BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memproduksi yaitu menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses ketercapaian ilmu dari berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. beratkan pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dan ada juga yang saling menjatuhkan. Namun sebenarnya mereka saling belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. edu-katif tergambarkan dengan adanya interaksi yang terjadi antar guru dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membentuk kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan pembelajaran yang terjadi. Seperti halnya seorang tenaga

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas X SMK Medikacom Kota Bandung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Berdasarkan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kriteria untuk mengetahui apakah kegiatan belajar mengajar itu berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah aset masa depan yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan salah satu proses penting, hasil belajar siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui apakah kegiatan belajar mengajar itu berhasil atau tidak, dapat dilihat dari proses pembelajaran, ada tidaknya perubahan yang diharapkan pada perilaku atau pribadi siswa. Pembelajaran yang ditawarkan pada kurikulum 2013 khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia menyuguhkan beberapa teks yang harus dikuasai, salah satu teks yang harus dipelajari pada kurikulum 2013 adalah teks eksplanasi kompleks. Teks ini dirasa asing pada pembelajaran kurikulum 2013 karena merupakan teks yang jarang digunakan pada proses pembelajaran. Keterampilan berbahasa atau (language arts, language skill) menurut Tarigan (2008: 1) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut me-nulis merupakan hal yang dianggap sulit bagi siswa. Menurut tim Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2008:1497) menulis (1) membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena 1

2 (pensil, kapur, dan lain-lain); dan (2) melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Tarigan (2008:3) menyatakan bahwa menulis merupakan salah satu kegiatan prodiktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan salah satu keterampilan tidak dapat dipisahkan untuk pengembangan siswa dalam berpikir. Menulis juga mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan cara menghasilkan karya. Menurut Zainurrahman (2013: 2) bahwa di antara keterampilan berbahasa yang lain, menulis merupakan salah satu keterampilan yang tidak dikuasai oleh setiap orang, apalagi menulis dalam konteks akademik (academic writing), seperti menulis esai, karya ilmiah, laporan penelitian, dan sebagainya. Menulis membutuhkan keahlian dibidangnya, mulai dari kalimatnya yang dapat dipahami oleh pembaca dan menulis menuangkan apresiasi seseorang ke dalam berkarya sehingga tujuan keinginan penulis dapat diketahui oleh pembaca. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis dirasa sulit dan masih banyak disajikan dalam bentuk teori. Hal ini menyebabkan kurangnya kebiasaan siswa dalam membuat sebuah tulisan. Agar menulis dirasa mudah harus seringkali melakukan kegiatan menulis, untuk latihan yang nantinya akan menjadi kebiasaan dan menganggap menulis sebagai kegiatan yang mudah. Menurut Gintings (2011: 86) seringkali seorang guru mengeluh karena siswa kurang berminat mengikuti pelajaran yang dibawakannya. Mengacu pada pendapat Gintings siswa kurang meminati proses pembelajaran yang seringkali 2

3 membuat siswa bosan. Jadi sebagai seorang guru, harus membangkitkan motivasi dan mendorong siswa untuk dapat menyenangi belajar dan akhirnya akan mencapai keberhasilan secrara maksimal dalam belajar. Menurut Badar (2014: 11) mengatakan bahwa, seorang guru harus bijaksana dalam menentukan suatu model yang sesuai sehingga dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog. Oleh karena itu, model yang digunakan pada pembelajaran mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog.adalah model inquiry learning. Gulo dalam Badar (2014: 74) model inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemapuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Mengonversi Teks Negosiasi ke dalam Bentuk Monolog dengan Menggunakan Model Inquiry Learning pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016. 3

4 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dihadapi pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam aspek menulis pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung adalah: a. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan yang sulit dikuasai dan memerlukan latihan. b. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. c. Pemilihan model pembelajaran yang menarik sehingga dapat memudahkan pemahaman siswa. Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang harus penulis perhatikan ketika pembelajaran ini dilaksanakan. Untuk itu, penulis harus mencari solusi bagaimana menyajikan pembelajaran yang efektif dan inovatif. 1.3 Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah 1.3.1 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut. a. Mampukah penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung? b. Mampukah siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog? 4

