WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 54 TAHUN 2016

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN BUPATI MAMUJU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi

RANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (DLHK) PROVINSI BANTEN TAHUN 2017

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat alikota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 66 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 64 Tahun : 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

- 1 - BUPATIKEPULAUANSANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

GAMBARAN UMUM DINAS LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARAA BARAT

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP TAHUN

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN KOTA DENPASAR

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KENDAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

RENCANA STRATEGIS (R E N S T R A) KABUPATEN DEMAK TAHUN

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 55 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MUSI RAWAS

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA PRABUMULIH

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

Transkripsi:

SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Batu, perlu menetapkan Peraturan Walikota Batu tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4118); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 9. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Batu. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu. 3. Walikota adalah Walikota Batu. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Batu sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan DPRD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Halaman 2 dari 29 hlm

7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Batu. 8. Dinas adalah Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu. 9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu. 10. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah unsur pelaksana kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas. 11. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. 12. Organisasi adalah penyusunan dan pengaturan berbagai bagian sehingga semuanya menjadi kesatuan yang teratur. 13. Tata Kerja adalah segala sesuatu mengenai pengurusan dan pelaksanaan kegiatan suatu organisasi. 14. Kewenangan adalah hak dan kewajiban untuk menentukan atau mengambil kebijakan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. 15. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia, serta makhluk hidup lain. 16. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat PPLH adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. 17. Pembangunan Berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup, serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. 18. Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat RPPLH adalah perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu. 19. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Halaman 3 dari 29 hlm

20. Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. 21. Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, mahluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya. 22. Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. 23. Sumber Daya Alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya hayati dan non hayati yang secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem. 24. Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. 25. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. 26. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut UKL UPL adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. 27. Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. 28. Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia, sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. 29. Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup adalah ukuran batas perubahan sifat fisik, kimia dan/atau hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang oleh lingkungan hidup untuk dapat tetap melestarikan fungsinya. Halaman 4 dari 29 hlm

30. Perusakan Lingkungan Hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup, sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. 31. Kerusakan Lingkungan Hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. 32. Konservasi Sumber Daya Alam adalah pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya. 33. Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktifitas manusia, sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan. 34. Gas Rumah Kaca yang selanjutnya disingkat GRK adalah gas yang terkandung dalam atmosfer baik alami maupun atropogenik yang menyerap dan memancarkan kembali media infra red. 35. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim adalah usaha pengendalian untuk mengurangi resiko dan usaha melakukan penyesuaian kondisi akibat perubahan iklim. 36. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. 37. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lain. 38. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. 39. Pengelolaan Limbah B3 adalah upaya melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan limbah bahan beracun dan berbahaya. 40. Dumping (pembuangan) adalah kegiatan membuang, menempatkan, dan/atau memasukkan limbah dan/atau bahan dalam jumlah, konsentrasi, waktu, dan lokasi tertentu dengan persyaratan tertentu ke media lingkungan hidup tertentu. Halaman 5 dari 29 hlm

41. Sengketa Lingkungan Hidup adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih yang timbul dari kegiatan yang berpotensi dan/atau telah berdampak pada lingkungan hidup. 42. Dampak Lingkungan Hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan. 43. Organisasi Lingkungan Hidup adalah kelompok orang yang terorganisasi dan terbentuk atas kehendak sendiri yang tujuan dan kegiatannya berkaitan dengan lingkungan hidup. 44. Audit Lingkungan Hidup adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. 45. Ekoregion adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam dan lingkungan hidup. 46. Kearifan Lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari. 47. Masyarakat Hukum adalah kelompok masyarakat yang secara turun temurun bermukim di wilayah geografis tertentu karena adanya ikatan pada asal usul leluhur, adanya hubungan yang kuat dengan lingkungan hidup, serta adanya sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, dan hukum. 48. Sistem Informasi Lingkungan Hidup adalah suatu sistem di dalam organisasi lingkungan hidup yang merupakan kombinasi dari pegawai, fasilitas, teknologi, media prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memberi sinyal monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan internal dan penghimpunan data eksternal bidang lingkungan hidup serta menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan kebijakan Bidang lingkungan hidup. 49. Pengendalian Pencemaran Air adalah upaya pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan pencemaran air, sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya. 50. Pengendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan mutu udara. 51. Dokumen Lingkungan Hidup adalah dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang terdiri atas AMDAL, UKL-UPL, dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL). Halaman 6 dari 29 hlm

52. Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan. 53. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. 54. Sumber Sampah adalah asal timbulan sampah. 55. Sampah Spesifik adalah sampah yang karena sifat, kosentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. 56. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu yang selanjutnya disebut TPST adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahaan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. 57. Tempat Pemrosesan Akhir yang selanjutnya disingkat TPA adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan. 58. Penghasil Sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang menghasilkan timbulan sampah. 59. Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. 60. Tempat Penampungan Sementara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu. 61. Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. 62. Konservasi Lingkungan Hidup adalah upaya pelestarian dan perlindungan terhadap lingkungan hidup dan sumber daya alam untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya. 63. Kemitraan Lingkungan Hidup adalah upaya melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama dalam melaksanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup demi mewujudkan lingkungan hidup yang nyaman dan lestari. 64. Pengawasan Lingkungan Hidup adalah upaya yang dilaksanakan secara langsung untuk mengetahui ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap peraturan dan perizinan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Halaman 7 dari 29 hlm

65. Penegakan Hukum Lingkungan Hidup adalah Pelaksanaan upaya untuk memfungsikan norma hukum lingkungan hidup secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 66. Kasus Lingkungan Hidup adalah keadaan atau kondisi khusus akibat dari kegiatan dan/atau usaha seseorang atau kelompok.yang menimbulkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. 67. Pengaduan Lingkungan Hidup adalah pelaporan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang disampaikan oleh individu atau kelompok kepada pejabat yang berwenang untuk melakukan tindak lanjut menurut hukum dan ketentuan perundang-undangan. BAB II KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 (1) Dinas merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup. (2) Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. (3) Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang lingkungan hidup. (4) Dinas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan teknis dan rencana strategis di bidang lingkungan hidup; b. penetapan rencana kerja dan anggaran di bidang lingkungan hidup; c. pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan hidup; d. penyelenggaraan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia aparatur di bidang lingkungan hidup; e. pelaksanaan administrasi dinas di bidang lingkungan hidup; f. penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran di bidang lingkungan hidup; dan g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya. Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas terdiri atas: a. Kepala Dinas; Halaman 8 dari 29 hlm

b. Sekretariat membawahi: 1. Sub Bagian Program dan Pelaporan; dan 2. Sub Bagian Umum dan Keuangan. c. Bidang Tata Lingkungan dan Penaatan membawahi: 1. Seksi Perencanaan dan Bina Teknis; 2. Seksi Pengawasan Lingkungan dan Pengaduan; dan 3. Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup. d. Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan membawahi: 1. Seksi Pemantauan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan; 2. Seksi Pemeliharaan Lingkungan; dan 3. Seksi Pembinaan Persampahan dan Pengelolaan Limbah B3. e. Bidang Kebersihan dan Pertamanan membawahi: 1. Seksi Pelayanan Kebersihan; 2. Seksi Pengolahan Persampahan; dan 3. Seksi Pertamanan. f. UPTD; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (3) Masing-masing Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (4) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. (5) Masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. (6) Hubungan tata kerja antara Kepala Dinas dengan bawahan atau sebaliknya secara administratif dilakukan melalui Sekretaris. BAB III URAIAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Sekretariat Pasal 4 (1) Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi, serta mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program, dan keuangan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ), Sekretariat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. pengelolaan dan pelayanan administrasi umum; Halaman 9 dari 29 hlm

b. pengelolaan administrasi kepegawaian; c. pengembangan kompetensi dan kapasitas kepegawaian; d. pengelolaan administrasi perlengkapan; e. pengelolaan urusan rumah tangga; f. pelayanan, hubungan masyarakat, dan publikasi; g. pelaksanaan koordinasi dan pengelolaan data lingkungan hidup; h. pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran, dan perundang-undangan; i. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas Bidang; j. pengelolaan kearsipan Dinas; k. pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tata laksana; l. pengelolaan administrasi keuangan; dan m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Pasal 5 (1) Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan pelaksanaan penghimpunan data dan informasi; b. menyiapkan bahan koordinasi penyusunan program dan perundang-undangan; c. melaksanakan penyusunan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan; d. melaksanakan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja; e. melaksanakan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; f. melaksanakan penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; g. melaksanakan koordinasi kebijakan penataan pengembangan kapasitas kelembagaan dan ketatalaksanaan; dan h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. (2) Sub Bagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas sebagai berikut: a. melaksanakan penerimaan, pendistribusian, dan pengiriman surat; b. melaksanakan penggandaan naskah dinas; c. mengelola kearsipan Dinas; d. menyelenggarakan urusan rumah tangga dan keprotokolan; Halaman 10 dari 29 hlm

