NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE MENGGUNAKAN BAHAN ALAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUATGARIS TEGAK, DATAR, MIRING, LENGKUNG DENGAN MENGGUNTING MELALUI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN BENTUK-BENTUK GEOMETRI PADA KELOMPOK A TK MELATI BAWANG, BATANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2014/2015. Disusun oleh : A

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

NASKAH PUBLIKASI PENGEMBANGAN TANGGUNG JAWAB MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI WANGLU TRUCUK KLATEN TAHUN 2012/2013

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PUZZLE PADA ANAK KELOMPOK B DI TK TRISULA PERWARI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS DAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN ORIGAMI PADA ANAK KELOMPOK B BA AISYIYAH NGALAS II

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA SISWA KELOMPOK A TK ISLAM MARDI SIWI PAJANG LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

PENERAPAN AKTIVITAS RITMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK ANAK KELOMPOK A TK IT AISYIYAH LABAN KEC. MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI BERMAIN MENGANYAM PADA KELOMPOK B TK 03 SURUH TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A DI TK WONOREJO KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MUTIARA ILMU KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK PERTIWI 1

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH IV TEGAL SEPUR KLATEN TENGAH KLATEN TAHUN AJARAN

ARTIKEL PENELITIAN. Disusun Oleh : INA SALAMAH NPM :

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK KANAK ANGGREK LANJARAN MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI Oleh : KARTINI A53H111041

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU KELOMPOK B DI TK PERTIWI CEPORAN I GANTIWARNO KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA 2 PATIHAN SIDOHARJO SRAGEN TAHUN 2013 / 2014

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI MEDIA KARTU KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK TELADAN PPI SRAGEN TAHUN AJARAN 2014 / 2015

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

SRI LESTARI A53B111014

PENINGKATAN KREATIFITAS ANAK MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA JIMBUNG III KALIKOTES KLATEN 2012 / 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ESTI UTAMI A PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Pembelajaran Sistem Area Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di TK Purwo Kencono Desa Purworejo

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

KOLASE DAPAT MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK KREBET KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PAUD

NURKHAYATI A

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini

ARTIKEL PENELITIHAN OLEH: PENI REJEKI NPM:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE MENGGUNAKAN BAHAN ALAM PADA SISWA KELOMPOK B DI PGTK INTERAKTIF HARUM MULIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN AFEKSI SOSIAL EMOSIONAL MELALUI STRATEGI SALING TUKAR ALAT MAINAN PADA ANAK KELOMPOK A. TK AISYIYAH DEMANGAN SAMBI BOYOLALI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Program Sarjana S -1 Studi PG Pendidikan Anak Usia Dini

MENGEMBANGKAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK A DI TK PERTIWI PURO I KARANGMALANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Anak Usia Dini. Oleh : WAHYUNI A53H111012

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 7 BARENG KLATEN TAHUN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Kependidikan Anak Usia Dini (PG PAUD)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Krajan II Kecamatan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BROMO MEDAN

Artikel Penelitian. Disusun oleh MAHMUDAH NPM:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP KEDIRI.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Bahan Sisa Kardus Bekas Taman Kanak- Kanak Padang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI KEGIATAN MONTASE PADA KELOMPOK B TK PERTIWI NGARAN II POLANHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENGGAMBAR DEKORATIF PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 1 KECAMATAN

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AISYIYAH II KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH SEDAYU JUMANTONO

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : DINA NURHAYATI A

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian PerSyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini ALIMATUL FADLIYAH

