BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat,

PERAWATAN PAYUDARA POST NATAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

Cara Mencuci Tangan yang Benar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an berarti menunjukkan adanya proses. Jadi

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Skinner (Notoatmodjo, 2007), merumuskan perilaku sebagai. respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari

Pemberian ASI Di Fasilitas Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Engorgement) itu dikarenakan penyempitan pada duktus laktiferus,

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGETAHUAN 1. Apakah ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a. Ya b. Tidak 2. Apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS MEUREUBO KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN RAWAT GABUNG DAN BAYI RS. MITRA KELUARGA JL. BUKIT GADING RAYA KAV. 2 KELAPA GADING PERMAI JAKARTA 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 1996).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. tim, kecuali vitamin, mineral dan obat (Prasetyono, 2009).

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Eliska Mayasari / adalah mahasiswi D-IV Bidan

BAB 1 PENDAHULUAN. bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN KASUS. menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli,

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. operasional, pertanyaan penelitian dan hipotesis serta manfaat penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN. A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh

Melindungi kesehatan ibu :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

Puting Lecet. Posisi dan Pelekatan yang Tepat (Lihat lembar informasi Ketika Melekat)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Over Behaviour) di dasari pengetahuan. (Notoatmodjo, 2007) Menurut Taufik (2007), pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimiliki (mata, hidung, telinga dan lainnya). Pengetahuan adalah kesan didalam fikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (Belief) takhayul (Superstitions) dan penerangan-penerangan yang keliru. Manusia sebenarnya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk yang sadar, kesadaran manusia dapat disimpulkan dan kemampuannya untuk berpikir, berkehendak dan merasa (Soekanto, 2002). 2.1.2. Tujuan Pengetahuan Menurut Sarjono S, 2002, tujuan pengetahuan terdiri dari 2 yaitu : 1. Untuk mendapatkan kepastian serta menghilangkan prasangka akibat ketidakpastian. 2. Lebih mengetahui dan memahami

2.1.3. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan mempunyai 6 tingkat. 1. Tahu ( Know) Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagai nya terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya. 4. Analisa ( Analysis) Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5. Sintesis ( Synthesis) Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada misalnya dapat menyusun, merencanakan

dan meringkaskan dan dapat menyesuaikan dan terhadap suatu teori yang ada. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditemukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada ( Notoatmodjo, 2003). 2.1.4. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Lukman, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu: a. Umur Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses- proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur belasan tahun. Selain itu Abu Ahmadi (2001), juga mengemukan ahwa daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. b. Intelegensi Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berpikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan (Khayan, 1997). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseoarng akan berpengaruh pula terhadap tingakat pengetahuan.

c. Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertamabagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga halhal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. d. Sosial budaya Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. e. Pendidikan Menurut Notoadmojo (1997) pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut Wied Hary A. (1996), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin baik pula pengetahuannya. f. Informasi Menurut Wied Hary A (1996) informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. g. Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoadmojo, 1997). 2.2. Sumber Informasi Sumber informasi adalah asal dari suatu informasi atau data yang diperoleh. Sumber informasi ini dikelompokkan dalam 3 golongan yaitu : 1. Sumber informasi dokumenter merupakan sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen resmi maupun dokumen tidak resmi. Dokumen resmi adalah bentuk dokumen yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dibawah tanggung jawab instansi resmi. Dokumen tidak resmi adalah segala bentuk dokumen yang berada atau menjadi tanggung jawab dan wewenang badan instansi tidak resmi atau perorangan. Sumber primer atau sering disebut sumber data dengan pertama dan hukum mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi tersebut. 2. Sumber kepustakaan Kita telah mengetahui bahwa didalam perpustakaan tersimpan berbagai bahan bacaaan dan informasi dan berbagai disiplin ilmu dari buku, laporan-laporan penelitian, majalah ilmiah, jurnal dan sebagainya. 3. Sumber informasi lapangan Sumber informasi akan mempengaruhi bertambahnya pengetahuan seseorang tentang suatu hal sehingga informasi yang diperoleh dapat terkumpul secara keseluruhan ataupun sebagainya (Notoadmodjo, 2003). 2.3. Karakteristik Ibu Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu 2.3.1. Pengertian Ibu Ibu adalah seorang wanita yang terikat pernikahan atau tidak dan telah melahirkan anak.

