangan Besar... 19 2.1.7 Hubungan Jumlah Produksi dengan Ekspor... 19 2.1.8 Hubungan Luas Area Budidaya dengan Ekspor... 20 2.1.9 Hubungan Kurs Dollar Amerika dengan Ekspor... 20 2.1.10 Hubungan Indek Harga Perdagangan Besar dengan Ekspor... 21 2.2 Rumusaan Hipotesis Penelitian... 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 23 3.2 Lokasi Penelitian... 23 3.3 Objek Penelitian... 23 3.4 Identifikasi Variabel... 23 3.5 Definisi Operasional Variabel... 24 3.6 Jenis dan Sumber Data... 25 3.6.1 Jenis Data Menurut Sifatnya... 25 3.6.2 Jenis Data Menurut Sumbernya... 25 3.7 Metode Pengumpulan Data... 26 ii

3.8 Teknik Analisis Data... 26 3.8.1 Analisis Linier Berganda... 26 3.8.2 Uji Asumsi Klasik... 27 3.8.3 Uji Signifikansi... 30 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian... 39 4.1.1 Profil Udang... 39 4.1.2 Gambaran Umum Ekspor Udang... 39 4.2 Hasil Analisis Data... 40 4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda... 40 4.2.2 Uji Asumsi Klasik... 40 4.2.3 Hasil Uji Hipotesis... 46 4.2.4 Analisis Standartdized Coefficients Beta... 53 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 54 5.2 Saran... 54 DAFTAR PUSTAKA... 56 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 59 iii

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 4.1 Hasil Uji Pengaruh Produksi Udang, Luas Area Budidaya, Kurs Dollar Amerika Serikat, IHPB, Terhadap Ekspor Udang di Indonesia Periode 2000-2015... 40 4.2 Hasil Uji Normalitas... 41 4.3 Perhitungan Tolerance dan Variance Inflation Factor... 44 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas... 44 iv

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 1.1 Perkembangan Jumlah Produksi Udang 2000-2015... 3 1.2 Perkembangan Ekspor Udang Indonesia 2000-2015... 4 1.3 Perkembangan Kurs Dollar Amerika Serikat Tahun 2000-2015 6 1.4 Perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia 2000-2015... 8 1.5 Perkembangan Luas Area Budidaya Tambak Indonesia 2000-2015... 9 1.6 Perkembangan Ekspor Udang Malaysia 2000-2015... 10 1.7 Perkembangan Ekspor Udang Thailand 2000-2015... 11 1.8 Presentase Impor Udang Dilakukan Beberapa Negara Periode 2014...... 12 4.1 Daerah Hasil Pengujian Autokolerasi... 43 4.2 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan Ho dengan Uji F... 46 4.3 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan Ho Untuk Variabel Produksi (X1)... 48 4.4 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan Ho Untuk Variabel Luas Area Budidaya (X2)... 49 4.5 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan Ho untuk Variabel Kurs Dollar Amerika Serikat (X3)... 51 4.6 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan Ho untuk Variabel Indeks Harga Perdagangan Besar (X4)... 52 v

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Regresi Linear Berganda... 59 2. Uji Normalitas... 59 3. Uji Autokorelasi... 59 4. Hasil Uji Multikolinearitas... 60 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas... 60 6. Hasil Uji F... 60 7. Tabel Distribusi F... 61 8. Tabel Distribusi t... 62 9. Tabel Perkembangan Jumlah Produksi Udang Indonesia Tahun 2000-2015... 63 10. Tabel Perkembangan Ekspor Udang Indonesia 2000-2015... 64 11. Tabel Perkembangan Kurs Dollar Amerika Serikat 2000-2015. 65 12. Tabel Perkembangan IHPB Indonesia 2000-2015... 66 13. Tabel Perkembangan Luas Area Budidaya Tambak Indonesia 2000-2015... 67 14. Tabel Perkembangan Ekspor Udang Malaysia 2000-2015... 68 15. Tabel Perkembangan Ekspor Udang Thailand 2000-2015... 69 16. Tabel Volume Impor Udang di Beberapa Negara Periode 2014... 69 vi