e. melaksanakan tugas di bidang hubungan masyarakat, publikasi, dan dokumentasi; f. melakukan penyusunan kebutuhan dan pengelolaan perlengkapan, pengadaan, dan perawatan peralatan kantor, serta pengamanan; g. menyusun usulan penghapusan aset dan menyusun laporan pertanggungjawaban atas barang inventaris; h. mempersiapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian mulai dari penempatan pegawai sesuai dengan formasi; i. menyusun analisis jabatan pegawai; j. menyusun standar kompetensi pegawai, tenaga teknis, dan fungsional; k. menyiapkan bahan peningkatan kompetensi dan kedisiplinan pegawai, tenaga teknis, dan fungsional; l. melakukan peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, kenaikan pangkat, Daftar Urut Kepangkatan ( DUK), sumpah/janji pegawai, kesejahteraan, gaji berkala, mutasi, pemberhentian pegawai, diklat, ujian dinas, dan izin belajar; m. menyusun usulan pensiun; n. mengevaluasi dan merencanakan kebutuhan pegawai (bezzeting) berdasarkan beban kerja Dinas; o. melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pembayaran gaji pegawai; p. melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan; q. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan; r. menyelenggarakan administrasi kepegawaian dan keuangan lainnya; dan s. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Bagian Kedua Bidang Tata Lingkungan dan Penaatan Pasal 6 (1) Bidang Tata Lingkungan dan Penaatan mempunyai tugas merencanakan program, mengoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi program kegiatan di bidang perencanaan, KLHS, pengawasan, pengaduan, penaatan hukum, dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Tata Lingkungan dan Penaatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: Halaman 11 dari 29 hlm

a. perencanaan program bidang tata lingkungan dan penaatan; b. perumusan rencana kerja dan anggaran bidang tata lingkungan dan penaatan; c. penyusunan standar operasional prosedur bidang tata lingkungan dan penaatan; d. pengendalian data informasi bidang tata lingkungan dan penaatan; e. perumusan kebijakan tata lingkungan; f. perumusan kebijakan perencanaan, penaatan hukum, dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup; g. perumusan kebijakan penetapan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup; h. penyusunan dokumen RPPLH; i. pengoordinasian dan sinkronisasi pemuatan RPPLH dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); j. penyusunan neraca Sumber Daya Alam dan lingkungan hidup, SLHD, indeks kualitas lingkungan hidup; k. pelaksanaan penerapan instrumen ekonomi lingkungan hidup; l. pengoordinasian penyusunan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup (AMDAL, UKL UPL, Izin Lingkungan, audit lingkungan hidup, analisis resiko lingkungan hidup); m. penilaian terhadap dokumen lingkungan (AMDAL dan UKL-UPL) dan pemberian rekomendasi izin lingkungan; n. perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang memiliki izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; o. pengawasan tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi penerapan izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; p. penyusunan kebijakan tentang tata cara pelayananan pengaduan dan penyelesaian pengaduan; q. pelaksanaan penelaahan, verifikasi, dan penyusunan rekomendasi tindak lanjut hasil verifikasi pengaduan; r. pengembangan sistem informasi penerimaan pengaduan masyarakat; Halaman 12 dari 29 hlm

s. penetapan pengakuan Masyarakat Hukum Adat (MHA), kearifan lokal, atau pengetahuan tradisional, dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional, dan hak Masyarakat Hukum Adat (MHA) terkait dengan PPLH yang berada di daerah Kabupaten/Kota; t. peningkatan kapasitas Masyarakat Hukum Adat (MHA), kearifan lokal, atau pengetahuan tradisional, dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional, dan hak Masyarakat Hukum Adat (MHA) terkait dengan PPLH yang berada di daerah Kabupaten/Kota; u. penyusunan profil Masyarakat Hukum Adat (MHA), kearifan lokal, atau pengetahuan tradisional terkait PPLH; v. pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat peduli lingkungan hidup dan penghargaan lingkungan hidup; w. pelaksanaan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan tingkat daerah Kabupaten/Kota; x. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan bidang tata lingkungan dan penaatan; dan y. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 7 (1) Seksi Perencanaan dan Bina Teknis mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran Seksi; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. menyusun inventarisasi data dan informasi sumber daya alam; e. menyusun dokumen, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan RPPLH; f. melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi pemuatan RPPLH dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); g. menentukan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dan pelaksanaan koordinasi penyusunan tata ruang yang berbasis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup; h. menyusun instrumen ekonomi lingkungan hidup (Produk Domestik Bruto dan Produk Domestik Regoinal Bruto hijau, mekanisme insentif disinsentif, pendanaan lingkungan hidup); Halaman 13 dari 29 hlm

