KANTOR SINODE GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) DI SALATIGA BABI PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen dimana terdapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KANTOR PT. SIEMENS INDONESIA REGIONAL JAWA BARAT DI BANDUNG

WEDDING CENTER DI SEMARANG

REDESAIN TERMINAL PELABUHAN PENYEBERANGAN BENGKALIS-RIAU

MASJID BESAR KOTA SALATIGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

(Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

BAB I PENDAHULUAN. diakes pada tanggal 24 April 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FITNESS CENTRE DAN SPA DI SEMARANG

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010/ / / /2014. Jenjang Pendidikan (Negeri dan Swasta) No. 1. SMP

BAB I PENDAHULUAN. Markas Pusat Pemadam Kebakaran Pemkot Semarang 1

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

TUGAS AKHIR PERIODE 36 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BUS TIPE A KOTA TEGAL

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FARMING DI PATI. Diajukan Oleh : Risdiana Fatimah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MASJID RAYA SUMATERA BARAT PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2. TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

Redesain Gedung Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro 1

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. MUSEUM KEDIRGANTARAAN NASIONAL DI BANDUNG Penekenan Desain : Ekspresi Arsitektur Hightech

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pengembangan Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) kini tengah digencarkan oleh pemerintah tepatnya Kementerian

SEMARANG CONVENTION CENTER

KOMPLEKS SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA INTERNASIONAL HARVEST DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Modern

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

AKADEMI DESAIN VISUAL DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HOTEL RESORT DI HULU SUNGAI PEUSANGAN

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

PELABUHAN PERIKANAN PANTAI REMBANG

REDESAIN KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DI JAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Modern

Gedung Perkuliahan Jurusan Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN

TEMPAT DOA KRISTIANI DI SEMARANG

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI KUDUS BAB I PENDAHULUAN

APARTEMEN DI BEKASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REDESAIN GEDUNG JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNDIP TEMBALANG

GALERI FOTOGRAFI DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIGH TECH

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

SENTRA PROMOSI DAN INFORMASI KERAJINAN KUNINGAN DI JUWANA

PENGEMBANGAN KANTOR PUSAT PT. PLN (Persero) DI JAKARTA

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

KOMPLEK GEDUNG KESENIAN SOETEDJA PURWOKERTO

BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEKOLAH TINGGI TEKNIK TELEVISI DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

RUMAH SAKIT HEWAN DI JAKARTA

PENGEMBANGAN SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA DI SALATIGA

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN SLEMAN Tugas Akhir 126 Arsitektur Undip BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN TA 29

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA THERESI BONGSARI SEMARANG

RUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG

KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TERMINAL BUS TIPE A KOTA SURAKARTA

SMK Pariwisata Bertaraf International di Semarang

SEKOLAH ISLAM TERPADU AL IRSYAD DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

STASIUN KERETA API MANGKANG DI SEMARANG Penekanan Desain Hign Tech Architecture

AUDITORIUM UNIVERSITAS DIPONEGORO DI TEMBALANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

TUGAS AKHIR. Kantor PT. Angkasa Pura 1 Semarang

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN TA- 100

Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Perencanaan dan Perancangan Tujuan. Apartemen di Jakarta

KAMPUS FISIP UNDIP SEMARANG (Penekanan Desain Gaya Arsitektur Renzo Piano)

REDESAIN HOTEL Kledung Temanggung BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1 REDESAIN BALAI LATIHAN KERJA DI DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG OLAHRAGA UNDIP - 1 -

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

REDESAIN KANTOR PENGADILAN TINGGI SEMARANG

Pusat Pengembangan Bahasa Internasional UNISSULA Tugas Akhir 37 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SEMARANG ELECTRONIC CENTER

SEKOLAH TINGGI DESAIN DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (SLB YPAC) DI SEMARANG. (Penekanan Desain Arsitektur Post Modern) IDA ASTRID PUSPITASARI L2B