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dewasa ini cukup dikenal dalam perdagangan internasional, karena banyak komoditas yang bisa diekspor oleh negara ini. Kegiatan ini sangat penting bagi laju perekonomian suatu negara, Indonesia mendapatkan manfaat yang berguna untuk pendapatan yang akan membuat pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik, juga bermanfaat dalam melakukan pertukaran komoditas yang tidak dimiliki oleh Indonesia agar mendapatkan barang yang tidak dimiliki oleh negara dengan harga yang lebih terjangkau. Di dalam ekspor saat akan mengirimkan barang ke luar negeri harus menentukan kualitas, kuantitas, sistem pembayaran dan juga syarat ketentuan ekspor barang yang disetujui antara eksportir dan importir. Ekspor barang harus melalui campur tangan pemerintah yaitu melalui Bea Cukai agar barang sesuai dengan syarat ketentuan barang yang akan diekspor ke negara penerima. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang meningkat tiap tahunnya, sangat di pengaruhi oleh kegiatan perdagangan yang dilakukan. Menurut Hamdani (2003) secara garis besar, pengertian ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia ke luar negeri. Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, tujuannya dalam kegiatan perdagangan. Pada dasarnya perdagangan internasional merupakan kegiatan yang menyangkut penawaran dan permintaan antar negara. Pada saat melakukan ekspor, 7

negara menerima devisa untuk pembayaran kegiatan perdagangan. Devisa inilah yang nantinya digunakan untuk membiayai impor. Ekspor suatu negara merupakan impor bagi negara lain, begitu juga sebaliknya (Boediono, 1999). Perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Setiap negara mempunyai perbedaan tingkat kapasitas produksi secara kuantitas, kualitas dan jenis produksinya dan dari perbedaan inilah akhirnya timbul transaksi perdagangan antar negara atau perdagangan internasional (Halwani, 2005). Keuntungan yang dapat dilihat dari nilai ekspor impor negara yang bersangkutan terlihat dalam neraca pembayaran. Masalah defisit pada neraca pembayaran harus dihindari oleh setiap negara, karena memiliki efek yang buruk bagi perekonomian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang (Sukirno, 2002). Penjualan barang oleh eksportir harus melalui tahap berbagai ketentuan dan pembatasan serta syarat-syarat tertentu untuk komoditas tertentu termasuk dengan cara penanganan dan pengamanannya, ekspor komoditas perikanan mempengaruhi pendapatan dari negara Indonesia. Ekspor komoditas perikanan di Indonesia sudah sangat mudah karena tidak memiliki syarat dan ketentuan yang rumit untuk melakukan ekspor komoditas perikanan ke luar negeri. Udang adalah salah satu komoditas unggulan dalam perikanan, karena tingkat pertumbuhan jumlah ekspornya meningkat tiap tahun sehingga Indonesia melakukan ekspor terhadap komoditas ini, karena kebutuhan dari negara sendiri sudah terpenuhi baru bisa memenuhi kebutuhan negara lainnya. Pada tahun 2014 tingkat jumlah ekspor udang sangat tinggi yang dibuktikan dengan produksi udang yang sangat tinggi yang terlihat pada grafik 1.1, dan komoditas ini cukup dihandalkan untuk meningkatkan 8

pendapatan negara. Dalam memenuhi kebutuhan udang luar negeri, Indonesia melakukan ekspor komoditas yang di butuhkan oleh negara-negara lain. Udang termasuk dalam komoditas perikanan yaitu sektor tambak yang terdiri dari udang dan ikan. Udang merupakan salah satu komoditas yang menjadi primadona di subsektor perikanan yang diharapkan dapat meningkatkan devisa negara. Permintaan pasar luar negeri yang cenderung meningkat serta sumberdaya yang cukup tersedia di Indonesia memberi peluang yang cukup besar untuk dapat dikembangkan budidayanya (Nur Ansari, 2010). Berikut ini adalah Grafik 1.1 Perkembangan Jumlah Produksi Udang Indonesia. Grafik 1.1 Perkembangan Jumlah Produksi Udang Indonesia 2000-2015 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2001-2016 (data diolah) Berdasarkan Grafik 1.1 jumlah produksi udang tertinggi pada tahun 2013 yaitu 638.955 ton dan yang terendah terjadi pada tahun 2002 yaitu hanya 159.597 ton produksi udang. Perdagangan internasional adalah cara yang tepat untuk dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara karena tidak semua negara memiliki faktor produksi seperti sumber daya alam, sumber daya manusia dan peralatan produksi yang mencukupi baik dari segi kualitas dan kuantitas dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat (Todaro, 2000). 9