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE MENGGUNAKAN BAHAN ALAM PADA SISWA KELOMPOK B DI PGTK INTERAKTIF HARUM MULIA KARANGANOM KLATEN TAHUN 2012 Disusun Oleh : MUCHIBATUL IMANIYAH A53B090016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2012 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE MENGGUNAKAN BAHAN ALAM PADA SISWA KELOMPOK B DI PGTK INTERAKTIF HARUM MULIA KARANGANOM KLATEN TAHUN 2012 Oleh: MUCHIBATUL IMANIYAH Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan kemampuan fisik motorik halus melalui kegiatan kolase menggunakan bahan alam di kelompok B PGTK Interaktif Harum Mulia Karanganom Klaten tahun 2012. (2) Meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran fisik motorik halus menggunakan bahan alam. (3). Melatih kelenturan gerak jari jemari dan pergelangan tangan, agar dapat mendukung proses pengembangan kemadirian anak sejak dini. Penelitian ini bersifat kolaboratif antar peneliti, kepala sekolah, dan guru kelas. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan dokumentasi hasil karya anak dan wawancara. Wawancara dilakukan antara kepala sekolah, guru kelas dan peneliti untuk menyamakan pemahaman suatu informasi dan data yang diperoleh. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Prosedur dalam penelitian ini terdapat empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) guru telah melaksanakan pengembangan fisik motorik halus sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan; (2) kegiatan kolase menggunakan bahan alam mampu meningkatkan keaktifan, antusias dan suasana belajar yang kondusif; (3) kegiatan kolase bahan alam cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik halus. Pencapaian Peningkatan kemampuan fisik motorik halus pada Prasiklus mencapai 55,4%, pada Siklus I mencapai 70%, pada Siklus II mencapai 81,25%. Kata kunci: fisik motorik halus, kolase bahan alam. 2

3

Pendahuluan Dalam pendidikan anak usia dini pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani perlu dirangsang dan distimulus sejak dini, agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut para ahli psikologi anak, pada usia 0 8 tahun disebut the golden age yang hanya datang sekali dan tidak dapat terulang kembali. Pada usia ini sangat menentukan pengembangan kualitas manusia selanjutnya. Pada masa ini merupakan waktu yang tepat untuk meletakkan bidang pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan yang telah dipersiapkan oleh guru, antara lain aspek perkembangan moral agama, bahasa, kognitif, fisik motorik halus dan kasar, sosial emosional, serta konsep diri dan disiplin. Pada masa awal pertumbuhan anak, perkembangan fisik motorik berkembang dengan cepat. Pengembangan tersebut membutuhkan kondisi dan stimulus yang tepat sesuai kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangannya tercapai secara optimal. Motorik adalah semua gerakan yang dilakukan oleh seluruh tubuh. Pengembangan fisik motorik terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Dalam kehidupan manusia kemampuan motorik halus merupakan hal yang penting dan sangat diperlukan dalam berbagai aktifitas sehari-hari. Sebagaimana fenomena proses pembelajaran yang berkembang saat ini adalah pembelajaran berorientasi pada kebutuhan anak, konkrit dan terpadu. Sedangkan pembelajaran yang sering digunakan dalam pengembangan fisik motorik halus hanya menggunakan media yang instan misalnya mewarnai, menggambar, untuk kegiatan kolase guru sering menggunakan kertas yang dipotong kecil-kecil. Hal tersebut sering membuat anak bosan dan jenuh dengan kegiatan kolase. Sedangkan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak, banyak media yang dapat digunakan. Guru dapat memanfaatkan bahan-bahan atau media dari alam, selain menumbuhkan minat belajar anak, kegiatan yang memanfaatkan bahan alam akan memberikan pembelajaran pada anak bahwa dari kekayaaan alam juga bisa menghasilkan karya seni yang indah. 4

Dalam UU Sisdiknas Tahun 2003, BAB III, Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Sedangkan kreativitas dalam pendidikan anak usia dini erat kaitannya dengan pengembangan fisik motorik halus. Tehnik pengembangan fisik motorik halus sebagaimana telah dijelaskan adalah melalui kegiatan kolase menggunakan bahan alam. Kolase bahan alam merupakan pembelajaran yang memanfaatkan kekayaan alam yang ada dilingkungan sekitar. Dengan menggunakan bahan alam akan mudah mendapatkan bahan-bahan untuk menciptakan bermacam-macam kreasi sesuai dengan perkembangan imajinasi dan kreativitas anak. (Nurul Muawanah, 2012) mengatakan Pencapaian pengembangan fisik motorik halus ini lebih lama bila dibandingkan dengan pengembangan motorik kasar, karena motorik halus membutuhkan kosentrasi, kehati-hatian, kesabaran serta koordinasi otot anggota tubuh yang satu dengan yang lain. Mengingat kegiatan kolase dengan potongan kertas kurang memberikan respon yang positif terhadap anak didik sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa khususnya pengembangan fisik motorik halus dalam bidang kreativitas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti mengganti bahan kolase dengan menggunakan bahan alam yang ada disekitar dan sering dijumpai anak. Pengembangan fisik motorik halus dengan menggunakan bahan alam diharapakan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik minat anak, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal. Hubungan fisik motorik halus dengan kegiatan kolase adalah saling berkaitan. Kolase merupakan kegiatan yang menggunakan kekuatan jari jemari dan pergelangan tangan serta koordinasi mata untuk menempelkan suatu benda pada gambar, sehingga hasilnya menjadi suatu bentuk karya seni yang indah untuk dipandang. Hasil dari pengembangan fisik motorik halus melalui kolase adalah menyiapkan kekuatan pergelangan telapak tangan serta jari jemari anak untuk kemandirian mengurus diri sendiri dan persiapan menulis ditingkat pendidikan selanjutnya. 5