2.3.2. Umur Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikanpenyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang dapat membacanya dengan mudah dan melihat pola kesakitan atau kematian menurut golongan umur. Persoalan yang dihadapi adalah apakah umur yang dilaporkan tepat, apakah panjangnya interval didalam pengelompokan cukup untuk tidak menyembunyikan peran umur dapat dibandingkan dengan pengelompokkan umur pada penelitian orang lain. Untuk keperluan perbandingan maka WHO menganjurkan pembagianpembagian umur sebagai berikut : 1. Menurut tingkat kedewasaan : 0-14 tahun : Bayi dan anak 15-49 : Orang muda dan dewasa 50 tahun : Orang tua 2. Interval 5 tahun < 1 tahun 1-4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003) 15-49 tahun : Orang muda dan dewasa 50 tahun : Orang tua 2.3.3. Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik matang pada individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya. Untuk mencapai nilai-nilai hidup merupakan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih tahu dan sebagainya) dalam

mencapai tujuan tersebut seseorang individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar (Notoatmodjo, 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan seseorang dibedakan menjadi dua yaitu faktor intern dan ekstern. 1. Faktor intern : Mencakup kecerdasan persepsi, emosi, motivasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. 2. Faktor ekstern : Meliputi lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik, seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya. Semakin sempurna atau semakin baik, faktor intern dan ekstern yang mempunyai perilaku seseorang mengenai suatu hal semakin baik tingkat pengetahuan orang tersebut. (Notoatmodjo, 2003). 2.4. Definisi Ibu Hamil Ibu hamil adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. (Williams MA, 1990). 2.5. Teknik Menyusui yang Baik dan Benar 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui 2. Ibu duduk atau berbaring santai 3. Payudara dipijat atau massage supaya lemah 4. Tekan areola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar beberapa tetes air susu ibu. 5. Olesi air susu ibu tersebut pada puting susu dan areola sekitarnya sebelum menyusui 6. Bayi diletakkan dipangku bila ibu duduk, dan disebelah ibu bila ditidurkan. 7. Ibu harus memegang payudara dengan posisi ibu jari ke atas dan kempat jari lainnya dibagian bawah payudara.

8. Sebagai besar areola payudara harus berada didalam mulut bayi, puting ibu harus masuk kedalam mulut bayi, saat pertama kali menyusui, bantu sibuah hati menemukan puting ibu, sesudah beberapa hari, tanpa perlu dibantu lagi ia akan langsung mencari puting begitu didekatkan pada payudara ibu. 9. Setiap payudara harus disusukan sampai kosong, ± 10-15 menit. Apabila ibu menyusui pada satu sisi, maka payudara yang satu akan lebih sering kosong. 10. Bayi menyusui pada dua payudara bergantian, sesudah payudara terasa kosong. 11. Bila akan melepaskan mulut bayi dari puting susu, masukkan ibu jari kelingking antara mulut bayi dan payudara. 12. Sesudah selesai menyusui, oleskan air susu ibu pada puting susu dan areola sekitarnya serta dibiarkan kering oleh udara. 13. Bayi digendong dibahu ibu atau dipangkuan supaya dapat disendawakan. 14. Periksa kondisi panyudara,mungkin ada luka pecah-pecah atau berbendung. 15. Selagi menyusui dengan salah satu payudara, payudara yang lain dibiarkan bebas. 16. Jangan menutupinya dengan bra ketat supaya hormon pembuat susu tetap berproduksi. 17. Bayi menyusui setiap kali membutuhkan sebagian dengan posisi berubah-ubah. 18. Maka susui bayi kapanpun ia menginginkannya. Ingat produksi air susu ibu ditentukan seberapa banyak bayi menyusui. 19. Pakailah bahan penyerapan air susu ibu dibalik BH diluar waktu menyusui ( Indriarti, 2007).

