lainnya Lahan yang sebagian besar ditutupi oleh tumbuhan atau bentuk alami lainnya

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

BAB 5 RTRW KABUPATEN

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN

BAB 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA Ruang dan Penataan Ruang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya merupakan kegiatan yang. dilakukan secara berkelanjutan dengan tujuan untuk mewujudkan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

19 Oktober Ema Umilia

BUPATI BREBES RANCANGAN

L.III - 1 BUPATI SUKABUMI, H. SUKMAWIAJAYA

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

REPUBLIK INDONESIA 47 TAHUN 1997 (47/1997) 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA)

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN BREBES TAHUN 2008

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN I - 1

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN TERHADAP KEBERADAAN KAWASAN LINDUNG TAMAN NASIONAL TESSO NILO DI KABUPATEN PELALAWAN, PROVINSI RIAU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU- PULAU KECIL WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TANJUNG JABUNG TIMUR

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL.

TATA GUNA LAHAN DAN PERTUMBUHAN KAWASAN

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

PANDUAN PENGAMATAN LANGSUNG DI LOKASI/KAWASAN WISATA TERPILIH

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

BAB III METODOLOGI, ASUMSI DAN PROSEDUR PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Contoh Tabel Pemeriksaan Mandiri Materi Muatan Rancangan Perda Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI TAHUN

EXECUTIVE SUMMARY Penyusunan Naskah Akademis Dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Penataan Menara Telekomunikasi Kota Malang Tahun 2012

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 16/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KABUPATEN BREBES PENCAIRAN BULAN OKTOBER-DESEMBER TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 15/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

REKAPITULASI SEKOLAH PENERIMA DANA BOS DIKMEN KABUPATEN BREBES TAHUN 2016 TAHUN ANGGARAN 2016 JUMLAH NO JENIS SEKOLAH JUMLAH DANA

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PER

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KONSERVASI TANAH DAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KABUPATEN BREBES PEMENUHAN KEKURANGAN TRIWULAN 3 & 4 TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

REKAPITULASI SEKOLAH PENERIMA DANA BOS DIKMEN KABUPATEN BREBES TAHUN 2016 TAHUN ANGGARAN 2016 JUMLAH NO JENIS SEKOLAH JUMLAH DANA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PANGKALPINANG

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

2017, No Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Warta Kebijakan. Tata Ruang dan Proses Penataan Ruang. Tata Ruang, penataan ruang dan perencanaan tata ruang. Perencanaan Tata Ruang

BAB IV GAMBARAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Titiek Suparwati Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial. Disampaikan dalam Workshop Nasional Akselerasi RZWP3K

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 47 TAHUN 1997 (47/1997) TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI RANDUSANGA INDAH KABUPATEN BREBES SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN TUGAS AKHIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LAMPUNG BARAT NOMOR 01 TAHUN 1994 TENTANG

FORMAT SURAT KEPUTUSAN MENTERI, KEPUTUSAN GUBERNUR, DAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENETAPAN PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

Sistematika Rancangan Peraturan Presiden tentang RencanaTata Ruang Pulau/Kepulauan dan RencanaTata Ruang Kawasan Strategis Nasional

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 16/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 10 TAHUN 2000 (10/2000) TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH

KONDISI GEOGRAFIS. Luas Wilayah (Ha)

12. Tarigan, Robinson Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bumi Aksara : Jakarta. 13. Virtriana, Riantini. 2007, Analisis Korelasi Jumlah Penduduk

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Tema : Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG KONSERVASI TANAH DAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

Keterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur

Transkripsi:

KEAN PERWUJUDAN POLA RUANG (DENGAN KRITERIANYA) DIBANDINGKAN DENGAN HASIL ANALISIS TUTUPAN LAHAN (CITRA SATELIT) Klasifikasi Tutupan Lahan disesuaikan dengan SNI 7645:2010 Klasifikasi penutup lahan. 1. Kawasan lindung No POLA RUANG 2.1.1 Kawasan hutan lindung hutan 2.1.2 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya : 2.1.2.1 Kawasan Bergambut - hutan 2.1.2.2 Kawasan resapan air - hutan - ladang/tegalan - persawahan - perkebunan - kebun campuran 2.1.3 Kawasan perlindungan setempat 2.1.3.1 Sempadan pantai - hutan 2.1.3.2 Sempadan sungai 2.1.3.3 Kawasan sekitar danau atau waduk 2.1.3.4 Kawasan sekitar mata air 2.1.3.5 Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal - ladang/tegalan - persawahan - pekebunan - kebun campuran 2.1.4 kawasan suaka alam, pelestarian alam & cagar budaya 2.1.4.1 Kawasan suaka alam - hutan 2.1.4.2 Kawasan suaka alam laut & perairan 2.1.4.3 Suaka margasatwa & suaka margasatwa laut 2.1.4.4 Cagar alam & cagar alam laut perairan - hutan 2.1.4.5 Kawasan pantai berhutan bakau - hutan 2.1.4.6 Taman nasional & taman nasional laut 2.1.4.7 Taman hutan rakyat 2.1.4.8 Taman wisata alam & taman wisata alam laut - hutan 2.1.4.9 Kawasan cagar budaya & ilmu pengetahuan - 2.1.5 Kawasan rawan bencana alam KETERANGAN tumbuhan baik alami maupun bbudidaya tumbuhan baik alami maupun budidaya -