Menurut data perdagangan, Indonesia menguasai ekspor udang ke Amerika Serikat dengan nilai US$93,5 juta dan mendominasi pasar udang Amerika Serikat dengan menguasai pangsa pasar sebesar 22,7 persen sehingga Indonesia mengalahkan negara Malaysia dan Thailand yang juga mengekspor udangnya ke Amerika Serikat. Udang Indonesia yang di Ekspor ke Amerika Serikat cukup di minati oleh masyarakat di negara tersebut. Meningkatkan jumlah ekspor dari komoditas ini ke negara Amerika Serikat disebabkan oleh dibebaskannya bea masuk dari produksi udang indonesia ke Amerika Serikat di mulai pada tahun 2013 yang berdampak sangat besar sehingga pada tahun 2014 yang membuat Indonesia menguasai pangsa pasar udang di Negara Amerika Serikat (www.liputan6.com, 2015). Hasil produksi udang Indonesia dikonsumsi dalam negeri sehingga kebutuhan di dalam negeri sudah dipenuhi, maka baru melayani kebutuhan negara lain tiap tahunnya. Berikut ini adalah Grafik 1.2 mengenai Perkembangan Ekspor Udang Indonesia. Grafik 1.2 Perkembangan Ekspor Udang Indonesia 2000-2015 Sumber : comtrade.org, 2001-2016(data diolah) Ekspor udang kurun waktu 2000-2015 tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar 166.163 ton dan yang paling rendah terjadi pada tahun 2010 dengan jumlah 10

113.937 ton udang. Ekspor udang mengalami fluktuasi setiap tahunnya kadangkala mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2009 produksi udang Indonesia menurun akibat dari kendala penyebaran virus yang menyebabkan kerugian di para pembudidaya udang di Indonesia sehingga ekspor udang di Indonesia mengalami penurunan, selain itu Indonesia memiliki beberapa negara pesaing dalam kegiatan ekspor udang dunia seperti negara negara tetangga yaitu Thailand dan Malaysia yang kegiatan ekspornya cukup tinggi, sehingga ekspor udang dari Indonesia mengalami pasang surut karena akibat dari berkurangnya tingkat produksi udang tersebut. Disamping pengaruh daya saing dari negara - negara penghasil udang, ekspor udang Indonesia juga sangat di pengaruhi oleh kurs dollar Amerika, Faktor kurs adalah yang juga mempengaruhi ekspor menurut Mankiw (2006). Kegiatan perdagangan internasional dipengaruhi oleh kurs, kurs mempengaruhi alat pembayaran dalam kegiatan perdagangan internasional, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap impor maupun ekspor, karena nilai tukar rupiah juga mempengaruhi jumlah ekspor komoditas udang ke luar negeri. Perkembangan kurs mata uang dalam negeri terhadap mata uang internasional yang menjadi mata uang yang dipergunakan berbagai negara untuk melakukan perdagangan luar negeri. Apabila kurs valuta asing mengalami kenaikan terhadap mata uang dalam negeri, maka hal ini dapat meningkatkan ekspor, sebaliknya apabila kurs valuta asing mengalami penurunan terhadap mata uang dalam negeri maka hal ini dapat menurunkan ekspor dan lebih mengutamakan impor (Sanders, et al. 2002). Grafik Perkembangan kurs dolar Amerika Serikat tahun 2000-2015. 11

Grafik 1.3 Perkembangan Kurs Dollar Amerika Serikat Tahun 2000 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2001-2016 (data diolah) Berdasarkan Grafik 1.3 Perkembangan kurs dollar AS periode 2000-2015 terendah terjadi pada tahun 2003 sebesar Rp 8.528, rupiah menguat dari tahun 2002 karena peristiwa kejadian Bom bali yang merusak pariwisata di Bali tidak berpengaruh signifikan dan membuat harga dolar naik walaupun peristiwa tersebut membuat turis manca negara enggan ke Indonesia, di tahun 2003 tersebut Rupiah menguat, Dollar mengalami kenaikan tertinggi yang terjadi pada tahun 2015 dengan jumlah Rp 13.795. Selama kurun waktu tersebut, Kurs Dollar Amerika Serikat ini mengalami fluktuasi yang cukup signifikan pengaruhnya terhadap ekspor. Disamping jumlah produksi dan perkembangan kurs dolar Amerika, ekspor udang Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh IHPB (Indeks Harga Perdagangan Besar). Lebih lanjut, dalam melakukan impor, negara akan memperhatikan dari nilai Indeks Harga Perdagangan karena faktor ini yang mempengaruhi ekspor udang di Indonesia. Indeks Harga Perdagangan Besar atau IHPB adalah suatu indeks yang kita gunakan sebagai indikator pertumbuhan atau laju. Sifatnya seperti 12