2.6. Perawatan Payudara pada Ibu Menyusui Perawatan payudara tidak hanya melakukan sebelum melahirkan tetapi juga dilakukan setelah melahirkan. Perawatan yang dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga mempelancar pengeluaran air susu ibu. Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan dalam perawatan payudara : 1. Siapkan alat dan bahan berikut ini a. Minyak kelapa b. Gelas susu c. Air panas dan air dingin dalam wadah/baskom kecil d. Waslap/sapu tangan dari handuk e. Handuk bersih. 2. Lakukan langkah pengurutan payudara pertama Terdiri dari empat gerakan, yang dilakukan pada kedua payudara selama lima menit. Berikut tahap-tahap yang dilakukan pada pengurutan pertama. a. Licinkan kedua tangan dengan minyak b. Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara c. Lakukan pengurutan dimulai kearah atas, lalu telapak tangan kiri keatas sisi kiri dan telapak tangan kanan ke arah sisi kanan. d. Lakukan terus mengurut ke bawah/ke samping, selanjutnya pengurutan melintang. Telapak tangan mengurut kedepan, lalu kedua tangan dilepas dari payudara. e. Ulang gerakan 20-30 kali setiap satu payudara. 3. Pengurutan kedua Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua atau tiga jari tangan kanan membuat gerakkan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara dua berakhir pada puting susu. Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan, lakukan dua kali gerakkan pada setiap payudara.

4. Pengurutan kedua Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi ke arah puting susu. Lakukan gerakan sekitar 30 kali. 5. Pengompresan Lakukan tahap pengompresan, sebelumnya siapkan alat dan bahan berupa dua buah wadah/baskom kecil yang masing-masing diisi dengan air hangat dan air dingin serta dua buah waslap/sapu tangan dari bahan handuk. Selanjutnya kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama dua menit, lalu ganti dengan kompres waslap dingin selama satu menit. Kompres bergantian selama tiga kali berturut-turut dan akhiri dengan kompresi air hangat. 6. Pengosongan ASI Pengosongan ini dimaksudkan dengan mencegah pembendungan ASI. Berikut ini tahap-tahap yang harus dilakukan : a. Sediakan gelas untuk menampung air susu (jika air susu akan disimpan, gunakan yang steril). b. Keluarkan air susu dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk kira-kira 2,5-3 cm dari punting susu. c. Letakkan jari-jari tersebut sedemikian rupa sehingga penampungan air susu berada dibawahnya. d. Tekan payudara kearah dada dan perhatian agar jari-jari jangan digerakkan. Angkat payudara yang agak besar dahulu, lalu tekankan ke arah dada. e. Gerakan ibu jari dan telunjuk ke arah punting susu menekan dan men gosongkan tempat penampungan susu pada payudara tanpa rasa sakit. f. Ulangi gerakan ibu untuk mengosongkan daerah penampungan air susu. Gunakan kedua tangan pada masing-masing payudara (Meilyna, 2003).

2.7. Defenisi ASI 2.7.1. Pengertian ASI adalah makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan-bulan pertama, karena mengandung zat gizi yang diperlukan bayi untuk membangun dan menyediakan energi (Solihin Pudjiadi, 2000). ASI eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi tnpa makanan tambahan lainnya ataupun cairan lainnya seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat apapun seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim sampai usia enam bulan (Oetami Roesli, 2000 ). 2.7.2. Tujuan Pemberian ASI 1. Untuk kehangatan bayi dan untuk mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir. 2. Membantu terjadinya kontraksi sebelum plasenta lahir. 3. Untuk membantu mengeluarkan ASI dan memperlancar ASI. 4. Mendorong, memberi kesempatan dan memudahkan ibu menyusui sedini mungkin untuk mencegah hipotermia pada bayi baru lahir. 5. Mencegah terjadinya kehilangan panas atau hipotermia (I. GDE, 2006). 2.8. Manfaat Pemberian Air Susu Ibu Bagi Bayi 1. Air susu ibu juga mengandung protein yang lebih spesifik untuk melindungi bayi dan alergi. 2. Secara alamiah air susu ibu memberikan kebutuhan yang sangat sesuai dengan usia kelahiran bayi. 3. Air susu ibu juga bebas kuman karena diberikan langsung dari payudara sehingga kebersihannya terjamin. 4. Suhu air susu ibu sesuai dengan kebutuhan bayi, tidak terlalu panas atau dingin. 5. Air susu ibu lebih mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi.