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen dimana terdapat bermacam macam pemeluk agama dan pemeluk keyakinan dan semuanya memiliki hak yang sama dalam menjalankan agamanya masing masing. Bahkan untuk menjamin kebebasan beragama, PBB telah memproklamirkan Universal Declaration of Human Right, yang isinya mengenai empat pokok kebebasan beragama yaitu : kebebasan menganut agama, kebebasan berganti agama, kebebasan menjalankan agama, dan kebebasan untuk tidak beragama. Dalam UUD 1945 sebagai landasan konstitusional Bangsa Indonesia juga disebutkan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu (pasal 29 ayat 2 UUD 1945). Agama Kristen menjadi salah satu agama yang diakui di Indonesia. Agama Kristen tumbuh dan berkembang dengan baik dalam mendukung kehidupan beragama umatnya di Indonesia. Kehidupan beragama Agama Kristen sebagian besar dilakukan di lingkup Gereja. Tumbuhnya Gereja gereja di tanah jawa khususnya di Jawa Tengah dimulai pada zaman VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) pada abad XVII dan XVIII. Pekabaran Injil mula mula dilakukan oleh pendeta pendeta dari kalangan pemerintah Belanda, dan selanjutnya dilakukan oleh para kaum awam. Usaha pekabaran Injil ini membuahkan sebuah perkumpulan yang dinamakan Gereformeerde Kerken ini Nederland (GKN). Untuk selanjutnya Gereformeerde tidak dipakai lagi dan berubah sedemikian rupa, sehingga akhirnya berubah nama menjadi Gereja Kristen Jawa (GKJ)( www.sinodegkj.com ). Dalam kehidupan bergereja, Gereja gereja Kristen Jawa tidaklah berjalan sendirian, melainkan berusaha menjalin komunikasi, kerjasama GIAN ADHI PRABAWA L2B 005 175 1

dalam lingkup perhimpunan. Perhimpunan Gereja gereja Kristen Jawa dalam lingkup regional berdasarkan letak geografis wilayah, akan tergabung menjadi Klasis. Sedangkan perhimpunan seluruh Gereja gereja Kristen Jawa (GKJ) disebut Sinode yang membawahi klasis kalsis yang ada. Hingga saat ini, Gereja gereja Kristen Jawa anggota Sinode GKJ berjumlah 301 Gereja, tersebar di 5 Propinsi di Pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur), terhimpun dalam 33 Klasis. Keberadaan Kantor Sinode GKJ merupakan suatu hal yang mutlak terpenuhi guna mewadahi kegiatan organisasi Sinode GKJ yang telah terbentuk (Tata Gereja GKJ pasal 26). Namun kondisi saat ini Sinode GKJ belum memiliki kantor yang mampu mewadahi seluruh kegiatan dan fungsi dari Sinode GKJ itu sendiri. Kondisi fisik bangunan dan fungsionalitas masing masing bangunan masih belum mampu menceminkan sebuah kantor pusat yang ideal dan representatif. Banyak kekurangan fasilitas, ruang, dan kondisi fisik bangunan yang kurang layak terlihat dimana mana. Juga ruang ruang yang masih terbatas, menyebabkan bagian bagian dari lembaga Sinode GKJ dan yayasan yayasan milik Sinode GKJ tidak bisa tertampung dalam kantor Sinode GKJ. Kota Salatiga merupakan kota yang cukup bersejarah dalam perkembangan agama Kristen di tanah jawa. Hasil penginjilan di tanah jawa yang dilakukan oleh NGZV (Nederlandsche Gereformeerde Zendings Vereniging) pada zaman VOC berpusat di kota Salatiga. Berangkat dari latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Sinode GKJ membutuhkan sebuah kantor yang mampu mewadahi dan memfasilitasi kegiatan Sinode GKJ. Dalam Tugas Akhir periode 107 ini, dipilihlah judul Kantor Sinode GKJ di Salatiga 1.2. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan GIAN ADHI PRABAWA L2B 005 175 2

Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menyusun Landasan Program Perencanaan Arsitektur Kantor Sinode GKJ di Salatiga 2. Sasaran Merumuskan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Kantor Sinode GKJ di Salatiga dengan melakukan observasi lapangan/survey, wawancara dengan narasumber untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, serta melakukan studi literature tentang hal hal yang berkaitan dengan perancangan Kantor Sinode GKJ. 1.3. Manfaat 1. Secara Subyektif Guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai ketentuan kelulusan Sarjana Strata 1 (S 1) di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Sebagai dasar acuan proses perencanaan dan perancangan berikutnya dalam penyusunan LP3A yang merupakan bagian yang terpisahkan dari Tugas Akhir. 2. Secara Obyektif Diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan, baik bagi mahasiswa bersangkutan maupun mahasiswa lain dan masyarakat umum. 1.4. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan perencanaan dan perancangan Kantor Sinode GKJ ini dititikberatkan pada hal hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur, seperti aspek fungsional, teknis, kinerja, kontekstual dan arsitektural. Sedangkan data, informasi dan permasalahan di luar bidang arsitektur GIAN ADHI PRABAWA L2B 005 175 3