Hal lain yang melatarbelakangi penelitian ini adalah selama ini pengembangan fisik motorik halus melalui kegiatan kolase, guru belum pernah memanfaatkan bahan alam yang ada disekitar lingkungan rumah maupuan sekolah, padahal dilingkungan sekolah terdapat perkebunan yang luas, masyarakat disekitar sekolah mayoritas penggergaji pohon kelapa, sehingga banyak sekali serbuk-serbuk kayu yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan kretivitas pendidikan anak usia dini. Oleh karena itu pemanfaatan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar perlu dilakukan sebagai wujud menciptakan pembelajaran yang terintegrasi dengan aspek pengembangan anak usia dini. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Mulyasa, (2011: 3) penelitian tindakan kelas merupakan sebuah bentuk refleksi diri yang melibatkan para guru sebagai partisipan atas proses pendidikan yang mereka lakukan. Sedangkan penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk meningkatkan pengembangan fisik motorik halus anak melalui kegiatan kolase menggunakan bahan alam. Penelitian ini menggunakan subjek satu kelas, dimana dalam kelas itu akan diberikan tindakan atau terapan metode pemberian tugas menciptakan hasil karya yang diharapkan bisa mengatasi masalah yang dihadapi saat ini yaitu rendahnya kreativitas siswa dalam memanfaatkan bahan-bahan alam. Menurut Mulyasa (2011: 112) Dalam pelaksanaan tindakan setiap siklusnya terdapat informasi sebagai feedback terhadap apa yang telah dilakukan oleh peneliti, tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Adapun proses untuk perolehan hasil yang optimal digunakan cara dan prosedur yang efektif sehingga dimungkinkan adanya tindakan berulang-ulang dengan revisi yang berbentuk siklus untuk meningkatkan pengembangan fisik motorik halus. Setiap 1 siklus terdiri dari empat langkah yaitu: a). Perencanaan, b). Tindakan, c). Pengamatan, d). Refleksi. Sebelum dilaksanakan siklus yang telah direncanakan diatas, peneliti terlebih dahulu melakukan prasiklus. Prasiklus 6

merupakan kegiatan observasi awal yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang sesungguhnya sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian. Peneliti melakukan pelaksanaan penelitian secara kolaboratif antara kepala sekolah, guru kelas, dan peneliti. Hal ini dimaksudkan untuk menyamakan pemahaman dan memperoleh kesepakatan dalam mengambil keputusan sehingga melahirkan kesamaaan tindakan. Jenis data pada penelitian ini adalah berupa data kualitatif, adapun sumber data yang diperoleh adalah sebagai berikut: (a). Data primer yaitu informasi yang diperoleh dari siswa PGTK Interaktif Harum Mulia. (b). Data sekunder yaitu informasi dari guru lain dan informasi dari orang tua siswa PGTK Harum Mulia. Dalam proses penelitian ini pengambilan data yang dilakukan peneliti yaitu melalui metode observasi, wawancara dan diskusi dengan kepala sekolah serta guru kelas, peneliti juga menggunakan metode dokumentasi untuk membuktikan dan mengumpulkan data dari peristiwa yang lalu ataupun yang baru. Dokumentasi dapat juga menunjukkan perkembangan dan hasil belajar anak dari waktu kewaktu, kumpulan hasil karya anak yang serupa selama periode tertentu, misalnya guru dapat membandingkan tahap perkembangan kegiatan kolase menggunakan bahan alam pada siklus 1 dan siklus 2. Penyajian karya anak dalam bentuk portofolio disusun dengan format: (1). Penyajian koleksi karya anak (2) Refleksi dan evaluasi diri yang berkaitan dengan kekuatan dan kekurangan anak berdasarkan sajian hasil karyanya (3) Kesimpulan untuk menetukan nilai yang dicapai setiap anak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Lembar Observasi peningkatan kemampuan fisik motorik halus melalui kegiatan kolase yang berisi tentang catatan hasil pelaksanaan kegiatan kolase yang sesuai dengan indikator yang akan dicapai. Prosedur penyusun dan pengisian lembar observasi ini antara lain sebagai berikut: (1). Menentukan rencana kegiatan yang akan digunakan. (2). Menentukan rencana bidang pengembangan yang akan digunakan untuk kegiatan kolase. (3). Menentukan indikator yang akan digunakan untuk mengetahui 7