6. Air susu ibu mengandung banyak kadar seknium yang melindungi gigi dari kerusakan. 7. Menyusui akan melatih daya isap bayi dan membantu membentuk gigi dari kerusakan (Melltyna, 2003). 2.9. Keuntungan Pemberian ASI 1. Memudahkan pengasuhan 2. Membantu pemberian ASI sedini mungkin 3. Memudahkan penyesuaian diri dengan orang baru dikenal 4. Bayi menjadi tidak rewel (Jones, 2005). 2.10. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memberikan ASI pada bayi : 1. Perubahan Sosial Budaya Perubahan sosial budaya ini dapat dicontohkan misalnya ibu bekerja atau memiliki kesibukan sosial lainnya. Selain itu budaya meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu formula kepada anaknya. 2. Faktor Psikologis Faktor psikologis ini dapat dicontohkan seorang ibu takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita dan mungkin seorang ibu merasa tertekan batinnya. 3. Faktor Fisik Ibu Ibu sakit apabila menyusui bayinya karena payudaranya terasa nyeri apabila digunakan untuk menyusui. 4. Kurangnya petugas kesehatan Sedikitnya jumlah petugas kesehatan membuat masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat memberikan ASI. 5. Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI 6. Keterangan yang salah Keterangan yang salah datangnya dari petugas kesehatan yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng.

2.11. Masalah- masalah yang dihadapi ibu menyusui. 1. Puting Susu Datar/ Terbenam Pada awalnya bayi akan mengalami kesulitan, tetapi setelah beberapa minggu dengan usaha yang ekstra, puting susu yang datar akan menonjol keluar sehingga bayi dapat menyusu dengan mudah. Usaha untuk mengeluarkan puting susu yang terbenam ini dapat dilakukan dengan cara menyusui bayi segera secepatnya setelah lahir bayi aktif dan ingin menyusu. Menyusui bayi sesering mungkin akan menghindarkan payudara terisi terlalu penuh dan memudahkan bayi untuk menyusu. Mengeluarkan ASI secara manual sebelum menyusui dapat membantu bila terdapat kandungan payudara dan puting susu tertarik ke dalam. Pompa ASI yang efektif (bukan yang berbentuk terompet atau bentuk squeeze dan bulb) dapat dipakai untuk mengeluarkan puting susu pada waktu menyusui (Depkes RI, 2001). 2. Puting Susu Nyeri Pada umumnya ibu akan mengalami sakit pada waktu awal menyusui. Rasa nyeri ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri ini akan menghilang. Cara menanganinya adalag dengan memastikan posisi menyusui sudah benar. Memulai menyusui pada puting susu yang tidak sakit guna membantu mengurangi sakit pada puting susu yang sedang sakit. Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI, oleskan di puting susu dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu kering. Jangan membersihkan puting susu dengan sabun. Hindarkan puting susu menjadi lembab (Depkes RI, 2001). 3. Puting Susu Lecet Puting susu yang nyeri, bila tidak segera ditangani dengan benar akan menjadi lecet, sehingga menyusui akan terasa menyakitkan dan dapat mengeluaran darah. Puting susu yang lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush (candidiasis) atau dermatitis. Hal ini dapat diatasi dengan cara mengobati puting susu yang lecet dan memperhatikan posisi menyusui. Apabila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit untuk sementara memberikan kesempatan