i. melaksanakan sinkronisasi RPPLH Nasional, Pulau/Kepulauan dan Ekoregion; j. menyusun neraca sumber daya alam dan lingkungan hidup; k. menyusun Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) dan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup; l. menyusun dan mengoperasionalkan Sistem Informasi Lingkungan Hidup Daerah (SILHD); m. melaksanakan sosialisasi kepada pemangku kepentingan tentang RPPLH; n. menyusun dan mengesahkan KLHS Kota; o. melaksanakan fasilitasi keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan KLHS dan fasilitasi pembinaan KLHS; p. melaksanakan pemantauan dan evaluasi KLHS; q. melaksanakan koordinasi penyusunan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup (AMDAL, UKL -UPL, izin lingkungan, audit lingkungan hisup, analisis resiko lingkungan hidup); r. melaksanakan penilaian terhadap dokumen lingkungan (AMDAL dan UKL/UPL); s. menyusun Tim Kajian Dokumen Lingkungan Hidup yang transparan (Komisi Pen ilai, Tim Pakar dan Konsultan) dan pelaksanaan proses izin lingkungan; t. melaksanakan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis dalam dokumen lingkungan; u. memberikan rekomendasi teknis permohonan izin PPLH; v. melaksanakan pembinaan lisensi dan evaluasi kinerja Komisi Penilai AMDAL daerah Kota Batu; w. melaksanakan kebijakan dan penyusunan Norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) di bidang kajian dampak lingkungan; x. melaksanakan evaluasi kinerja, tindak lanjut (analisa lingkungan) dan pelaporan pelaksanaan di bidang kajian dampak lingkungan hidup; y. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi; dan z. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. (2) Seksi Pengawasan Lingkungan dan Pengaduan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran Seksi; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; Halaman 14 dari 29 hlm

d. menyiapkan dan melaksanakan kebijakan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang memiliki izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan; e. melaksanakan pengawasan terhadap penerima izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan; f. melaksanakan pengawasan tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi penerima izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan; g. membentuk Tim Monitoring dan Koordinasi Penegakan Hukum Lingkungan; h. melaksanakan penegakan hukum atas pelanggaran PPLH; i. melaksanakan penyidikan perkara pelanggaran lingkungan hidup; j. menangani barang bukti dan penanganan hukum pidana secara terpadu; k. melaksanakan evaluasi dan rekomendasi tindak lanjut hasil pengawasan lingkungan hidup bagi penegakan hukum lingkungan hidup; l. melaksanakan penilaian kinerja pelaku usaha dan/atau kegiatan terhadap penaatan hukum lingkungan hidup; m. menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi penilaian kinerja pelaku usaha dan/atau kegiatan terhadap penaatan hukum lingkungan hidup; n. menyusun kebijakan tentang tata cara pelayan pengaduan dan penyelesaian pengaduan masyarakat; o. melaksanakan fasilitasi penerimaan pengaduan atas usaha atau kegiatan yang tidak sesuai dengan izin PPLH; p. melaksanakan penelaahan dan verifikasi atas pengaduan; q. menyusun rekomendasi tindak lanjut hasil verifikasi pengaduan; r. melaksanakan bimbingan teknis, monitoring, dan pelaporan atas hasil tindak lanjut pengaduan; s. menyelesaikan sengketa lingkungan baik di luar pengadilan maupun melalui pengadilan; t. melaksanakan sosialisasi tata cara pengaduan; u. mengembangkan sistem informasi penerimaan pengaduan masyarakat atas usaha atau kegiatan yang tidak sesuai dengan izin PPLH; v. melaksanakan pengawasan limbah B3; w. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi; dan Halaman 15 dari 29 hlm

x. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran Seksi; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. menyusun kebijakan, identifikasi, verifikasi, dan validasi, serta penetapan pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat, kearifan lokal, atau pengetahuan tradisional, dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional, dan hak Masyarakat Hukum Adat (MHA) terkait dengan PPLH; e. melaksanakan penetapan tanah ulayat yang merupakan keberadaan Masyarakat Hukum Adat (MHA), kearifan lokal, atau pengetahuan tradisional, dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional, dan hak Masyarakat Hukum Adat (MHA) terkait dengan PPLH; f. melaksanakan komunikasi dialogis dengan MHA dan pembentukan panitia pengakuan masyarakat hukum adat; g. melaksanakan penyusunan data dan informasi profil Masyarakat Hukum Adat ( MHA), kearifan lokal, atau pengetahuan tradisional terkait PPLH; h. melaksanakan penyusunan kebijakan peningkatan kapasitas Masyarakat Hukum Adat ( MHA), kearifan lokal, atau pengetahuan tradisional terkait PPLH; i. melaksanakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pengembangan, dan pendampingan terhadap Masyarakat Hukum Adat (MHA), kearifan lokal, atau pengetahuan tradisional terkait PPLH; j. melaksanakan fasilitasi kerja sama dan pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat ( MHA), kearifan lokal, atau pengetahuan tradisional terkait PPLH; k. menyiapkan model peningkatan kapasitas dan peningkatan kerjasama Masyarakat Hukum Adat (MHA), kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH; l. menyiapkan sarana prasarana peningkatan kapasitas dan peningkatan kerja sama Masyarakat Hukum Adat ( MHA), kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH; m. mengembangkan materi dan metode, serta penyiapan sarana dan prasarana diklat dan penyuluhan lingkungan hidup; Halaman 16 dari 29 hlm

n. melaksanakan diklat, identifikasi kebutuhan diklat, dan penyuluhan lingkungan hidup; o. melaksanakan peningkatan kapasitas instruktur dan penyuluh lingkungan hidup; p. mengembangkan kelembagaan kelompok masyarakat peduli lingkungan hidup; q. melaksanakan penyusunan kebijakan tata cara pemberian penghargaan lingkungan hidup dan pengembangan jenis penghargaan lingkungan hidup; r. melaksanakan penilaian dan pemberian penghargaan, serta pembentukan Tim Penilai Penghargaan yang kompeten; s. memberikan dukungan program pemberian penghargaan tingkat provinsi dan nasional; t. melaksanakan pembinaan dan pengelolaan mitra lingkungan hidup, serta hubungan kerja sama antar daerah, dalam dan luar negeri di bidang lingkungan hidup; u. melaksanakan perumusan kebijakan teknis dan strategi penyuluhan dan edukasi lingkungan; v. melaksanakan peningkatan peran serta dan kepeloporan masyarakat dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup; w. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi; dan x. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Ketiga Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Pasal 8 (1) Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas merencanakan program, mengoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi program kegiatan di bidang keanekaragaman hayati, pencemaran, dan pertamanan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan menyelenggarakan fungsi: a. perencanaan program bidang pengendalian dan penanggulangan pencemaran lingkungan; b. perumusan rencana kerja dan anggaran bidang pengendalian dan penanggulangan pencemaran lingkungan; Halaman 17 dari 29 hlm

c. penyusunan standar operasional prosedur bidang pengendalian dan penanggulangan pencemaran lingkungan; d. pengendalian data informasi bidang pengendalian dan penanggulangan pencemaran lingkungan; e. perumusan kebijakan teknis pencegahan pencemaran lingkungan dan standarisasi lingkungan; f. pelaksanaan pemantauan, penanggulangan (pemberian informasi, pengisolasian, serta penghentian), dan pemulihan (pembersihan, remediasi, rehabilitasi, dan restorasi) kerusakan lingkungan; g. pelaksanaan penyusunan kebijakan operasional, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan; h. pelaksanaan pembinaan penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan kerusakan lingkungan; i. pelaksanaan pemantauan, penanggulangan (pemberian informasi, pengisolasian, serta penghentian), dan pemulihan (pembersihan, remediasi, rehabilitasi, dan restorasi) sumber pencemar institusi dan non institusi; j. pelaksanaan pembinaan tindak lanjut rekomendasi evaluasi sumber pencemar institusi dan non institusi; k. pelaksanaan pembinaan tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi sumber pencemar institusi dan non institusi; l. pembuatan Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL dan Biogas); m. pelaksanaan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim; n. penyusunan profil emisi GRK; o. perencanaan, penetapan kebijakan konservasi, pemanfaatan berkelanjutan, dan pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati; p. pemantauan, pengembangan sistem informasi, dan pengelolaan database keanekaragaman hayati; q. pelaksanaan pengendalian pemanfaatan dan kemerosotan keanekaragaman hayati; r. perumusan kebijakan perizinan, pengumpulan, penyimpanan sementara, pengangkutan Limbah B3 (pengajuan, perpanjangan, perubahan dan pencabutan), serta pelaksanaan perizinan, pengumpulan, penyimpanan sementara, dan pengangkutan Limbah B3 dalam satu daerah Kabupaten/Kota; Halaman 18 dari 29 hlm

s. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan penyimpanan sementara Limbah B3 dalam satu daerah Kabupaten/Kota; t. pelaksanaan perizinan penimbunan Limbah B3 dilakukan dalam satu daerah Kabupaten/Kota dan pelaksanaan perizinan Limbah B3 medis; u. pemantauan dan pengawasan terhadap pengolahan, pemanfaatan, pengangkutan, dan penimbunan Limbah B3; v. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan bidang pengendalian dan penanggulangan pencemaran lingkungan; dan w. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 9 (1) Seksi Pemantauan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran Seksi; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan seksi; d. menentukan baku mutu lingkungan dan kriteria baku kerusakan lingkungan; e. melaksanakan pemantauan, penanggulangan (pemberian informasi, pengisolasian serta penghentian), dan pemulihan (pembersihan, remediasi, rehabilitasi, dan restorasi) kerusakan lingkungan; f. melaksanakan penyusunan kebijakan operasional, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan; g. melaksanakan pembinaan penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan kerusakan lingkungan; h. melaksanakan pemantauan, penanggulangan (pemberian informasi, pengisolasian, serta penghentian), dan pemulihan (pembersihan, remediasi, rehabilitasi dan restorasi) sumber pencemar institusi dan non institusi; i. menentukan baku mutu sumber pencemar; j. mengembangkan sistem informasi kondisi, potensi dampak, dan pemberian peringatan akan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat; k. melaksanakan penyusunan kebijakan dan pelaksanaan pembinaan terhadap sumber pencemar institusi dan non institusi; Halaman 19 dari 29 hlm

l. melaksanakan pembinaan tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi sumber pencemar institusi dan non institusi; m. membuat Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL dan Biogas); n. melaksanakan penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; o. melaksanakan proses izin pembuangan limbah cair; p. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan seksi; dan q. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. (2) Seksi Pemeliharaan Lingkungan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran Seksi; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. melaksanakan perlindungan, pengawetan, pemanfaatan secara lestari dan pencadangan sumber daya alam; e. melaksanakan pembinaan upaya mitigasi, adaptasi perubahan iklim, inventarisasi GRK, dan penyusunan profil emisi GRK; f. merencanakan konservasi keanekaragaman hayati; g. melaksanakan penetapan kebijakan dan pelaksanaan konservasi, pemanfaatan berkelanjutan, dan pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati; h. melaksanakan pemantauan, pengawasan, dan penyelesaian konflik dalam pelaksanaan dan pemanfaatan konservasi keanekaragaman hayati; i. mengembangkan sistem informasi dan pengelolaan database keanekaragaman hayati; j. melaksanakan koordinasi dalam penyusunan kebijakan di bidang konservasi dan pelestarian lingkungan hidup, sumber daya alam, dan keanekaragaman hayati, pelestarian fungsi lingkungan hidup, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta pengendalian GRK; k. melaksanakan pendataan dan pemetaan data informasi potensi sumber daya alam; l. melaksanakan fasilitasi pembinaan perlindungan sumber daya alam; m. melaksanakan pelayanan informasi pelestarian dan kegiatan konservasi, serta kegiatan keanekaragaman hayati; n. melaksanakan pembinaan pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya; Halaman 20 dari 29 hlm