5 c. Tepatkah model inquiry learning diterapkan dalam pembelajaran mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung? 1.3.2 Batasan Masalah Agar memperoleh hasil penelitian yang baik dan mendalam, penulis membatasi masalah sebagai berikut. a. Kemampuan penulis yang diukur adalah kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog dengan menggunakan model inquiry learning. b. Kemampuan siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung yang diukur adalah mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog model inquiry learning. c. Ketercapaian model inquiry learning diukur dari kemajuan pengetahuan siswa dari prates ke pascates dalam pembelajaran mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog 1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. a. untuk mengetahui kemampuan penulis dalam melaksanakan pembelajaran mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog model inquiry learning; 5

6 b. untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandung dalam pembelajaran mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog; c. untuk mengetahui ketepatan model inquiry learning dalam pembelajaran mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandung. 1.4.2 Manfaat Penelitian penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak terkait. Adapun mamfaat yang diharapkan sebagai berikut. a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan akan memperluas wawasan dan menambah ilmu pengetahuan mengenai praktik-praktik di lapangan tentang pelaksanaan pembelajaran menulis, khususnya pada pembelajaran mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog menggunakan model inquiry learning. b. Bagi Guru Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan salah satu cara untuk guru dalam memilih model dan media pembelajaran yang lebih menarik, selain itu juga dapat memotivasi guru untuk lebih baik lagi dalam melaksanakan sebuah pembe-lajaran, sehingga membuat siswa menjadi lebih semangat dalam proses belajar dan siswa mampu membuat sebuah karya (teks) dengan hasil yang baik, terutama dalam mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog. 6

7 c. Bagi Peneliti Lanjutan Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya kearah yang lebih baik lagi. d. Bagi siswa Hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan siswa mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog menggunakan model inquiry learning. 1.5 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar alur logika berjalannya sebuah penelitian. Sugiyono (2013:91) mengatakan bahwa kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu, pada setiap penyusunan penelitian harus didasarkan pada kerangka berpikir. Dalam penelitian ini, penulis membuat kerangka pemikiran terlebih dahulu sebelum mengulas materi secara lebih mendalam agar materi yang ditulis tidak melenceng dari pemikiran utama. Kerangka pemikiran yang penulis rumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut. 7

8 Diagram 1.1 Kerangka Pemikiran Penggunaan model inquiry learning diharapkan dapat menarik minat siswa SMK Negeri 3 Bandung kelas X. Model inquiry learning sebagai alat peraga dalam pembelajaran mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog dengan mengembangkan proses kreatif pada siswa. Pembelajaran mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog dengan menggunakan model inquiry learning pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung. Penelitian one-group pretest-posttes design Penggunaan model inquiry learning Hasil penelitian meningkat 8

9 Dalam hal ini penulis beranggapan bahwa dalam melakukan sebuah penelitian, khususnya pada aspek kebahasaan (menulis) pada siswa kelas X SMK, dapat berjalan dan terencana sesuai dengan rancangan pembelajaran yang akan dibuat sebelum penulis melakukan tindakan pembelajaran. Melihat penelitian yang penulis buat, secara teoritis berpautan antara variabel yang akan diteliti, dalam hal ini peneliti akan melakukan tindakan satu kelas dalam melakukan penelitian, dikarenakan lebih mudah bagi penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog, untuk itu penulis mempergunakan metode penelitian sebagai cara yang digunakan dalam menyelesaikan masalah suatu penelitian yang tentunya dibuat secara terencana. Melihat rencana pembelajaran yang penulis buat di atas, penulis ingin mempergunakan model yang kreatif supaya dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik menjadi aktif dalam mengungkapkan hal-hal yang menarik dalam pikirannya dengan mempergunakan model inquiry learning. Dalam hal ini penulis akan mengamati siswa untuk menganalisis lebih mendalam kemampuan menulis teks dalam bentuk monolog dengan rasa ingin keingintahuan siswa yang sangat tinggi, maka dari itu data yang diperoleh dari hasil siswa harus benar-benar sesuai dengan rencana dan keinginan penulis. 9