lukanya sembuh. Mengeluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan ASI. Memberikan ASI perah dengan sendok atau gelas tetapi jangan dengan dot. Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan waktu yang lebih singkat. Apabila lecet tidak sembuh dalam1minggu, rujuk ke Puskesmas. Posisi menyusui yang benar adalah bayi diletakkan menghadap ibu, perut bayi menempel ke perut ibu, telinga bayi segaris dengan lengan, mulut bayi terbuka lebar, bibir lengkung keluar, dagu menempel pada payudara, sebagian besar areola tak kelihatan (Depkes RI, 2001). 4. Payudara Bengkak Pada hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah banyak. Penyebab payudara bengkak adalah posisi mulut bayi dan puting susu ibu yang salah. Produksi ASI berlebih. Terlambat menyusui. Pengeluaran ASI yang jarang. Waktu menyusui yang terbatas. Cara mengatasinya adalah dengna menyusui bayi sesering mungkin tanpa terjadwal/tanpa batas waktu. Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan/pompa ASI yang efektif sebelum menyusui. Sebelum menyusui dapat dikompres dengan air dingin untuk mengurangi oedema (Depkes RI, 2001). 2.12. Komposisi ASI Komposisi ASI tidak konstan atau tidak sama dari waktu ke waktu. Menurut I Dewa Nyoman Supariasa Dkk (2001), diantara faktor yang mempengaruhi komposisi ASI adalah stadium laktasi yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu: 1. Kolostrum Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae. Kolostrum ini berlangsung sekitar tiga sampai empat hari setelah ASI pertama kali keluar. Kolostrum mempunyai karakteristik yaitu cairan ASI lebih kental dan berwarna lebih kuning dari pada ASI mature. Lebih banyak

mengandung protein dimana protein pada umumnya adalah gama globulin. Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan denagn ASI mature dan dapat memberikan perlindungan pada bayi sampai usia enam bulan. Kadar karbohidrat dan lemaknya lebih rendah daripada ASI mature. Lebih tinggi mengandung mineral terutama sodium dibandingkan ASI mature. Ph lebih alkali. Total energinya hanya 58 kalori/100 ml kolostrum. Vitamin yang larut lemak lebih banyak dibandingkan ASI mature sedangkan vitamin yang larut air dapat lebih tinggi atau rendah. Bila dipanaskan akan menggumpal. Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lecitinin dibandingkan ASI mature. Volume kolostrum berkisar 150-300 ml/ 24 jam. 2. ASI Peralihan Air susu peralihan merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI mature. ASI peralihan berlangsung dari hari keempat sampai hari kesepuluh dari masa laktasi. Beberapa karakteristik ASI peralihan meliputi kadar protein lebih rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat lebih tinggi dibandingkan kolostrum serta volume ASI peralihan ini lebih tinggi dibandngkan dengan kolostrum. 3. ASI Mature ASI Mature adalah ASI yang disekresi pada hari ke sepuluh atau setelah minggu ke tiga sampai minggu ke empat dan seterusnya. Komposisi ASI masa ini relatif konstan. Karakteristik dari ASI mature ini adalah cairan berwarna kekuning-kuningan. Tidak menggumpal bila dipanaskan. Ph 6,6-6,9, terdapat anti microbial faktor. Kadar air dalam ASI mature 88 gram/ 100 ml. Volume ASI mature antara 300-850 ml/ 24 jam. 2.13. Volume ASI Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan, apabila bayi mulai menghisap payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi normal ASI diproduksi sebanyak 10-100 cc pada hari-hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai hari ke 14. Bayi yang sehat akan mengkonsumsi

sebanyak 700-800 cc ASI perhari, namun kadang-kadang ada yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc/ bahkan hampir 1 liter/hari dan tetap menunjukkan tingakt pertumbuhan yang sama. Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat yang berat baik pada waktu hamil maupun menyusui dapat mempengaruhi volume ASI. Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500-700 cc pada 6 bulan pertama usia bayi. 400 cc pada bulan ke 2 dan 300-500 cc pada tahun ke 2 usia anak. (Depkes RI, 2001). Volume ASI yang dapat dikonsumsi bayi dalam satu kali menyusu selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume dalam susu yang dapat diproduksi meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah ASI yang sedikit. Emosi seperti tekanan ( stress) atau kegelisahan merupakan faktor penting yang mempengaruhi jumlah produksi ASI selama minggu- minggu pertama menyusui. ( Sunoto, 2001).