o. melaksanakan pengendalian pemanfaatan dan kemerosotan keanekaragaman hayati; p. melaksanakan kegiatan konservasi sumber daya air; q. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi; dan r. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Seksi Pembinaan Persampahan dan Pengelolaan Limbah B3 mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran Seksi; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. melaksanakan penyusunan informasi dan merumuskan kebijakan pengelolaan sampah tingkat Kabupaten/Kota; e. melaksanakan penyusunan dokumen rencana induk dan studi kelayakan pengelolaan sampah; f. melaksanakan kerja sama dan kemitraan dengan Kabupaten/Kota lain dan/atau badan usaha pengelola sampah dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah; g. melaksanakan pengumpulan data dan informasi pengelolaan sampah Kabupaten/Kota, serta melakukan kajian pengelolaan sampah sesuai karakter wilayah; h. mengembangkan teknologi pengelolaan sampah; i. melaksanakan sosialisasi dan pengembangan program kegiatan pengurangan dan penanganan sampah, serta penyusunan kebijakan perijinan pendaur-ulangan sampah/pengolahan sampah, pengangkutan sampah, dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan swasta; j. melaksanakan perizinan pendaur-ulangan sampah/pengolahan sampah, pengangkutan sampah, dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan swasta; k. menyediakan sistem perizinan yang transparan dan menyusun kebijakan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain (badan usaha); l. melaksanakan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain (badan usaha); m. melaksanakan kebijakan perizinan, pengumpulan, penyimpanan sementara, pengangkutan limbah B3 (pengajuan, perpanjangan, perubahan dan pencabutan), serta pelaksanaan perizinan, pengumpulan, penyimpanan sementara, dan pengangkutan Limbah B3 dalam satu daerah Kabupaten/Kota; Halaman 21 dari 29 hlm

n. melaksanakan pemantauan dan pengawasan penyimpanan sementara Limbah B3 dalam satu daerah Kabupaten/Kota; o. melaksanakan perizinan penimbunan Limbah B3 dilakukan dalam satu daerah Kabupaten/Kota dan pelaksanaan perizinan Limbah B3 medis; p. melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap pengolahan, pemanfaatan, pengangkutan, dan penimbunan Limbah B3; q. memberikan rekomendasi izin Tempat Penampungan Sementara (TPS) B3; r. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi; dan s. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Keempat Bidang Kebersihan dan Pertamanan Pasal 10 (1) Bidang Kebersihan dan Pertamanan mempunyai tugas merencanakan, mengkaji, mengoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi program kegiatan bidang kebersihan dan pertamanan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Kebersihan dan Pertamanan menyelenggarakan fungsi: a. perencanaan program bidang pengelolaan persampahan; b. perumusan rencana kerja dan anggaran bidang pengelolaan persampahan; c. penyusunan standar operasional prosedur bidang pengelolaan persampahan; d. pengendalian data informasi bidang pengelolaan persampahan; e. penyusunan informasi dan merumuskan kebijakan pengelolaan sampah tingkat Kabupaten/Kota; f. penyusunan dokumen rencana induk dan studi kelayakan pengelolaan sampah; g. pelaksanaan kerja sama dan kemitraan dengan Kabupaten/Kota lain dan/atau badan usaha pengelola sampah dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah; h. pengumpulan data dan informasi pengelolaan sampah Kabupaten/Kota serta melakukan kajian pengelolaan sampah sesuai karakter wilayah; i. pengembangan teknologi pengelolaan sampah; Halaman 22 dari 29 hlm

j. pelaksanaan sosialisasi dan pengembangan program kegiatan pengurangan dan penanganan sampah, serta penyusunan kebijakan perijinan pendaur-ulangan sampah/pengolahan sampah, pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan swasta; k. pelaksanaan perizinan pendaur-ulangan sampah/pengolahan sampah, pengangkutan sampah, dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan swasta; l. pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain (badan usaha); m. penetapan target pengurangan dan penanganan sampah dan prioritas jenis sampah untuk setiap kurun waktu tertentu; n. pelaksanaan pengangkutan sampah ke tempat pengolahan dan TPA/TPST; o. penyediaan sarana prasarana pengolahan sampah dan memungut retribusi atas jasa layanan pengelolaan sampah; p. penyusunan dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah; q. pelaksanaan pemilahan, pengumpulan sampah, dan pengolahan sampah skala kawasan dan/atau skala Kabupaten/Kota; r. penetapan lokasi TPS, TPST, dan/atau TPA Sampah; s. pengawasan terhadap tempat pemrosesan akhir dengan sistem pembuangan open dumping; t. penginventarisasi GRK sektor persampahan; u. pendataan dan pemetaan lokasi ruang terbuka hijau kawasan kota dan taman kota; v. pemeliharaan dan perawatan tanaman pada jalan daerah, ruang terbuka hijau kawasan perkotaan dan taman kota; w. pelaksanaan fasilitasi pembangunan dan pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) dan taman kota; x. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan bidang pengendalian dan penanggulangan pencemaran lingkungan; dan y. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 11 (1) Seksi Pelayanan Kebersihan mempunyai tugas sebagai berikut: Halaman 23 dari 29 hlm