10 1.6 Asumsi dan Hipotesis 1.6.1 Asumsi Asumsi adalah titik tolak logika berpikir dalam penelitian yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Dalam penelitian ini penulis mempunyai asumsi sebagai berikut: a. Penulis berasumsi telah mampu mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia, karena penulis telah lulus perkuliahan Mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) di antaranya: Pendidikan Pancasila, Peng Ling Sos Bud Tek, Inter-mediate English For Education, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Ke-warganegaraan; Mata Kuliah Keahlian (MKK) di antaranya: Teori Sastra Indonesia, Teori dan Praktik Menyimak, Teori dan Praktik Komunikasi Lisan; Mata Kuliah Berkarya (MKB) di antaranya: Analisis Kesulitan Membaca, SBM Bahasa dan Sastra Indonesia, Penelitian Pendidikan; Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) di antaranya: Pengantar Pendidikan, Psikologi Pendidikan, Profesi Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran; Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) di antaranya: PPL I (Microteaching), dan KPB. b. Mengonversi teks negosiasi adalah salah satu pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 KD 4.5 yaitu mengonversi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan (Tim Depdiknas). 10

11 c. Model pembelajaran yang cocok digunakan untuk mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog adalah inquiry learning. Menurut Badar (2014: 79) inquiry learning dirancang untuk mengajak siswa secara langsung masuk ke dalam bentuk pembelajaran ilmiah yang dapat meningkatkan pemahaman, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisi informasi. 1.6.2 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atau masalah yang perlu diteliti lebih lanjut melalui penelitian yang bersangkutan. Dari kerangka pemikiran di atas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: a. Penulis mampu merencanakan pembelajaran mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog dengan menggunakan model inquiry learning pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung. b. Siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung mampu mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog. c. Model inquiry learning efektif digunakan dalam pembelajaran mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung. 1.7 Definisi Operasional 11

12 Untuk menghindari kesalahan pengertian dan untuk lebih memperjelas pengertian ini, maka berikut ini dipaparkan definisi operasional berupa konsep yang dijadikan kata kunci penelitian sebagai berikut. a. Pembelajaran adalah merespon suatu proses, cara yang dilakukan untuk menjadikan siswa mengalami perubahan dan memperoleh kecakapan dari hal yang dipelajari. b. Mengonversikan merupakan mengubah atau menukar, mengonversikan perubahan dari suatu sistem/bentuk pengetahuan ke system atau bentuk lainnya. c. Negosiasi adalah proses perundingan dua belah pihak atau lebih yang masingmasing memiliki sesuatu yang dibutuhkan oleh pihak lainnya untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. d. Monolog adalah wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung. e. Model inquiry learning adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Berdasarkan definisi operasional di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog menggunakan Model inquiry learning adalah pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog atau penelitian dengan menggunakan model yang bisa mengarahkan siswa untuk mampu berpikir 12

13 secara sistematis, kritis, logis dan analitis. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mencoba melaksanakan penelitian pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung. 1.8 Stuktur Organisasi Skripsi Gambaran lebih jelas tentang isi dari keseluruhan skripsi disajikan dalam struktur organisasi skripsi berikut dengan pembahasannya. Struktur organisasi skripsi tersebut disusun sebagai berikut. a. Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan bagian awal dari skripsi yang menguraikan latar belakang penelitian berkaitan dengan kesenjangan harapan dan fakta di lapangan, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, asumsi, hipotesis dan struktur organisasi skripsi. b. Bab II Kajian Teori Bab ini berisi tentang kajian teori-teori yang sesuai dengan variabel dan analisis pengembangan materi pelajaran yang diteliti yang akan diteliti. c. Bab III Metode Penelitian Bab III berisi tentang deskripsi metode penelitian, mengenai lokasi, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 13

14 Bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian yang telah dicapai meliputi pengolahan data serta analisis temuan dan pembahasannya. e. Bab V Simpulan dan Saran. Bab ini menyajikan simpulan terhadap hasil analisis temuan dari penelitian dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian. 14