peningkatan fisik motorik halus dan kreativitas anak. (4). Menjabarkan indikator kedalam butir-butir amatan yang menunjukkan pencapaian indikator yang dapat dilakukan anak ketika melaksanakan kegiatan. (5). Menentukan deskripsi butir amatan dengan pemberian skor. (6). Membuat lembar observasi yang akan digunakan untuk mencatat hasil pengamatan dari setiap tindakan. (7). Melakukan pencatatan hasil observasi dengan memberi tanda ceklist. Pemberian skor dalam penelitian tindakan kelas di PGTK interaktif Harum Mulia ditentukan sebagai berikut: 4 = anak dapat menempel dengan rapi, 3 = menempel dengan sedikit bantuan, 2 = tidak dapat menyelesaikan kegiatan, 1 = anak tidak mampu melakukan indikator yang telah ditetapkan. Setelah hasil skor pencapaian setiap anak diketahui, peneliti membuat tabulasi skor untuk menentukan persentase rata-rata peningkatan fisik motorik halus dalam satu kelas. dalam penelitian ini tabulasi skor dilakukan dimulai dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakukan, artinya selama proses refleksi sampai penyusunan laporan peneliti melakukan analisis interaktif untuk memperoleh kesinambungan data dalam penelitian ini. Adapun proses analisis interaksi terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk menentukan tindakan yang akan diambil dalam siklus berikutnya peneliti melakukan beberapa tahap antara lain: Pertama, menjumlahkan skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan. Kedua, membuat tabulasi skor observasi untuk setiap anak. Ketiga, menghitung persentase peningkatan yang dicapai setiap anak. Keempat, membangdingkan hasil persentase setiap anak sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat. Persentase pencapaian kemampuan dilihat dari skor yang dicapai setiap anak, yaitu dengan cara menjumlahkan skor yang dapat dicapai anak dengan cara dibagi skor maksimum kemudian hasilnya dikalikan 100%, jumlah yang keluar itulah pencapaian kemampuan anak. Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian, maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk 8

mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik triangulasi. Penelitian ini menggunakan triangulasi penyelidikan dengan jalan memanfaatkan sudut pandang guru, sudut pandang siswa, serta sudut pandang peneliti. Guru dapat menjelaskan tentang maksud dan tujuan pembelajaran, siswa dapat menjelaskan tentang tindakan dan respon mereka terhadap guru. Dengan membandingkan hasil pengamatan dari peneliti, guru, maupun anak, peneliti dapat melakukan pengecekan kembali derajat kepercayaan data yang diperoleh. Dari hasil perbandingan tersebut peneliti dapat menguji kebenaran data yang diperoleh. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Kondisi Awal Kondisi awal anak pada penelitian ini adalah dengan melihat data awal siswa kelompok B di PGTK Interaktif Harum Mulia tahun 2012. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Agustus, September dan Oktober 2012 yang terdiri dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada prasiklus peneliti telah melaksanakan penelitian pada kegiatan kolase Pada tahap ini peneliti telah melakukan pengamatan intensif selama satu minggu dikelompok B PGTK Interaktif Harum Mulia, dari pengamatan tersebut diambil kesimpulan bahwa dalam pengembangan fisik motorik halus melalui kolase, guru belum pernah menggunakan bahan-bahan alam, dengan pembelajaran tersebut ternyata berpengaruh pada fisik motorik, kreativitas, serta emosi anak. Setelah peneliti menemukan sebab-sebab permasalahan pengembangan fisik motorik halus melalui kegiatan kolase, langkah selanjutnya adalah merencanakan tindakan untuk mengubah fenomena yang diteliti sesuai dengan apa yang diharapkan peneliti. Dalam langkah ini peneliti menentukan dan mendiskripsikan bentuk dan prosedur tindakan yang akan dilakukan. Peneliti yakin memilih model pembelajaran kolase dengan bahan alam untuk meningkatkan pengembangan fisik motorik halus, karena dalam pembelajarannya menggunakan prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain, maka anak merasa senang baik karena bahannya yang bervariasi anak juga tidak tertekan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar. 9