sejauh masih melatarbelakangi, mendasari dan berkaitan dengan faktorfaktor Perencanaan fisik dibahas secara umum dengan berdasarkan asumsi rasional dan logis sebagai informasi pendukung, antara lain mengenai tinjauan bangunan perkantoran, dan konteks lingkungan dan budaya setempat sebagai acuan perancangan image kedaerahan jawa. 1.5. Metoda Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data primer maupun data sekunder. Pencarian data ditempuh dengan cara: a) Wawancara, untuk mendapatkan informasi dari pihak Sinode GKJ, berkaitan dengan apa, dan bagaimana mekanisme kerja Sinode GKJ. Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan data primer seperti struktur organisasi, data jumlah karyawan, jenis kegiatan, serta visi dan misi atau prinsip Sinode GKJ. b) Studi Literatur, untuk mendapatkan data sekunder, berkaitan dengan lokasi, peta, peraturan atau kebijakan yang berlaku, serta literatur yang berkaitan. c) Survey Lapangan, dilakukan dengan pengamatan langsung pada lokasi atau tapak perencanaan. Metode pembahasan ini berdasarkan atas dua faktor utama yaitu : a) Design determinant, yaitu aspek aspek yang dibutuhkan dalam suatu perancangan meliputi program ruang, tapak, utilitas, struktur dan konsep perancangan. b) Design requirement, yaitu persyaratan persyaratan yang mendasari suatu perancangan agar aspek aspek yang dibutuhkan dalam perancangan dapat menjadi sesuai. GIAN ADHI PRABAWA L2B 005 175 4

Kedua faktor yang mempengaruhi perancangan Kantor Sinode GKJ di Salatiga tersebut dapat diuraikan menjadi lima aspek yang dijelaskan sebagai berikut : a) Program ruang Dalam menyusun program ruang Kantor Sinode GKJ di Salatiga, digunakan data struktur organisasi Sinode GKJ. Dalam menentukan besaran ruang kantor, data perkembangan jumlah anggota Sinode GKJ, perkembangan karyawan Sinode GKJ di Salatiga, digunakan untuk memperoleh kebutuhan besaran ruang. b) Tapak Penentuan tapak untuk Kantor Sinode GKJ di Salatiga akan ditetapkan sesuai dengan analisa tapak dan disesuaikan dengan arahan kebijakan Pemerintah Kota Salatiga c) Utilitas Utilitas yang direncanakan bertujuan untuk mendukung bangunan Kantor Sinode GKJ di Salatiga agar dapat berfungsi dengan baik berdasarkan faktor kebutuhan kenyamanan dan keamanan pengguna. Oleh Karena itu beberapa sistem utilitas yang diperlukan, antara lain : 1. Sistem Pengkondisian Udara 2. Sistem Penerangan 3. Sistem Audio dan Akustik 4. Sistem Pelistrikan 5. Sistem Distribusi Air Bersih 6. Sistem Pembuangan Air Kotor 7. Sistem Transportasi 8. Sistem Komunikasi 9. Sistem Pencegah dan Pemadam Kebakaran 10. Sistem Penangkal Petir 11. Sistem Keamanan Bangunan d) Struktur GIAN ADHI PRABAWA L2B 005 175 5

Persyaratan struktur meliputi struktur pondasi, struktur badan bangunan dan struktur atap dengan pertimbangan tuntutan fungsi ruang, tuntutan citra dan estetika, serta kondisi lingkungan. e) Konsep Perancangan Konsep perancangan di sini lebih ditekankan untuk mewujudkan karakter dari Gereja Kristen Jawa (GKJ) dan juga konsep dari Sinode yang tentu saja dikaitkan dengan faktor yang paling mendasar, yaitu bagaimana sebuah bangunan bisa bekerja untuk manusia dan alamnya itu sendiri sehingga terciptanya hubungan berkesinambungan. Sedangkan untuk analisa dilakukan langkah lahkan sebagai berikut : a) Analisis dan Penampilan Data Proses dalam melakukan analisis adalah : Melakukan reduksi data, merupakan proses seleksi, pemfokusan, dan penyederhanaan, sehingga didapatkan data yang benar benar diperlukan dalam proses perencanaan dan perancangan Data display, menampilkan data yang penting berupa tabel untuk memudahkan analisis. Pendekatan terhadap aspek aspek arsitektural seperti aspek fungsional, kontekstual, kinerja, dan teknis, serta pendekatan karakter dari GKJ yang akan dijadikan sebagai guideline dalam merencanakan dan merancang Kantor Sinode GKJ di Salatiga. b) Pengolahan Data Pengolahan data dengan cara mengelompokkan sesuai dengan perbedaan fungsi dan aktivitas yang terjadi di Kantor Sinode GKJ. Penentuan jumlah karyawan Sinode GKJ dilakukan dengan menggunakan proyeksi polinomial garis lurus berdasarkan pertambahan karyawan dan anggota Sinode GKJ yang relatif konstan. Proyeksi polinomial garis lurus digunakan untuk memproyeksikan jumlah karyawan (staff) 10 tahun mendatang dimulai dari tahun 2009. c) Kesimpulan GIAN ADHI PRABAWA L2B 005 175 6