Indeks Harga Konsumen hanya saja IHK digunakan ke arah barang konsumsi. IHPB digunakan di barang-barang industri. Dari sini IHPB bisa digunakan untuk indikator harga (barang-barang) industri yang mempengaruhi keinginan impor. Kalau harga (barang-barang) industri naik nanti perusahaan lebih memilih impor agar murah (Apsari, 2015). Lebih lanjut dikatakan oleh Hariadi (2008) yang menyatakan bahwa naiknya IHPB akan membuat biaya produksi meningkat diikuti juga dengan peningkatan harga jual. Indeks Harga Perdagangan Besar merupakan indikator perubahan harga rata - rata barang yang diterima oleh produsen. Sebagai suatu indeks harga, IHPB tidak ubahnya sama dengan Indeks Harga Konsumen yang dapat digunakan untuk melihat tingkat inflasi yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Oleh karena terdapat perbedaan pada jenis - jenis barang yang diamati dalam pengukuran IHPB, maka tingkat inflasi yang ditunjukkan oleh IHPB dapat berbeda dengan IHK (Sukirno, 2000). Perkembangan IHPB tahun 2000-2015 mengalami fluktuasi yang terlihat di Grafik B.3, terendah pada tahun 2000 yaitu 100 dan tertinggi pada tahun 2013 yaitu 287,44 rata - rata perkembangan dari Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia adalah 5,36%, yang artinya adanya peningkatan dalam perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia. Mankiw (2012) berpendapat bila IHPB naik maka jumlah permintaan barang atau ekspor akan menurun yang mempengaruhi jumlah ekspor udang tersebut. 13

Grafik 1.4 Perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia Tahun 2000 2015 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2001-2016 Menurut Grafik 1.4 terlihat Perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia pada Tahun 2000-2015 mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu 209,36 karena pada saat itu negara - negara di dunia banyak mengalami kemunduran ekonomi dan yang terendah pada tahun 2015 yaitu senilai 130,78. Hariadi (2013) mengungkapkan bahwa naiknya IHPB akan memberikan dampak pada naiknya biaya produksi dan harga jual produk. Apabila hal tersebut terjadi, maka harga barang-barang yang diproduksi dalam negeri menjadi mahal sehingga permintaan akan impor meningkat. Maka dari itu, hubungan IHPB dengan impor adalah positif. Kenaikan IHPB sangat mempengaruhi jumlah ekspor maupun impor. Disamping kurs, produksi, Indeks Harga Perdagangan Besar, ekspor udang Indonesia dipengaruhi oleh luas area budidaya, awalnya budi daya udang hasilnya hanya untuk konsumsi kebutuhan dalam negeri sehingga areal budi daya udang 14

tidak mengalami pertambahan luas areal, namun setelah hasil budi daya udang ini mulai dikenal masyarakat luas, maka produksi udang meningkat dan pemilik tambak memperluas areal budidaya, hal ini terlihat dari Grafik 1.5. Grafik 1.5 Perkembangan Luas Area Budidaya Tambak Indonesia Pada Tahun 2000-2015. Sumber: Badan Pusat Statistik, 2001-2016 (data diolah) Perkembangan luas area budidaya terlihat pada Grafik 1.5 tertinggi pada tahun 2011 yaitu 749,220, dan yang terendah pada tahun 2007 yaitu 452,901, ini sangat berpengaruh dalam jumlah ekspor udang di Indonesia karena mempengaruhi produksi dari udang tersebut. Perkembangan dari luas area budidaya ini sangat positif yang tiap tahunnya mengalami peningkatan luas area budidaya dan cukup stabil, hal ini didukung penelitian dari Dewi (2010), yang menyatakan bahwa peningkatan jumlah produksi akan mempengaruhi peningkatan pada ekspor, dan begitu pula sebaliknya. Untuk meningkatkan volume ekspor udang Indonesia harus meningkatkan areal budidaya dan akan menambah lapangan pekerjaan untuk masyarakat dalam membudidayakan udang. Semakin bertambahnya areal lahan 15

budidaya akan mempengaruhi jumlah produksi sehingga ekspor juga akan ikut meningkat (Ikhsan, 2013). Produksi udang Indonesia juga dipengaruhi oleh daya saing dari negara - negara penghasil komoditas udang, diantaranya adalah negara Malaysia dan Thailand, kedua negara ini masih dalam satu regional dengan Indonesia yaitu ASEAN. Indonesia, Thailand dan Malaysia adalah negara pengekspor udang yang cukup besar dan mempengaruhi besar jumlah udang yang di perdagangkan oleh Indonesia. Lebih lanjut Malaysia dan Thailand sudah mengekspor udang sebelum tahun 2000 dan ini terlihat dari Grafik 1.6 dan 1.7. Tingkat daya saing ditentukan oleh keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Keunggulan komparatif dianggap sebagai keunggulan yang berasal dari faktor alamiah dan keunggulan kompetitif merupakan keunggulan yang berasal dari faktor yang bersifat dapat dikembangkan (Ragimun, 2012). Berikut ini perkembangan Ekspor Udang Malaysia tahun 2000-2015: Grafik 1.6 Perkembangan Ekspor Udang Malaysia Pada Tahun 2000-2015 Sumber: Comtrade.un.org, 2001-2016 (data diolah) 16