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran terkait erat dengan perencanaan yangtelah dibuat. Hal ini berarti bahwa dalam pelaksanaannya sangat tergantung pada bagaimana perencanaan pengajaran yang merupakan implementasi kurikulum yang digunakan. Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain, usia dan karakteristik anak, kebutuhan belajar, metode yang digunakan, waktu, alokasi pembelajaran, sarana dan prasarana dan lain sebagainya. Peneliti perlu memahami hakikat dan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran anak usia dini. Berdasarkan karakteristik anak usia dini yang sangat individual, pelaksanaan pembelajaran dikelompokkan berdasarkan usia 2-3 tahun dan kelompok 4-6 tahun. 3. Media dan Bahan Menurut Kemp dan Dayton (1985 : 28) dalam Surtikanti (2010 : 43) media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama yaitu (a) memotivasi minat atau tindakan, (b) menyajikan informasi dan (c) memberi instruksi. Pemilihan media adalah menggunakan media gambar yang sering ditemui atau diketahui anak, sedangkan pemilihan bahan adalah menggunakan bahan dari alam, yaitu jerami, grajen / serbuk kayu, kacang merah, dan daun landing. Untuk pemilihan bahan dan media peneliti mempertimbangkan efisiensi dari segi biaya, cara menggunakannya, pencarian bahannya, serta pengalaman anak. Keempat aspek tersebut sesuai saran yang diperoleh peneliti dari kepala ataupun guru kelas yang digunakan sebagai landasan untuk merevisi bahan dan media yang dapat dimanfaatkan. 4. Pelaksanaan Tindakan Adapun pelaksanaan penelitian diawali dengan pembuatan skenario atau rencana pembelajaran. Indikator yang digunakan mengambil dari tingkat pencapaian perkembangan pada lingkup perkembangan fisik motorik halus. Indikator tersebut antara lain: menggambar dengan tehnik kolase dari berbagai media, menunjukkan sikap tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, menunjukkan kretivitas dan imajinasi yang kuat. Setelah itu peneliti menetapkan atau menyusun butir amatan 10

yang akan digunakan sebagai ukuran penilaian dalam penelitian ini. Butir amatan yang digunakan sebagai tolak ukur kemampuan setiapa anak, meliputi; (a). Kerapian dalam menempel, (b). Kesabaran dalam menyelesaikan tugas, (c). Mengikuti arahan dengan benar, (d). Keuletan dalam melaksanakan tugas. Dari indikator dan butir amatan peneliti memberikan skor sebagaimana telah dicantumkan pada pembahasan diatas. Setelah semua terencana dengan baik peneliti mulai mengadakan penelitian Siklus 1, proses pembelajarannya antara lain: kegiatan awal / awal pembelajaran, kemudian inti pembelajaran, dan yang terakhir adalah penutup / akhir pembelajaran. Dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan metode demonstrasi dan pemberian tugas. Setelah melaksanakan tindakan siklus 1 peneliti merefleksi kelebihan dan kekurangan selama pelaksanaan tindakan. Kelemahan yang peneliti temukan pada siklus 1 adalah berkaitan dengan penggunaan waktu, karena kegiatan kolase dengan bahan alam adalah hal baru di TK Harum Mulia, maka banyak anak yang tidak percaya diri untuk melakukan kegiatan ini dan sebagian anak juga menumpahkan bahan yang akan digunakan sehingga waktu habis untuk membereskan peralatan yang berantakan. Dari permasalahan tersebut anak tidak dapat menyelesaikan kegiatan kolase sesuai dengan waktu yang ditentukan. Sedangkan kelebihan yang peneliti temukan pada siklus 1 adalah kegiatan telah sesuai dengan tema dan pembelajaran anak usia dini, metode yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan pengelolaan kelas telah sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Hasil dari tindakan siklus 1 terhadap perkembangan kemampuan fisik motorik halus anak 70% yang semula pada prasiklus data peningkatan fisik motorik halus baru mencapai 55,4%, karena pada tindakan siklus 1 anak baru tertarik dengan bahan yang digunakan, sedangkan untuk kerapian dan butir amatan yang lain masih belum maksimal. Oleh karena itu peneliti melanjutkan pada penelitian tindakan siklus 2, dimana proses pembelajaran mengulang pelaksanaan tindakan siklus 1, sebagai upaya perbaikan pada proses dan hasil pembelajaran. Pada tindakan siklus 2 peneliti merencanakan kegiatan dengan matang untuk hasil yang maksimal yang meliputi; setting kelas, alokasi waktu sampai bahan 11