Berupa kesimpulan dari analisa yang dipakai sebagai dasar untuk membuat design guideline yang akan melandasi perancangan. Melihat kondisi, potensi dan latar belakang pada Kantor Sinode GKJ dikaitkan dengan kebijakan pemerintah Kota Salatiga, ditemukan permasalahan, kemudian hal tersebut dianalisis untuk mencari pemecahan masalah dengan pendekatan pendekatan yang menghasilkan program perencanaan dan perancangan Kantor Sinode GKJ di Salatiga. 1.6. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Kantor Sinode GKJ di Salatiga ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Menguraikan secara garis besar hal hal yang menjadi tema dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Uraian tersebut meliputi Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran, Manfaat, Lingkup Pembahasan dan Sistematika Pembahasan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan tentang teori teori dasar sistem bangunan kantor beserta penggunaan bangunan kantor beserta pelaku yang terdapat didalamnya Selain itu juga berisi tentang Tinjauan Gereja Kristen Jawa (GKJ) dan Tinjauan Sinode Gereja Kristen Jawa (GKJ) secara menyeluruh. BAB III TINJAUAN UMUM Menguraikan tentang Kondisi, kebijakan pemerintah Kota Salatiga. Selain itu juga menjelaskan Kantor Sinode Gereja Kristen Jawa (GKJ) di Salatiga beserta kelebihan dan kekurangannya. BAB IV BATASAN DAN ANGGAPAN GIAN ADHI PRABAWA L2B 005 175 7

Pendekatan Program Perencanaan dan Perancangan KANTOR SINODE GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) DI SALATIGA Menguraikan batasan sebagai salah satu pedoman untuk membatasi lingkup pembahasan dan perancangan serta anggapan yang diperlukan untuk mendukung perencanaan dan perancangan. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN Menguraikan pendekatan yang mengacu pada pembentukan program ruang dan pemilihan tapak. BAB VI KONSEP DASAR PERANCANGAN Menguraikan tentang konsep dan program dasar perancangan sebagai pedoman utama atau guide line dalam perancangan fisik bangunan Kantor Sinode GKJ di Salatiga. 1.7. Alur Pikir Latar Belakang Aktualita Di Indonesia, Agama Kristen berkembang cukup baik. Kondisi perkembangan Gereja Kristen Jawa Keanggotaan Sinode GKJ sebagai organisasi penghimpun Gereja Kristen Jawa semakin bertambah tiap tahunnya, sehingga sangat memungkinkan perkembangan organisasi Sinode GKJ Gedung Kantor Sinode GKJ yang ada di Salatiga saat ini dalam kondisi yang cukup memprihatinkan, juga tidak berfungsi dengan baik. Karena banyaknya yayasan yang harus dinaungi. Kota Salatiga merupakan kota yang cukup berperan besar dalam perkembangan GKJ di tanah jawa. Urgensi Sinode GKJ membutuhkan sebuah gedung perkantoran baru yang dapat mewadahi dan memfasilitasi kegiatan Sinode GKJ di kota Salatiga yang juga mampu mencitrakan image Sinode sebagai pusat pemerintahan, pusat administrasi dan data, pusat informasi, dan pusat pelayanan Gereja gereja Kristen Jawa. Originalitas Merencanakan dan merancang gedung Kantor Sinode GKJ di Salatiga yang memfasilitasi kegiatan Tinjauan di Pustaka dalam lingkungan Sinode yang mencitrakan image Tinjauan dan identitas Umum Sinode Kantor GKJ Sinode Tinjauan tentang Kantor GKJ Tinjauan GKJ Tinjauan Kota Salatiga Tinjauan Sinode GKJ Tinjauan Kantor Sinode GKJ Tinjauan Green Architecture di Salatiga Tinjauan Arsitektur Neo Studi Banding St di P d Identifikasi Kebutuhan ruang GIAN ADHI PRABAWA L2B Fasilitas 005 175 serta sarana dan prasarana 8 Persyaratan persyaratan