a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran Seksi; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. melaksanakan penetapan target pengurangan dan penanganan sampah dan prioritas jenis sampah untuk setiap kurun waktu tertentu; e. melaksanakan pengangkutan sampah ke tempat pengolahan dan TPA/TPST; f. menyediakan sarana prasarana pengolahan sampah dan memungut retribusi atas jasa layanan pengelolaan sampah; g. melaksanakan penyusunan dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah; h. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi; dan i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. (2) Seksi Pengolahan Persampahan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran Seksi; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. melaksanakan penyusunan kebijakan pembatasan, pendaur-ulangan dan pemanfaatan kembali sampah tingkat Kabupaten/Kota; e. melaksanakan pemilahan, pengumpulan sampah, dan pengolahan sampah skala kawasan dan/atau skala Kabupaten/Kota; f. melaksanakan penetapan lokasi TPS, TPST, dan/atau TPA Sampah; g. melaksanakan pengawasan terhadap TPA dengan sistem pembuangan open dumping; h. memberikan kompensasi dampak negatif kegiatan pemrosesan akhir sampah; i. mengembangkan investasi dalam usaha pengelolaan sampah; j. melaksanakan inventarisasi GRK sektor persampahan; k. melaksanakan pembinaan terhadap petugas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan pemulung; l. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi; dan m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Halaman 24 dari 29 hlm

(3) Seksi Pertamanan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran Seksi; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. melaksanakan pendataan dan pemetaan lokasi ruang terbuka hijau kawasan kota dan taman kota; e. melaksanakan pemeliharaan dan perawatan tanaman pada jalan daerah, Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP), dan taman kota; f. melaksanakan fasilitasi pembangunan dan pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) dan taman kota; g. melaksanakan analisis permasalahan pemanfaatan kawasan taman; h. melaksanakan pendataan dan inventarisasi barang milik daerah berupa taman beserta kelengkapannya; i. melaksanakan teknis operasional penagihan retribusi daerah; j. melaksanakan pendataan jumlah wajib retribusi dan besaran penerimaan retribusi Seksi, serta administrasi retribusi; k. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi; dan l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. BAB IV UNIT PELAKSANA TEKNIS Pasal 12 (1) UPT adalah unsur pelaksana teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu. (2) UPT dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 13 Ketentuan lebih lanjut mengenai jumlah, nomenklatur, susunan organisasi, uraian tugas, dan fungsi UPTD diatur dengan Peraturan Walikota. Halaman 25 dari 29 hlm

BAB V KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 14 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional tertentu yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang diangkat oleh Walikota. (3) Jenis jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan oleh Walikota berdasarkan kebutuhan dan beban kerja dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VI TATA KERJA Pasal 15 (1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah, serta instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. (2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah yang diperlukan. (3) Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan bawahan masingmasing dan memberikan bimbingan, serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. (4) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab pada atasannya masing-masing, serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. (5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dan bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya. Halaman 26 dari 29 hlm

(6) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. BAB VII PENGISIAN JABATAN Pasal 16 (1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Walikota dari Aparatur Sipil Negara yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Perangkat Daerah diisi oleh pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (3) Pegawai Aparatur Sipil Negara yang menduduki jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrator, dan jabatan pengawas Perangkat Daerah wajib memenuhi persyaratan kompetensi: a. teknis; b. manajerial; dan c. sosial kultur. (4) Selain memenuhi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pegawai Aparatur Sipil Negara yang menduduki jabatan Perangkat Daerah harus memenuhi kompetensi pemerintahan. (5) Kompetensi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis yang dibuktikan dengan sertifikasi. (6) Kompetensi manajerial sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan. (7) Kompetensi sosial kultur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan. (8) Ketentuan mengenai persyaratan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di atur dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundangundangan. Halaman 27 dari 29 hlm