dan media yang akan digunakan. Pada siklus 2 ini terlihat antusias anak ketika peneliti memulai kegiatan. Respon anak sangat baik terlihat dari konsentrasi anak terhadap penjelasan yang disampaikan oleh peneliti dan anak berhasil menyelesaikan tigas sesuai waktu yang ditentukan. Setelah pelaksanaan siklus 2 ini, peningkatan kemampuan fisik motorik halus bisa dibilang berhasil karena 81,25% anak melakukan kegiatan sesuai dengan butir amatan dan berhasil mencapai skor maksimum. Hal ini juga dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan pada siklus 2 lebih menarik dan mudah untuk di manfaatkan. Refleksi pada tindakan siklus 2 ini, peneliti tidak menemui kendala seperti pada siklus 1, karena persiapan lebih matang baik dari obyek dan subyek, setting kelasnya maupun bahan dan media yang digunakan. 5. Pembelajaran aktif Dalam strategi pembelajaran keaktifan anak didalam melaksanakan kegiatan sangatlah penting karena dari situ anak akan memperoleh pengalaman langsung mengerjakan sesuatu sebagai bekal pengetahuannya. Berdasarkan observasi pada siklus 1 dan siklus 2, menunjukkan hasil peningkatan fisik motorik halus melalui kegiatan kolase menggunakan bahan alam. Setelah dilaksanakan pembelajaran fisik motorik halus melalui kegiatan kolase dengan bahan alam, terlihat respon anak di PGTK Harum Mulia sangat baik, yaitu anak lebih kreatif dalam hasil karya yang berhubungan dengan alam, anak lebih teliti dan sabar dalam menyelesaikan kegiatan, anak lebih mandiri dan berkosentrasi dalam pembelajaran. 6. Kesesuaian Teori dan Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini memfokuskan pada peningkatan kemampuan fisik motori halus anak untuk melatih kelenturan jari jemari dan pergelangan tangan, dan mata. Karena dari kelenturan gerak jari dan pergelangan tangan dapat menghasilkan suatu karya yang kreatif dan bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Endyah Murniati (2012: 105) yang mengatakan bahwa karya-karya kreatif seseorang dapat distimulus mulai lahir dalam wujud yang konkret, periode produktif dapat dicapai dengan kegiatan-kegiatan kreatif jauh sejak 12

masa kanak-kanak yang didukung oleh lingkungan, salah satunya adalah kegiatan kolase. Begitu juga pendapat Yudha dan Rudiyanto (2004) yang mengatakan bahwa perkembangan motorik merupakan perubahan perilaku yang merefleksikan interaksi antar kematangan organisme dan lingkungan setiap individu. Pada pelaksanaan kegiatan kolase telah ada kemajuan pada semua kegiatan sehingga evaluasi dan refleksi telah ditetapkan oleh guru dengan baik. Pada siklus II dapat dikatakan bagus karena tindakan-tindakan yang dilakukan oleh peneliti dalam usaha meningkatkan kemampuan fisik motorik halus melalui kegiatan kolase dengan bahan alam telah berhasil. Adapun prosentase keberhasilan belajar anak sebesar 80%, sehingga pembelajaran dapat dikatakan berhasil pada siklus II ini. Menurut Sanjaya (2006: 106) mengatakan bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila 75% peserta didik terlihat secara aktif, antusias, motivasi, baik secara fisik, mental, maupun sosial selama proses pembelajaran, dan setidaknya anak didik mengalami perubahan positif dan output yang bermutu tinggi. Berdasarkan keberhasilan penelitian ini melalui siklus I dan siklus II dengan menggunakan kegiatan kolase bahan alam, hipotesis yang mengatakan peningkatan kemampuan fisik motorik halus melalui kegiatan kolase dengan bahan alam pada siswa di PGTK Interaktif Harum Mulia tahun 2012 terbukti kebenarannya. Penutup Kegiatan kolase merupakan suatau cara atau penyajian materi pembelajaran dengan menghasilkan karya kretivitas yang berfungsi untuk membantu perkembangan fisik motorik halus. Kolase adalah suatu pengembangan ketrampilan menata suatu obyek pada sebuah gambar. Kegiatan kolase selain untuk pengembangan fisik motorik halus juga melatih rasa tanggung jawab dan emosional anak, karena dalam pengerjaaannya membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan kolase di taman kanak-kanak harum mulia adalah melatih daya pikir, daya tangkap, kosentrasi yang membantu perkembangan imajinasi, kreativitas, dan kelenturan gerakan tangan serta jari-jemari anak. 13