Berdasarkan Grafik 1.6 ekspor udang Malaysia mengalami kenaikan tertinggi dalam jumlah ekspor pada tahun 2010 dan yang terendah pada tahun 2002, rata-rata dalam setahun perkembangan ekspor udang Malaysia hanya 3%. Thailand juga memiliki perkembangan ekspor yang cukup signifikan yang bisa dilihat pada Grafik 1.7 berikut: Grafik 1.7 Perkembangan Ekspor Udang Thailand Pada Tahun 2000-2015 Sumber: Comtrade.un.org, 2001-2016 (data diolah) Perkembangan ekspor udang dari negara Thailand tertinggi pada tahun 2010, dan yang terendah pada tahun 2015, yang penurunannya sangat signifikan pada tahun 2014 yang terlihat pada grafik 1.7, yang terpaut cukup tinggi terhadap ekspor udang dari Malaysia dan Indonesia. Menurut Shenkar (2007) daya saing adalah kekuatan relatif yang diperlukan seseorang untuk memenangkan persaingan melawan pesaing- pesaingnya yaitu negara-negara yang memproduksi udang untuk di ekspor. Konsumen Amerika Serikat lebih banyak mengimpor udang yang terlihat dari presentase pengimpor udang beberapa negara, Amerika mengimpor 66% lebih 17

banyak udang, hal itu membuat Amerika menjadi tujuan utama ekspor udang dunia. Berikut adalah Grafik tentang presentase impor udang beberapa negara. Grafik 1.8 Presentase Impor Udang yang Dilakukan Beberapa Negara Periode 2014 Sumber: Comtrade.un.org, 2015 (data diolah) Grafik 1.8 menunjukan bahwa Amerika Serikat lebih banyak mengimpor udang dibandingkan negara seperti Spanyol dan Italia, 153.492 ton dan 63.218 ton pada tahun 2014. Konsumen Amerika sangat suka dengan komoditas perikanan udang untuk dikonsumsi dan dijual kembali. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Uraian yang sudah di sampaikan maka perumusan permasalahan adalah sebagai berikut : 1. Apakah Kurs Dolar Amerika, Luas Area Budidaya, Indeks Harga Perdagangan Besar, Jumlah Produksi secara Simultan dan Parsial berpengaruh terhadap Ekspor Udang Indonesia Tahun 2000-2015? 18

2. Manakah variabel yang dominan terhadap naik turunnya Ekspor Udang Indonesia Pada Tahun 2000-2015? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui Pengaruh Kurs Dolar Amerika, Luas Area Budidaya, Indeks Harga Perdagangan Besar, Jumlah Produksi secara simultan dan parsial Terhadap Ekspor Udang Indonesia Tahun 2000-2015. 2. Untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap naik turunnya Ekspor Udang Indonesia Pada Tahun 2000-2015. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, kegunaan penelitian adalah : 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan dapat mengaplikasikan teori-teori yang diterima selama perkuliahan pada kondisi yang sesungguhnya, khususnya yang terkait dengan Pengaruh Kurs Dolar Amerika, Luas Area Budidaya, Indeks Harga Perdagangan Besar, Jumlah Produksi Terhadap Ekspor Udang Indonesia Tahun 2000-2015. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan dalam perdagangan internasional khususnya 19

yang terkait dengan ekspor udang dan daya saing negara-negara penghasil komoditas udang. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan laporan, metode penulisan, serta sistematika penyajian. Bab II Kajian Pustaka Bab ini menguraikan teori yang mendukung pokok permasalahan yang dibahas dalam laporan ini yaitu mengenai konsep perdagangan internasional, kurs valuta asing, konsep dari ekspor, hubungan variabel yang mempengaruhi volume ekspor dan teori dan konsep daya saing. Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai objek penelitian, jenis data, metode penelitian serta teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV Pembahasan Dalam bab ini diuraikan gambaran umum lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini membahas mengenai simpulan yang diperoleh dari penyusunan laporan dan saran yang dapat diberikan sehubung dengan simpulan yang diperoleh. 20

21