No POLA RUANG 2.1.5.1 Kawasan rawan tanah longsor - hutan 2.1.5.2 Kawasan rawan gelombang pasang - hutan 2.1.5.3 Kawasan rawan bencana banjir - hutan 2.1.6 Kawasan lindung geologi 2.1.6.1 Kawasan cagar alam geologi - hutan 2.1.6.2 Kawasan rawan bencana alam geologi 2.1.6.3 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah 2.1.7 Kawasan lindung - 2.1.7.1 Cagar biosfer 2.1.7.2 Ramsar - hutan 2.1.7.3 Taman buru 2.1.7.4 Kawasan perlindungan plasmanutfah 2.1.7.5 Kawasan pengungsian satwa 2.1.7.6 Terumbu karang 2.1.7.7 Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi KETERANGAN 2. Kawasan budi daya No POLA RUANG 2.2.1 Kawasan hutan lindung 2.2.1.1 Hutan produksi terbatas HUTAN 2.2.1.2 Hutan produksi tetap 2.2.1.3 Hutan produksi yang dapat dikonversi 2.2.2 Kawasan hutan rakyat HUTAN 2.2.3 Kawasan peruntukan pertanian 2.2.3.1 Pertanian lahan basah PERSAWAHAN 2.2.3.2 Pertanian lahan kering - KEBUN CAMPURAN KETERANGA N

No POLA RUANG 2.2.3.3 hortikultura 2.2.4 Kawasan peruntukan perkebunan; dirinci berdasarkan jenis komoditas perkebunan yang ada - LADANG TEGALAN - PERKEBUNAN - KEBUN CAMPURAN 2.2.5 Kawasan peruntukan perikanan 2.2.5.1 Perikanan tangkap PERAIRAN LAUT 2.2.5.2 Budi daya perikanan PERAIRAN DARAT 2.2.5.3 Pengolahan ikan 2.2.6 Kawasan peruntukan pertambangan 2.2.6.1 Mineral & batubara 2.2.6.2 Minyak & gas bumi 2.2.6.3 Panas bumi 2.2.6.4 Air tanah di kawasan pertambangan 2.2.7 Kawasan perutukan industri 2.2.7.1 Industri besar 2.2.7.2 Industry sedang - BANGUNAN INDUSTRI - TANAH TERBUKA BANGUNAN INDUSTRI - PERMUKIMAN - BANGUNAN INDUSTRI 2.2.7.3 Industry rumah tangga 2.2.8 Kawasan peruntukan pariwisata 2.2.8.1 Pariwisata budaya 2.2.8.2 Pariwisata alam 2.2.8.3 Pariwisata buatan 2.2.9 Kawasan peruntukan permukiman 2.2.9.1 Permukiman perkotaan PERMUKIMAN 2.2.9.2 Permukiman perdesaan KETERANGA N Teknik kuantifikasi pada masing-masing indicator pola ruang adalah sebagai berikut : Klasifikasi pola ruang, informasi hasil pantauan prosentase simpangan diterjemahkan ke dalam rentang kualitatif, dari rendah hingga tinggi. Selanjutnya penilaian kualitatif ini dibuat dalam ukuran kuantitatif dengan skala 4 (nilai 0 sampai dengan 4), dimana 0 menunjukkan angka terendah (yang brearti terjadi tidak ada kesesuaian) dan 4 menunjukkan angka tertinggi (yang berarti telah sesuai). Dengan klasifikasi sebagai berikut : - > 99% : tidak ada kesesuaian dengan nilai 0-50% - < 99 % : simpangan tinggi dengan nilai 1-25% - < 50 % : simpangan sedang dengan nilai 2-1% - < 25% : simpangan rendah dengan nilai 3-0 % - < 1 % : kesesuaian sempurna dengan nilai 4 Untuk selanjtnya tata cara menghitung perentase sub indicator dan indicator pola ruang sama dengan tata cara struktur ruang, hanya saja pada bagian Nilai Simpangan dibagi Nilai Maksimum yang besarnya adalah 4 (maks) Hasil Penilaian dan pembobtan terhadap pola ruang kabupaten brebes dapat dilihat pada tabletabel di bagian berikut ini.