Bentuk penyajian proses pembelajaran ditaman kanak-kanak adalah terpadu antara bidang pengembangan satu dengan lainnya. Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk itu dengan adanya pembelajaran terpadu maka pengembangan model pembelajaran yang bervariasi dapat membantu pencapaian tujuan materi pembelajaran. Sedangkan kretifitas guru dalam pengembangan suatu materi dan model pembelajaran sangat penting guna mengoptimalkan proses belajar mengajar. Dari seluruh pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa: 1. Kegiatan kolase dengan bahan alam dapat meningkatkan perkembangan fisik motorik halus di PGTK Interaktif Harum Mulia klaten. Hal ini dikarenakan kolase dengan bahan alam merupakan pembelajaran yang nyata bagi anak dan anak-anak dapat menghasilkan karya sendiri sesuai dengan kretifitas dan kelenturan jari jemarinya. Dari kegiatan kolase ini juga memberikan bekal bagi anak untuk membentuk kepribadian yang mandiri dan percaya diri terhadap hasil yang diciptakan oleh tangan mereka sendiri. 2. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada anak melalui metode pemberian tugas dengan tujuan untuk melatih anak agar nantinya dapat lebih kreatif dan bertanggung jawab. 3. Hasil penelitian dapat dijadikan alat untuk merubah kegiatan menjadi lebih baik dan sesuai dengan perkembangan anak, jadi masukan dan saran dijadikan pedoman untuk mendukung pendidik melakukan kegiatan pembelajaran yang diharapkan. Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyampaikan saran-saran kepada pihak-pihak terkait antara lain: 1. Kepada guru hendaknya memaksimalkan metode dan model pembelajaran agar tidak membosankan serta memberikan pelatihan dan stimulus yang kreatif dan imajinatif agar kemampuan fisik motirk halus dapat meningkat. 14

2. Kepada kepala sekolah hendaknya lebih kreatif dalam menciptakan kondisi belajar yang memadai dengan memperhatikan fasilitas dan sarana sekolah seperti penyediaan alat peraga dan bahan-bahan materi pembelajaran yang mengandung unsur kreativitas. 3. Kepada peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut yang serupa dengan penelitian ini, terutama dalam meningkatkan fisik motorik halus. Dalam model pembelajaran ini masih banyak kekurangan yang dapat menimbulkan permasalahan baru dan memerlukan penelitian lebih lanjut. 15

Daftar Pustaka Anonim, 2012. (http:// repository.upi.edu/operator/upioad/s.paud 0703634 chapter 1.pdf). Arikunto, Suharsini dkk, 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Karya. Depdiknas, 2006. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas, 2006. Pedoman Pengembangan Silabus di Taman Kanak-Kanak, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral Pendidikan Non Formal dan Informal, 2010. P2PNFI Regional II Semarang. Hurlock, Elizabeth, B. 2001. Perkembangan Anak. Jakarta. Erlangga Kurniawati, Hakiki. 2011. Penerapan Pembelajaran Tehnik Kolase (http://library.um.ac.id/ptk/indek.php? Mod = detail & id =52565). Diakses pada 10 september 2012 pukul 8.12. Maleong, lexy, 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa, 2011. Penelitian Tindakan Kelas PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Murniati, Endyah. 2012. Pendidikan dan Bimbingan Anak Kreatif, Sleman Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. Muawanah, 2012. Perkembangan motorik halus anak (http://bidanku.com/indek.php?/). Diakses 10 september 2012 pukul 8.12. Purwaningsih, Sri. 2010. Perkembangan Kecakapan Hidup, Surakarta. Sujiono, Bambang. 2005. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta. UT 16

Sumantri, 2005. Model Pengembangan Ketrampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta. Surtikanti, 2010. Media Dan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini, Surakarta. Widati, 2011. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Metode melipat Kertas, Klaten. UMS. 17