TABEL MATRIKS PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN TERHADAP POLA RUANG KABUPATEN BREBES (1) 1 : KAWASAN LINDUNG AKTUAL (2012-2013) NILAI SIMPANGAN/ NILAI MAKS. RTRW KAB. BREBES 2030 SIMPANGAN PERSENTASE (%) & SUB POLA RUANG SUB LOKASI LUAS (HA) LUAS (HA) (%) (0-4) 1 Kawasan Lindung 34.38% 1.1 Kawasan hutan lindung Kecamatan Paguyangan, kecamatan sirampog, kecamatan Salem, 5,247.31 3,547.58 32.39% 0.50 12.50% Kecamatan Bantarkawung, Kecamatan Ketanggungan, dan 2 Kecamatan Banjarharjo 1.2 kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya 1.2. 1 Kawasan Resapan Air Rencana kawasan resapan air di Kabupaten Brebes ditetapkan disebagian wilayah Kecamatan Banjarharjo, Bantarkawung, Bumiayu, Ketanggungan, Larangan, Paguyangan, Salem, Sirampog, dan Tonjong 21,093.59 19,872.31 5.79% 3 0.75 18.75% 1.3 Kawasan perlindungan setempat Sepanjang pantai utara dari Kecamatan Brebes sampai Kecamatan Losari tersebar disepanjang sungai-sungai di Kabupaten Brebes 1. Waduk Mahalayu Kec. Banjarharjo 2. Waduk Penjalin Kec. Paguyangan Kec. Salem, Bantarkawung, Paguyangan, Bumiayu, Sirampog, Tonjong, Banjarharjo, Ketanggungan 17,890.27 14,813.21 17.20% 3 0.75 18.75% 1.4 Kawasan suaka alam, pelestarian alam & cagar budaya; 1.4. 1 Cagar alam Kawasan Telaga Renjeng sebagai kawasan perlindungan alam yang berlokasi di Desa Pandansari Kecamatan Paguyangan 1.4. Kawasan Muara Sungai (Estuari) Muara Suangi Kaliangsa, Muara sungai Pemali di Kecamatan 2 Brebes, Muara Sungai Balaikambang, Muara Sungai Luwungmalang di Kecamatan Wanasari, Muara Sungai Bangsri, Muara Sungai Pakijangan, Muara Sungai Kluwut di Kecamatan Bulakamba, Muara Sungai Babakan, Muara Sungai Kabuyutan, Muara Sungai Sinung, Muara Sungai Tanjung di Kecamatan Tanjung dan Muara Sungai 1.4. 3 Kawasan pantai berhutan bakau Bancang, Muara Sungai Cisanggarung di Kecamatan Losari Kecamatan Losari (Desa Limbangan, Karangdempel, Prapag lor, Prapag Kidul dan Kecipir) Kecamatan Tanjung (Desa Krakahan dan Desa Pengaradan) Kecamatan Bulakamba (Desa Grinting, Pulogading dan Bangsri) Kecamatan Wanasari (Desa Sawojajar) Kecamatan Brebes (Desa Kaliwlingi dan Desa Randusanga Kulon) 44.30 12.06 72.78% 58.14 58.14 0.00% 0.63 0.63 0.00% 1 4 4 0.75 18.75% TOTAL KAWASAN LINDUNG 44,334.24 38,303.93 13.60% 2.75 68.75% Sumber : Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Penataan Ruang di Wilayah 1 Berbasis GIS, Direktorat Bina Program dan Kemitraan, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum, 2013

TABEL MATRIKS PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN TERHADAP POLA RUANG KABUPATEN BREBES (2) 2 : KAWASAN BUDIDAYA AKTUAL (2012-2013) NILAI SIMPANGAN/ NILAI MAKS. RTRW KAB. BREBES 2030 SIMPANGAN PERSENTASE (%) & SUB POLA RUANG LOKASI LUAS (HA) LUAS (HA) (%) (0-4) SUB 2 Kawasan budi daya 27.08% 2.1 Kawasan peruntukan hutan produksi 2.1.1 Hutan Produksi Terbatas Kecamatan Banjarharjo, Ketanggungan, Paguyangan, Salem, 10,004.98 6,904.51 30.99% 2 0.38 5.36% Bantarkawung, Tonjong, Bumiayu, dan Sirampog 2.1.2 Hutan Produksi Tetap Kecamatan Larangan, Songgom, Tonjong, Ketanggungan, Banjarharjo, Losari, Bumiayu, Paguyangan, Bantarkawung dan Salem 20,542.70 7,927.81 61.41% 1 2.2 Kawasan peruntukan pertanian 2.2.1 Pertanian lahan basah Seluruh kecamatan Kabupaten Brebes 38,033.20 29,949.83 21.25% 3 0.67 9.52% 2.2.2 Pertanian lahan kering Kecamatan Sirampog, Paguyangan, Ketanggungan, Bantarkawung, Salem, 8,363.56 5,780.84 30.88% 2 dan Banjarharjo 2.2.3 Hortikultura Kecamatan Ketanggungan, Larangan, Banjarharjo, Songgom, Salem, Tonjong, Losari, Wanasari, Bulakamba, Brebes, Paguyangan, Sirampog, Tanjung, dan Bumiayu 4,691.24 4,434.24 5.48% 3 2.3 Kawasan peruntukan perkebunan Tersebar di wilayah Kabupaten Brebes 15,451.81 3,645.82 76.41% 1 0.25 3.57% 2.4 Kawasan peruntukan perikanan Budidaya Tambak : Kecamatan-kecamatan pesisir Kabupaten Brebes 8,429.79 8,130.95 3.54% 4 1.00 14.29% Budidaya Perikanan Darat : Kecamatan Salem, Bantarkawung, Banjarharjo, Bumiayu, Ketanggungan, Paguyangan, Sirampog, dan Tonjong. 2.5 Kawasan peruntukan industri Kawasan peruntukan industri menengah dan besar dikembangkan di sepanjang jalan Arteri primer pantura yang mencakup wilayah kecamatan losari, tanjung, bulakamba dan wanasari industri menengah dengan sifat kegiatan agro industri di sekitar jalan arteri Kecamatan Paguyungan 0.11-100.00% 0 0.00 0.00% 2.6 Kawasan peruntukan pariwisata Pantai Randusanga Indah di Kecamatan Brebes 237.80 237.80 0.00% 4 1.00 14.29% 2.7 Kawasan peruntukan permukiman Tersebar di wilayah Kabupaten Brebes 15,929.59 10,810.48 32.14% 2 0.50 7.14% TOTAL KAWASAN BUDIDAYA 121,684.78 77,822.28 36.05% 3.80 54.17% Sumber : Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Penataan Ruang di Wilayah 1 Berbasis GIS, Direktorat Bina Program dan Kemitraan, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum, 2013

Pembahasan Hasil Dari hasil monitoring dan evaluasi dengan menggunakan teknik overlay dengan menggunakan Sistem Informasi Geofrafis (SIG) dapat dilihat kesesuaian luas pola ruang RTRW Kabupaten Brebes Tahun 2030. Untuk lebih jelasnya mengenai kesesuaian pola ruang Kbaupaten Brebes dapat dilihat pada table dan gambar dibawah ini : TABEL REKAPITULASI HASIL MONITORING DAN EVALUASI POLA RUANG Peruntukan Ruang Luas (Ha) % Grup Indikator % Indikator Utama Lindung Sesuai 38,303.93 86.40% 23.07% Lindung Tidak Sesuai 6,030.31 13.60% 3.63% 44,334.24 100.00% 26.70% Budidaya Sesuai 77,822.28 63.95% 46.88% Budidaya Tidak Sesuai 43,862.50 36.05% 26.42% 121,684.78 100.00% 73.30% TOTAL POLA RUANG 166,019.02 100.00% TOTAL POLA RUANG 116,126.21 69.95% TOTAL POLA RUANG TIDAK 49,892.81 30.05% Jumlah Total 166,019.02 100.00% Hasil Monitoring dan evaluasi pola ruang RTRW Kabupaten Brebes dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Berdasarkan nilai indicator-indikator pola ruang tersebut di atas maka nilai untuk Grup Indikator POLA RUANG Kabupaten Brebes adalah : 61,46% yang didapat dari penjumlahan : Indicator kawasan lindung = 34,38% Indicator perwujudan kawasan budidaya = 21,08% 2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara luas rencana pola ruang yang terdapat di Materi Teknis RTRW Kabupaten Brebes (Perda) dengan luas yang dihitung berdasarkan polygon pola ruang GIS (,shp) yang ersumber dari Pemerintah Daerah Brebes. Yang signifikan perbedaannya antara lain adalah pertanian lahan basah (sawah) dan pertanian lahan kering. 3. Inkonsisten perwujudan pola ruang tertinggi dialami oleh rencana cagar alam, kawasan perkebunan, hutan produksi tetap (di atas 50%)